Anda di halaman 1dari 37

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK

Dr. Abdul Rahem, M.Kes., Apt.


Ketua PD IAI JATIM
UU 36/2009 pasal 108
Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan
termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep
dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 198 UU 36/2009
Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan
kewenangan untuk melakukan praktik
kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
108 dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
PHARMACIST
Parmacist is one who is educated and
licensed to prepare and dispense drugs and
to provide drug and related information to
the public .
PP.51/2009 :
1. Produksi
2. Distribusi-Penyalur

3. Pelayanan
 Rumah Sakit
 Puskesmas
 Klinik
 Apotek
 Praktik Bersama
 Toko Obat
4. Pengadaan

 Hisfarsi
 Hisfarma • SKAI
 Hisfardis • Kode Etik
 Hisfarin • GPP
Jalur Distribusi Obat
PERMENKES 9/2017 : TINJAUAN PRAKTIK APOTEKER DAN
PELAYANAN KEFARMASIAN

Transformasi Apoteker dari dispensing sediaan Papan


Papan
farmasi menjadi penyedia pelayanan kefarmasian Nama
Nama
Praktek
dan informasi obat Apotek
Apoteker

Apoteker harus memberikan


pelayanan langsung

Peningkatan outcome
terapi pasien
Dlm rangka peningkatan
keselamatan pasien
Pasal 1 Pengertian
• Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker
• Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan Analis Farmasi
• Surat Izin Apotek yang selanjutnya disingkat SIA adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada
Apoteker sebagai izin untuk menyelenggarakan Apotek
• Surat Izin Praktik Apoteker yang selanjutnya disingkat SIPA adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada
Apoteker sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik
kefarmasian
• Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan kepada Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik
untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat
kesehatan bagi pasien
• Organisasi Profesi adalah Ikatan Apoteker Indonesia
Pasal 2

Pengaturan Apotek bertujuan untuk:


a.Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di
Apotek;
b.Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kefarmasian di Apotek;
dan
c.Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
dalam memberikan pelayanan kefarmasian di Apotek
Pasal 3

1. Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan


modal sendiri dan/atau modal dari pemilik
modal baik perorangan maupun perusahaan.
2. Dalam hal Apoteker yang mendirikan Apotek
bekerjasama dengan pemilik modal maka
pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan
sepenuhnya oleh Apoteker yang bersangkutan.
Pasal 5

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota


dapat mengatur persebaran Apotek di
wilayahnya dengan memperhatikan
akses masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kefarmasian
Permenkes
9/2017
Pasal 11
(1)  Apoteker pemegang SIA dalam
menyelenggarakan Apotek dapat dibantu
oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis
Kefarmasian dan/atau tenaga administrasi.
(2)  Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) wajib memiliki surat izin praktik
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

13
Permenkes
9/2017
TATA CARA PERMOHONAN SIA
(PASAL 12-15 PERMENKES NO.9/2017)
KEGIATAN PERSYARATAN
Pengajuan permohonan tertulis oleh Apoteker kepada Pemda FC STRA, KTP, NPWP,
Kabupaten/Kota Peta lokasi dan denah
bangunan, daftar sarana,
prasarana, dan peralatan.

Pemeriksaan setempat terhadap kesiapan Apotek oleh Tim Pemeriksa adalah Tenaga
pemeriksa Dinas Kesehatan Kab/Kota Farmasi (pasal 13)

Pelaporan hasil pemeriksaan oleh Tim pemeriksa Dinkes BAP


Kab/Kota kepada Pemda Kab/Kota

Penerbitan SIA oleh Pemda Kab/Kota dengan tembusan Direktur


Jenderal, Kadinkes Provinsi, Ka. Balai POM, Kadinkes
Kabupaten/Kota, dan Organisasi Profesi
• Penerbitannya SIA bersamaan dengan penerbitan SIPA untuk Apoteker pemegang SIA.
Masa berlaku SIA mengikuti masa berlaku SIPA.

• SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan
Pasal 18
1. Apotek wajib memasang papan nama yang terdiri
atas:

a. papan nama Apotek, yang memuat paling sedikit


informasi mengenai nama Apotek, nomor SIA, dan
alamat; dan
b. papan nama praktik Apoteker, yang memuat paling
sedikit informasi mengenai nama Apoteker, nomor
SIPA, dan jadwal praktik Apoteker.
Pasal 18
(2)  Papan nama sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus dipasang di dinding
bagian depan bangunan atau
dipancangkan di tepi jalan, secara jelas
dan mudah terbaca.
(3)  Jadwal praktik Apoteker sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b harus
berbeda dengan jadwal praktik Apoteker
yang bersangkutan di fasilitas kefarmasian
lain
Pasal 24

(1)  Pengadaan obat dan/atau bahan


obat di Apotek menggunakan surat
pesanan yang mencantumkan SIA.
(2)  Surat pesanan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) harus
ditandatangani oleh Apoteker
pemegang SIA dengan
mencantumkan nomor SIPA.
Pasal 26
(1)  Apabila Apoteker pemegang SIA
meninggal dunia, ahli waris Apoteker
wajib melaporkan kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
(2)  Pemerintah Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus menunjuk Apoteker lain untuk
jangka waktu paling lama 3 (tiga)
bulan.
PERMENKES 9/2017 : PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
Pengawasan yang dilakukan
selanjutnya dilaporkan kepada
Menteri secara berkala
minimal 1(satu) kali dalam Khusus pengawasan
setahun. sediaan farmasi dalam
pengelolaan sediaan
farmasi

Kepala BPOM

melibatkan

Organisasi Profesi
Pasal 28-30
Pasal 23
(1)  Resep bersifat rahasia.
(2)  Resep harus disimpan di Apotek dengan baik
paling singkat 5 (lima) tahun.
(3)  Resep atau salinan Resep hanya dapat
diperlihatkan kepada dokter penulis Resep,
pasien yang bersangkutan atau yang
merawat pasien, petugas kesehatan atau
petugas lain yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Lanjutan
MENURUT PERMENKES NO 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK

Pembinaan Dan Pengawasan. Pasal 29


(1)Pengawasan selain dilaksanakan oleh Menteri, kepala dinas kesehatan
provinsi, dan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 ayat (1), khusus terkait dengan pengawasan sediaan farmasi
dalam pengelolaan sediaan farmasi dilakukan juga oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing.

(2) Selain pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan
dapat melakukan pemantauan, pemberian bimbingan, dan pembinaan
terhadap pengelolaan sediaan farmasi di instansi pemerintah dan
masyarakat di bidang pengawasan sediaan farmasi.

Rakernas IAI - ICE BSD 6 September 2017.


KAPAN PENYIDIK POLRI
DAPAT MASUK KE APOTIK ?

Rakernas IAI - ICE BSD 6 September 2017.


"PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA” NO 73 tahun 2016 mengganti no 35 2014
TENTANG
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK
PENGERTIAN
• Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker.
• Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.
• Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
TUJUAN PERMENKES 73

• Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;


• Menjamin kepastian hukum bagi tenaga
kefarmasian; dan
• Melindungi pasien dan masyarakat dari
penggunaan Obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien (patient safety).
Pengelolaan

31
Pengelolaan

32
Pengelolaan

33
Pengelolaan

34
Pelayanan Farmasi Klinik

35
PIO
Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan,
formulasi khusus, rute dan metoda pemberian,
farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan
alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada
ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi,
stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau
kimia dari Obat dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai