STUNTING
Oleh:
Preseptor:
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Referat yang berjudul “Stunting”. Adapun tujuan dalam pembuatan
referat ini adalah sebagai tugas kepanitraan klinik senior bagian anak di RSUD DR. Achmad
Mochtar. Penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada dr. Fitria Rhahmadani, Sp. A, M.
Biomed yang telah memberikan bimbingan dan kepada semua pihak yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan Referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kata sempurna, baik mengenai
isi, susunan bahasa, maupun kadar ilmiahnya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman dari penulis dalam menyelesaikan referat ini. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang akan penulis jadikan pelajaran sehingga penulisan
referat ini dapat kearah yang lebih baik. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga
referat ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya untuk
dapat meningkatkan pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ 3
1. 1 Latar Belakang ................................................................................................... 3
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 3
1.3 Manfaat Penulisan ............................................................................................... 3
BAB II ........................................................................................................................... 4
2.1 Definisi Stunting.................................................................................................. 4
2.2 Epidemiologi ....................................................................................................... 5
2.3 Etiologi ................................................................................................................ 5
2.4 Patofisiologi ........................................................................................................ 6
2.5 Manifestasi klinis ................................................................................................ 7
2.6 Diagnosa .............................................................................................................. 8
2.7 Penatalaksanaan ................................................................................................ 12
BAB III ....................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Anak adalah seseorang yang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang
masih di dalam kandungan.1 Menurut Kementerian Kesehatan, batasan anak balita
adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12-59 bulan.2 Stunting
merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena
malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut WHO Child Growth Standart
didasarkan pada indeks panjang badan dibanding umur (PB/U) atau tinggi badan
dibanding umur (TB/U) dengan batas (z-score) kurang dari -2 SD.3
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi kejadian stunting di
Indonesia sebesar 37,2%, dimana dari jumlah presentase tersebut, 19,2% anak
pendek dan 18,0% sangat pendek. 4 Diketahui angka tertinggi ada pada provinsi
Nusa Tenggara Timur sebesar >50%, dan yang terendah pada provinsi Kepulauan
Riau, DI Yogyakarta, dan DKI Jakarta dan Kalimantan Timur, yaitu sebesar
<30%.5 Stunting berhubungan dengan meningkatkanya resiko terjadinya kesakitan dan
kematian khusus pada balita yang stunting.6 Balita yang mengalami stunting memiliki
risiko terjadinya penurunan kemampuan intelektual, produktivitas, dan penurunan
kualitas hidup akibat meningkatnya risiko infeksi di masa mendatang. 3
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mendapatkan informasi mengenai stunting
1.2.2 Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami mengenai stunting.
1.3 Manfaat Penulisan
1. Sebagai sumber media informasi.
2. Untuk memenuhi tugas referat kepaniteraan klinik senior di bagian Anak RSUD
DR. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2022.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Etiologi
Stunting dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, namun diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu variasi normal dan patologis. Pada variasi normal, stunting
dikategorikan menjadi: 9
• Familial short stature (perawakan pendek familial)
Adalah variasi normal dari perawakan pendek yang ditandai dengan kecepatan
tumbuh normal, usia tulang normal, tinggi badan kedua orangtua pendek, dan
tinggi akhir anak dibawah persentil 3 atau z score dibawah -2 SD.9
- Constitutional delay of growth and puberty (CDGP)
Merupakan salah satu kategori dari pubertas terlambat yang paling sering
ditemui dalam praktek sehari-hari, didefinisikan sebagai tidak timbulnya tanda-
tanda seks sekunder pada usia 12 tahun untuk anak perempuan dan pada usia
14 tahun untuk anak laki-laki. Anak dengan CDPG memiliki perawakan
pendek, pubertas terlambat, usia tulang terambat, namun tidak terdapat kelianan
organik yang mendasarinya. Pada pasien CDPG ditemukan riwayat keluarga
