0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
39 tayangan19 halaman
Skema dan kategori sosial merupakan struktur kognitif yang membantu individu mengorganisasi dan memproses informasi sosial. Skema terbentuk melalui pengalaman dan memengaruhi persepsi, memori, dan pengambilan keputusan. Skema sosial dapat berupa skema personal, peran sosial, situasi, atau kelompok sosial dan sering digunakan untuk mengkategorikan orang lain secara stereotip.
Skema dan kategori sosial merupakan struktur kognitif yang membantu individu mengorganisasi dan memproses informasi sosial. Skema terbentuk melalui pengalaman dan memengaruhi persepsi, memori, dan pengambilan keputusan. Skema sosial dapat berupa skema personal, peran sosial, situasi, atau kelompok sosial dan sering digunakan untuk mengkategorikan orang lain secara stereotip.
Skema dan kategori sosial merupakan struktur kognitif yang membantu individu mengorganisasi dan memproses informasi sosial. Skema terbentuk melalui pengalaman dan memengaruhi persepsi, memori, dan pengambilan keputusan. Skema sosial dapat berupa skema personal, peran sosial, situasi, atau kelompok sosial dan sering digunakan untuk mengkategorikan orang lain secara stereotip.
Semester Gasal 2021/2022 Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Skema (Bartlett, 1932)
Memori merupakan proses kreatif dari rekonstruksi atas
masa lalu yang menciptakan skema Persepsi, komprehensi (pemahaman), interpretasi dan memori dimediasi oleh skema mental sehingga menjadi struktur hierarkis (frame) yang mengorganisasi pengetahuan manusia Skema Sosial Skema adalah ‘struktur kognitif yang merepresentasikan konsep atau tipe stimulus, termasuk atribut dan relasi diantara atribut tersebut’ (Fiske & Taylor 1991) – Skema terbentuk melalui pengalaman sebelumnya Script skema mengenai situasi/kejadian Ketika skema diaktifkan, maka skema akan memfasilitasi model pemrosesan informasi yang top-down, concept-driven, atau theory- driven – Karena naturenya dibentuk berdasarkan pengalaman, maka skema sulit bekerja sebaliknya (bottom-up atau data-driven) – Secara kognitif, kerja skema mirip proses accommodation (Piaget) ...cont’d Singkatnya, skema adalah… – Pola pikiran dan perilaku yang terorganisasi – Struktur mental yang merepresentasikan dan mengorganisasikan pemahaman dan asumsi-asumsi kita atas dunia yang kita gunakan untuk menginterpretasi atau memproses informasi – Struktur pengetahuan yang spesifik atau representasi kognitif dari self – Kerangka mental yang memusat pada suatu tema yang spesifik, membantu kita mengorganisasi informasi Skema mempengaruhi atensi kita, bila ada ketidakcocokan dgn informasi yg diterima, kita akan mengenali informasi tsb sebagai pengecualian/keunikan Skema cenderung menetap, walaupun kita dihadapkan pada situasi yang berbeda Tipe-tipe Skema Person schema – Struktur pengetahuan tentang orang tertentu Role schema – Struktur pengetahuan tentang peran tertentu (e.g. istri, suami, ayah, guru, mahasiswa, dsb) Scripts – Skema mengenai situasi/konteks Content-free schema – Skema ini tidak berisi informasi yang spesifik, namun berisi aturan-aturan mengenai pemrosesan informasi – Contoh: apabila Joni menyukai Sinta, sedangkan Sinta menganggap Rana orang yang menyebalkan, maka Joni harus menjauhi Rana agar Sinta menyukainya Self-schema – Skema mengenai citraan diri self-concept Kategori dan Purwarupa Skema dalam membantu individu mengorganisasikan informasi dengan cara: – Menyediakan frame untuk mengkategorikan informasi baru – Menyediakan informasi untuk membentuk purwarupa (prototype). Dalam mengabstraksikan skema (purwarupa), individu biasanya menggunakan informasi konkrit yang ia alami sendiri (exemplars, Smith & Zarate 1992) – Contoh: ketika diminta mendeskripsikan ‘orang Amerika’, maka individu akan cenderung mendeskripsikan orang Amerika yang pernah ditemuinya sebagai purwarupa Kategori diorganisasi secara hirarkis – Sehingga kategori yang amat spesifik merupakan bagian dari kategori yang sifatnya lebih inklusif Kategori dan Stereotip Stereotip merupakan shared generalization atas suatu kelompok sosial. – Merupakan skema atas kelompok sosial tertentu, cenderung simplified dan derogatory ketika stereotip tsb mengenai outgroups. – Biasanya disandarkan pada perbedaan yang visible antara kelompok-kelompok (utamanya perbedaan ciri-ciri fisik) Skema merupakan template mental yang sering digunakan individu untuk menginterpretasikan keragaman yang kompleks secara lebih sederhana – Berbahaya apabila berlanjut menjadi prasangka dan perilaku diskriminasi …cont’d Selama dua dekade, riset mengenai stereotip menghasilkan temuan: – Individu cenderung amat menyederhanakan sekelompok besar orang dengan sejumlah (amat sedikit) atribut yang sederhana – Stereotip amat sulit untuk diubah, meskipun mungkin diubah dengan kontak sosial – Stereotip amat dinamis mengikuti perubahan sosial, politik dan ekonomi – Stereotip terbentuk pada masa kanak-kanak awal, biasanya sebelum anak-anak memiliki kesempatan berinteraksi dengan kelompok sosial yang dibentuk stereotipnya – Namun riset selanjutnya menyebutkan bahwa stereotip mengkristal pada masa akhir kanak-kanak, ketika individu mencapai usia 10 tahun (Rutland 1999) – Stereotip akan semakin intens dan visible ketika terjadi social tension, atau konflik antar kelompok sosial, sehingga makin sulit untuk dimodifikasi – Stereotip tidak selalu salah atau tidak akurat, melainkan dibentuk dengan tujuan making sense atas relasi antar-kelompok …cont’d Meskipun stereotip memiliki sifat inertia, ia tidak statis, karena dapat berubah terutama ketika merespon perubahan konteks sosial dan motif individu Motivasi memiliki kontribusi penting dalam membentuk stereotip, diantaranya: – Membentuk gambaran yang koheren mengenai konteks sosial dan mereduksi ketidak-pastian (Hogg 2007) – Menjustifikasi peran sosial (Eagly 1995) dan ketimpangan kuasa (Fiske 1993) – Menjelaskan konflik antar-kelompok (Jost & Banaji 1994) – ..dan berkontribusi dalam membentuk positive sense atas ingroup identity (Hogg & Abrams 1988) Aksentuasi Perseptual Henri Tajfel (1957, 1959) merupakan peneliti Psikologi Sosial yang pertama kali mendeskripsikan bagaimana proses kategorisasi dapat membentuk stereotip. Dalam membentuk pengetahuan mengenai suatu objek, maka individu akan mengandalkan fitur yang paling substansial (atau bahkan yang paling terlihat mencolok) dalam mengkategorikan objek. – Seandainya beras merah diwarnai coklat dan beras coklat diwarnai merah (menggunakan pewarna yang tidak berbau dan berasa), maka individu akan menggunakan informasi warna untuk menilai rasanya Hal ini mendasari terbentuknya “aksentuasi perseptual” Aksentuasi Perseptual
..yaitu suatu konsep dimana:
