1
SMF Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Malikussaleh, Aceh, Indonesia
2
Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Malikussaleh, Aceh, Indonesia
Abstrak
Akut abdomen adalah suatu kondisi yang membutuhkan perhatian dan perawatan segera. Akut abdomen
dapat disebabkan oleh infeksi, peradangan, oklusi vaskular, atau obstruksi. Pasien biasanya akan mengalami sakit
perut yang tiba-tiba disertai mual atau muntah. Pendekatan pada pasien dengan akut abdomen membutuhkan
anamnesa menyeluruh dan pemeriksaan fisik yang teliti. Lokasi nyeri sangat penting karena dapat menunjukkan
nyeri yang terlokalisasi. Auskultasi dapat mendengarkan ada tidaknya bunyi usus dan palpasi dapat menunjukkan
nyeri tekan yang mengarah ke peritonitis. Penyebab dari akut abdomen adalah appendisitis, ulkus peptikum
perforasi, pankreatitis akut, ruptur divertikulum sigmoid, torsi ovarium, volvulus, ruptur aneurisma aorta, ruptur
ACUTE ABDOMEN
Abstract
Acute abdomen is a condition that demands urgent attention and treatment. The acute abdomen may be
caused by an infection, inflammation, vascular occlusion, or obstruction. The patient will usually present with
sudden onset of abdominal pain with associated nausea or vomiting. The approach to a patient with an acute
abdomen should include a thorough history and physical exam. The location of pain is critical as it may signal a
localized process. Auscultation may reveal absent bowel sounds and palpation may reveal rebound tenderness and
guarding, suggestive of peritonitis. The causes of an acute abdomen include appendicitis, perforated peptic ulcer,
acute pancreatitis, ruptured sigmoid diverticulum, ovarian torsion, volvulus, ruptured aortic aneurysm, lacerated
spleen or liver, and ischemic bowel.
PENDAHULUAN
Jurnal Averrous Vol. No. 2019
Akut abdomen merupakan suatu gejala-gejala dengan onset akut dan mengarah pada
penyebab didalam abdomen. Keadaan akut abdomen merupakan keadaan darurat dan dapat
mengancam nyawa bila tidak ditatalaksana dengan tepat. Gejala utama pada akut abdomen
adalah nyeri perut.1 Akut abdomen biasanya memerlukan tatalaksana terapi pembedahan segera.
Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena infeksi, obstruksi, iskemia, atau
perforasi. 2
Keadaan akut abdomen merupakan 7% gejala utama pasien datang ke Instalasi Gawat
Darurat. Prevalensi kasus akut abdomen pada rawat inap meliputi 20-40% dari pasien rawat
inap. Pada penelitian, didapatkan penyebab akut abdomen meliputi 33% merupakan nyeri
abdomen non spesifik yang banyak terdapat pada wanita muda, 23% appendisitis akut dan 8,8%
disebabkan oleh kolik bilier yang biasanya diderita oleh wanita tua. Hampir separuh dari keadaan
akut abdomen tersebut memerlukan terapi pembedahan.3
Akut abdomen dapat terjadi pada berbagai usia dan jenis kelamin. Gejala nyeri perut
merupakan gejala yang biasa dikeluhkan oleh pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat.
Oleh karena itu, diperlukan ketepatan dalam mendiagnosis awal keadaan akut abdomen. Dalam
mendiagnosis akut abdomen diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik serta
pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi yang
lengkap. Pada keadaan akut abdomen juga dilakukan observasi yang ketat.4
DEFINISI
Akut abdomen adalah suatu kondisi abdomen yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung
kurang dari 24 jam, biasanya menimbulkan gejala nyeri yang dapat terjadi karena masalah bedah
dan non bedah. Pada beberapa pasien dengan akut abdomen perlu dilakukan resusitasi dan
tindakan segera.7
Keadaan klinis akut abdomen memerlukan pemeriksaan yang seksama dan cepat untuk
memutuskan perlunya tindakan operasi dan dimulainya terapi yang tepat. Oleh karena itu,
diagnosis awal yang tepat dapat menentukan terapi yang dipilih seperti perlunya tindakan
laparoskopi atau laporotomi segera.6
EPIDEMIOLOGI
Menurut survei World Gastroenterology Organization, diagnosis akhir pasien dengan nyeri
akut abdomen adalah apendisitis (28%), kolesistitis (10%), obstruksi usus halus (4%), keadaan
akut ginekologi (4%), pancreatitis akut (3%), colic renal (3%), perforasi ulkus peptic (2,5%) atau
diverticulitis akut (1,5%).7
ETIOLOGI
Penyebab akut abdomen dapat dibagi menjadi penyebab non bedah dan bedah. Penyebab
non bedah dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :2,5
1. Gangguan metabolik dan endokrin : uremia, krisis diabetic, krisis penyakit Addison.
2. Gangguan hematologi : krisis anemia sel sabit, leukemia akut, dan penyakit darah
lainnya.
