Pertemuan 1 Pengertian Dan Sejarah Pengukuran Psikologi
Pertemuan 1 Pengertian Dan Sejarah Pengukuran Psikologi
Pertemuan 1 FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
AIRLANGGA
PSIKOMETRI
What do we learn today?
1. Sejarah dan perkembangan pengukuran
psikologi
2. Pengertian pengukuran psikologi
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
PENGUKURAN PSIKOLOGI
Sejarah pengukuran psikologi
• Pada awalnya, ilmu psikologi disebut sebagai
pseudoscience (membuat ilmu psikologi tidak dapat
dipercaya karena tidak berdasarkan dengan fakta-
fakta ilmiah yang pasti)
• Atas alasan tersebut para ahli mencari cara agar
psikologi diakui sebagai suatu ilmu.
• Positivisme sangat berperan dalam perkembangan
psikologi menjadi suatu ilmu. Positivisme berarti
kebenaran yang benar-benar terjadi dan dapat dilihat
sehingga dapat dipercaya.
• Paham positivisme berhubungan dengan angka
(karena dianggap data yang pasti dan bisa dilihat) →
psikologi mengadopsi pengukuran dengan angka dari
matematika.
• Pengukuran psikologi adalah cabang dari ilmu
statistika karena berhubungan dengan angka dan data.
Sejak saat itu muncul pengukuran psikologi atau juga
disebut psikometri.
• Dengan melakukan pengukuran, psikologi dapat diakui
sebagai ilmu dan dipandang secara empirisme.
• Charles Darwin dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Species”,
membahas perbedaan antara spesies-spesies (Darwin, 1859). Buku
Darwin ini mengispirasi Galton.
• Francis Galton (psikolog dari Inggris) adalah orang pertama yang
berusaha untuk mengukur intelegensi manusia.
• Galton tertarik mempelajari perbedaan antara manusia dan bagaimana
cara mengukur perbedaan-perbedaan tersebut.
• Ia mempertanyakan apakah perbedaan tersebut diturunkan atau tidak.
• Galton (1869) menerbitkan buku “Hereditary Genius”, yang
membahas tentang karakteristik yang membuat seseorang
berbeda dengan yang lain, bagaimana karakteristik yang
dimiliki orang tersebut membuatnya lebih layak daripada
yang lain, dan apakah karakteristik tersebut merupakan
sesuatu yang dapat diturunkan kepada keturunan
seseorang (Galton, 1869).
• Galton yang dijuluki “bapak psikometri” dan sangat tertarik
dengan pengukuran. Ia menciptakan peta cuaca, mengukur
tingkat kebosanan mahasiswa selama kuliah, dan
menyarankan penggunaan sidik jari untuk mengidentifikasi
individu dalam ilmu forensik.
• Galton juga berusaha untuk mengukur intelegensi manusia
dengan menggunakan metode sensori-motorik (meskipun
saat itu hasilnya tidak memuaskan).
• Alfred Binet (1905), tes intelegensi
pertama yang berhasil disusun oleh
seorang peneliti asal Prancis bernama.
• Sejak saat itu muncul beberapa tes
intelegensi, tes kepribadian, dan banyak
tes psikologi lainnya.
SEJARAH TES PSIKOLOGI
2200 SM Pemerintahan kerajaan Cina mulai mengadakan tes
seleksi penerimaan pegawai baru
Yunani Kuno Kerajaan Yunani Kuno mulai mengadakan tes untuk
evaluasi proses pendidikan
Abad Universitas di Eropa mulai menggunakan test untuk
Pertengahan pendidikan formal
1837 Seguin mempelopori pemberian pelatihan bagi
penderita retardasi mental dan memberikan
perhatian pada aspek diskriminasi sensoris dan
pengembangan kendali motorik pada anak. Dasar ini
kemudian menjadi dasar dari tes inteligensi non
verbal
1838 Esquirol mempublikasikan Mental Retardation (MR)
berdasarkan macam dan tingkat gangguannya
1884 Francis Galton mengadministrasikan test battery
pertama untuk ribuan orang di International Health
Exhibit
1890 James McKeen Cattel menggunakan istilah tes
mental di dalam menggunakan alat tes battery
yang diciptakan Galton
1897 Ebbinghaus mengembangkan tes
aritmatic, memory span, dan sentence completion
1901 Clark Wissler menemukan fakta bahwa Brass
Instrument tidak memiliki korelasi dengan
pencapaian nilai akademik seseorang
1905 Binet dan Simon menemukan tes kecerdasan
modern pertama
1913 Robert Yerkes menciptakan Army Alpha dan Army
Beta untuk merekrut sukarelawan perang dunia
pertama
1916 Lewis Terman merevisi alat tes Binet dan Simon maka lahirlah
Stanford dan Binet
Memungkin
Memungkin Memungkin
kan
kan orang kan Mudah
pengemban
menyajikan penerapan dikomunik
gan teori
data secara metode
dalam asikan
rinci dan analisis
model
lengkap matematis
matematik
Proses dalam pengukuran:
Konsep Intelegensi
Operasionalisasi
Operasionalisasi Intelegensi
Tes IQ
Pengukuran atribut psikologis sukar
mencapai validitas, reliabilitas dan
objektivitas yang tinggi, karena:
• Bersifat laten atau tidak tampak
• Aitem-aitem dalam skala psikologi didasari oleh
indikator-indikator perilaku yang jumlahnya
terbatas.
• Respon yang diberikan oleh subjek sedikit banyak
dipengaruhi variabel lain
• Atribut psikologis stabilitasnya tidak tinggi
• Interpretasinya hanya dapat dilakukan secara
normatif
Pengukuran psikologi: keuntungan
- Objektif
- Kuantifikasi
- Ekonomis
- Generalisasi
Kriteria alat ukur
• Sesuai dengan konstrak teori yang
dikembangkan
• Alat ukur tersebut valid
• Reliabilitas tinggi
Istilah-istilah dalam Pengukuran
Psikologi:
• Tes : suatu pengukuran yg objektif & standar
terhadap sampel perilaku (Anastasi)
• Skala :instrumen pengukuran untuk
mengidentifikasi konstrak/ atribut psiklogis.
• Angket : suatu set pertanyaan yang
membahas suatu topik (Chaplin)
• Inventori : suatu alat untuk menaksir dan
menilai suatu tingkah laku, minat, dll
(Chaplin)
Perbedaan Skala VS Angket
Dimensi Skala Angket
Sifat Data Subjektif Faktual
Arah pertanyaan Tidak langsung langsung
Kesadaran pd tujuan Tidak sadar sadar
pengukuran
penilaian Prosedur penskalaan klasifikasi
Jumlah kontrak yg Satu konstrak Banyak konstrak
diungkap
reliabilitas Perlu diuji Tidak perlu diuji
validitas Kejelasan konsep Kejelasan tujuan
Jenis data Interval ordinal
Wilayah Pengukuran Psikologi
Atribut psikologis :
a. Kognitif (potensial & aktual)
b. Non kognitif (Afektif)
Individual vs Group Test
– Individual tests: test administrator gives a test
to a single person
• e.g. WAIS-III, MMPI-2
– Group tests: single examiner gives a test to a
group of people
• e.g. SAT, TPA
Klasifikasi Tes
Abilitas Potensial
Umum
Abilitas (IQ)
Potensial
Kognitif
Abilitas Potensial
Khusus
(Bakat)
Tes Abilitas Aktual
(prestasi)
Non-Kognitif
(aspek afektif &
kepribadian)