Anda di halaman 1dari 26

HIRARKI KEBUTUHAN

(TEORI MASLOW)

Dr., Apt., Dra.. Ellis Susanti, MM., M.Pd., M.Si


BIOGRAFI TOKOH

o Abraham Maslow dilahirkan di


Brooklyn, New York, pada tahun
1908.
ABRAHAM MASLOW (1908 - 1970)
 Lahir di Brooklyn, New York dalam keluarga imigran
Yahudi Rusia, anak tertua dari tujuh bersaudara.
 Masa muda tidak menyenangkan karena hubungan yang
buruk dengan kedua orang tuanya.
 Semasa anak-anak dan remaja Maslow merasa
dirinya amat menderita dengan perlakuan
orangtuanya, terutama ibunya.
 Keluarga amat berharap ia sukses melalui dunia
pendidikan. Untuk menyenangkan kemauan ayahnya,
Maslow sempat belajar di bidang hukum tapi gagal. Ia
akhirnya mengambil bidang studi psikologi di
University of Wisconsin, dan memperoleh gelar
bachelor pada 1930, Master pada 1931, dan Ph.D pada
1934.
 Mengajar di Brooklyn College
 Dikenal sebagai pelopor aliran psikologi
humanistik. Maslow percaya bahwa manusia
tergerak untuk memahami dan menerima dirinya
sebisa mungkin.
 Teorinya yang sangat terkenal sampai
dengan hari ini adalah teori tentang
Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan).
o Tahun 1937 hingga tahun 1951, Maslow memperdalam
ilmunya di Brooklyn College. Di New York, Ia bertemu
dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict
seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang
Gestalt psikolog.
o Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis
dari 1951 hingga 1969, dan menjadi resident fellow
untuk Laughlin Institute of California.
o Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika
menganugerahkan gelar Humanist of the Year.
o Pada tanggal 8 juni 1970 Ia meninggal karena serangan
jantung.
POKOK-POKOK PIKIRAN
 Untuk mengetahui kapasitas terbaik individu,
maka kita harus melihatnya dari orang yang
paling kreatif, paling sehat & paling matang
 Kita memandang rendah manusia jika meneliti
kepribadian bukan dari orang terbaik
 Setiap orang lahir dengan instinctoid needs
yang menyebabkan manusia memilih untuk
tumbuh, berkembang dan mengaktualisasikan diri
TEORI MOTIVASI : HIRARKI KEBUTUHAN
• Variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun
dalam bentuk hirarki atau berjenjang.
• Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang
sebelumnya telah (relatif) terpuaskan
• Pemisahan kebutuhan tidak berarti masing-masing
bekerja secara eksklusif.
• Kebutuhan bekerja tumpang tindih sehingga orang
dalam suatu ketika bisa dimotivasi oleh dua kebutuhan
atau lebih
GAMBAR HIRARKI KEBUTUHAN
(SUMBER : HTTP://BUNNYGOTBLOG.COM/TAKING-CARE-OF-
BUSINESS/MASLOWS-HIERARCHY-OF-HUMAN-NEEDS
JENJANG KEBUTUHAN
Jenjang Needs Deskripsi
Kebutuhan orang untuk menjadi yang seharusnya sesuai dengan potensinya.
Self actualization needs Kebutuhan kreatif, realisasi diri, perkembangan self.
(Metaneeds)
Kebutuhan Berkembang

Kebutuhan harkat kemanusiaan untuk mencapai tujuan, terus maju, menjadi


(Metaneeds)

lebih baik. Being-values -> 17 kebutuhan berkaitan dengan pengetahuan dan


pemahaman, pemakaian kemampuan kognitif secara positif mencari
kebahagiaan dan pemenuhan kepuasan alih-alih menghindari rasa sakit.
Masing-masing kebutuhan berpotensi sama, satu bisa mengganti lainnya.

Esteem needs 1. Kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, kepercayaan diri,


kemandirian.
2. Kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran,
dominasi, menjadi penting, kehormatan dan apresiasi.
Kebutuhan Karena Kekurangan

Love needs/ Belonging-ness Kebutuhan kasih sayang, keluarga, sejawat, pasangan, anak.
(Basic Needs)

Kebutuhan menjadi bagian kelompok, masyarakat.


(Menurut Maslow,kegagalan kebutuhan cinta & memiliki ini menjadi
sumberbentuk
semua hampirpsikopatologi).

