Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO

BUNUH DIRI
Kelompok 1

1. Fadhilah Maulidia (191211572)


2. Mella Monica Putri (191211583)
3. Muhammad Haikal (191211585)
4. Rizka Setiani (191211594)
5. Tania Dwyandola (191211602)
Pengertian

Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri


sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri
mungkin merupakan keputusan terkahir dari individu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Keliat
1991 : 4).
Menurut Beck (1994) dalam Keliat (1991 hal 3)
mengemukakan rentang harapan – putus harapan
merupakan rentang adaptif – maladaptif. 
Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak
dicegah dapat mengarah pada kematian (Gail w. Stuart,
2007). 
Rentang Respon
 


a.        Ketidakberdayaan, keputusasaan,apatis.

b.        Kehilangan, ragu-ragu :Individu yang mempunyai cita-cita
terlalu tinggi dan tidak realistis akan merasa gagal dan kecewa jika
cita-citanya tidak tercapai.

c.        Depresi
Tanda dan Gejala

a.     Mempunyai ide untuk bunuh diri.

b.    Mengungkapkan keinginan untuk mati.

c.     Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.

d.    Impulsif.         
 Psikopatologi

a. Isyarat Bunuh Diri ,   Ancaman bunuh diri , Upaya bunuh diri ,


Bunuh Diri.

            
    
ASKEP TEORITIS RESIKO BUNUH DIRI
Pengkajian (Identitas pasien, Faktor predisposisi,
Psikososial, Spiritual, Status mental , Mekanisme
koping, Aspek medis)
Pohon Masalah
HDR Isolasi sosial Resiko bunuh diri

Bunuh diri
Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
Bunuh diri, Resiko bunuh diri, Isolasi sosial, Hdr
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL

Risiko  TUM :  1.Menjawab  SP 1 


Bunuh  1. Klien salam  1. Menemani
Diri​ mendapat  2. Ada kontak  Klien 
  perlindungan  mata  secara terus 
  dari  3.Menerima  menerus sampai
lingkungannya  perawat  ia 
2. Klien dapat  4.Mau berjabat  dapat
mengungkapkan  tangan  dipindahkan 
perasaannya  5.Menceritakan  ketempat yang 
3. Klien dapat  penderitaan  aman 
meningkatkan  secara terbuka  2.Menjauhkan 
harga dirinya  dengan orang  semua benda
4. Klien dapat  lain  yang 
menggunakan  6. Klien dapat  berbahaya (mis., 
cara  menyebutkan  pisau, silet,
penyelesaian  cara mengatasi  gelas, 
yang baik keinginan  tali pinggang) 
  Bunuh Diri  3. Memeriksa 
TUK :  dan  apakah Klien 
DIAGNOSIS IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Risiko  SP 1 S : 
Bunuh  1. Menemani Klien 1. Klien mengatakan 
Diri secara terus menerus mulai dapat 
sampai ia dapat mengontrol untuk 
dipindahkan ke  tidak memukul dan 
tempat yang aman  membenturkan 
Hasil :  kepalanya ke
Perawat : dinding 
“Bagaimana  2. Klien mengatakan 
perasaan bapak hari pusingnya
ini, apa ada suatu hal berkurang 
yang bapak fikirkan,  
bagaimana kalo  O : 
kita bercakap-cakap  1. Klien tampak
tentang apa yang dapat 
bapak mengontrol untuk 
rasakan selama ini  tidak memukul-
Klien : Iya pak  mukul 
  dan membenturkan 
2. Menjauhkan kepalanya ke
semua benda yang dinding 
berbahaya ( pisau, 2. Klien tampak
silet, gelas, tali tenang 
pinggang)  3. Klien tampak
Hasil :  ceria 
Perawat : “Saya perlu  A : Intervensi
memeriksa seluruh teratasi 
isi  P : Lanjutkan 
kamar bapak ini  
PEMBAHASAN

1. Pengkajian 
a. Pada teori dikemukakan bahwa Klien selama di Rumah Sakit
tidak mau menatap lawan bicara, tidak terdapat halusinasi,
kancing baju tidak tepat, resleting tak terkunci, baju tak diganti
sedangkan Klien yang dirawat nampak menatap lawan bicara,
kancing baju tepat, resleting terkunci, baju diganti. 

b. Pada teori terdapat data dalam pemenuhan kebutuhan


sehari-hari Klien kurang memperhatikan dirinya dan minat
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dalam hal makan,
minum, buang air besar/ buang air kecil, mandi, berpakaian,
dan istirahat tidur sangat menurun, sedangkan data tersebut
tidak penulis temukan, pada saat melakukan pengkajian pada
Klien Tn. “M” Klien memperhatikan dirinya dan memenuhi
kebutuhannya.
2. Diagnosa Keperawatan 
a) Risiko Bunuh Diri 
b) Harga Diri Rendah (Kronis) 
c) Resiko Perilaku Kekerasan 
Sedangkan Diagnosa Keperawatan yang diangkat saat
merawat Klien Tn. 
“M” didapatkan hanya 3 Diagnosa Keperawatan yaitu : 
a) Risiko Bunuh Diri 
b) Isolasi Sosial 
c) Perilaku Kekerasan (Mencederai Diri Sendiri) 
3. Perencanaan 
Untuk Klien :
SP I p : 
a)Menemani Klien secara terus menerus sampai ia dapat
dipindahkan ketempat yang aman .
SP II p : 
a)Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan Bunuh
Diri, yaitu dengan meminta bantuan dari Perawat, teman
atau keluarga .
SP III p : 
a)Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan SP 2) 
SP I k :
a) Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi Klien dan
jangan pernah meninggalkan Klien sendirian 
SP II k : 
a)Mengajarkan keluaraga tentang tanda dan gejala Bunuh Diri 
SP III k : 
a) Evaluasi kemampuan keluarga (SP 2) 
 
Kesimpulan

Bunuh diri adalah suatu tindakan agresif yang langsung


terhadap diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan. Bunuh diri
merupakan koping terakhir dari individu untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
Menurut WHO membagi bunuh diri menjadi 4 kategori sosial,
yaitu : Bunuh diri egoistic, Bunuh diri altruistic, Bunuh diri
anomik , Bunuh diri fatalistic
Faktor Penyebab terjadinya Bunuh diri,yaitu :
1.      Etiologi bunuh diri yang digolongkan atas berbagai unsur :
2.      Faktor determinan, meliputi : Kebudayaan, Jenis
kelamin,Umur, Status sosial.
Asuhan keperawatan pasien dengan resiko perilaku bunuh diri
Pengkajian,Diagnosa keperawatan, Perencanaan, Tindakan
keperawatan, Evaluasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai