Anda di halaman 1dari 18

KAREN HORNEY

MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Dosen : Sitti Syawaliah Gismin, M.Psi., Psikolog

OLEH: KELOMPOK 5

ALIFA AULIYA PUTRI - 4520091033

ANNISAA FATIMAH AZZAHRA FANI – 4520091039

YUSRIFAR J LAWANG – 4520091041

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2021

[Ketik di sini] 1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji dan syukur laporan tugas Statistik
persembahkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta`ala, atas limpahan rahmat,
petunjuk, dan ridho- Nya sehingga Makalah Psikologi Kepribadian dengan judul
“Karen Horney” dapat diselesaikan baik. Shalawat serta salam kepada baginda
Rasulullah Shalallahu `alahi wasallam, yang mana beliau adalah utusan Allah
Subhanahu wa Ta`ala untuk menyempurnakan akhlak umat manusia di muka bumi
ini.

Makalah tugas Psikologi Kepribadian ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian di Fakultas Psikologi Universitas Bosowa
Makassar. Dalam proses penyusunannya penulis mendapatkan banyak bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Sehingga dalam kesempatan ini
penulis juga bermaksud menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Ibu
Sitti Syawaliah Gismin, M.Psi., Psikolog. selaku Dosen mata kuliah Psikologi
Kepribadian Fakultas Psikologi Universitas Bosowa Makassar. Dan juga kepada
Teman-teman mahasiswi khususnya teman Fakultas Psikologi yang telah
memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki. Semoga jasa-


jasa mereka bernilai ibadah dan senantiasa mendapat pahala dan rahmat dari Allah
Subhanahu wa Ta`ala, segala kritik dan saran yang membangun akan lebih
menyempurnakan tugas makalah ini, penulis berharap kiranya Proposal Penelitian
ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak yang membacanya. Aamiin.

Makassar, 6 April 2021

Penulis

[Ketik di sini] 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
C. Tujuan .................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Karen Horney . ........................................................................................ 6


B. Pemikiran Karen Horney Mengenai Psikoanalisis................................................. 8
C. Psikologi Feminin dan Psikoterapi ...................................................................... 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA

[Ketik di sini] 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karen Danielsen Horney dilahirkan di Eilbek, kota kecil dekat


Hamburg, Jerman, pada 15 September 1885. Ia adalah anak
perempuan satu-satunya Berndt (Wackels) Danielsen, seorang kapten
kapal, dan Clothilda van Ronzelen Danielsen, seorang wanita yang
berusia hampir 18 tahun lebih muda daripada suaminya. Keluarga
Danielsen adalah sebuah keluarga yang tidak bahagia, sebagian
dipicu oleh perbuatan saudara tiri karen yang membuat ayah mereka
membenci istri keduanya.
Pada tahun 1906, ia memulai studinya di University of Freiburg
dan ia menjadi salah satu wanita pertama Jerman yang belajar
mengenai obat-obatan. Di sana, ia bertemu dengan Oskar Horney,
seorang mahasiswa ilmu politik. Hubungan mereka berawal dari
pertemanan, tetapi lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah
hubungan sepasang kekasih dan kemudian menikah pada tahun 1909.
Teori psikoanalisis sosial (psychoanalytic social theory) dari
karen Horney dibentuk berdasarkan asumsi bahwa kondisi sosial dan
kultural, terutama pengalaman masa kanak-kanak, sangat besar
pengaruhnya dalam membentuk kepribadian sesorang. Orang-orang
yang tidak mendapatkan kebutuhan akan cinta dan kasih sayang yang
cukup pada masa kanak-kanak akan mengembangkan rasa
permusuhan dasar (basic hostility) terhadap orang tua mereka, dan
sebagai akibatnya mengalami kecemasan dasar (basix anxiety).
Horney mengatakan bahwa seseorang melawan kecemasan dasar
dengan melakukan salah satu dari tiga cara pokok dalam
berhubungan dengan orang lain: (1) mendekati orang lain (2) melawan

[Ketik di sini] 4
orang lain, atau (3) menjauhi orang lain. Individu normal mungkin
menggunakan cara manapun dari ketiga cara tersebut, tetapi orang-
orang neurotik terdorong untuk menggunakan hanya satu cara.
Sama halnya seperti teoretikus kepribadian lainnya, pandangan
Horney mengenai kepribadian merupakan refleksi dari pengalaman-
pengalaman hidupnya. Berdnard Paris (1994) menulis bahwa
“pemikiran-pemikiran Horney diperoleh dari usahanya untuk mengatasi
penderitaan batinnya dan juga penderitaan batin pasien-pasiennya.
Apabila penderitaan yang ia alami tidak terlalu berat maka pemikiran-
pemikirannya akan menjadi kurang mendalam.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini
yaitu :
1. Siapa itu Karen Horney ?
2. Apa pemikiran Karen Horney mengenai Psikoanalisis?
3. Apa itu psikologi feminim dan psikoterapi menurut Karen Horney?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Karen Horney.
2. Mengetahui pandangan psikoanalisis menurut Karen Horney.
3. Untuk mengetahui psikologi feminism dan psikoterapi menurut
Karen Horney.
4. Menambah wawasan Mahasiswa.

[Ketik di sini] 5
BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI KAREN HORNEY


Biografi karen horney memiliki beberapa persamaan dengan
kehidupan melanie klein. Mereka sama-sama dilahirkan. Mereka
sama-sama dilahirkan pada tahun 1880-an, anak bungsu dari seorang
ayah berusia 50 tahun dan istri keduanya. Keduanya memiliki kakak
kandung yang lebih disukai oleh orang tuanya dan merasa tidak
diinginkan atau tidak dicintai.
Karen Danielsen Horney dilahirkan di Eilbek, kota kecil dekat
Hamburg, Jerman, pada 15 September 1885. Ia adalah anak
perempuan satu-satunya Berndt (Wackels) Danielsen, seorang kapten
kapal, dan Clothilda van Ronzelen Danielsen, seorang wanita yang
berusia hampir 18 tahun lebih muda daripada suaminya. Keluarga
Danielsen adalah sebuah keluarga yang tidak bahagia, sebagian
dipicu oleh perbuatan saudara tiri karen yang membuat ayah mereka
membenci istri keduanya. Karen merasakan permusuhan yang besar
terhadap ayahnya yang keras dan taat beragama, dan menganggap
sang ayah sebagai seorang munafik yang taat. Akan tetapi, ia
mengidolakan ibunya yang senantiasa mendukung dan menjaganya
dari sang kapten tua yang keras.
Ketika ia berusia 13 tahun, karen memutuskan untuk menjadi
seorang dokter, tetapi pada saat itu tidak ada satupun universitas di
Jerman yang menerima seorang perempuan. Pada saat ia berusia 16
tahun, situasi telah berubah, sehingga karen memasuki sebuah
sekolah yang akan berlanjut ke universitas dan kemudian ke sekolah
kedokteran. Pada tahun 1906, ia memulai studinya di University of
Freiburg dan ia menjadi salah satu wanita pertama Jerman yang
belajar mengenai obat-obatan. Di sana, ia bertemu dengan Oskar

