Anda di halaman 1dari 14

Askep Kegawat

Daruratan Trauma
Abdomen
Disusun oleh :
Albarra Dj Suleman (M18010001)
Oky Jumadil Tsaniyah (M18010004)
Wiranto I Obi (M18010007)
Apa itu Trauma Abdomen ?
• Kasus trauma Abdomen merupakan kegawatdaruratan pada
sistem pencernaan yang bisa terjadi karena trauma dan non
trauma. Pasien yang mengalami trauma abdomen ini timbul
secara mendadak dengan keluhan utamanya adalah nyeri dan
memerlukan penanganan segera. Ini terjadi karena adanya
suatu inflamasi/peradangan pada apenddiks secara akut atau
sudah terjadi perfokasi pada appendiks, usus tifus, tukak
lambung, pakreatitis akut, kolesistitis aku.
Etiologi Trauma Abdomen
• Dalam Bukunya yang berjudul “Keperawatan Kritis :
Pendekatan Holistik” Hundak & Gallo 2001 mengatakan bahwa
dominasi trauma yang terjadi pada abdomen, umumnya
banyak di akibatkan oleh rauma tumpul, yang disebabkan oleh
kecelakaan kendaraan bermotor, deselerasi yang tidak
terkontrol merupakan kekuatan yang menyebabkaan trauma
pada saat tubuh pasien terkena setir mobil atau benda tumpul
lainnya dan kecepatan dari trauma benda tumpul tersebut.
Manifestasi Klinis Trauma Abdomen
1. Nyeri
2. Darah dan cairan
3. Cairan atau udara dibawah diagfragma
4. Mual dan muntah
5. Cairan atau udara dibawah diagfragma
6. Peurunan kesadaran dengan interpretasi :malaise, letargi,
gelisah)
Patofisiologi

• Jika pada pasien terjadi suatu trauma penetrasi maupun non


penetrasi kemungkinan terjadi perdarahan intra abdomen
yang dapat dikatakan serius, pasien akan memperlihatkan
tanda-tanda iritasi yang akan disertai penurunan eritrosit yang
akan menunjukan gambaran klinis syok hemoragik. Dominiasi
dari Tanda-tanda trauma abdomen tesebut meliputi nyeri
tekan pada abdomen, nyeri spontan, nyeri lepas dan distensi
abdomen tanpa bising usus bila terjadi peritonitis umum. Juga
terdapat lekositosis.
Pengkajian Kegawatdaruratan Pada
Trauma Abdomen
1. Airway
2. Breathing
3. Circulation
Pemeriksaaan penunjang
1. Pemeriksaan rektum
2. Laboratorium
3. Radiologik
4. USG (Ultrasonografi dan CT-Scan)
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik Kondisi klinis terkait :
cedera traumatis
2. Hipovolemia b.d Peningkatan Preambilitas kapiler Kondisi
klinis terkait : Trauma/Perdarahan
3. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Nyeri Kondisi klinis terkait :
Trauma
Intervesi Keperawatan (SLKI)
Manajemen Nyeri :
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri
• Identifikasi skala nyeri
• Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
• Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
• Kolaborasi pemberian analgesik
Intervesi Keperawatan (SLKI)
Manajemen Hipovolemia :
• Hitung kebutuhan cairan pasien
• Periksa tanda dan gejala hipovolemia
• Monitor intake output cairan
• Berikan asupan cairan oral
• Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Intervesi Keperawatan (SLKI)
Dukungan Mobilisasi :
• Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
• Monitor kemajuan pasien/keluarga dalam melakukan
mobilisiasi
• Demonstrasikan cara mobilisasi di tempat tidur
Implementasi Keperawatan (SLKI)
Nyeri akut : Tiingkat Nyeri :
• Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan intensitas nyeri
• Mengidentifikasi skala nyeri
• Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
• memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
• Melakukankolaborasi dengan tim medis lain pemberian
analgesik
Implementasi Keperawatan (SLKI)
Hipovolemia : Status Cairan :
• Menghitung kebutuhan cairan pasien
• Mengkaji tanda dan gejala hipovolemia
• Memonitor intake output cairan
• Memberikan asupan cairan oral
• Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Implementasi Keperawatan (SLKI)
Mobilitas Fisik :
• Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
• Memonitor kemajuan pasien/keluarga dalam melakukan
mobilisiasi
• Mendemonstrasikan cara mobilisasi di tempat tidur

Anda mungkin juga menyukai