Anda di halaman 1dari 45

PERTEMUAN

4
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & PR O S TA TI TIS
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & P RO S T A T ITI S

Pada individu yang tidak memiliki


abnormalitas fungsi dan struktur
saluran urin.

Disebabkan oleh lesi pada saluran Relapse /


urin, seperti adanya batu, distorsi Reinfection
saluran kemih, obstruksi, kateter,
dll.
Acute
Uncomplicate
d Cystitis

Uncomplicated Symptomati
c
Abacteriuria
Asymptomati
c
Infeksi Saluran Bacteriuria
Kemih (ISK)
Acute
Pyelonephriti
s

Complicated ISK pada Pria

Recurren
t
Infection
s
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & PR O S TA TI TIS

ANATOMI SALURAN
KEMIH
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & P RO S T A T ITI S

ANATOMI SALURAN
KEMIH
Pyelonephritis

Upper Urinary
Tract
Cystiti
s Lower Urinary
Tract
Urethriti
s
• Disebabkan karena
bakteri
yang berbeda dari infeksi • Tidak
pertama kali, namun biasanya aliran normal urin
mempengaruhi
akibat dari infeksi yang telah Uncompli dan
terjadi - • Terja
mekanisme pada
urinasi wanit
• Terjadi 2 minggu cated
di a
setelah
infeksi pertama dan
sehat
produktif (15-45
pad usia
disebut infeksi uncomplicated
baru tahun) a

Infeksi
Compli
Reinfectio Salura -
n n cated
Kemih
• Infeksi kembali • Mempengaruhi aliran normal
mikroorganisme/bakteri
oleh
yang sama dengan infeksi urin dan mekanisme urinasi
pertama. Relaps • Terjadi pada wanita
• Terjadi di dalam 2 minggu e laki-laki dan
dan
pada infeksi saluran urin bagian atas dan
menyerang
pertama bawah
tidak tuntas
akibat dan
pengobatan
resistensi
yang
Angka kejadian ISK bervariasi
dari usia dan jenis
kelamin:

Bayi yang baru Anak usia 1-6


lahir s/d usia tahun Dewas >65
6 bulan a tahun
- Abakteriuria
Abakteriuria 1 dari 5
-Paling banyak pada perempua
terjadi pada perempuan akan
n mengalami Biasanya
laki-laki (7%) dan laki- ISK, terutama asimtomati
laki (2%) akibat kegiatan k
seksual
Akibat
hipertropi
Akibat adanya prostat (laki-
abnormalitas Akiba laki),
struktur dan abnormalita Kejadian ISK kontaminasi
fungsi saluran t pada laki-laki
kongenital
s bakteri feses,
urin dan kondisi saluran urin, <0,1% gangguan
tidak dikhitan di neuromuskul
biasanya
asimtomati ar, stroke,
k dan
pemasangan
kateter
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & PR O S TA TI TIS

FAKTOR
RESIKO  Jenis kelamin
 Kondisi post-monopause
 Abnormalitas struktur dan fungsi saluran urin (obstruksi
pada saluran urin seperti batu ginjal, hipertropi
(pembesaran) prostat)
 Pemasangan kateter
 Operasi
 Pemasangan kontrasepsi (diafragma dan spermisida)
I N F E K S IS A L U R A N

FAKTOR
K EM I H & PR O S TA TI TIS

PREDISPOSISI
Volume urin sisa  hipertrofi prostat, struktur uretra, batu,
tumor, kandung kemih divertikula, dan obat-obatan seperti agen
antikolinergik.

Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap 


kerusakan neurologis terkait dengan stroke, diabetes, cedera
tulang belakang, tabes dorsalis, dan neuropati lainnya.

Faktor risiko lain kateterisasi urin, instrumentasi mekanis,


kehamilan, dan penggunaan spermisida dan diafragma.
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & P RO S T A T ITI S

ETIOL
OGI
Uncomplicate Complicate
d d
Escherichia coli Escherichia
(85%) coli

Staphylococcus Enterococci (terutama


pada pasien rawat
saprophyticus (5- inap di RS)
15%)
Kebanyakan ISK disebabkan
oleh organisme tunggal.
Klebsiella penumoniae, Staphyloccocus
Proteus spp., aureus (teurtama Namun, pada pasien yang
Pseudomonas pada pasien abses menderita batu ginjal,
aeruginosa, Enterococcus ginjal)
spp., (5-10%) menggunakan kateter, abses
Candida spp. (pasien ginjal, ISK bisa disebabkan
yang menggunakan oleh banyak organisme
kateter dalam
jangka waktu sekaligus.
panjang)
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & PR O S TA TI TIS

PATOFISIOLOGI
• Kolonisasi bakteri di uretra pada wanita berasal
dari kontaminasi bakteri feses
Ascending • Penggunaan spermisida dan diafragma sebagai
kontrasepsi
Pathways
• Kegiatan seksual bisa memicu bakteri sampai pada
kantung kemih

• Jarang terjadi (<5%)


Descending • Bakterimia yang disebabkan oleh S.aureus bisa
menyebabkan abses ginjal
Pathways

• Mekanisme terjadinya masih belum jelas


• Diperkirakan akibat adanya hubungan antara saluran cerna
Lymphatic dan ginjal, ataupun kantung kemih dan ginjal melalui
pathways jaringan limfatik
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & P RO S T A T ITI S

MANIFESTASI
KLINIS
TANDA DAN GEJALA PEMERIKSAAN FISIK
Lower ISK: disuria, urgency, Upper ISK: Costovertebral tenderness
frequency, nocturia, dan
suprapubic heaviness PEMERIKSAAN LAB
Gross hematuria •Bacteriuria
Upper ISK: nyeri pinggang, •Pyuria (WBC >10/ mm3)
demam, mual, muntah,
lemas. •Nitrite-positive urine (with nitrite
reducers)
•Leukocyte esterase-positive urine
•Antibody-coated bacteriuria (upper ISK)
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & P RO S T A T ITI S

DIAGNO Pengumpulan Bacterial


SIS Kemampuan
untuk
urin count

menunjukkan Pyria,
sejumlah besar hematuria, Kimia
mikroorganisme
dalam spesimen
urin yang tepat proteinuri
untuk a
membedakan Kultur
kontaminasi dari
infeksi tergantung
pada situasi
klinis.
Daera
h
infeksi
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & PR O S TA TI TIS

Eradikasi
organisme
TERAP yang
menginvas
i
I
Mengurangi Mencegah
potensi
kerusakan Tujua atau
mengobat
yang lebih luas
dari terapi
antimikroba
n i infeksi
sistemik
terapi

Mencegah
terulangny
a infeksi
Agen
Antimikroba
TERAPI
FARMAKOLOGI
Terapi
Parenteral
TERAPI
FARMAKOLOGI
Infeksi Saluran
Bagian
TERAPI Bawah

FARMAKOLOGI
Terapi
TERAPI Empiris

FARMAKOLOGI
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & PR O S TA TI TIS

UNCOMPLICATE
D
mengacu pada infeksi dalam keadaan sehat,
wanita premenopause yang tidak memiliki
kelainan struktural atau fungsional dari saluran
kemih.
1. Acute uncomplicated cystitis
2. Symptomatic abacteriuria
3. Asymptomatic bacteriuria
ACUTE UNCOMPLICATED
CYSTITIS
Paling umum pada ISK.
Biasa terjadi pada wanita usia subur dan
berkaitan dengan aktivitas seksual.
Penyebab utama adalah E.coli dan penyebab
lainnya adalah S.saprophyticus dan
terkadang K.pneumonia dan Proteus mirabilis.
MANAJEMEN TERAPI
ISK PADAWANITA
TERAPI ACUTE UNCOMPLICATED
CYSTITIS
Tujuan terapi  membasmi organisme penyebab dan
untuk mengurangi timbulnya kekambuhan.

