Pertemuan 3 Assessmen Klinis, Diagnosis, dan Berbagai Pendekatan untuk Penanganan Gangguan
PHYSICAL ASSESSMENT
2
Masalah psikologi dlm beberapa kasus terkait dengan physical abnormalities diperlukan evaluasi medis Pemeriksaan fisik diperlukan untuk mengukur integrasi struktur (anatomi) dan fungsi (fisiologis) otak yang berpengaruh thdp terbentuknya perilaku
prosedur pengukuran untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai suatu gangguan yang mungkin terkait dengan problem-problem fisik, misalnya somatoform, ketergantungan obat, organic brain syndromes, dsb.
CAT scan dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging) karena: 1) Gambaran otak lebih tajam karena mampu membedakan jaringan-jaringan halus di otak 2) Pengoperasiannya lebih sederhana 3) Tidak ada efek radiasi
6
PET Scans (Positron Emission Tomography) gambaran bagaimana berfungsinya organ ataupun metabolisme tubuh tracking senyawa dalam tubuh, seperti glukosa yang merupakan hasil metabolisme otak ataupun organ lainnya Gambaran aktivitas metabolisme terkait dengan diagnosis yang tepat ttg patologi otak, misal epilepsi, trauma pada kepala, stroke, tumor otak
Pemeriksaan medis/biologis diperlukan bila ada dugaan munculnya gangguan perilaku yang disebabkan oleh faktor-faktor organik Namun bila gangguan psikologis muncul karena faktor-faktor non-organik digunakan asesmen psikososial
PSYCHOLOGICAL ASSESSMENT
10
DEFINISI
Suatu bentuk evaluasi dan pengukuran sistematik terhadap faktor-faktor psikologis (sifat-sifat, skills, abilities, fungsi emosional), biologis, dan sosial pada diri individu yang menunjukkan kemungkinan mengalami gangguan psikologis dan dipergunakan untuk mengembangkan diagnosis
11
The purposes
Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk diagnosis Mengidentifikasikan target-target untuk intervensi terapeutik Memonitor efek dari tritmen yang sudah diberikan sepanjang waktu
12
Bagaimana klinisian / peneliti mampu menghadirkan dan mengidentifikasikan permasalahan, gejala-gejala umum, dan perilaku klien
13
14
OBSERVASI
Hal-hal yang diamati : external signs or cues dan ekspresi perilaku yang signifikan dengan diagnosis Amati pula penampilan umum klien seperti postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa dan kalimat verbal yang diucapkan, dsb. Bbrp psikolog mengikutsertakan peran a. trained observer lain sebagai teknik antar rater lebih valid b. significant others (orang tua, guru, teman, dsb) untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap
15
Intonasi suara tinggi (observasi verbal) Mata subjek terlihat melotot, dahi berkerut, nafas terdengar tersengal-sengal (observasi non verbal)
Subjek terlihat meringis, mata meyipit, menyipit, jari-jari tangannya memegang luka berdarah di kaki
Subjek marah
16
WAWANCARA
Teknik untuk memperoleh data mengenai kehidupan dan kepribadian seseorang/klien. Wawancara terkadang sangat tergantung pada apa yang menjadi perhatian atau concern interviewer. - Psikiater aspek biologis / fisik klien - Pekerja sosial sejarah kehidupan dan keadaan sosial ekonomi klien - Psikolog klinis menekankan rapport pada klien sebagai bagian dariterapi
17
Interviewer juga dipengaruhi model / aliran psikologi apa dalam proses wawancara, misalnya : - psikoanalisis lebih byk bertanya ttg proses psikodinamika (masa lalu dan mimpi-mimpi klien) - behavioristik bagaimana pengaruh lingkungan thdp terbentuknya perilaku klien
18
lanjutan...
Errors, dalam hal : 1) proses interview tsb dan hubungan interviewee & interviewer diawal perlu rapport yg baik, adanya perasaan saling menghargai 2) munculnya kecemasan yang inkonsisten dari interviewee slm proses wawancara 3) interviewer tingkat pengalaman, pengetahuan, dan gaya / keunikan yang dimiliki akan sangat berpengaruh thdp interviewee
19
Perlunya standardisasi membuat tipe wawancara yang terstruktur apa yang menjadi target wawancara bisa tercapai, proses wawancara bisa terarah. Hanya saja kendalanya terkesan kaku, kurang luwes.
Model psikoanalisis asosiasi bebas wawancara tidak terstruktur, klien bebas mengungkapkan pikiran maupun perasaannya tanpa takut dikritik/dipengaruhi terapis Model humanistik client centered therapi mrpk non directive therapy Model behavioristik structured interview
20
TES PSIKOLOGI
Digunakan untuk : mengukur perilaku maladaptif perkembangan ketrampilan sosial yang dimiliki kemampuan intelektual minat kerusakan otak memahami dinamika kepribadian dan konflik yang dialami
21
22
23
24
1. Membantu meramalkan perilaku penderita yang mengalami gangguan tertentu menunjukkan pola perilaku tertentu. Misal: Schizophrenia adanya halusinasi, waham, dsb 2. Membantu mengidentifikasi populasi dengan pola perilaku abnormal yang serupa Misal: dari sekelompok penderita depresi, kita bisa tahu etiologi depresi
25
Syaratnya ?
Reliable Reliabilitas derajat dimana suatu alat ukur menghasilkan hasil yang sama ketika digunakan untuk mengukur hal yang sama. Kaitan dengan klasifikasi gangguan: Kesepakatan antara para ahli mengenai konsistensi gambaran gejala dari suatu gangguan. Oleh karena itu alat ukur perilaku abnormal yang reliabel harus menunjukkan hasil yang sama bila dilakukan pada kesempatan berbeda
26
Validitas
mampu mengukur apa yang hendak diukur terkait dengan klasifikasi sejauh mana diagnosis secara akurat mampu membantu kita membuat kesimpulan klinis mengenai perilaku individu yang sesuai dengan suatu kategori khusus mis. penderita Schizophrenia penderita phobia orang yang tidak mengalami gangguan
27
28
DSM menggolongkan pola perilaku abnormal sebagai gangguan mental atas dasar kriteria diagnostik yang spesifik penyebab gangguan mental tidak bisa didasarkan pada satu penyebab saja krn itu, ada kriteria yang terkait dengan faktor biologis, psikologis, maupun faktor-faktor lingkungan
29
Ingat bahwa proses Labeling / pemberian stigma khusus pada penderita gangguan punya efek yang merugikan bagi individu
30
Hal lain yang harus diperhatikan dalam mendiagnosa seseorang : 1. Riwayat penyakit keluarga 2. Secara biologis, ada perbedaan tingkat hormon, neurotransmiter, dsb dibanding individu yang tidak mengalami gangguan perlu pemeriksaan medis
31
Sistem multiaksial merupakan suatu pengukuran yang terdiri dari beberapa aksis, dimana masingmasing aksis menunjuk pada domain berbeda yang memberikan informasi untuk membantu klinisi merencanakan tritmen dan memprediksi hasil tritmen tsb
33
DSM-IV-TR mengevaluasi individu berdasarkan pada lima aksis tidak hanya pada satu diagnosis saja Tiga aksis pertama (Aksis I III) mengukur kondisi status klinis individu saat ini (mutakir)
34
Aksis I
: Gangguan Klinis Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis : Gangguan Kepribadian Retardasi Mental : Kondisi Medik Umum : Masalah Psikososial & Lingkungan : Global Assessment of Functioning (GAF)
35
AKSIS I Gangguan Klinis &Kondisi lain yang Menjadi Fokus Perhatian Klinis
merupakan suatu penggolongan sindrom (kumpulan simtom/gejala) klinis atau kondisi lain yang terkait dengan masalah klinis. Gangguan klinis perilaku abnormal yg menyebabkan penurunan fungsi dan perasaan tertekan pd individu kondisi lain yang terkait dengan masalah klinis permasalahan yang mungkin menjadi fokus diagnosis dan terapi, tapi tidak dapat didefinisikan sebagai gangguan psikologis (misal: Masalah akademik, relasi, dsb). Selain itu, terkait juga dengan faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis (misal: depresi pasca operasi sehingga menghambat proses recovery)
36
AKSIS I Gangguan yang didiagnosa pertama ketika bayi, anak-anak, atau remaja (kecuali Retardasi Mental, didiagnosa pada Aksis II)
37
AKSIS II
38
AKSIS III
39
AKSIS IV
40
AKSIS V
sebagai contoh : GAF Scale 41 50 menggambarkan gejala yang serius (mis.keinginan bunuh diri) dan bagian selanjutnya terdapat kesulitan dalam sosial, pekerjaan, ataupun sekolah (mis. tidak memiliki pekerjaan, teman, dsb)
42
GAF : 91 - 100 81 90 71 80 61 70 51 60 41 50 31 40 21 30 11 20 1 10 0
43