Safety needs Kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur, hukum, keteraturan, batas,
bebas dari takut dan cemas.

Psychological needs Kebutuhan homeostatik : makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan
istirahat dan seks.
PROSENTASI PEMUASAN KEBUTUHAN
No Kebutuhan Prosentase terpuaskan
terpuaskan sampai

1 Fisiologis 85%

2 Keamanan 70%

3 Dicintai dan mencintai 50%

4 Self esteem 40%

5 Aktualisasi Diri 10%


HIRARKI KEBUTUHAN MASLOW
• Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis
• Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan
(Safety)
• Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan
Cinta (Belongin and Love)
• Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri
(Self
Esteem)
• Kebutuhan Dasar 5 Meta : Kebutuhan
Aktualisasi Diri
 Menurut Maslow, setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan
yang tersusun secara hirarki dari tingkat yang paling mendasar
sampai pada tingkat yang paling tinggi.
 Setiap kali kebutuhan pada tingkatan paling bawah terpenuhi maka
akan muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi.

Piramida kebutuhan maslow tergambar seperti di bawah ini:


TEORI KEBUTUHAN MASLOW
1. Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yang paling kuat dan
mendasar diantara yang lain.

2. Kebutuhan Akan Rasa Aman dan Tenteram (Safety Needs)


Kebutuhan mencari tempat perlindungan, rasa tenteram, rasa
aman, membangun privacy individual (kebebasan individu),
mengusahakan keterjaminan finansial melalui asuransi atau dana
pensiun.

3. Kebutuhan Untuk Dicintai dan Disayangi (Belongingness Needs)


Dalam hal ini seseorang mencari dan menginginkan sebuah
persahabatan, menjadi bagian dari sebuah kelompok, dan yang lebih
bersifat pribadi seperti mencari kekasih atau memiliki anak.
4. Kebutuhan Harga Diri (Esteem Needs)
Maslow membagi level ini lebih lanjut menjadi dua
tipe, yakni tipe bawah dan tipe atas.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization


Needs) Inilah puncak sekaligus fokus perhatian
Maslow
dalam mengamati hirarki kebutuhan. Terdapat
beberapa istilah untuk menggambarkan level ini,
antara lain growth motivation, being needs, dan self
actualization.
 Ketika individu sudah naik ke tingkat berikutnya,
kebutuhan di tingkat bawahnya sudah tidak jadi
priotitas. Jika kebutuhan tingkat bawah tidak lagi
terpenuhi, maka individu akan kembali
memprioritaskan pemenuhan kebutuhan itu
sekali-kali (not permanently regress)
 Contoh: seorang businessman (esteem level) yang
didiagnosa sakit kanker akan meluangkan banyak
waktunya untuk merawat kesehatannya
(physiological needs), tapi tetap menganggap
penting performa kerjanya (esteem needs), dia
akan segera kembali bekerja setelah
penyakitnya membaik.
1. PHYSIOLOGICAL NEEDS
 Kebutuhan paling dasar & paling kuat: makan, minum,
udara, tidur dan kebutuhan biologis (seks)
 Dapat menghambat kebutuhan lainnya

 Jika belum terpenuhi dapat menyita seluruh perhatian


individu
 Jika telah terpenuhi individu tidak lagi dikendalikan oleh
kebutuhan ini
2. SAFETY NEEDS
 Pemenuhannya menuntut rasa aman, stabilitas,
perlindungan, struktur, keteraturan dan bebas dari
ketakutan & kecemasan
 Walaupun pada sebagian besar orang dewasa
normal telah terpenuhi, kebutuhan ini tetap
diperlukan dalam taraf tertentu (tapi tidak
berlebihan)
 Contohnya: keamanan dari kejahatan, keamanan
finansial, kesehatan dan kesejahteraan (well-
being), keselamatan dari kecelakaan/penyakit
3. LOVE & BELONGING NEEDS
 Dimanifestasikan melalui hubungan dengan
kelompok sosial besar (klub, budaya perusahaan,
kelompok religius, organisasi profesi, kelompok
olahraga, geng) atau kelompok sosial kecil (anggota
keluarga, intimate partners, mentor, sahabat).
 Need to belong sulit dipenuhi dalam lingkungan
yang cepat berubah
 Need for love: Kebutuhan untuk mencintai dan
dicintai (sexually and non-sexually) orang lain.
4. SELF ESTEEM NEEDS