3. Obat-obatan dan racun : keracunan logam berat, ketergantungan obat narkotik.
Pasien yang merasakan nyeri viseral biasanya tak dapat menunjukkan secara tepat letak
nyeri sehingga biasanya ia menggunakan seluruh telapak tangannya untuk menunjuk daerah
yang yang nyeri. Nyeri viseral kadang disebut nyeri sentral. Penderita memperlihatkan pola yang
khas sesuai dengan persarafan embrional organ yang terlibat. Karena tidak disertai rangsang
peritoneum, nyeri ini tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga penderita biasanya dapat aktif
bergerak.6
2) Nyeri Somatik
Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi,
misalnya regangan pada peritoneum parietalis, dan luka pada dinding perut. Rangsang yang
menimbulkan nyeri ini dapat berupa rabaan, tekanan, rangsang kimiawi, atau proses radang.6
Rangsangan pada permukaan peritoneum parietal akan menghasilkan sensasi yang tajam
dan terlokalisir di area stimulus. Ketika peradangan pada viseral mengiritasi pada peritoneum
parietal maka akan timbul nyeri yang terlokalisir. Nyeri dirasakan seperti ditusuk atau disayat.
Peradangannya sendiri maupun gesekan antara kedua peritoneum dapat menyebabkan perubahan
intensitas nyeri. Gesekan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pada apendisitis akut.
Setiap gerakan penderita akan menambah rasa nyeri, baik berupa gerak tubuh maupun gerak
napas yang dalam.6
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Dalam anamnesis penderita akut abdomen, perlu ditanyakan dahulu permulaan nyerinya,
lokasi, karakter, durasi, faktor yang mempengaruhinya serta gejala yang menyertai. Lokasi nyeri
penting untuk mempertimbangkan berbagai kondisi patologis yang terjadi di daerah spesifik atau
kuadran abdomen. Karakteristik nyeri dapat digambarkan sebagai "rasa terbakar" yang mungkin
terjadi karena perforasi ulkus peptikum, sementara "rasa terobek-robek" biasanya mewakili rasa
sakit akibat diseksi aorta. Nyeri yang intermiten atau kolik harus dibedakan dari rasa sakit yang
terus menerus. Nyeri kolik biasanya terkait dengan proses obstruktif dari usus, hepatobilier, atau
saluran genitourinari, sementara rasa sakit yang terus menerus biasanya merupakan hasil dari
mendasari iskemia atau peritoneal peradangan.6
Berdasarkan letak atau penyebarannya nyeri dapat bersifat nyeri alih, dan nyeri yang
diproyeksikan. Nyeri bilier khas menjalar ke pinggang dan ke arah belikat, nyeri pankreatitis
dirasakan menembus ke bagian pinggang. Nyeri pada bahu kemungkinan terdapat rangsangan
pada diafragma. Bagaimana bermulanya nyeri pada akut abdomen dapat menggambarkan sumber
nyeri. Nyeri dapat tiba-tiba hebat atau secara cepat berubah menjadi hebat, tetapi dapat pula
bertahap menjadi semakin nyeri. Misalnya pada perforasi organ berongga, rangsangan
peritoneum akibat zat kimia akan dirasakan lebih cepat dibandingkan proses inflamasi. Demikian
juga intensitas nyerinya. Seseorang yang sehat dapat pula tiba-tiba langsung merasakan nyeri
perut hebat yang disebabkan oleh adanya sumbatan, perforasi atau pluntiran. Nyeri yang
bertahap biasanya disebabkan oleh proses radang, misalnya pada kolesistitis atau pankreatitis.6
Riwayat gejala sistemik penting dalam evaluasi akut abdomen. Nyeri abdomen biasanya
disertai oleh demam tinggi dan kedinginan yang dapat menunjukkan penyakit peradangan pelvis
dan infeksi traktus urinarius. Gejala sistemik lain seperti anoreksia, mual, muntah merupakan
merupakan gejala penyerta yang sering pada akut abdomen terutama apendisitis akut dan
kolesistitis akut. Konstipasi didapatkan pada obstruksi usus besar dan pada peritonitis umum.
Pertanyaan mengenai defekasi, miksi daur haid, dan gejala lain seperti keadaan sebelum
serangan akut abdomen harus dimasukkan dalam anamnesis.6
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu dilakukan secara keseluruhan mulai dari keadaan umum,
tanda-tanda vital, dan sikap berbaring. Adanya abnormalitas pada tanda vital dapat menunjukkan
keadaaan kegawatan pada pasien. Keparahan penyakit sistemik dapat dinilai dari adanya
takipnea, takikardia, demam atau respon hipotermia, dan hipotensi relatif. Gejala dan tanda
dehidrasi, perdarahan, syok dan infeksi atau sepsis juga perlu diperhatikan.
Posisi berbaring pasien juga dapat menunjukkan suatu penyakit. Pasien dengan iritasi
peritoneal, nyeri semakin bertambah dengan aktivitas apapun yang menggerakkan peritoneum.
