Anda di halaman 1dari 28

Gangguan

Neurodevelopmental
Biopsikologi Perilaku
Gangguan Spektrum
Autisme
Definisi
• Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah kondisi perkembangan yang menyebabkan kemampuan
komunikasi dan sosialisasi terganggu, terbatasnya minat, dan perilaku repetitif (APA, 2021)

• Diagnosis ASD meliputi dua kategori gejala, yaitu: 1) gangguan persisten dalam komunikasi timbal balik
dan interaksi sosial; 2) pola perilaku, minat, atau aktivitas yang terbatas dan berulang
Gejala
Gejala awal yang muncul dapat diamati sebelum anak mencapai usia satu tahun. Namun
demikian, gejala nampak lebih konsisten saat anak berusia 2 atau 3 tahun

• Gejala defisit dalam komunikasi sosial meliputi :


- menurunnya minat berbagi dan terlibat dengan orang lain
- kesulitan memahami emosi sendiri dan orang lain
- keengganan mempertahankan kontak mata
- kurangnya kemampuan menggunakan gerakan non-verbal
- cara berbicara yang kaku atau aneh
- kesulitan dalam membangun hubungan pertemanan atau mempertahankannya
Gejala (2)

• Minat terbatas dan perilaku berulang meliputi:


- perilaku yang tidak fleksibel, kesulitan ekstrem terhadap perubahan
- terlalu fokus pada hal tertentu sehingga mengabaikan hal lain
- mengharapkan orang lain untuk ikut tertarik pada hal yang diminati
- kesulitan menoleransi perubahan dalam rutinitas dan pengalaman baru
- hipersensitivitas sensorik, misal: sangat sensitif terhadap suara keras
- gerakan stereotipik seperti mengepakkan tangan, mengayun, atau berputar
- menata barang-barang, misalnya mainan, dengan cara tertentu
Faktor Heritabilitas
70-90% 18.7%
Terjadinya ASD
Tingkat kejadian
pada bayi yang
ASD pada kembar
memiliki saudara
monozigot
dengan ASD

5-10% 32.2%
Terjadinya ASD pada bayi
Tingkat kejadian yang memiliki lebih dari
pada kembar satu saudara kandung
dizigotik dengan ASD

(Sebat, et.al., 2007)


(Ozonoff, et.al., 2011)
Perubahan pada Otak dan ASD
Pada ASD, meskipun otak seperti pada umumnya dan
sedikit lebih kecil saat lahir,namun kemudian mulai
Courchesne, et.al., 2007 tumbuh luar biasa cepat hingga pada usia 2-3 tahun
menjadi sekitar 10% lebih besar dibandingkan otak
individu seusianya

Pada ASD, korteks frontal dan temporal tumbuh


Schuman & Amaral, dengan cepat selama dua tahun pertama kehidupan,
tetapi kemudian menunjukkan sedikit atau bahkan tidak
2006 ada peningkatan ukuran selama empat tahun
berikutnya

Otak orang dengan ASD menunjukkan bahwa volume


white matter yang mengandung akson jarak pendek
Herbert, et.al., 2004 (short-range axons) meningkat, tetapi volume white
matter yang mengandung akson jarak jauh (long-range
axons) tidak mengalami peningkatan
Genetika dan
Penyebab ASD lainnya
• Banyak penelitian mengungkap bahwa ASD terkait
dengan genetik, namun tidak satupun
menunjukkan dalam persentase yang tinggi
(O’Roak, et.al., 2012; State & Levitt, 2011)

• Beberapa penelitian pada ASD berfokus pada


topoisomerase –enzim yang mengatur dan
mereplikasi DNA serta memproduksi RNA tertentu.
ASD ditemukan merupakan hasil dari mutase gen
topoisomerase (King et al., 2013; Xu et al., 2013)
https://www.youtube.com/watch?v=pW5akpT0OIQ

(Genetics, Brain Connections, and Autism – 4’)


Cont’d
• Lingkungan prenatal juga berkontribusi
terhadap ASD yang ditunjukkan oleh sekitar
12% ibu dari anak ASD ternyata memiliki
antibody yang menyerang protein tertentu
pada otak (Braunschweig, et.al., 2013)

• Wanita hamil yang mengonsumsi asam folat


memiliki sekitar setengah kemungkinan
memiliki anak dengan ASD dibandingkan
dengan wanita hamil yang tidak mengonsumsi
(Suren, et.al., 2013)
Pemindaian Otak dari Anak dengan
ASD dan Anak pada Umumnya
https://www.youtube.com/watch?v=iJMWATYG9Zc

(Inside the autism brain: The striatum – 4’ 17’’)


Perilaku Stereotipik pada ASD
Intervensi

1 Intervensi medis, e.g. risperidone untuk mengurangi perilaku


stereotipik meskipun menimbulkan risiko efek samping yang serius

2 Intervensi behavioral untuk mengatasi defisit dalam perilaku sosial


dan komunikasi

3 Intervensi mode khusus seperti diet, terapi musik, atau sentuhan


terapeutik
Gangguan Pemusatan
Perhatian dan
Hiperaktivitas
Definisi
• Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah pola perilaku yang menunjukkan kurangnya
perhatian dan/atau adanya hiperaktivitas-impulsivitas yang menetap dan mengganggu fungsi individu
atau perkembangan

