Rekam medis adalah rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas
pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medik/kesehatan kepada
seorang pasien (Ikatan Dokter Indonesia). Menurut Gemala Hatta, rekam medis
merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya,
termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleb
para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien.
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada
pasien di sarana pelayanan kesehatan (SK Men. PAN No. 135 tahun 2002).
1
Legal value
Rekam medis dapat.dijadikan bahan pembuktian di pengadilan.
Menyangkut masalah jaminan adanya kepastian hukum atas dasar
keadilan, dalam rangka usaha penegakan hukum (law enforcement) dan
pengembangan hukum baru yang lebih baik serta penyediaan bahan alat
bukti untuk menegakan keadilan.
Financial value
Rekam medis dapat dijadikan dasar untuk perincian biaya pelayanan
kesehatan yang harus dibayar oleh pasien. Menyangkut masalah urutan
kegiatan pelayanan medis. Tanpa adanya pendokumentasian tersebut
maka pembayaran terhadap pelayanan medis yang diberikan kepada
pasien tidak dapat dipertanggungjawabkan. Disisi lain,
pendokumentasian urutan kegiatan pelayanan medis tersebut juga dipakai
sebagai sumber perencanaan anggaran rumah sakit pada masa yang akan
datang.
Research value
Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan untuk penelitian dalam
lapangan kedokteran, keperawatan dan kesehatan. Mengandung bahan/
data/ informasi yang dapat dipergunakan sebagai objek penelitian dan
pengembagan ilmu pengetahuan.
Education value
Data-data dalam Rekam Medis dapat bahan pengajaran dan
pendidikan mahasiswa kedokteran, keperawatan serta tenaga kesehatan
lainnya. Semua pengamatan dikumpulkan, diatur, disimpan dan
disediakan untuk dipakai lagi. Menjadi sumber ingatan dan informasi
serta yang terpenting sebagai bahan pertanggungjawaban.
o Clear (jelas)
Rekam medis sebagai sarana komunikasi
2
o Data Pribadi
Nama, nomor KTP, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status
perkawinan, alamat sekarang, keluarga terdekat, pekerjaan, nama dokter
dan keterangan yang diperlukan untuk identifikasi lainnya.
o Data Finansial
Nama / alamat majikan / perusahaan, perusahaan asuransi yang
menanggung, tipe asuransi, nomor polisi dan sebagainya.
o Data Sosial
Kewarganegaraan / kebangsaan, hubungan keluarga, agama,
penghidupan, kegiatan masyarakat dan data data lain mengenai kedudukan
sosial pasien.
o Data Medis
Merupakan rekam klinis dari pasien, rekaman pengobatan yang
berkesinambungan yang diberikan kepada pasien selama ia dirawat di RS.
Data data ini memuat hasil hasil pemeriksaan fisik, riwayat penyakit,
pengobatan yang diberikan, laporan kemajuan pengobatan, instruksi
dokter, laporan lab klinik, laporan laporan konsultasi, anestesi, operasi,
formulir informed consent, catatan perawat dan laporan / catatan lain yang
terjadi dan dibuat selama pasien dirawat. Menurut PERMENKES No:
269/MENKES/PER/III/2008 data-data yang harus dimasukkan dalam
Medical Record dibedakan untuk pasien yang diperiksa di unit rawat jalan
dan rawat inap dan gawat darurat. Setiap pelayanan baik di rawat jalan,
rawat inap dan gawat darurat dapat membuat rekam medis dengan data-
data sebagai berikut:
A. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan
Data pasien rawat jalan yang dimasukkan dalam medical record
sekurang-kurangnya antara lain:
• Identitas Pasien
• Tanggal dan waktu.
• Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
• Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
• Diagnosis
• Rencana penatalaksanaan
• Pengobatan dan atau Tindakan
• Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
• Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik dan
persetujuan tindakan bila perlu.
3
• Tanggal dan waktu.
• Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
• Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
• Diagnosis
• Rencana penatalaksanaan
• Pengobatan dan atau Tindakan
• Persetujuan tindakan bila perlu
• Catatan obsservasi klinis dan hasil pengobatan
• Ringkasan pulang (discharge summary)
• Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan ksehatan.
• Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.
• Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik
4
• Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit
gawat darurat dan rencana tindak lanjut.
• Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.
• Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan
dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain dan pelayanan lain
yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.
• Jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan
• Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal
• Identitas orang yang menemukan pasien
5
medis dari rumah sakit yang terakreditasi memuat informasi yang cukup
untuk menetapkan diagnosis, terapi dan hasil terapi secara akurat.
