Anda di halaman 1dari 13

EARLY WARNING SYSTEM

& MEKANISME
PENANGANAN MASALAH
PENGELOLAAN INFORMASI DAN MASALAH
PROGRAM KOTAKU
Early Warning System (EWS) merupakan suatu sistem peringatan dini atau deteksi atau upaya
mitigasi untuk mencegah munculnya sesuatu yang tidak sesuai ketentuan, pelanggaran, berpotensi
merugikan masyarakat atau sesuatu hal yang tidak sesuai dengan pedoman, tujuan dan sasaran
program sehingga berpotensi memunculkan rasa ketidakpuasan yang dituangkan dalam bentuk
aduan masyarakat. (Sumber: Tim Advisory)

Early Warning System (EWS) merupakan sebuah sistem yang telah diaplikasikan dalam berbagai
bidang, mulai dari bidang geologi, kesehatan, ekonomi, dll. EWS sangat berguna untuk
menghindari masalah-masalah yang mungkin terjadi di masa depan. (Sumber:
https://itjen.pu.go.id/single_kolom/52)

Early Warning System (EWS) Pengaduan merupakan suatu sistem peringatan dini yang memiliki
tujuan untuk meminimalkan risiko berupa penyimpangan atau pelanggaran prosedur yang dapat
menghambat penyelenggaraan dan pencapaian keberhasilan program. EWS dapat dilakukan dengan
mengenali risiko dan mitigasi di setiap tahapan program, sehingga para pelaku pelaksanaan program dapat
mengambil tindakan yang dianggap perlu. (Sumber : Tim PIM)
Masukkan sistem pada Gambar Diagram Kendali Pengamatan PIM EWS dimisalkan sebagai capaian seberapa besar
sistem mampu mereduksi dampak masalah akibat keluhan/ketidakpuasan yang muncul, dimana dalam hal ini masalah
yang timbul merupakan pengaruh gangguan kegiatan dalam pelaksanaan program. Masalah yang muncul akibat
keluhan/ketidakpuasan difilter bila terkait program, maka dilakukan identifikasi dan temuan hasil identifikasi sebagai
informasi sistem dalam menentukan keputusan tingkatan kondisi dari objek (keluhan/ketidakpuasan) yang menjadi fokus
pengamatan. Keputusan inilah yang nantinya digunakan sebagai dasar pengambilan oleh para pihak untuk menanggapi
atau mengantisipasi dampak masalah yang timbul.
EWS memerlukan dukungan aspek lain agar mampu berjalan lebih
efektif. Beberapa dukungan itu antara lain:
a. Keterlibatan masyarakat secara aktif;
b. Fasilitas edukasi publik akan kesadaran keadaan beresiko;
c. Penyebaran informasi peringatan secara efektif maupun
kesiapsiagaan yang selalu terjaga.
Pada dasarnya, dengan adanya EWS dengan komponen lengkap dan
efektif tentunya akan mendukung empat fungsi utama yaitu:
1. Analisa resiko;
2. Monitoring dan peringatan;
3. Penyebaran informasi dan komunikasi serta;
4. Kemampuan respon sistem sekitar.
(Sumber: https://sensornetwork.mipa.ugm.ac.id/2018/08/22/135/)
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KRITIS

Catatan: Bila faktor-faktor kritis tersebut tidak dijalankan/dilaksanakan dengan baik dan benar akan
berpotensi menimbulkan rasa ketidakpuasan yang dituangkan dalam bentukan aduan masyarakat
MEKANISME PENANGANAN MASALAH
PROGRAM KOTAKU

Sumber Data: POS PIM


PEMANTAUAN PENYELESAIAN KASUS ADUAN

• Pemerintah dan konsultan bersama-sama melakukan pemantauan


penyelesaian kasus aduan dan memastikan seluruh proses terekam
dalam aplikasi PIM. Laporan pemantauan disusun secara rutin setiap
bulan, dan dibahas dalam pertemuan Pokja PKP/PPAS. Pertemuan
wajib menyepakati tindak lanjut percepatan penyelesaian, dan
menginformasikan hasilnya ke Pokja di tingkat atasnya.
• KMW dan KMP menyusun rekapitulasi kasus aduan setiap bulan, dan
menginformasikan rekapitulasi tersebut di dalam website KOTAKU.

Sumber Data: POS PIM


1. Untuk Skala Kawasan ini siapa yg akan handle?
2. Gimana memastikan bahwa seluruh aduan pasti terdeteksi
3. Langkah2 pendampingan apabila sudah masuk ranah APH

1. Pada skala kawasan yang menghandle permasalahan adalah Tim KMW dan Tim KMT dengan dikoordinasikan oleh
Sub Prof CHU (OSP Provinsi), karena di Tim KMT tidak ada Sub Prof CHU.

2. Adapun mengenai memastikan seluruh aduan pasti terdeteksi adalah yang utama/penting bahwa ada
aduan/laporan tersebut (pelapor/terlapor/dari sumber lain), bila tidak aduan maka agak sulit untuk ditindaklanjuti
(hal ini sama bila ada persoalan/masalah tidak dilaporkan/diadukan ke APH (Kepolisian/Kejaksaan), maka tidak
akan ditindaklanjuti. Persoalan/masalah akan ditindaklanjuti bila ada laporan/aduan ke APH).

3. Langkah-langkah untuk pendampingan apabila sudah masuk ranah APH, maka Sub Prof CHU dapat mendampingi
bila diminta oleh yang membutuhkan (bila yang membutuhkan pendampingan adalah PNS/ASN, maka harus
berkoordinasi dengan Biro Hukum instansi yang bersangkutan).
Bila sebagai saksi maka siapkan bukti-bukti kasus tersebut yang dimiliki untuk digunakan pada saat dimintai
keterangan oleh APH dan dapat didampingi oleh Sub Prof CHU;
Bila sebagai tersangka maka harus didampingi oleh pengacara/advokat (karena tidak semua Sub Prof CHU memiliki
sertifikat pengacara/advocat).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai