Preseptor
Wiwiek Setyowulan, dr., Sp.A., M.Kes
• Nama : An. SA
• Tanggal lahir : 21 Maret 2017
• Usia : 4 tahun 5 bulan
• Jenis Kelamin ` : Laki laki
• Alamat : Jl. Gumuruh No. 151 A Rt 01 Rw 03
• Tanggal pemeriksaan : 15 September 2021
• Tempat Pemeriksaan : Multazam 2 (201)
IDENTITAS
Keluhan Utama :
Sesak
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dibawa oleh orangtuanya ke poli Rumah sakit Muhammadiyah Bandung
dengan keluhan sesak sejak 1 hari SMRS. Keluhan sesak terjadi secara terus menerus dari hari
selasa siang sampai menjelang maghrib dan menyebabkan bicara anaknya menjadi terpotong-
potong dan adanya suara tambahan mengi. Orangtuanya juga mengatakan keluhan sesaknya
sering timbul setelah anaknya bermain atau melakukan aktivitas yg berat.
Ini merupakan serangan sesak yang kedua. Serangan sesak pertama terjadi kurang lebih 1
tahun yang lalu. keluhan sesak sering diawali dengan adanya pilek, bersin-bersin serta batuk
yang hampir muncul setiap hari khususnya pada malam hari. keluhan tersebut muncul selain
karena aktivitas yang meningkat juga dipicu karena debu ataupun kondisi cuaca yang dingin
seperti pada malam hari yang dirasa semakin memburuk dalam 3 bulan terakhir.
Lanjutan Alinea ke-2
Asma
Alergi
Riwayat Imunisasi Riwayat Nutrisi
• Motorik halus : Mencoba meraih benda kurang dari 1 tahun, sampai sekarang belum
bisa memakai baju, memakai sepatu sendiri dan belum bisa memegang alat tulis dengan
benar, bisa makan sendiri tanpa tumpah di usia 2 tahun
• Bicara dan Bahasa: pada usia 2 tahun masih belum sempurna dalam menyusun kalimat,
dan belum mengerti ketika diberi perintah
• Sosialisasi: terkadang saat bermain mainan sering dibanting atau dilempar, dan tidak
tertarik untuk bermain dengan teman seusianya
Riwayat Persalinan dan Riwayat Kelahiran
BBL = 3800 gr
PB = 48 cm
PEMERIKSAAN FISIK
• TD : 100/75 mmHg
• RR: 50 x/menit
Kepala
• Bentuk : Normocephal
• Rambut : Hitam, tidak mudah tercabut
• Mata : Sekret (-/-)
Konjungtiva anemik : (-/-)
Sklera ikterik : (-/-)
• Abdomen
Inspeksi : Normal
Auskultasi : Bising usus normal tidak dilakukan
Palpasi : Hepatomegali (-), Splenomegali (-), Nyeri tekan (-)
• Kulit
Ruam : (+) dibagian kaki
RESUME
Pasien datang dibawa oleh orangtuanya ke poli Rumah sakit Muhammadiyah Bandung dengan keluhan
sesak sejak 1 hari SMRS. Keluhan sesak terjadi secara terus menerus. keluhan sesak sering diawali dengan
adanya pilek, bersin-bersin serta batuk yang hampir muncul setiap hari khususnya pada malam hari.
keluhan tersebut muncul selain karena aktivitas yang meningkat juga dipicu karena debu ataupun kondisi
cuaca yang dingin seperti pada malam hari. Keluhan batuknya berdahak namun anaknya sulit untuk
mengeluarkannya. Keluhan juga disertai dengan adanya muntah sebanyak 3x dan disertai dengan adanya
demam yang naik turun (tidak lebih dari 38°C) sejak kemarin. Selain itu orangtuanya mengatakan bahwa
anaknya sering mengeluhkan gatal gatal di bagian kaki dan sering di garuk sehingga meninggalkan bekas
sejak umur 1 tahun.
Orangtuanya mengatakan bahwa nenek dari anaknya dan ponakan-ponakan dari ibunya ada
yang memiliki keluhan yang sama yaitu sesak. Selain itu, ibunya juga memiliki keluhan alergi
terhadap makanan seperti udang yang sering menyebabkan gatal-gatal dan ayahnya memiliki alergi
debu yang sering menyebabkan bersin-bersin Riwayat keluhan sudah pernah diobati.
Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/75 mmhg, RR 50x/menit, nadi 130 x/menit,
regular, equal, isi cukup, status gizi baik, retraksi suprasternal, subcostal dan intercostal (+), pada
saat dilakukan auskultasi lapang paru ditemukan wheezing dan ronki serta adanya ruam dibagian
kaki.
DIAGNOSIS BANDING
• Dermatitis Atopi
• Rinitis alergi
• Refluks Gastroesofageal
DIAGNOSIS KERJA
USULAN PEMERIKSAAN
1. Uji tusuk kulit (skin prick test)
2. Ige spesifik serum (RAST)
3. Uji terapi
4. Uji untuk atopi
5. Foto rontgen toraks
TATALAKSANA
Serangan asma derajat ringan dan sedang
• Jarak antara nebulisasi I dan II adalah 20 mnt; sesudah nebulisasi ke-2 juga dinilai selama 20 mnt.
• Jika dengan nebulisasi I dan atau II serangan mereda, penderita diobservasi selama 1 jam di UGD.
Jika selama observasi tersebut tetap membaik, sesudah melihat hasil penunjang, penderita
dipulangkan
• Jika selama observasi 1 jam di UGD serangan kambuh ulang, maka penderita dipindahkan ke
ruang rawat sehari (RRS).
Tatalaksana di Ruang Rawat Sehari (RRS)
• Pemberian oksigen sejak dari UGD diteruskan.
• Pemberian nebulisasi kombinasi β-agonis dengan antikolinergik dan dilakukan tiap 2 jam.
• Diberikan steroid sistemik oral berupa metilprednisolon atau prednison dilanjutkan 3−5 hr. Jika
dalam 8–12 jam klinis tetap baik, penderita dipulangkan dan dibekali obat β-agonis dan steroid
untuk rawat jalan.
• Bila dalam 12 jam responsnya tetap tidak baik, maka penderita alih rawat ke RRI dengan
tatalaksana asma berat
Tatalaksana di Ruang Rawat Inap (RRI)
• Pemberian oksigen diteruskan Jika terdapat dehidrasi dilakukan rehidrasi dan koreksi asidosis bila ada
Steroid diberikan i.v. dengan cara bolus tiap 6–8 jam Dosis steroid i.v. 0,5–1 mg/kgBB/hr Di RRI, nebulisasi
dilakukan dengan menggunakan kombinasi β-agonis dan antikolinergik. Jarak nebulisasi tiap 1–2 jam.
• Jika dalam 4–6× pemberian mulai terjadi perbaikan klinis, jarak dapat diperlebar menjadi setiap 4–6 jam
Pemberian aminofilin sesuai dengan dosis inisial dan dosis rumatan
• Dosis inisial: Belum mendapat aminofilin sebelumnya, dosis aminofilin yang diberikan 6–8 mg/kgBB yang
dilarutkan dalam dekstrosa atau NaCl fisiologis sebanyak 20 mL, diberikan dalam 20–30 mnt. Bila sudah
mendapat aminofilin (<8jam), dosis aminofilin diberikan setengahnya.
Serangan asma berat
• Bila sejak awal dinilai sebagai serangan berat, maka nebulisasi awal langsung dengan
menggunakan kombinasi β-agonis dan antikolinergik disertai pemberian oksigen 2−4 L/mnt yang
diberikan sejak awal termasuk saat nebulisasi.
• Pasang jalur parenteral dan dilakukan foto Rontgen toraks. Penderita langsung dialih rawat ke
ruang rawat inap (lihat tatalaksana di ruang rawat inap)
Tatalaksana jangka panjang
Obat yang diberikan secara bertahap sesuai dugaan awal yang akan menentukan di
jenjang atau tahapan.
1. Tahap 1
Pemberian SABA, Penggunaan SABA sebagai Pereda >2x/minggu selama 1
bulan merupakan indikasi penggunaan obat pengendali.
• Evaluasi selama 6-8 minggu jika memburuk naikan bertahap dosis steroid hirupan dengan dosis
menengah sampai 400 microgram)
• Asma persisten
• Steroid hirupan terapi dalam dosis rendah dan dikombinasi dengan
• LABA ; Prokaterol, Bambuterol, salmeterol atau teofilin lepas lambat atau anti leukotrin reseptor
(zafirlukast, montelukas)
EDUKASI
2. Kontrol lingkungan
• asap,
• allergen,
• polusi udara dalam, atau luar ruangan
PROGNOSIS