First line terapi  Trimethoprim-sulfamethoxazole 3 hari,


Nitrofurantoin 5 hari, atau dosis tunggal fosfomycin.
>20% E.coli resisten terhadap Trimethoprim-sulfamethoxazole
Amoksisilin atau ampisilin tidak boleh diberikan karena tingginya
insiden tahan E.coli. Sebaliknya, jika β-laktam harus diberikan,
amoksisilin / klavulanat, cefdinir, cefaclor, atau proxetil
cefpodoxime selama 3 sampai 7 hari adalah pilihan yang lebih
baik.
SYMPTOMATIC
ABACTERI
DisebutURIAacute urethral syndrom,
juga
merupakan sindrom klinis di mana perempuan hadir
dengan disuria dan piuria, tapi kultur urine
menunjukkan kurang dari 105 bakteri / mL (108 /
L) dari urin.

Penyebab  Sejumlah kecil coliform bakteri


(E.coli, Staphylococcus sp, atau Chlamydia
trachomatis) dan lainnya (Neisseria gonorrhoeae,
Gardnerella vaginalis, dan Ureaplasma
urealyticum)
TERAPI SYMPTOMATIC
ABACTERIURIA
Antimicrobial agent (Single-dose or short-course
therapy dengan trimethoprim–sulfamethoxazole),
jika tidak efektif lakukan kultur.
Pada kondisi pasien yang baru melakukan aktivitas
seksual, maka diberikan terapi C.trachomatis  1 g
azithromycin / 100mg doxycycline 2x sehari
selama 7 hari
ASYMPTOMATIC
BACTERIURIA
Ditemukan 2 kultur urin berturut-turut
> 105 organisme / mL (> 108 / L) organisme
yang sama, tanpa adanya urinary
symptoms.
Biasanya terjadi pada yang tua dan wanita
serta ibu hamil.
TERAPI ASYMPTOMATIC
BACTERIURIA
Pada anak-anak, wanita dewasa dan lansia 
masih kontroversial*
•Apa efek eradikasi bakteriuria terhadap angka
harapan hidup?
•Bagaimana efek terhadap morbiditas pasien?
•Bagaimana analisis cost-effectiveness dan risk-to-
benefit ratio?
*Pilihan terapi yang tersedia sama dengan symptomatic abacteriuria
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & P RO S T A T ITI S

COMPLICATED
ISK
1. Acute
Pyelonephritis
2. ISK pada Pria
3. Recurrent Infections
ACUTE
PYELONEPHRITIS
Invasi bakteri yang menyerang jaringan parenkim ginjal,
melalui ascending pathway dan berasal dari saluran urin
bawah.
Demam (>38,3oC) dan nyeri pada bagian panggul.
Pasien dengan gejala mual, muntah, dan dehidrasi harus
segera dilarikan ke rumah sakit.
Acute
Pyelonephriti
s

Terapi antibiotik oral:


Pasien yang sudah 2 minggu
Mild-Moderate Sever dirawat 6 bulan,
menggunakan Terapi intravena: jika
e
kateter sudah turun
Antibiotik demamnya dalam 24
Empiris:
Lini Pertama: Urinalisis, kultur jam, bisa dihentikan
1. Fluokinolon Antibiotik
intravena
bakteri untuk parentera
P. aeruginosa dilanjutkan oral
menentukan jenis dan enterococci
2. Aminoglikosida bakteri
l hingga 2 minggu
3. Extended- penginfeksi Evaluasi kultur bakteri
spectrum
3 hari
di urin dilakukan
cephalospori Bakteri gram Fluorkinolo aminoglikosid setelah terapi
Bakteri gram positif n
Lini n negatif (E.coli) (Streptoccou intravena
a
antiobiotik dalam 2
1. Aztreonam
kedua: + 7 hari non
s faecalis) aminoglikosid minggu tersebut
2. Ampisilin- a
sulbaktam selesai.
Aminoglikosid
3. Carbapenem 1. Trimetoprim- a: Non-
Ampisili
1. Gentramisin aminoglikosida
sulfametoxazo n
2. Tobramisin :
l
1. Ceftazidim
2. Piperasilin Ertapenem tidak
4. Aztreonam digunakan karena
2. Fluorkinolon
5. Meropnem tidak efektif
6. Imipenem terhadap
P.aeruginosa
Nama Obat Dosis & Regimen Dosis Durasi