– Kategorisasi dari stimulus akan membentuk aksentuasi perseptual mengenai kesamaan intra-kategori dan perbedaan antar-kategori pada dimensi yang dipercayai berhubungan dengan kategorisasi – Efek aksentuasi akan semakin intens apabila kategorisasi dianggap penting oleh individu Menggunakan Skema Individu biasanya mengandalkan kategorisasi yang sangat sederhana, tidak terlalu inklusif tetapi juga tidak terlalu eksklusif, sehingga akan cenderung menggunakan subtypes, bukan kategori yang subordinate atau superordinate. – Contoh: kita akan cenderung mempersepsikan seorang wanita yang bekerja menjadi akuntan sebagai ‘wanita karir’, bukan ‘wanita’ atau ‘akuntan’ Individu juga lebih suka menggunakan skema yang didahului oleh petunjuk (cue) yang paling terlihat, seperti warna kulit, penampilan fisik dan cara berpakaian, atau karakteristik yang paling distinctive dalam konteks tertentu (misal: seorang laki-laki yang ngobrol bersama dengan sekelompok perempuan) …cont’d Skema yang paling relevan dengan diri kita juga akan lebih sering digunakan Contohnya… – Seorang yang rasis (dimana informasi mengenai ras amat penting, tersedia dalam memori mereka dan sering digunakan untuk memproses informasi mengenai orang lain) akan lebih sering menggunakan skema rasial daripada orang yang tidak rasis …cont’d Perbedaan individual yang menentukan derajat dan tipe skema sosial yang digunakan adalah: – Attributional complexity: individu umumnya memiliki derajat kompleksitas dalam menjelaskan mengenai orang lain yang berbeda – Uncertainty orientation: individu umumnya bervariasi dalam ketertarikan mereka untuk memperoleh lebih banyak informasi. Ada individu yang lebih memilih uninformed, tapi sangat yakin dengan sikap mereka. – Need for cognition: individu umumnya berbeda apabila ditinjau dari kebutuhan mereka atas informasi. – Need for cognitive closure: individu umumnya berbeda dalam kebutuhan mereka untuk mendapat jawaban yang pasti atas situasi yang ambigu. – Cognitive complexity: individu memiliki variasi dalam kompleksitas proses kognitifnya, bisa juga dipengaruhi oleh intelegensi. Pemerolehan Skema Individu dapat membentuk skema secara tidak langsung – Tidak melalui pengalaman langsung, melainkan dari cerita atas pengalaman orang lain (second-hand schema) Pembentukan dan pengembangan skema melalui beberapa proses: – Skema akan menjadi lebih abstrak dan cenderung kurang terasosiasi dengan objek skema apabila individu tidak pernah berinteraksi langsung dengan objek tsb – Ketika individu memiliki pengalaman langsung dengan objek, maka skema akan semakin kompleks dan kaya – Semakin kompleks suatu skema, maka skema akan lebih terorganisasi secara sistematis dan akan semakin banyak kaitan yang lebih kompleks antar-skema – Skema cenderung resilien. Ketika individu berhadapan dengan objek yang tidak konsisten dengan skema, maka akan dianggap sebagai pengecualian, sehingga jarang direspon dengan memodifikasi skema. Mengubah/Memodifikasi Skema Skema kelihatannya akurat bagi individu karena menawarkan nuansa keteraturan, padahal realitas sosial senyatanya kompleks dan tidak terduga. – Oleh karenanya, meskipun mungkin, skema sosial umumnya sulit diubah. Individu akan cenderung ‘memproteksi’ skemanya dengan hanya mau menerima bukti yang mendukung skemanya, dan mengabaikan/menganggap pengecualian data yang bertentangan dengan skemanya. …cont’d Namun apabila skema terbukti tidak akurat, individu akan pelan-pelan memodifikasi skemanya. – Contoh: apabila seorang anak melihat film the Lion King dan membentuk skema bahwa singa adalah binatang yang lucu dan menggemaskan, maka skema akan otomatis berubaha apabila anak tsb pergi ke Taman Safari dan bertemu singa yang sesungguhnya. Tiga cara/proses modifikasi skema (Rothbart 1981) – Bookkeeping: perubahan lambat mengikuti akumulasi data yang bertentangan dengan skema – Conversion: perubahan mendadak ketika data yang bertentangan meluap pada saat yang sama – Subtyping: skema membentuk subkategori untuk mengakomodasi data yang bertentangan dengan skema asal
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita