Anda di halaman 1dari 43

PSIKOLOGI ABNORMAL

Pertemuan 3 Assessmen Klinis, Diagnosis, dan Berbagai Pendekatan untuk Penanganan Gangguan

Rina Rahmatika rina.rahmatika@yarsi.ac.id

PHYSICAL ASSESSMENT
2

Masalah psikologi dlm beberapa kasus terkait dengan physical abnormalities diperlukan evaluasi medis Pemeriksaan fisik diperlukan untuk mengukur integrasi struktur (anatomi) dan fungsi (fisiologis) otak yang berpengaruh thdp terbentuknya perilaku

THE GENERAL PHYSICAL EXAMINATION


Pemeriksaan fisik prosedur medical check up

prosedur pengukuran untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai suatu gangguan yang mungkin terkait dengan problem-problem fisik, misalnya somatoform, ketergantungan obat, organic brain syndromes, dsb.

THE NEUROLOGICAL EXAMINATION


Bertolak dari adanya keterkaitan antara brain pathology dengan gangguan mental (mis. menurunnya
fungsi memori, gangguan motorik). Alat pendeteksi EEG (Electroencephalography) to assess brain wave patterns in awake and sleeping states hasilnya berupa rekaman/cetakan grafis ttg aktivitas elektrik dalam otak Misalnya penderita ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder) hasil EEG menunjukkan adanya dysrhythmia (pola-pola yang tidak beraturan)

Anatomical Brain Scans


CAT scan (computerized axial tomography) menggunakan sinar X, dapat menunjukkan gambaran bagian otak yang mengalami gangguan

CAT scan dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging) karena: 1) Gambaran otak lebih tajam karena mampu membedakan jaringan-jaringan halus di otak 2) Pengoperasiannya lebih sederhana 3) Tidak ada efek radiasi
6

PET Scans (Positron Emission Tomography) gambaran bagaimana berfungsinya organ ataupun metabolisme tubuh tracking senyawa dalam tubuh, seperti glukosa yang merupakan hasil metabolisme otak ataupun organ lainnya Gambaran aktivitas metabolisme terkait dengan diagnosis yang tepat ttg patologi otak, misal epilepsi, trauma pada kepala, stroke, tumor otak

THE NEUROPSYCHOLOGICAL EXAMINATION


Digunakan untuk melihat lokasi kerusakan otak Prosedur medis menggunakan EEG, CAT, PET dan MRI scan Prosedur psikologis melibatkan penggunaan berbagai alat tes untuk mengukur aspek kognitif, perseptual, dan kemampuan motorik seseorang

Pemeriksaan medis/biologis diperlukan bila ada dugaan munculnya gangguan perilaku yang disebabkan oleh faktor-faktor organik Namun bila gangguan psikologis muncul karena faktor-faktor non-organik digunakan asesmen psikososial

PSYCHOLOGICAL ASSESSMENT
10

DEFINISI
Suatu bentuk evaluasi dan pengukuran sistematik terhadap faktor-faktor psikologis (sifat-sifat, skills, abilities, fungsi emosional), biologis, dan sosial pada diri individu yang menunjukkan kemungkinan mengalami gangguan psikologis dan dipergunakan untuk mengembangkan diagnosis

11

The purposes
Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk diagnosis Mengidentifikasikan target-target untuk intervensi terapeutik Memonitor efek dari tritmen yang sudah diberikan sepanjang waktu
12

Apa yang menjadi target dalam assessmen klinis ?

Bagaimana klinisian / peneliti mampu menghadirkan dan mengidentifikasikan permasalahan, gejala-gejala umum, dan perilaku klien

13

METODE PEROLEHAN DATA


Observasi Wawancara Tes psikologi

14

OBSERVASI
Hal-hal yang diamati : external signs or cues dan ekspresi perilaku yang signifikan dengan diagnosis Amati pula penampilan umum klien seperti postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa dan kalimat verbal yang diucapkan, dsb. Bbrp psikolog mengikutsertakan peran a. trained observer lain sebagai teknik antar rater lebih valid b. significant others (orang tua, guru, teman, dsb) untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap

15

Bedakan hasil Observasi Perilaku dengan Impresi / Kesan !


Observasi Perilaku Impresi / kesan

Intonasi suara tinggi (observasi verbal) Mata subjek terlihat melotot, dahi berkerut, nafas terdengar tersengal-sengal (observasi non verbal)
Subjek terlihat meringis, mata meyipit, menyipit, jari-jari tangannya memegang luka berdarah di kaki

Subjek marah

Subjek menahan rasa sakit

16

WAWANCARA
Teknik untuk memperoleh data mengenai kehidupan dan kepribadian seseorang/klien. Wawancara terkadang sangat tergantung pada apa yang menjadi perhatian atau concern interviewer. - Psikiater aspek biologis / fisik klien - Pekerja sosial sejarah kehidupan dan keadaan sosial ekonomi klien - Psikolog klinis menekankan rapport pada klien sebagai bagian dariterapi

17

Interviewer juga dipengaruhi model / aliran psikologi apa dalam proses wawancara, misalnya : - psikoanalisis lebih byk bertanya ttg proses psikodinamika (masa lalu dan mimpi-mimpi klien) - behavioristik bagaimana pengaruh lingkungan thdp terbentuknya perilaku klien

18

lanjutan...
Errors, dalam hal : 1) proses interview tsb dan hubungan interviewee & interviewer diawal perlu rapport yg baik, adanya perasaan saling menghargai 2) munculnya kecemasan yang inkonsisten dari interviewee slm proses wawancara 3) interviewer tingkat pengalaman, pengetahuan, dan gaya / keunikan yang dimiliki akan sangat berpengaruh thdp interviewee

19

Perlunya standardisasi membuat tipe wawancara yang terstruktur apa yang menjadi target wawancara bisa tercapai, proses wawancara bisa terarah. Hanya saja kendalanya terkesan kaku, kurang luwes.
Model psikoanalisis asosiasi bebas wawancara tidak terstruktur, klien bebas mengungkapkan pikiran maupun perasaannya tanpa takut dikritik/dipengaruhi terapis Model humanistik client centered therapi mrpk non directive therapy Model behavioristik structured interview

20

TES PSIKOLOGI
Digunakan untuk : mengukur perilaku maladaptif perkembangan ketrampilan sosial yang dimiliki kemampuan intelektual minat kerusakan otak memahami dinamika kepribadian dan konflik yang dialami
21

Bentuk Tes Psikologi


Projective Personality Tests menghadirkan stimulus ambigu, misalnya bercak tinta, gambar, dan kalimat tidak lengkap. Klien akan merespon sbg bentuk proyeksi dari attitudes, motif-motif, maupun karakter kepribadian lainnya sesuai situasi yang dihadirkan dalam alat tes. Contoh : Tes Rorschach, Thematic Apperception Test (TAT).

22

Objective Personality Tests


ada alternatif jawaban, merupakan self-descriptive statements. Contoh : Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) terdiri dari 566 pernyataan true false utk mengetahui keadaan psikiatrik klien (hipokondriasis, psikopatik, paranoia, Schizophrenia, dsb). Contoh lain : Tes Inteligensi (WAIS), tes kerusakan otak (Bender - Gestalt)

23

PENGGOLONGAN DAN DIAGNOSIS GANGGUAN

24

Penggolongan / Klasifikasi ? Fungsi penggolongan ?

Penempatan beberapa objek atau orang menjadi kategori-kategori berdasarkan sifat-sifatnya

1. Membantu meramalkan perilaku penderita yang mengalami gangguan tertentu menunjukkan pola perilaku tertentu. Misal: Schizophrenia adanya halusinasi, waham, dsb 2. Membantu mengidentifikasi populasi dengan pola perilaku abnormal yang serupa Misal: dari sekelompok penderita depresi, kita bisa tahu etiologi depresi
25

Syaratnya ?
Reliable Reliabilitas derajat dimana suatu alat ukur menghasilkan hasil yang sama ketika digunakan untuk mengukur hal yang sama. Kaitan dengan klasifikasi gangguan: Kesepakatan antara para ahli mengenai konsistensi gambaran gejala dari suatu gangguan. Oleh karena itu alat ukur perilaku abnormal yang reliabel harus menunjukkan hasil yang sama bila dilakukan pada kesempatan berbeda
26

Validitas
mampu mengukur apa yang hendak diukur terkait dengan klasifikasi sejauh mana diagnosis secara akurat mampu membantu kita membuat kesimpulan klinis mengenai perilaku individu yang sesuai dengan suatu kategori khusus mis. penderita Schizophrenia penderita phobia orang yang tidak mengalami gangguan

27

Penggolongan Perilaku Abnormal


Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) - 4th edition Text Revision by American Psychiatric Association Di Indonesia Pedoman Penggolongan & Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) oleh DepKes RI DirJend Pelayanan Medik, 1993

28

DSM menggolongkan pola perilaku abnormal sebagai gangguan mental atas dasar kriteria diagnostik yang spesifik penyebab gangguan mental tidak bisa didasarkan pada satu penyebab saja krn itu, ada kriteria yang terkait dengan faktor biologis, psikologis, maupun faktor-faktor lingkungan

29

Hal yang Harus Diperhatikan !


DSM maupun PPDGJ menggolongkan gangguan, bukan orang-orangnya bukan menggolongkan orang sebagai Schizophrenik melainkan orang yang menderita Schizophrenia

Ingat bahwa proses Labeling / pemberian stigma khusus pada penderita gangguan punya efek yang merugikan bagi individu

30

Hal lain yang harus diperhatikan dalam mendiagnosa seseorang : 1. Riwayat penyakit keluarga 2. Secara biologis, ada perbedaan tingkat hormon, neurotransmiter, dsb dibanding individu yang tidak mengalami gangguan perlu pemeriksaan medis

31

sistem penggolongan multiaksial DSM-IV-TR


32

Sistem multiaksial merupakan suatu pengukuran yang terdiri dari beberapa aksis, dimana masingmasing aksis menunjuk pada domain berbeda yang memberikan informasi untuk membantu klinisi merencanakan tritmen dan memprediksi hasil tritmen tsb
33

DSM-IV-TR mengevaluasi individu berdasarkan pada lima aksis tidak hanya pada satu diagnosis saja Tiga aksis pertama (Aksis I III) mengukur kondisi status klinis individu saat ini (mutakir)

34

Aksis I

Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V

: Gangguan Klinis Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis : Gangguan Kepribadian Retardasi Mental : Kondisi Medik Umum : Masalah Psikososial & Lingkungan : Global Assessment of Functioning (GAF)

35

AKSIS I Gangguan Klinis &Kondisi lain yang Menjadi Fokus Perhatian Klinis
merupakan suatu penggolongan sindrom (kumpulan simtom/gejala) klinis atau kondisi lain yang terkait dengan masalah klinis. Gangguan klinis perilaku abnormal yg menyebabkan penurunan fungsi dan perasaan tertekan pd individu kondisi lain yang terkait dengan masalah klinis permasalahan yang mungkin menjadi fokus diagnosis dan terapi, tapi tidak dapat didefinisikan sebagai gangguan psikologis (misal: Masalah akademik, relasi, dsb). Selain itu, terkait juga dengan faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis (misal: depresi pasca operasi sehingga menghambat proses recovery)
36

AKSIS I Gangguan yang didiagnosa pertama ketika bayi, anak-anak, atau remaja (kecuali Retardasi Mental, didiagnosa pada Aksis II)

37

AKSIS II

Gangguan Kepribadian & Retardasi Mental


Tercakup didalamnya adalah pola perilaku maladaptif yang sifatnya persisten Mempengaruhi hubungan antarpribadi dan proses adaptasi dengan lingkungan Termasuk pula dalam aksis ini : Retardasi Mental

38

AKSIS III

Kondisi Medik Umum


Berbagai kondisi medis yang dapat mempengaruhi munculnya gangguan mental individu. Misalnya : penyakit sistem pernafasan yang menahun dapat mempengaruhi kondisi psikologis (munculnya depresi) dsb.

39

AKSIS IV

Masalah Psikososial & Lingkungan


Berbagai situasi / kondisi psikososial & lingkungan yang dapat mempengaruhi proses diagnosis, penanganan, atau prognosis (prediksi) terhadap suatu ganggauan

40

AKSIS V

Global Assessment of Functioning (GAF)


Sering disebut dengan istilah Skala GAF (GAF scale) Merupakan penilaian klinisian terhadap keseluruhan fungsi individu pada saat pemeriksaan (kondisi mutakir) Berguna untuk merencanakan bentuk tritmen dan mengukur efektifitasnya Skala GAF terbagi atas 10 jangkauan/ranges dari fungsi individu Masing-masing deciles memiliki range 10 poin : - bagian pertama menunjukkan level simtom - bagian selanjutnya menunjukkan fungsi individu
41

sebagai contoh : GAF Scale 41 50 menggambarkan gejala yang serius (mis.keinginan bunuh diri) dan bagian selanjutnya terdapat kesulitan dalam sosial, pekerjaan, ataupun sekolah (mis. tidak memiliki pekerjaan, teman, dsb)

42

GAF : 91 - 100 81 90 71 80 61 70 51 60 41 50 31 40 21 30 11 20 1 10 0

Semakin keatas, gejala dan disabilitas yang ditunjukkan semakin ringan

43

Anda mungkin juga menyukai