[Ketik di sini] 6
Horney, seorang mahasiswa ilmu politik. Hubungan mereka berawal
dari pertemanan, tetapi lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah
hubungan sepasang kekasih dan kemudian menikah pada tahun 1909.
Pada awal tahun 1910, ia mulai mengerjakan sebuah analisis
bersama Karl Abraham yang merupakan salah seorang kolega dekat
Freud yang nantinya akan membuat analisis tentang Melanie Klein.
Pada tahun 1917, ia telah menyelesaikan tulisan pertamanya
mengenai psikoanalisis, “The Technique of Psychoanalitic Therapy”
(Horney, 1917/1968), yang mencerminkan pandangan Freudian yang
konvensional dan memperlihatkan sedikit indikasi adanya pemikiran
pribadu Horney dikemudian hari. Pada tahun 1915 setalah 5 tahun
melakukan psikoanalisis; dan dalam pencariannya akan laki-laki yang
tepat, Horney terlibat dalam beberapa hubungan asmara. Pada 1926,
Karen dan Oskar berpisah, tetapi tidak pernah resmi bercerai hingga
tahun 1938 setelah memiliki 3 anak perempuan. Tahun-tahun awal
setelah perpisahannya dengan Oskar merupakan masa paling
produktif dalam kehidupan Horney. Selain menemui pasien-pasien dan
menurus ketiga putrinya, karen semakin menyukai menulis, mengajar,
bepergian, dan memberikan kuliah.
Pada 1932, Horney meninggalkan Jerman untuk bekerja
sebagai associate director di Chicago Psychoanalytic Institute yang
baru berdiri. Selama 2 tahun ia menetap di Chicago, Horney bertemu
dengan Margaret Mead dan John Dollard. Selain itu, Horney
memperdalam pertemanannya dengan Erich Fromm dan istrinya,
Frieda Fromm Reichmann, yang telah ia kenal semasa di Berlin.
Selama 10 tahun, Horney dan Fromm menjadi teman akrab yang
saling memengaruhi satu sama lain hingga akhirnya menjadi
sepasang kekasih.
Setelah menetap 2 tahun di Chicago, Horney pindah ke New
York, tempat ia mengajar di New School for Social Research. Pada

[Ketik di sini] 7
tahun 1943, hubungan asmara Horney dan Fromm berakhir. Pada
1952, Horney mendirikan Karen Horney Clinic. Pada 1950, Horney
mempublikasikan karya paling bernilai dalam hidupnya, Neurosis and
Human Growth. Buku ini menjabarkan teori-teori yang tidak lagi hanya
sebuah reaksi terhadap pemikiran Freud melainkan teori-teori yang
merupakan ekspresi pemikiran pribadinya yang kreatif. Setelah
mengalami sakit dalam waktu singkat, Karen meninggal dunia akibat
kanker pada 4 Desember 1952 pada usia 65 tahun.

B. PENGANTAR TEORI PSIKOANALISIS SOSIAL


Tulisan-tulisan awal Karen horney, seperti juga tulisan-tulisan
adler, jung, dan klein, memiliki ciri khas freudien. Seperti adler dan
jung, horney lama-kelamaan tidak sepaham dengan psikoanalisis
ortodoks dan membentuk sebuah teori revisi yang merefleksikan
pengalaman-pengalaman pribadinya baik pengalaman klinis maupun
bukan .Walaupun tulisan-tulisan Honey hampor sebagian besar
berkaitan dengan masalah kejiwaan dan kepribadian neurotik
pemikiranya dapat pula diterapkan pada kepribadian normal dan
sehat. Kultur ,terutama pengalaman-penglaman masa kanak-kanak,
memainkan peranan penting dalam membentuk kepribadian manusia,
menjadi kepribadian neurotikatau sehat.

Pengaruh Kultur
Walaupun horney tidak mengabaikan factor genetis , ia sangat
menitikberatkan pengaruh cultural sebagai dasar utama
perkembangan kepribadian neurotic dan kepribadian normal. Ia
menyakini bahwa kultur modern terbentuk berdasarkan kompetisi
antar individual. Daya saing dan rasa permusuhan dasar yang
ditimbulkan oleh kultur modern menyebabkan perasaan terisolasi.
Perasaan sendiri di dunia yang tidak ramah ini akan menyebabkan

[Ketik di sini] 8
meningkatnya kebutuhan akan kasih saayang, yang pada akhirnya,
membuat orang menilai cinta terlalu tinggi. Sebagai akibatnya , banyak
orang melihat cinta dan kasih saying ebgai jawaban atas semua
permasalahan yang mereka hadapi.
Menurut horney, masyarakat barat mempunyai peranan dalam
menimbulkan lingkaran setan ini di antaranya dalam beberapa hal.
Pertama, orang-orang dalam masyarakat ini diperkenalkan dengan
ajaran kultur tentang kekeluargaan dan kerendahan hati. Akan tetapi,
ajaran ini bertentangan dengan sikap lain yang terkenal di masyarakat,
yaitu agresivitas dan dorongan untuk menang atau untuk menjadi lebih
baik dari pada orang lain. Kedua, keiinginan masyarakat untuk sukses
dan berhasil mencapai sesuatu tidak pernah berakhir. Ketiga,
masyarakat barat meyakinkan orang orang bahwa mereka hidup
bebas dan dapat memperoleh apapun yang mereka inginkan melalui
kerja keras dan ketekunan.

Pentingnya Pengalaman Masa Kanak-Kanak


Horney menyakini bahwa konflik neurotik dapat muncul dari
hampir semua tahapan perkembangan, tetapi masa kanak-kanak
adalah masa ketika sebagian besar masalah timbul. Peristiwa-
peristiwa traumatis yang berbeda-beda, seperti pelecehan seksual,
pemukulan, penolakan, pengabaian, dapat mempengaruhi
perkembangan anak di masa depan. Tetapi Horney (1937) meyakini
bahwa pengalaman-pengalaman yang merusak ini hampir selalu di
timbulkan oleh kekurangannya kehangatan dan kasih sayang yang
tulus. Pengalaman pribadi Horney, yang kekurangan kasih saying dari
sang ayah dan hubungannya yang akrab dengan sang ibu, pastinya
memiliki pengaruh yang kuat pada perkembangan pribadinya dan juga
pada pemikiran-pemikiran teoretisnya.

[Ketik di sini] 9
Horney (1939) membuat hipotesis bahwa masa kanak-kanak
yang berat berperan penting dalam menimbulkan kebutuhan-
kebutuhan neurotic. Kebutuhan-kebutuhan itu menjadi kuat karena hal
ini merupakan satu-satunya cara bagi sang anak untuk merasakan
perasaan aman. Meskipun demikian, satu pengalaman awal tidak bias
berperan membentuk kepribadian di kemudian hari. Horney
berpendapat bahwa “keseluruhan pengalaman masa kanak-kanak
membentuk struktur karakter tertentu, atau juga, memulai
perkembangannya”.

Permusuhan Dasar dan Kecemasan Dasar


Horney (1950) meyakini bahwa setiap manusia menjalani
hidupnya dengan kemungkinan berkembang secara sehat. Akan
tetapi, sama dengan organisme hidup lainnya, manusia membutuhkan
kondisi-kondisi yang mendukung untuk berkembang. Kondisi- kondisi
ini mencakup lingkungan yang hangat dan saling mencintai, tetapi
bukan lingkungan yang terlalu permisif. Anak-anak perlu merasakan
cinta yang tulus dan kedisiplinan yang baik. Kondisi-kondisi seperti ini
akan memberikan perasaan aman dan terpenuhi kepada mereka dan
memungkinkan mereka tumbuh sesuai dengan diri mereka yang
sebenarnya.
Sayangnya, pengaruh buruk dapat mengganggu kondisi-kondisi
yang mendukung tersebut. Salah satu pengaruh buruk utama adalah
ketidakmampuan atau keengganan orang tua untuk mencintai anak
mereka. Karena kebutuhan neurotik mereka sendiri, orang tua sering
kali mendominasi, mengabaikan, terlalu melindungi, menolak, atau
terlalu memanjakan. Apabila orang tua tidak dapat memenuhi
kebutuhan sang anak akan keamanan dan kepuasan, sang anak akan
menumbuhkan perasaan permusuhan dasar (hasic permusuhan)
terhadap orang tuanya. Akan tetapi, anak tidak menyadari akan

[Ketik di sini] 10
menunjukkan secara terang-terangan rasa permusuhan ini sebagai
kemarahan, melainkan mereka menekan rasa permusuhan mereka
terhadap orang tua dan tidak menyadari akan keberadaan akan
keberadaan rasa permusuhan tersebut. Rasa permusuhan yang
mengarah pada perasaan tidak aman yang kuat dan berita yang
samar-samar. Kondisi ini disebut sebagai laporan dasar (kecemasan
dasar), yang didefinikan oleh Horney (1950) sebagai "perasaan
terisolasi dan tidak berdaya di dunia yang dianggap tidak ramah”.

Kecenderungan Neurotik
Perkembangan teorinya, Horney mulai melihat bahwa sepuluh
kebutuhan neurotik yang ia temukan dapat dikelompokkan menjadi
tiga kategori umum yang masing-masing berhubungan dengan sikap
dasar seseorang terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Pada 1945,
Horney mengidentifikasi tiga sikap dasar yang disebut kecenderungan
neurotik (kecenderungan neurotik), yaitu (1) mengakhiri orang lain (2)
melawan orang lain (3) menjauhi orang lain.
Pada anak-anak yang sehat, ketiga dorongan ini tidak selalu
bertentangan. Akan tetapi, perasaan terpisah dan tidak berdaya yang
dijelaskan Horney sebagai kecemana dasar mendorong sebagian
anak-anak untuk secara kompulsif, yang kemudian membuat
perbendaharaan mereka menjadi terbatas hanya pada satu
kecenderungan neurotik saja. Dengan mengambil sikap terhadap
orang lain yang berbeda-beda, anak-anak ini berusaha untuk
mengatasi konflik dasar yang mereka hadapi dengan cara menjadikan
satu dari ketiga kecenderungan neurotik dominan.

Mendekati Orang Lain


Konsep mendekati orang lain (moving toward people) yang di
utarakan Horney tidak berarti mendekati orang lain melalui cinta yang

[Ketik di sini] 11
tulus. Sebaliknya, mendekati orang lain dalam hal ini mengacu pada
sebuah kebutuhan neurotik untuk melindungi diri dari perasaan
ketidakberdayaan. Dalam usaha mereka untuk melindungi diri dari
perasaan ketidakberdayaan, orang – orang yang penurut
menggunakan salah satu atau kedua kebutuhan neurotik yang
pertama, yaitu mereka berusaha mendapatkan kasih sayang dan
penerimaan orang lain atau mereka mencari pasangan yang kuat yang
akan bertanggung jawab atas hidup mereka. Horney (1937)
menjelaskan kebutuhan – kebutuhan ini sebagai “ketergantungan yang
tidak wajar” sebuah konsep yang mendahului istilah “codependency”.
Kecenderungan neurotik dengan cara mendekati orang lain
melibatkan serangkaian strategi. Kecenderungan ini merupakan
“sebuah cara berpikir, merasakan, bertingkah laku-sebuah cara untuk
hidup” (Horney, 1945, hlm. 55). Horney juga menyebutnya sebagai
filosofi hidup. Orang – orang neurotik yang mengadopsi filosofi ini
sangat mungkin melihat diri mereka sebagai orang yang penuh kasih
sayang, murah hati, tidak egois, rendah hati, dan memahami perasaan
orang lain. Mereka bersedia untuk mementingkan orang lain daripada
dirinya, menganggap orang lain lebih pintaratau lebih menarik, dan
menilai diri mereka sesuai apa yang orang lain pikirkan tentang
mereka.