Sulfametoxazol-trimetoprim 1 DS tablet, 2x1 hari 14 hari

Oral: 500 mg, 2x1 hari 14 hari


Ciprofloxacin
IV: 400 mg setiap 12 jam 7-14 hari
Levofloxacin 250 mg, 1x1 hari 14 hari
Amoksisilin-klavulanat 500 mg, 3x1 hari 14 hari
Ampisilin 500 mg, 4x1 hari 10-14 hari
Gentamisin IV/IM: 3-5mg/kg 3 hari, kombinasi dengan
Tobramisin IV/IM: 3-5 mg/kg non-aminoglikosida

Ceftazidime IV/IM: 500 mg, 2-3 kali/hari

Piperasilin IV/IM: 100-125 mg/kg/hari


7 hari, kombinasi dengan
aminoglikosida
Aztreonam IV/IM: 0,5-1 g, 2-3 kali/hari

Meropenem IV: 1 gram, 3 x 1 hari


Imipenem IV: 500 mg, 4 x 1 hari
ISK PADA
Penanganan ISKPRIA
pada pria lebih kompleks  karena jarang
terjadi dan biasanya disertai dengan abnormalitas struktur
dan neurologik.
Penyebab utama  pemasangan kateter dan batu ginjal;
bisa juga disebabkan oleh aktivitas homoseksual, tidak
dikhitan, dan berhubungan seks dengan pasangan yang sudah
terkena bakteri.
Pada pasien >60 tahun, ISK lebih banyak disebabkan karena
obstruksi pada kandung kemih akibat hipertropi prostat.
Penanganan ISK pada laki-laki membutuhkan durasi terapi
yang panjang.
Antibiotik:
1. Trimetoprim-
sulfametoxaz
ol (1 DS
tablet, 2x1
hari, 10- 14
hari)
2. Ciprofloxacin
Oral: 500 mg,
2x1 hari
IV: 400 mg
setiap 12 jam
RECURRENT
INFECTION
80% merupakan reinfection, sisanya (20%) merupakan relapse
Pada wanita banyak disebabkan karena kegiatan dan
seksual diafragma/spermisida penggunaan
Reinfection dengan angka kejadian kekambuhan >3 kali per tahun:
1. Trimetoprim-sulfametoxazole (1 ½ SS
tablet)
Durasi
2. Trimetoprim (100 mg/hari) terapi
3. Levofloxacin (500 mg/hari) 6 bulan
4.
PadaNitrofurantoin
wanita dengan (50reinfection
atau 100 akibat
mg/hari)
kegiatan seksual: urinasi setelah intercourse
dapat mencegah infeksi, trimetoprim-sulfametoxazol sebagai terapi profilaksis
setelah intercourse
Pada post-monopause: kekurangan estrogen dapat meningkatkan E.coli di vagina ->
krim topikal estrogen
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & PR O S TA TI TIS

Tidak ada interaksi obat pada obat-obatan yang telah


disebutkan di atas apabila perlu dikonsumsi
bersama.
Kontrasepsi

Pakaian

Urinasi
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & PR O S TA TI TIS

KONDISI KHUSUS: IBU HAMIL


Potensi ISK dan pielonefritis karena perubahan fisiologis yang signifikan.
Dilatasi parah dari pelvis ginjal dan ureter, penurunan peristaltik ureter,
dan pengurangan bladder tone  Stasis urin dan mengurangi pertahanan
terhadap refluks bakteri ke ginjal, serta peningkatan asam amino urin,
vitamin, dan nutrisi  pertumbuhan bakteri  meningkatkan kejadian
bakteriuria mengakibatkan gejala infeksi (selama trimester ketiga)
Bakteriuria asimtomatik 4-7% dari pasien hamil  20-40% gejala akut
pielonefritis selama kehamilan.
Bakteriuria asimtomatik berpotensi untuk menyebabkan efek samping
yang signifikan, termasuk prematuritas, berat badan lahir rendah, dan
stillbirth  harus diobati!
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & PR O S TA TI TIS