• ADHD dapat mulai muncul pada masa anak-anak dengan syarat kemunculan gejala sebelum usia 12
tahun, serta menunjukkan adanya gejala klinis yang substansial selama masa anak-anak

• At the same time, an earlier age at onset is not specified because of difficulties in establishing precise
childhood onset retrospectively

• Onset gejala pada usia yang lebih muda tidak dapat ditentukan secara adekuat karena adanya kesulitan
menetapkan onset masa anak-anak secara tepat
Gejala

Kurangnya
Hiperaktivitas Impulsivitas
perhatian
Mengabaikan tugas, Aktivitas motorik yang Tindakan tergesa-gesa
kurangnya persistensi, berlebihan, tanpa memikirkan
kesulitan kegelisahan konsekuensi dan
mempertahankan berlebihan, sering berpotensi
fokus, dan cenderung mengetuk, atau banyak membahayakan individu
kurang terorganisir bicara
Gejala Kurangnya Perhatian
• Sering gagal memberikan perhatian yang cermat pada suatu detil atau ceroboh dalam
mengerjakan tugas di sekolah, tempat kerja, maupun aktivitas lainnya
• Sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas atau aktivitas lain
• Sering tampak tidak mendengarkan saat diajak bicara secara langsung
• Sering mengalami kesulitan dalam mengatur tugas dan aktivitas tertentu
• Sering menghindari, kurang menyukai, atau enggan mengerjakan tugas-tugas yang
membutuhkan kemampuan mental secara berkelanjutan
• Sering kehilangan hal-hal yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas atau aktivitas
lainnya
• Seringkali mudah terganggu oleh stimulus eksternal
• Sering lupa dalam kegiatan sehari-hari
Gejala Hiperaktivitas dan Impulsivitas
• Sering gelisah dan menampakkannya dengan mengetukkan tangan atau kaki,
menggeliat di kursi, dan lainnya
• Sering meninggalkan tempat duduk atau tidak dapat duduk diam pada situasi yang
mengharapkannya tetap tinggal di tempat
• Sering berlari atau memanjat pada situasi yang tidak sesuai
• Sering tidak dapat melakukan aktivitas secara tenang
• Sering bertindaktiba-tiba
• Sering bicara berlebihan
• Sering menjawab sebelum pertanyaan selesai
• Sering mengalami kesulitan dalam menunggu giliran
• Sering menyela atau menjahili orang lain

Diagnosis ADHD memerlukan adanya enam (atau lebih) dari sembilan gejala kurangnya
perhatian dan/atau enam (atau lebih) dari Sembilan gejala hiperaktif dan impulsive yang
telah berlangsung setidaknya selama enam bulan (APA, 2013)
https://www.youtube.com/watch?v=Rfcdx3qm77M

(Infographics: What is ADHD? – 2’ 12’’)


Heritabilitas

75-91%
Estimasi dari faktor heritabilitas ADHD
tergolong tinggi, yaitu berkisar antara 75-91%
Perubahan pada Otak dan ADHD

Castellanos, et.al., 2002 Aaron, et.al., 2004

Anak-anak dengan ADHD Gejala-gejala ADHD serupa dengan


menunjukkan penurunan volume dampak dari kerusakan otak pada
otak dibandingkan dengan anak- korteks prefrontal, yaitu: mudah
anak seusianya terdistraksi, pelupa, impulsif,
perencanaan buruk, dan
Durston, et.al., 2003; hiperaktivitas

Rubia, et.al., 1999;


Vaidya, et.al., 2005
ADHD disebabkan oleh kelainan pada jaringan otak yang
melibatkan striatum (caudate nucleus dan putamen) serta
korteks prefrontal
https://www.youtube.com/watch?v=EpfeWrkV3os
(The Brain on ADHD – 1’ 05’’)

https://www.youtube.com/watch?v=suEjXwnxaYY
(Your Child’s ADHD Circuit: How ADHD Works– 2’ 48’’)
Intervensi
• Medikasi menggunakan stimulat, misalnya amfetamin dan methylphenidate
untuk mengatasi gejala kurangnya perhatian dan hiperaktif. Namun demikian,
dapat menyebabkan risiko kesehatan tertentu

• Obat-obatan berlisensi yang digunakan dalam terapi ADHD:


METHYLPHENIDATE, LISDEXAMFETAMINE, DEXAMFETAMINE, ATOMOXETINE,
GUANFACINE

• Psikoedukasi untuk memotivasi orangtua dan anak berdiskusi mengenai


ADHD dan efeknya

• Program pelatihan dan pendidikan orangtua yang memiliki anak ADHD

• Pelatihan keterampilan sosial untuk anak dengan ADHD

• Psikoterapi dengan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dan konseling


perkawinan atau terapi keluarga
Aktivitas Mandiri
Buatlah mind map mengenai gangguan
neurodevelopmental secara berkelompok
dan akan dipresentasikan minggu depan

Deadline pengumpulan: H-1 jadwal


pertemuan berikutnya
Referensi

• American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual


of Mental Disorders (DSM-5) (5th Edition). Washington, D.C.: APA.

• Kalat, J.W. (2015). Biological Psychology (12th Edition). Cengage Learning.

• Carlson, N.R. & Birkett, M.A. (2017). Physiology of Behavior (12th, Global
Edition). Pearson.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai