Anda di halaman 1dari 36

Psikologi Emosi

Pertemuan 3
Kamis, 24 Maret 2022
Ringkasan Pelajaran Pekan lalu
Emosi Dan Budaya Display Rules
01 Ekspresi emosi universal,
namun cara seseorang
02 standar-standar sosio-kultural
yang menentukan kapan, di
menampilkan emosi beragam mana, dan bagaimana emosi
berdasarkan budaya ditampilkan.

Gestur Simbolik Gender dan Emosi


03 Gestur simbolik adalah sinyal
non verbal dalam
04 Peneliti-peneliti telah
menemukan bahwa
menampilkan emosi. Setiap perempuan dan laki-laki
Budaya memiliki gestur seringkali serupa dalam
simbolik yang beragam pengalaman emosionalnya
Dasar Biologis
Terjadinya Emosi
Pekan lalu sudah disinggung
sedikit ya di beberapa kelas. Yuk
kita bahas lagi dari awal
01
Berdasarkan Sistem
Saraf (Ketergugahan)
Bagan Sistem Saraf Manusia
Bagaimana
Penjelasannya?
Berdasarkan Sistem Saraf (Ketergugahan)

Sistem saraf kita terbagi 2, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi
Berdasarkan Sistem Saraf (Ketergugahan)
Fokus kita saat ini adalah sistem saraf tepi.

Sistem saraf tepi terbagi dua juga, yakni


sistem saraf somatik dan sistem saraf
otonom. Pada sistem saraf otonom ini, tubuh
mengatur “ketergugahan fisiologis” kita ketika
merasakan emosi.

Terdapat dua bagian sistem saraf otonom

Pertama adalah sistem saraf simpatetis, yang


berfungsi untuk menggugah tubuh

Kedua adalah sistem saraf parasimpatetis


yang berfungsi untuk menanangkan tubuh
Fungsi kedua sistem saraf tersebut
Penjelasannya

Simpatetis Parasimpatetis

sistem ini bertanggung jawab Sistem saraf yang menenangkan


untuk reaksi yang cepat tubuh. Sistem saraf ini
terhadap sebuah sumber stress. meningkatkan relaksasi dan
Terkadang disebut sebagai proses penyembuhan
respon menghadapi atau lari
Ketika kita mengalami emosi marah, takut, cemas, kaget, dan cinta maka
saraf simpatetis lah yang bekerja dikarenakan terjadi ketergugahan fisiologis
pada diri kita

Ketika kita mengalami perasaan senang, atau hal yang membuat marah,
takut, cemas, dan kaget kita sudah berlalu, maka tubuh kita menjadi rileks
dikarenakan saraf parasimpatetis bekerja untuk menenangkan tubuh.
02
Berdasarkan Teori
Teori mengenai dasar
biologis emosi
Terdapat beberapa teori yang menginggung
soal dasar biologis terjadinya emosi. Namun
pada pembelajaran ini hanya akan kita
bahas dua teori saya, yaitu:

• Teori James Lange


• Teori Cannon -Bard
Teori James-Lange
● Coba anda bayangkan, saat anda mendaki gunung, anda terpisah dari
rombongan dan tersesat sendiri. Ketika anda sedang mencari rombongan,
seekor beruang kelaparan berlari menuju ke arah anda. Anda kemudian
merasa takut.
● Mengapa anda merasa takut?
● Teori James-Lange menyatakan bahwa emosi terjadi dari keadaan fisiologis yang muncul
karena rangsangan di lingkungan (emosi terjadi sesudah reaksi fisiologis)
● Setiap emosi mulai dari marah hingga gembira memiliki serangkai perubahan fisiologis yang
berbeda (terlihat dari denyut jantung, pola pernafasan, keringat, dam respon-respon lainnya. Inti
dari teori ini adalah: setelah merasakan stimulus, muncul lah perubahan fisiologis, kemudian
emosi muncul sebagai akibat dari persepsi seseorang terhadap perubahan fisiologisnya.
● Berikut ilustrasinya:
Teori Cannon-Bard
● Cannon (1927) menolak asumsi dalam teori James-Lange. Ia mengatakan bahwa perasaan emosi
yang berbeda tidak dapat dihubungkan dengan perubahan fisiologis spesifik (respon fisiologis
emosi marah mirip dengan beberapa emosi lain seperti takut dan sedih walau ada beberapa
perbedaan)
● Menurutnya, thalamus (suatu bagian otak yang berkaitan dengan emosi) merangsang saraf
simpatetik untuk menghasilkan perubahan fisiologis; bersamaan dengan itu thalamus mengirimkan
pesan kepada korteks serebrum di mana pengalaman emosi dipersepsi
● Brard (1934) mendukung analisis ini sehingga nama teori ini menjadi teori cannon-bard, yakni
sebuah teori yang menyatakan bahwa reaksi fisiologis dan emosi terjadi secara bersamaan.
● Berikut ilustrasinya:
03
Berdasarkan Otak
Fokus Pada Amigdala
• Sistem limbik adalah bagian otak yang sangat
berperan dalam pembentukan tingkah laku
emosi
• Amigdala: berbentuk seperti kacang almond
• Amigdala membantu mengoordinasikan
respons terhadap hal-hal yang berada di
lingkungan Anda, terutama yang memicu
respons emosi. Amigdala memproses emosi,
seperti ketakutan, kecemasan, kemarahan,
kesenangan, dan motivasi.
Amigdala

