Anda di halaman 1dari 10

Fetishism

Novia Ciutarno
1871021
Pengertian Fetishism
 Fetisisme merupakan gangguan yang dialami individu dengan ketergangtungan terhadap benda-benda
mati dalam usaha menimbulkan dorongan atau gairah seksual.
 Dorongan, khayalan, serta perilaku berulang yang membangkitkan minat seksual pada benda
mati/bagian tubuh non-genital (tidak erotis), seperti kaki.
 DSM-V: Fetisisme melibatkan bagian tubuh tertentu (non-genital) dan benda mati yang
diasosiasikan dengan dorongan seksual secara berulangkali.
 Bagian tubuh seperti kaki, jari tangan/kaki, dan rambut
 Benda mati seperti pakaian dalam wanita, sepatu pria/wanita, pakaian berbahan kulit, jas hujan,
stoking, sarung tangan, sampai perlengkapan toilet
 Kombinasi dari kedua spesifikasi seperti kaos kaki kotor dengan kaki
 DSM-V : Belum terdapat data yang menunjukkan bahwa fetisisme dialami oleh perempuan
 Fetisisme mengandung komponen kompulsif
 Fokalisasi erotis
Penyebab Penanganan

● Memiliki gangguan parafilia lain ● Institusi khusus atau setting


● Terjadi pada masa remaja lingkungan dengan keterlibatan
● Memiliki gangguan mood atau expert
yang berkaitan dengan sosial
● Pernah menjadi korban atau
melihat perilaku seksual
menyimpang
Memiliki gairah seksual yang intens dan
berulang selama minimal 6 bulan terhadap
01 benda mati atau bagian tubuh spesifik non-
genital, seperti yang ditunjukkan oleh
dorongan, fantasi, atau perilaku.

Fantasi, dorongan seksual, atau perilaku


menyebabkan gangguan dan penurunan
Kriteria dalam
Kriteria dalam 02 signifikan secara klinis pada area kerja
sosial, pekerjaan, atau bidang penting
DSM-V
DSM-V lainnya

Benda fetis tidak terbatas pada barang


03 pakaian yang digunakan dalam cross-
dressing atau perangkat yang dirancang
khusus untuk stimulasi genital taktil
Kronologi Heboh Kasus Fetish Gilang Bungkus Kain Jarik

Jakarta, CNN Indonesia -- 


Jagat maya tengah heboh memperbincangkan Gilang, salah satu mahasiswa Universitas Airlangga yang diduga melakukan tindak pidana
pelecehan seksual dengan membungkus korbannya menggunakan kain jarik.
Begitu ramai perbincangan soal kasus ini, kata kunci Gilang sampai-sampai menempati posisi puncak daftar topik tren di Twitter
Indonesia pada Jumat (31/7) dengan jumlah kicauan 257 ribu.
Kegaduhan ini bermula dari beberapa akun jejaring sosial Twitter yang membeberkan pengalaman sejumlah korban Gilang.
Salah seorang korbannya, MF (21), mengaku mengenal Gilang lewat jejaring sosial Instagram sejak satu tahun yang lalu.
"Dia sudah follow saya dari tahun lalu, minta di-follow back, tapi dia chat baru Jumat kemarin" kata MF
kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
MF mengatakan bahwa awalnya tak ada yang aneh. Gilang yang mengklaim sebagai mahasiswa Universitas Airlangga menjelaskan
bahwa dirinya saat ini tengah mengerjakan riset tugas akhir, dan memerlukan bantuan MF. Gilang kemudian meminta MF memberikan
nomor telepon.
Obrolan keduanya pun berlanjut di aplikasi WhatsApp. Gilang menjelaskan bahwa dalam penelitian itu, MF diminta untuk membungkus
diri dengan lakban dan kain jarik. Gilang ingin tahu reaksi yang ditimbulkan dari penelitiannya.
Awalnya, MF sempat menolak. Namun, ia luluh karena rasa kasihan.
"Kasihan saja. Dia kan juga mohon-mohon. Kata dia, maba (mahasiswa baru) mana tahu susahnya mahasiswa lama," ujarnya.
MF pun mau menuruti perintah Gilang melalui WhatsApp. Dengan bantuan seorang kawannya, tubuh MF kemudian dililit lakban, hingga
mata dan mulutnya tertutup. Badannya lalu dibungkus jarik, rapat-rapat.
Proses pembungkusan yang didokumentasikan itu berlangsung selama tiga jam. Foto dan videonya kemudian dikirimkan kepada Gilang
dengan dalih laporan penelitian. 
"Ya sesak nafas, panas dan gerah," kata MF mengingat kembali kejadian itu.
Namun alih-alih berterima kasih atau meminta maaf, Gilang malah mengirimkan pesan bernada godaan kepada MF. Tak hanya itu,
Gilang kemudian meminta MF mengulangi adegannya dari awal karena terjadi kesalahan. MF pun keberatan.
Daftar Pustaka

APA. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders, DSM-5 (5th
ed.). Arlington: American Psychiatric Assoiation.
Davison, G. C. (2014). Psikologi abnormal. Jakarta: Rajagrafindi Persada.
Hooley, J. M., Butcher, J. N., Nock, M. K., & Mineka, S. (2018). Psikologi abnormal.
Jakarta: Salemba Humanika.
CNN Indonesia. (2020, July 31). Kronologi Heboh Kasus Fetish Gilang Bungkus Kain
Jarik. Retrieved from cnnindonesia.com:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200731084638-20-
530908/kronologi-heboh-kasus-fetish-gilang-bungkus-kain-jarik

Anda mungkin juga menyukai