dengan pubertas terlambat dan hal ini menunjukkan bahwa faktor genetic
5
berperan dalam awitan pubertas.9
Kelainan patologis pada stunting dapat dibedakan menjadi proporsional dan
tidak proporsional. Stunting dengan tubuh proporsional meliputi malnutrisi,
intrauterine growth retardation (IUGR), psychosocial dwarfism, penyakit kronik,
dan kelainan endokrin, seperti defisiensi hormon pertumbuhan, hipotiroid, sindrom
Cushing, resistensi hormon pertumbuhan/ growth hormone (GH), dan
defisiensi Insulin-like growth faktor 1 (IGF-1). Sedangkan stunting dengan badan
tidak proporsional disebabkan oleh kelainan tulang, seperti kondrodistrofi, displasia
tulang, sindrom Kallman, sindrom Marfan, dan sindrom Klinifelter. Etiologi - etologi
tersebut dapat diingat dengan menggunakan metode mnemonic “KOKPENDK”
yang terdiri dari:10
K = kelainan kronis: penyakit organik, non organik (infeksi/ non infeksi)
O = obat-obatan (glukokortikoid, radiasi)
K = kecil masa kehamilan (KMK) dan berat badan lahir rendah (BBLR)
P = psikososial
E = endokrin
N = nutrisi dan metabolik
D = displasia tulang
K = kromosom dan sindrom
2.4 Patofisiologi
Stunting merupakan representasi dari disfungsi sistemik dalam fase
perkembangan anak dan tanda dari adanya malnutrisi kronik. Faktor utama dalam
mekanisme stunting adalah adanya inflamasi pada penyakit kronik, dan penyakit
dengan resistensi terhadap hormon pertumbuhan. Pada inflamasi penyakit kronik,
akan terjadi kaheksia, yaitu ditandai dengan turunnya nafsu makan, meningkatnya
laju metabolisme basal, berkurangnya massa otot, dan tidak efisiennya penggunaan
lemak dalam tubuh sebagai energi.11
Selain itu, juga terjadi malabsorpsi makanan, intoleransi makan, dan adanya efek
obat dari terapi yang sedang dijalani, contohnya steroid. Hal ini kemudian akan
mengakibatkan adanya proses akut, yaitu penurunan berat badan. Kaheksia pada
6
akhirnya akan menyebabkan defisiensi makronutrisi, vitamin dan mineral. Adanya
resistensi terhadap GH pada suatu penyakit, contohnya gagal ginjal kronik dan
konsumsi obat golongan steroid akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
linear, menurunnya massa otot dan kepadatan tulang. Lama kelamaan, hal tersebut
akan menyebabkan efek kronis pada tubuh, yaitu adanya stunting, menurunnya
kualitas hidup, dan meningkatnya risiko dari infeksi. 11
- Disproporsi Tubuh
9
Tahap perkembangan maturasi genitalia dinyatakan dalam stadium Tanner
untuk laki-laki dan perempuan sebagai berikut: 13
Gambar 2.3 Tahap Perkembangan Fisik Anak Perempuan pada Masa Pubertas 13
Pada perempuan, perkembangan pubertas biasanya dimulai dengan
budding payudara, namun sekitar 15% dari perempuan normal mengalami
perkembangan rambut pubis terlebih dahulu. Rambut pubis mulai tumbuh
pada usia 11 tahun. Pacu tumbh pada anak perempuan dimulai sekitar usia
9,5 tahun dan berakhir pada usia sekitar 14,5 tahun. Umumnya menarke
terjadi dalam 2 tahun sejak berkembangnya payudara dengan rata-rata pada
usia 12,8 tahun dan rentang usia 10-16 tahun. Haid merupakan tahap akhir
10
pubertas pada perempuan. Dengan terjadinya haid secara periodik, maka
akan berakhirlah pertumbuhan fisik pada perempuan. 14
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan pada anak dengan stunting dengan indikasi :12
- Tinggi badan dibawah presentil 3 atau -2SD
• Kecepatan tumbuh dibawah presentil 25 atau laju pertumbuhan ≤ 4cm/ tahun
(pada usia 3-12 tahun)
• Perkiraan tinggi dewasa dibawah mid parental hight
Pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan :1
1. Skrining penyakit sistemik
11
Berikut merupakan algoritme pendekatan diagnostik anak dengan stunting:
2.7 Penatalaksanaan
Pada varian normal stunting tidak perlu dilakukan terapi hormonal, cukup
observasi saja bahwa diagnosisnya merupakan fisiologis bukan patologis. Akhir-
akhir ini telah ada penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan aromatase
inhibitor sebagai terapi adjuvant atau tunggal pada Familial Short Stature dan
Constitutional Delay of Growth and Puberty melalui mekanisme menghambat kerja
estrogen pada lempeng pertumbuhan. Namun masih perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai hal ini, maka sebaiknya tidak digunakan secara rutin terlebih
dahulu.14
Terapi dengan menggunakan hormon pertumbuhan memiliki tujuan
memperbaiki prognosis tinggi badan dewasa. Dari berbagai penelitian terakhir telah
ddapat dilihat bahwa hasil tinggi akhir anak yang mendapat GH jauh lebih baik
12
daripada prediksi tinggi badan pada awal pengobatan. Pada tahun 1995 FDA telah
menyetujui pemakaian hormon pertumbuhan untuk defisiensi hormon pertumbuhan,
gagal ginjal kronik, sindrom Turner, sindrom Prader Willi, anak anak IUGR,
perawakan pendek idiopatik, orang dewasa dengan defisiensi hormon pertumbuhan,
dan orang dewasa dengan AIDS wasting.14
13
BAB III
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Pediatri. 2010; 12(1):21-9.
14. Pulungan AM. Pubertas dan Gangguannya. Dalam: Buku Ajar
Endokrinologi Anak. Edisi 1. Jakarta: UKK Endokrinologi Anak dan
Remaja IDAI; 2015:89-94.
16