1 2
Amigdala memainkan peran Amigdala mungkin tidak memediasi
penting dalam ingatan semua emosi, tetapi ada bukti bahwa
emosional. Amigdala hampir amigdala terlibat dalam emosi positif
tidak pernah lupa dan negatif

3 4
Terdapat pengaruh
Amigdala berhubungan dengan korteks
neurotransmitter (senyawa
serebrum (tempat proses berpikir dan
kimia) dopamin dalam emosi
pengambilan keputusan).
positif
Amigdala lebih baik dalam mempengaruhi
korteks serebrum dari pada korteks serebrum
mempengaruhi amigdala sehingga ini
menjelaskan mengapa kita sulit
mengendalikan emosi
Kapan Kita
Menjadi
Emosional?
Pemicu Terjadinya Emosi
• Pemicu emosi terdiri dari dua jenis, yaitu pemicu universal dan pemicu
spesifik.
• Hal-hal yang memicu emosi seseorang diistilahkan dengan “tema-tema
pemicu emosi”. Berdasarkan istilah ini, maka terdapat tema universal
dan tema spesifik
• Tema universal memang sudah merupakan insting untuk
keberlangsungan hidup kita, sementara tema spesifik terbentuk dari hal-
hal yang dipelajari sepanjang hidup. Ingatan mengenai tema yang
dipelajari tersebut disimpan di suatu database di otak kita. Tema spesifik
bervariasi untuk setiap orang.
• Untuk lebih jelasnya, perhatikan penjelasan di slide berikutnya:
Pengklasifikasian Tema:
Tema Universal Tema Spesifik
• Pemicu emosi yang timbul dari
hasil pembelajaran
• Pemicu emosi yang terkait dengan
• Setiap orang memiliki tema spesifik
yang bervariasi. Ada yang
insting
intensitasnya tinggi ada yang
• Pemicu yang menghasilkan emosi
intensitasnya rendah dalam
yang sama pada setiap orang.
memicu emosi
• Contohnya: “kehilangan” akan
• Contohnya: “Kehilangan” menjadi
menimbulkan emosi ”sedih”;
penyebab umum seseorang
”kehilangan support” sebagai tema
besedih, namun jenis “kehilangan”
emosi ”takut”; ”orang lain ikut
tersebut berbeda pada setiap
campur atas apa yang ingin
orang. Misalkan, si A sedih ketika
dilakukan” sebagai tema emosi
kehilangan kucing peliharaannya,
”marah”
sementara si B tidak terlalu sedih
bahkan tidak merasa sedih
Refleks Pada Saat Emosi
• Emosi mempersiapkan kita untuk menangani peristiwa-peristiwa tertentu tanpa
memikirkannya. Kita bisa langsung sangat refleks melakukan sesuatu dikarenakan
mengalami emosi.
• Refleks dalam melakukan sesuatu ketika emosi ini muncul dikarenakan setiap orang
memiliki mekanisme otomatis atau disebut juga dengan automatic appraising
mechanism
• Lebih rincinya, automatic appraising mechanism ialah suatu mekanisme penilaian
yang dimiliki manusia, berfungsi untuk terus menerus mengamati dunia luar di sekitar
kita, kemudian mendeteksi kapan sesuatu yang penting bagi keberadaan dan
keselamatan kita akan terjadi.
• Saat seseorang dalam keadaan bahaya, terdesak atau diganggu oleh sesuatu maka
mekanisme penilaian otomatis atau automatic appraiser mechanism nya aktif,
kemudian emosi muncul, lalu memacu orang tersebut melakukan gerakan refleks.
Lanjutan..
● Jika bahaya tersebut datang secara mendadak dan emosi yang dirasakan sangat kuat, maka memori
kita mengenai episode emosi setelahnya tidak bisa akurat. Maksudnya ialah, kita tidak mengetahui
apa yang dilakukan otak, serta proses apa yang dilibatkan ketika kita mengenali bahwa ada bahaya di
depan mata.
● Jika prosesnya lambat, maka nyawa seseorang sulit untuk terselamatkan. Maha suci Tuhan yang telah
memberikan kita mekanisme seperti itu.
● Begitu bahaya sudah berlalu, bisa jadi dalam diri kita masih ada rasa takut. Mungkin butuh sekitar 10-
15 detik agar sensasi ketakutan tersebut berkurang
● Manusia memiliki emotion alert database (pusat data siaga emosi). Dalam database tersebut
tersimpan data mengenai apa saja tema yang memicu kita mengeluarkan emosi, baik tema universal
(pemicu emosi universal), maupun tema spesifik (pemicu emosi spesifik).
● Database ini merupakan sumber informasi bagi manusia untuk mengaktifkan mekanisme penilaian
otomatis. Lebih rincinya, mekanisme penilaian otomatis ini menjelajahi lingkungan sekitar untuk
mencari hal-hal yang menyerupai kejadian yang sudah disimpan di database. Jika sudah bertemu,
maka mekanisme penilaian otomatis ini langsung aktif.
Jalur-Jalur Munculnya Emosi
● Meskipun emosi sering dipicu oleh mekanisme penilaian
otomatis dalam diri kita yang membuat kita melakukan
gerakan refleks (misalnya kita langsung merasa takut dan
bersiap untuk lari ketika tiba-tiba kita bertemu beruang saat
kita terpisah dari rombongan di gunung), namun
sebenarnya ada beberapa jalur lain penyebab kemunculan
emosi selain disebabkan oleh aktifnya mekanisme penilaian
otomatis itu
● *Kita akan bahas beberapa jalur tersebut di slide selanjutnya
● *untuk slide selanjutnya, mekanisme penilaian otomatis
dalam diri kita yang biasa disebut dengan automatic
appraiser mechanism akan disingkat menjadi auto-
appraiser.
Ragam Jalur Munculnya Emosi