Pasien biasanya berbaring diam dan mempertahankan fleksi lutut dan pinggul mereka untuk
mengurangi ketegangan pada dinding abdomen anterior. Kondisi penyakit yang menyebabkan
rasa sakit tanpa iritasi peritoneal, seperti iskemik usus dan ureter, dan kolik bilier, biasanya
menyebabkan pasien untuk terus bergeser dan gelisah di tempat tidur.
3. Pemeriksaan laboratorium
Anemia dan hematokonsentrasi dapat menunjukkan kemungkinan terjadinya perdarahan
terus menerus. Lekositosis tanpa terdapatnya infeksi dapat menunjukkan adanya perdarahan
cukup banyak, terutama pada kemungkinan ruptura lienalis. Serum amilase yang meninggi
menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi usus halus. Kenaikan enzim
transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar. Pemeriksaan urine rutin dapat
menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri.8
4. Pemeriksaan Radiologi
Foto rontgen thoraks dapat menyingkirkan adanya kelainan pada thoraks atau trauma
pada thoraks. Harus juga diperhatikan adanya udara bebas di bawah diafragma atau adanya
gambaran usus dalam rongga thoraks pada hernia diafragmatika. Plain abdomen foto tegak akan
memperlihatkan adanya udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas retroperitoneal dekat
duodenum, corpus alienum, serta perubahan gambaran usus. Pemeriksaan ultrasonografi dan CT-
scan berguna sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan dicurigai
adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.8,11
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding akut abdomen juga termasuk dalam kelainan ekstraabdomen seperti
kelainan di toraks, misalnya penyakit jantung, paru atau pleura, kelainan neurogenik, kelainan
metabolik, dan keracunan. Pada keadaan akut abdomen yang disebabkan karena kelainan
PENATALAKSANAAN
Tujuan:
Jurnal Averrous Vol. No. 2019
a. Penyelamatan jiwa penderita dengan menghentikan sumber perdarahan.
Tindakan untuk mencapai tujuan ini berupa laparotomi yaitu operasi dengan membuka
rongga abdomen, sehingga harus segera dirujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki spesialis
bedah agar akut abdomen dapat ditanggulangi dengan segera.6
PROGNOSIS
Secara umum, akut abdomen merupakan indikasi untuk dilakukan pembedahan. Saat ini,
USG dan CT scan banyak digunakan untuk menentukan penyebab akut abdomen. Semua pasien
dengan akut abdomen perlu diperiksa oleh ahli bedah. Prognosis pasien tergantung pada
penyebabnya.2,6,11
DAFTAR PUSTAKA
1
Elhardello, O., & MacFie, J. (2018). ‘Digital Rectal Examination In Patients With Acute
Abdominal Pain’. Emerg Med J, 35(9), pp. 579–580
2
Courtney, T., Beauchamp, R. D., Evers, B. M., & Kenneth, M. (2017). Sabiston Texbook
Of Surgery The Biological Basis Of Modern Surgical Practice.20th ed. Elsevier.
3
Li, P., Tee, Y., Fu, C., Liao, C., Wang, S., Hsu, Y., Wu, E. (2018). ‘The Role of
Noncontrast CT in the Evaluation of Surgical Abdomen Patients’. Am Surg, 84(6), pp. 1015–
1021.
4
Geng, W., Fuller, M., Osborne, B., & Thoirs, K. (2018). ‘The Value Of The Erect
Abdominal Radiograph For The Diagnosis Of Mechanical Bowel Obstruction And Paralytic
Jurnal Averrous Vol. No. 2019
Ileus In Adults Presenting With Acute Abdominal Pain’. J Med Radiat Sci, 65(4), pp. 259–266
5
Setiati, S. et al. (2014) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th edn. Edited by I. Publishing.
Jakarta
6
Graff, G., & Robinson, D. (2001). Abdominal Pain And Emergency Department
Evaluation. Emerg Med Clin North Am, 19, pp. 123–136
7
Cordell WH, Keene KK, Giles BK. (2017): ‘The High Prevalence Of Pain In Emergency
Medical Care’. Am J Emerg Med 20, pp. 165-169
8
Ashley H., Bennet B., & Marie C. (2013): ‘The Evaluation of The Acute Abdomen’.
Springer Science Business Media New York
9
Kaushal-Deep, S., Anees, A., Khan, S., Khan, M., & Lodhi, M. (2018). ‘Primary Cecal
Pathologies Presenting As Acute Abdomen And Critical Appraisal Of Their Current
Management Strategies In Emergency Settings With Review Of Literature’. Int J Crit Illn Inj Sci,
8(2), pp. 90–99
10
Mulholland, Michael W, Lillemoe, et al. (2006). Greenfield's Surgery: Scientific
Principles And Practice. 4th ed.
11
Mohammed, M., Elbanna, K., Mohammed, A., Murray, N., Azzumea, F., Almazied, G.,
& Nicolaou, S. (2018). ‘Practical Applications of Dual-Energy Computed Tomography in the
Acute Abdomen’. North Am, 56(4), pp. 549–563