` KONDISI KHUSUS: IBU HAMIL

Pyelonefritis  Rutin tes skrining untuk bakteriuria


pada kunjungan prenatal awal dan usia
kehamilan 28 minggu.
Pada pasien dengan bakteriuria signifikan,
simtomatik atau asimtomatik, pengobatan
dianjurkan untuk menghindari kemungkinan
komplikasi.
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & PR O S TA TI TIS

TERAPI PADAIBU HAMIL


Amoksisilin, amoksisilin-klavulanat atau cephalexin efektif
dalam 70% sampai 80% dari pasien.
Nitrofurantoin (hati-hati)  cacat
Tetrasiklin harus dihindari karena efek teratogenik
Sulfonamid tidak boleh diberikan selama trimester ketiga karena
kemungkinan perkembangan kernikterus dan hiperbilirubinemia.
Fluoroquinolones tidak harus diberikankarena potensi mereka
untuk menghambat tulang rawan dan perkembangan tulang pada
bayi baru lahir.
Tindak lanjut kultur urin 1 sampai 2 minggu setelah menyelesaikan
terapi dan kemudian dianjurkan setiap bulan sampai usia
kehamilan selesai.
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & PR O S TA TI TIS

TERAPI PADAIBU HAMIL


I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & PR O S TA TI TIS

TERAPI PADAIBU HAMIL


KONDISI KHUSUS:
CATHETERIZED
PATIENTS
Penggunaan kateter dalam jangka waktu lama meningkatkan resiko
bakteriuria, meskipun biasanya asimtomatik (demam, leukositosis).

Harus dilakukan kultur bakteri jika pasien memiliki resiko


tinggi terkena sepsis (kondisi immunocompromise).

Penanganan terapi sama dengan complicated ISK

Penggunaan antiseptik (povidone-iodine) pada jaringan sekitar uretra


bisa mengurangi resiko kontaminasi bakteri
I N F E K S IS A L U R A N
K EM I H & PR O S TA TI TIS
DAFTAR
PUSTAKA
Dipiro, JT, et al. 2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiological
Approach, 7th ed. USA: McGraw-Hills, 1857-1883
Dipiro,Joseph T.,dkk. 2014. Pharmacoteraphy A Pathophysiologic
Approach 9th Edition. Mc Graw-Hill Education
Wilson, I, Price, S. 2006. Patofisiologi, Edisi 6. Jakarta :
Penerbit EGC, 1323.
Urinary Tract Infection, Urologic Disease in: National Institute of
Diabetes and Digestive and Kidney Disease.
http://www.niddk.nih.gov/ (Feb 11, 2016 pukul 10.00)
DAFTAR
PUSTAKA
http://reference.medscape.com/ (Feb 11, 2016 pukul 10.00)
http://www.kemh.health.wa.gov.au/development/manuals/O&G_
guidelines/sectiona/14/UTI_in_Non_Pregnant_Woman_A
ntibiotic_treatment_for.pdf (Feb 8, pukul 18.00)
http://www.merckmanuals.com/professional/genitourinary-
disorders/urinary-tract-infections-(uti)/bacterial-urinary-
tract-infections-in-patients-with-indwelling-bladder-
catheters (Feb 11, 2016 pukul 10.00)
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ (Feb 12, 2016 pukul 13.00)
http://www.nih.gov/ (Feb 12, 2016 pukul 14.00)

Anda mungkin juga menyukai