6
medis lainnya juga membantu pelayanan klinis, termasuk ahli
farmasi, tenaga sosial, ahli gizi, konsultan diet, psikolog, Podiatris
(ahli mengobati kelainan kaki manusia dan khiropraktor (orang yang
mengobati penyakit dengan mengurut tulang punggung). Kelompok
ini memasukkan informasi ke dalam rekam medis secara langsung.
sedangkan fasilitas pelayanan lainnya seperti tekniker laboratorium
medis, tekniker radiologi membuat laporan tersendiri sebagai bagian
dari rekam medis pasien. keberadaan rekam medis akan menghindari
sifat lupa tenaga kesehatan saat menangani pasien yang banyak.
7
diagnosis akhir dan atau tindakan yang ditegakkan dokter (dokter yang
dimaksud adalah dokter utama yang merawat pasien dan bertanggung
jawab terhadap masa perawatan pasien) sesudah sesudah pasien
pulang perawatan. Diagnosis dicantumkan serta ditandatangi dokter
tersebut pada lembar Ringkasan Riwayat Pulang (Resume) atau
dengan tanda tangan secara on-line (Bila perangkat lunak telah
tersedia pada sistem rekam medis eletronik) (Electronik Signature).
8
A. Pembuatan
Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran
wajib membuat rekam medis. Rekam medis sebagaimana harus dibuat segera
dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan. Pembuatan rekam medis
dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah díberikan kepada pasien.
Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi ñama, waktu dan
tanda tangán dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan secara langsung, Dalam hai terjadi
kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan
pembetulan. Pembetulan hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan
tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibutuhi dokter, dokter gigi
atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.
C. Kerahasiaan
Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh
dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan
pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Informasi tentang identitas, diagnosis,
riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka
dalam hal untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan
aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah
pengadilan, permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri, permintaan
institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan untuk
kepentingan penelitian, pendidikan, audit medis, sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien. Dengan syarat harus dilakukan secara tertulis
kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
9
Penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pimpinan sarana pelayanan
kesehatan dapat menjelaskan isi rekam medis secara tertulis atau langsung
kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
10
serta Majelis Hakim dapat menentukan apakah telah terjadi tindakan
malpraktek, bagaimana terjadinya tindakan malpraktek dan untuk
menentukan siapa yang bersalah dalam kasus malpraktek tersebut.
Akibat membuka isi rekam medis tersebut maka petugas kesehatan dapat
dituntut karena membuka rahasia kedokteran dengan sanksi pidana,
melanggar pasal 322 KUHP dengan ancaman hukuman selama-lamanya 9
bulan, secara perdata pasien yang merasa dirugikan dapat menuntut
berdasarkan pasal 1367 jo 1367 KUH Perdata, dan sanksi administrasi karena
melanggar PP No.10 tahun 1966.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Atmadja DS, Basbeth F. Rekam Medis dan Aspek Medikolegal.
Disampaikan pada simposium dua hari. Trilogi Rahasia
Kedokteran, Malpraktek dan Peran asuransi. Jakarta : 28-29
Agustus 2004. 13 – 9.
2. Bagian Kedokteran Forensik. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 1994. 17 – 24.
3. Dahlan S. Hukum Kesehatan, Rambu – rambu bagi Profesi Dokter. 3rd
ed. Semarang : Universitas Diponegoro ; 2001. 73 – 83.
4. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Kompilasi
Peraturan Perundang – undangan terkait Praktik Kedokteran.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 2014. 79 –
85.
5. Guwandi J. Hukum Medik (Medical law). Jakarta : Balai Penerbit
FKUI;
2004. 229 – 236.
6. Harahap MY. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP,
Penyidikan dan Penuntutan. 2nd ed. Jakarta : Sinar Grafika ;
2001.
7. Habafiah MJ, Amir A. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. 3rd
ed.
Jakarta : EGC ; 1999. 56 – 65.
8. IDI. Rekam Medis/Kesehatan (Medical Record ). Lampiran SK PB IDI
No 315/PB/A.4/88.
9. Moeljatno. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana. Jakarta : Bumi
Aksara ; 1994. 27 - 8, 55, 141.
10. Sampurna B. Makalah Bioetik dan Hukum Kedokteran, Sebuah
Pengantar. Jakarta :1997. 24-9.
11. Wahyono A, Alit IB, Atmadja DS. Peran Rekam Medis dalam
Pelayanan
Forensik. Disampaikan pada Kongres Nasional III PDFI.
Semarang : 25 – 27 Juli 2004.
12
13