1 2 5 6
Ketika mengalami sesuatu Aktifnya Menceritakan pengalaman Empati
yang membuat kita reflek reflective appraisal emosional masa lalu pada
merespon (aktifnya auto- orang lain
appraisers)

3 4 7 8
Mengingat adegan Mengimajinasikan sesuatu Pelanggaran atas norma- Tanpa paksaan
emosional masa lalu norma sosial mengasumsikan kehadiran
suatu emosi
1. Aktifnya Auto-appraiser
Emosi dapat muncul dikarenakan aktifnya
mekanisme penilaian otomatis kita. Hayoo, ini
penjelasannya gimana ya? Jalur 1 ini sudah
dijelaskan di banyak slide, yakni Berkaitan dengan
gerakan refleks kita ketika mengalami emosi
2. Aktifnya Reflective Appraisal
● Kadang-kadang, emosi muncul dikarenakan seseorang memikirkan hal apa yang sebenarnya
terjadi di balik sesuatu yang sedang ia hadapi. Hal ini disebut dengan “reflective appraising” atau
“penilaian reflektif.”
● Reflective appraising ialah proses pertimbangan/pemikiran dengan kesadaran penuh atas apa
yang sedang terjadi.
● Dalam penilaian reflektif ini, kita juga secara sadar melakukan proses evaluasi
● Misalnya, anggap saja ada seseorang mendengar kabar akan ada PHK di tempat kerjanya. Setelah
mendengar kabar tersebut, ia akan berpikir apakah ia akan masuk ke dalam daftar pemecatan atau
tidak. Saat berpikir mengenai potensi ancaman tersebut, ia mungkin akan penjadi takut, ia tidak bisa
menerima kenyataan andai harus kehilangan pekerjaan, karena ia tau bahwa ia butuh uang untuk
melanjutkan kehidupannya.
● Peristiwa di atas terkait dengan “kehilangan support” yang mana merupakan salah satu tema bagi
emosi takut.
3. Mengingat Adegan Emosional Masa Lalu
● Kita bisa menjadi emosional saat mengingat adegan emosional masa lampau, atau saat tiba-tiba
adegan masa lampau itu tiba-tiba hinggap di pikiran kita.
● Setelah adegan tersebut muncul dalam benak kita, kita bisa merasakan kembali emosi yang sama
seperti pada waktu itu, atau justru malah emosi yang berbeda
● Misalnya, dulu kita pernah mengalami emosi marah kepada teman dikarenakan ia mengabaikan
pesan whatsapp kita padahal kita sedang membutuhkannya. Ketika mengingat adegan ini kembali,
kita bisa saja merasakan marah lagi, bahkan dengan intensitas yang lebih besar. Tetapi, bisa saja
kita malah mengalami emosi terkejut dikarenakan merasa heran mengapa dahulu kita marah
hanya karena hal seperti itu.
● Reaksi fisiologis tetap ditemukan pada tubuh walau emosi yang dirasakan hanya diakibatkan dari
mengingat adegan masa lalu. Hal ini berdasarkan penelitian Ekman dan Levenson.
4. Imajinasi
● Ketika kita mengimajinasikan sesuatu terjadi pada diri
kita, emosi dapat muncul. Hal ini dapat terjadi ketika
seorang aktris/actor melakukan acting
● Contohnya adalah aktris/aktor web-series Layangan
Putus yang viral beberapa waktu lalu. Para pemain
merasakan emosi sungguhan, sehingga mereka
butuh waktu untuk meregulasi emosinya setelah
melakukan adegan pertengkaran ketika sang
sutradara memberi aba-aba “cut”
● Mengimajinasikan sesuatu yang membuat kita
emosional mungkin dapat melatih kita
mengendalikan reaksi kita terhadap pemicu emosi
tersebut
5. Berbicara Kepada Orang Lain Mengenai Hal yang Pernah Dialami

