Anda di halaman 1dari 18

Abnormal psychology

Penggolongan, Assessment, &


Metode Penanganan

Nur Afiah, S.Psi., M.A


Beberapa istilah :
• Etiologi :Penyelidikan mengenai relasi
kausal (sebab-musabab) dalam gangguan.
• Epidemiologi : frekuesi dan distribusi suatu
gangguan mental dalam suatu
(usia,gender,ras,kelas sosial dll).
• Prevalensi : jumlah kasus yang ada (5 :1)
• Diagnosis : penemuan sifat suatu abnormalitas
atau satu penyakit/ klasifikasi seseorang
berdasarkan suatu penyakit yang dideritanya
atau satu abnormalitas yang diidapnya.
• Prognosis : Ramalan hasil atau akibat suatu
penyakit, atau gangguan/penyakit mental. Beberapa
indikasi mengenai lamanya penyakit yang didugakan,
kerasnya penyakit dan status akhir yang mengkin
terjadi, merupakan bagian dari prognosa tersebut.
• Onset : awal mula terjadinya gangguan
• Simtom : satu jenis gejala gangguan.
• Sindrom : kumpulan dari beberapa gejala/gangguan.
• Anamnesis : riwayat medis sejak satu waktu
khusus tertentu, misalya sejak berawalnya suatu
penyakit atau sejak .masuknya dirumah sakit
Proses diagnosis
gangguan mental
Anamnesis  Pemeriksaan 
Diagnosis  Terapi  Tindak
lanjut.
Penggolongan/ klasifikasi
Digunakan untuk mengorganisasikan
seperangkat objek dan berdasarkan prinsip-
prinsip yang berbeda dan tergantung pada
tujuan pengembangan.

Klasifikasi kategorik: perbedaan dalam


jenis (kualitas), bukan perbedaan
dalam jumlah (kuantitas).

Klasfikasi dimensional:
pendeskripsian objek dalam
kaitannya dengan dimensi kontinu.
Pengukuran dalam bentuk kuantitatif
Tujuan pengklasifikasian perilaku
abnormal

• berguna bagi klinisi yang harus


mencocokkan masalah klien dengan
bentuk intervensi yang paling cocok
dan efektif.
• sistem klasifikasi harus digunakan
dalam pencarian pengetahuan baru.
Diagnosis Multiaksial
• Aksis I : Gangguan klinis
Kondisi lain yang menjadi fokus Perhatian klinis
• Aksis II : Gangguan kepribadian
Retardasi mental
• Aksis III: Kondisi Medik umum
• Aksis IV: masalah psikososial dan lingkungan
• Aksis V : Penilaian fungsi secara global
Catatan :
Antara aksis I,II,III tidak selalu harus ada hubungan etiologik
atau patogenesis
Hubungan antara aksis I-II-III dan IV dapat timbal balik saling
mempengaruhi.
Tujuan diagnosis
multiaksial
• Mencakup info yang komprehensif sehingga dapat
membantu dalam :
– Perencanaan terapi
– Meramalkan outcome / prognosis
• Format mudah dan sistematik, shg membantu :
– Menata dan mengkomunikasikan info klinis
– Menangkap kompleksitas situasi klinis
– Menggambarkan heterogenitas individual dengan
diagnososs klinis yang sama
• Memacu penggunaan “model bio-psiko-sosial”
dalam klinis,pendidikan dan penelitian.
Evaluasi sistem
klasifikasi

Reliabili • konsistensi pengukuran,


termasuk keputusan diagnostik
tas
Validita • sejauh mana alat ukur dapat
mengukur suatu objek.
s
Assessment
• Wawancara, memberikan kesempatan untuk meminta
orang memberikan atau mendeskripsikan tentang
masalah yang dialami.
1) wawancara terstruktur:
• interviewer dapat mengontrol interaksinya dan dapat
menggali lebih jauh.
• dengan mengobservasi perilaku non verbal pasien, iter
dapat mencoba mendeteksi bidang resistensi. Validitas
informasi dapat ditingkatkan.
• wawancara dapat memberikan banyak informasi
dalam waktu yang pendek. Mampu mencakup berbagai
kejadian di masa lalu dan banyak setting yang berbeda.
Observasi

Rating
• memberikan asesmen kuantitatif
tentang perilaku seseorang
berdasarkan pengamatan

scale • rating juga dibuat berdasarkan


informasi selama wawancara

Behavior • data observasi berdasarkan pada


pencatatan kegiatan aktual orang yang

al coding diamati.
• memberikan informasi terperinci tentang
perilaku orang yang diamati dalam situasi
system tertentu.
Tes kepribadian dan
inventori laporan diri
• personality inventory, terdiri atas
serangkaian pernyataan yang mudah
dipahami. Biasanya subjek diminta
untuk menyebutkan apakah
pernyataan benat atau salah yang
dalam kaitannya berdasarkan diri
sendiri.
Tes kepribadian proyektif
• disodorkan dengan serangkaian
stimuli yang ambigu.
• tes Rorshach
Prosedur asesmen
biologis
• teknik pencitraan otak
• Mencakup info yang komprehensif sehingga dapat
membantu dalam :
– Perencanaan terapi
– Meramalkan outcome / prognosis
• Format mudah dan sistematik, shg membantu :
– Menata dan mengkomunikasikan info klinis
– Menangkap kompleksitas situasi klinis
– Menggambarkan heterogenitas individual dengan
diagnososs klinis yang sama
• Memacu penggunaan “model bio-psiko-sosial”
dalam klinis,pendidikan dan penelitian.
Asesmen psikofisiologis
• perubahan pada sistem respons
fisiologis, seperti denyut jantung dan
tingkat respirasi.

Anda mungkin juga menyukai