Melawan Orang Lain


Jika orang-orang penurut menganggap semua orang baik maka
orang-orang agresif menganggap semua orang tidak ramah. Orang-
orang neuotik yang angresif sama komplusifnya dengan orang-orang
penurut, dan tingkah laku mereka juga sama-sama dipicu oleh
kecemasan dasar. Daripada mendekati orang lain dengan selalu
menurut dan bergantung, orang-orang neurotk yang agresif lebih
memilih untuk melawan orang lain dengan cara tampil kuat dan kejam.

[Ketik di sini] 12
Mereka termotivasi oleh keinginan kuat untuk memeras orang lain dan
memanfaatkan orang-orang tersebut untuk kepentingan diri mereka
sendiri. Mereka jarang mengakui kesalahan mereka dan tidak henti-
hentinya berusaha tampil sempurna, kuat, dan unggul.

Menjauhi Orang Lain


Banyak orang neurotik yang menganggap berhubungan dengan
orang lain sebagai tekanan yang berat. Sebagai akibatnya, mereka
terdorong untuk menjauh dari orang lain secara terus-menerus guna
memperoleh kebebasan dan terpisah dari orang lain. Mereka
seringkali membangun dunianya sendiri dan menolak orang lain yang
berusaha dekat dengan mereka. Mereka menghargai kebebasan dan
kemandirian serta sering kali terlihat menyendiri dan sulit didekati.

Konflik Intrapsikis
Seiring dengan perkembangan teorinya, Horney mulai memberi
perhatian lebih pada konflik-konflik dalam diri yang dialami, baik oleh
individu-individu normal maupun neurotik. Bagian ini akan menyoroti
dua konflik intrapsikis paling penting, yaitu gambaran diri ideal dan
kebencian diri. Secara singkat, gambaran diri ideal (idealized self-
image) merupakan usaha untuk mengatasi konflik dengan membuat
gambaran diri seperti yang seperti dewa. Kebencian diri (self-hatred)
merupakan kecenderungan yang saling berhubungan, tetapi juga tidak
masuk akal dan kuat untuk menganggap rendah dirinya yang
sebenarnya. Seiring dengan pembentukan gambaran ideal tentang diri
mereka, diri mereka yang sebenarnya tertinggal semakin jauh di
belakang.

Gambaran Diri Ideal


Horney (1950) mengungkapkan 3 aspek dari gambaran ideal, yaitu:

[Ketik di sini] 13
1. Pencarian neurotik akan kemuliaan
Selain mencakup pengidealan diri, pencarian neurotik akan kemuliaan
mencakup pula tiga elemen lain : kebutuhan akan kesempurnaan,
ambisi neurotik, dan dorongan untuk mencapai kesuksesan dengan
cara menjatuhkan orang lain.
2. Permintaan neurotik
Permintaan neurotik tumbuh dari kebutuhan dan harapan normal,
tetapi dalam bentuk yang berbeda. Ketika harapan normal tidak
terpenuhi maka orang menjadi frustasi, tetapi ketika permintaan
neurotik tidak terpenuhi, orang-orang neurotik menjadi marah,
bingung, dan tidak dapat memahami mengapa orang lain tidak bisa
mengabulkan permintaan mereka.
3. Kebanggan neurotik
Kebanggaan yang salah dan didasari bukan pada pandangan realistis
dari diri sebenarnya, tetapi pada gambaran yang salah dari diri ideal.
Kebanggaan neurotik sama sekali berbeda dengan kebanggaan yang
sehat atau harga diri yang realistis. Kebanggaan neurotik timbul
berdasarkan gambaran diri yang ideal dan biasanya dinyatakan
dengan lantang untuk menjaga dan mendukung pandangan yang
mulia tentang diri sendiri..

C. PSIKOLOGI FEMINIM DAN PSIKOTERAPI


1. Psikologi Feminim
Bagi Horney, perbedaan psikis antara pria dan wanita bukanlah
hasil dari perbedaan anatomi, melainkan hasil dari perbedaan kultur
dan harapan sosial terhadap masing-masing dari mereka. Pria yang
menaklukkan dan mengatur wanita dan wanita yang meremehkan dan
iri terhadap pria melakukan hal tersebut akibat adanya daya saing
neurotik yang terdapat pada sebagian besar masyarakat. Horney

[Ketik di sini] 14
meyakini bahwa kecemasan dasar merupakan penyebab utama dari
kebutuhan pria untuk mengalahkan wanita dan keinginan wanita untuk
menaklukkan pria.
Horney sepaham dengan Adler bahwa banyak wanita memiliki
masculine protest, yaitu mereka mempunyai kepercayaan tidak masuk
akal bahwa pria lebih baik daripada wanita. Persepsi ini dengan
mudah mengarah pada keinginan neurotik untuk menjadi seorang pria.
Horney menyimpulkan pidatonya dengan mengatakan bahwa :
sekarang dan selamanya, kita sebaiknya berhenti mencari tahu apa
yang feminim dan apa yang tidak feminim. Hal-hal semacam ini hanya
membuang-buang energi kita. Aturan tentang maskulinitas dan
feminitas merupakan aturan yang dibuat-buat. Apa yang kita ketahui
dengan pasti pada saat ini tentang perbedaan jenis kelamin adalah
bahwa kita tidak mengetahui tentang hal itu. Perbedaan ilmiah antara
kedua jenis kelamin ini memang ada, tetapi kita tidak akan pernah bisa
menemukan apa perbedaan-perbedaan tersebut sebelum kita
mengembangkan kemampuan kita sebagai makhluk hidup. Meskipun
terdengar aneh, kita akan bisa mencari tahu tentang perbedaan-
perbedaan ini hanya jika kita melupakannya.

2. Psikoterapi
Tujuan utama dari terapi Horney adalah membantu pasien
berkembang secara bertahap menuju realisasi diri. Lebih spesifik,
tujuan dari terapinya adalah agar pasien menghilangkan gambaran diri
ideal mereka, menghentikan pencarian neurotik akan kemuliaan
mereka, dan mengubah kebencian diri menjadi penerimaan terhadap
diri mereka yang sebenarnya. Tugas terapis adalah meyakini bahwa
solusi mereka saat ini lebih condong pada mendukung dibandingkan
mengurangi inti dari masalah neurosis. Tugas ini membutuhkan
banyak waktu dan kerja keras. Pasien-pasien dapat mencari

[Ketik di sini] 15
pengobatan atau solusi yang cepat, tetapi hanya melalui proses
pengenalan diri yang panjang dan kerja keraslah yang dapat
memberikan perubahan positif.
Ketika terapi berhasil, pasien-pasien secara bertahap
membangun rasa percaya diri dalam kemampuan mereka untuk
bertanggung jawab atas perkembangan psikologis mereka. Mereka
akan semakin memahami diri dan memahami semua proses yang
menyertai realisasi diri tersebut. Mereka akan mendapat pemahaman
yang lebih mendalam dan jelas mengenai perasaan, apa yang mereka
yakini, serta harapan-harapan mereka. Mereka akan berhubungan
dengan orang lain dengan perasaan yang tulus dan tidak menjadikan
orang lain untuk mengatasi konflik-konflik dasar.

[Ketik di sini] 16
BAB III

A. KESIMPULAN
Konsep kepirbadian Horney sangat menitikberatkan pada
pengaruh-pengaruh sosial dibandingkan dengan pengaruh-
pengaruh biologis. Perbedaan psikologis antara pria dan wanita.
Horney tidak sepenuhnya nengabaikan faktor-faktor biologis, tetapi
penekanan utamanya adalah pada pengaruh-pengaruh sosial.

[Ketik di sini] 17
DAFTAR PUSTAKA

Buku Teori Kepribadian 1 Edisi 8

[Ketik di sini] 18

Anda mungkin juga menyukai