● Ketika kita curhat kepada orang lain mengenai apa yang pernah kita alami, kita akan bisa
merasakan emosi itu kembali. Contohnya: anda memiliki seekor kucing kesayangan, dan kucing itu
mati beberapa bulan lalu sehingga membuat anda sedih. Ketika menceritakan pengalaman ini
kepada teman, maka emosi sedih tersebut dapay muncul lagi.
● Tidak hanya curhat, menyatakan kepada orang lain mengenai pengalaman yang kita rasakan ketika
berinteraksi dengannya beberapa saat yang lalu juga dapat memicu emosi. Contohnya: bayangkan
anda marah kepada adik anda beberapa hari yang lalu. Hal ini membuat anda dan adik tidak
bertegur sapa selama beberapa saat. Di hari berikutnya, ketika emosi marah anda sudah reda, anda
kembali menyapa adik anda, kemudian menyatakan kembali betapa marahnya anda beberapa
hari yang lalu. Ketika menyatakan hal tersebut, emosi marah anda dapat kembali lagi.
6. Empati
● Saat teman anda mendengar cerita anda mengenai kucing kesayangan anda yang mati beberapa
bulan lalu, ia berempati
● Empati merupakan sebuah keadaan mental dimana seseorang merasakan pikiran, perasaan, atau
keadaan yang sama dengan orang lain.
● Saat seseorang berempati, ia dapat mengalami emosi yang dirasakan oleh orang lain.
● Namun, ada kalanya seseorang tidak berempati terhadap kisah orang lain tapi tetap mengalami
emosi atas apa yang dialami orang tersebut
● Contohnya: setelah mendengar cerita mengenai kucing kesayangan anda yang mati dan melihat
ekspresi sedih anda, teman anda merasakan emosi jijik dikarenakan ia menganggap anda lemah
karena bersedih.
7. Pelanggaran Atas Norma-Norma Sosial
● Tanpa sadar, kita mengadopsi banyak hal yang membuat orang merasa emosi, kemudian apa yang
memicu emosi orang di sekeliling kita secara tidak sadar diinternalisasikan ke dalam diri kita.
Contohnya: anda melihat orang tua anda marah jika ada yang membuang sampah sembarangan.
Secara tidak sadar, anda kemudian mengadopsi hal tersebut sehingga anda juga menjadi marah
dan tidak suka jika ada orang yang buang sampah sembarangan
● Kita ini tumbuh dengan norma-norma yang ada di sekitar masyarakat
● Norma-norma ini tentulah tidak universal. Ia bervariasi antar lingkungan
● Emosi dapat muncul jika terdapat seseorang/sekelompok orang melakukan tindakan yang
melanggar norma-norma sosial yang sudah kita anut.
● Contoh: Pada umumnya masyarakat Indonesia tidak melegalkan LBGT dan akan marah jika ada
yang terpapar. Namun masyarakat belahan dunia lain yang melegalkan LGBT cenderung merasa
tidak masalah dengan itu
8. Mengasumsikan Kehadiran Suatu Emosi
● Mengasumsikan kehadiran suatu emosi di sini adalah
dengan menggerakkan otot wajah sesuai ekspresi emosi
yang kita inginkan. Misalnya kita ingin merasakan emosi
bahagia, maka gerakkanlah otot wajah kita menuju
senyuman
● Saat membuat ekspresi tertentu, maka seseorang akan
dibanjiri sensasi emosional yang sangat kuat.
● Namun, hal seperti ini tidak berlaku untuk semua ekspresi.
Hanya pada ekspresi marah, takut, bahagia, sedih saja
● Hal ini didasari oleh penelitian Ekman dan Rekan-rekannya
● Teknik ini banyak digunakan oleh dunia kerja, salah satunya
adalah melatih pramugari memberikan senyum yang
menawan dengan memaksa otot wajahnya membuat
senyuman dibantu oleh pensil
The End
Tetap Semangat!!

Anda mungkin juga menyukai