 Kebutuhan akan penghargaan dari diri sendiri (self


esteem) maupun dari orang lain (esteem granted by
other people)
 Penghargaan dari diri sendiri: perasaan berharga

 Penghargaan dari orang lain: status, pengakuan,


kesuksesan sosial, ketenaran dll
 Jika terpenuhi: merasa berharga, percaya pada kekuatan &
kemampuannya  kompeten & produktif
 Higher needs  growth/being needs: pemuasan
kebutuhan ini dapat membuat hidup lebih bahagia,
tenang, “penuh”
 Pemenuhan higher need membutuhkan prakondisi
yang lebih banyak & kompleks
 Peningkatan higher need membutuhkan kondisi
eksternal yang lebih baik
 Sebuah kebutuhan tidak harus terpenuhi secara
absolut (100%) sebelum melangkah ke tingkat
selanjutnya
MASLOW MENYUSUN SEJUMLAH KUALIFIKASI YANG
MENGINDIKASIKAN KARAKTERISTIK PRIBADI-PRIBADI YANG
TELAH BERAKTUALISASI:
1. Memusatkan diri pada realitas (reality-centered), yakni melihat sesuatu apa
adanya dan mampu melihat persoalan secara jernih, bebas dari bias.

2. Memusatkan diri pada masalah (problem-centered), yakni melihat persoalan


hidup sebagai sesuatu yang perlu dihadapi dan dipecahkan, bukan dihindari.

3. Spontanitas, menjalani kehidupan secara alami, mampu menjadi diri sendiri serta
tidak berpura-pura.

4. Otonomi pribadi, memiliki rasa puas diri yang tinggi, cenderung menyukai
kesendirian dan menikmati hubungan persahabatan dengan sedikit orang namun
bersifat mendalam.

5. Penerimaan terhadap diri dan orang lain. Mereka memberi penilaian tinggi pada
individualitas dan keunikan diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain orang-
orang yang telah beraktualisasi diri lebih suka menerima kamu apa adanya
ketimbang berusaha mengubah diri kamu.
6. Rasa humor yang ‘tidak agresif’ (unhostile).
Mereka lebih suka membuat lelucon yang menertawakan diri sendiri atau
kondisi manusia secara umum (ironi), ketimbang menjadikan orang lain
sebagai bahan lawakan dan ejekan.

7. Kerendahatian dan menghargai orang lain (humility and respect)

8. Apresiasi yang segar (freshness of appreciation), yakni melihat


sesuatu dengan sudut pandang yang orisinil, berbeda dari kebanyakan
orang.

9. Memiliki pengalaman spiritual yang disebut Peak experience. Peak


experience atau sering disebut juga pengalaman mistik adalah suatu
kondisi saat seseorang (secara mental) merasa keluar dari dirinya sendiri,
terbebas dari kungkungan tubuh kasarnya.
o Berdasarkan berbagai kualifikasi yang ‘amat sulit’ tersebut,
maka tidaklah heran kalau masih sedikit orang di dunia ini
yang mencapai level aktualisasi diri tersebut.

o Bahkan Maslow mengatakan bahwa jumlah orang- orang


yang telah beraktualisasi diri tidaklah lebih dari dua persen
saja dari seluruh populasi dunia
KARAKTERISTIK SELF ACTUALIZING PERSON
 Memiliki persepsi objektif terhadap realitas (B-cognition)
 Menerima diri sendiri, orang lain dan lingkungan secara
umum
 Spontan, sederhana, natural
 Memiliki misi dalam hidup, dedikasi/komitmen pada tugas
 Memiliki kebutuhan akan privasi & independensi yang
lebih besar
 A continued freshness of appreciation: dapat terus
menghargai apapun yang dimiliki
 The mystical/peak experience
 Sering terganggu oleh perilaku orang lain tapi tetap
memiliki keinginan memahami dan menolong orang
lain
 Persahabatan lebih intens tapi terbatas
 Kreatif, fleksibel, spontan, tidak takut salah
 Karakter demokratis, toleran, menerima tanpa
membedakan, mau belajar dari orang lain, terbuka,
rendah hati
 Resistence to enculturation: diatur oleh dirinya
sendiri, bukan oleh kultur
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai