BAB 1 Landasa Dan Pengertian Pancasila
BAB 1 Landasa Dan Pengertian Pancasila
Oleh :
Muharuddin, SH., MH.
SEMESTER I
TAHUN AKADEMIK 2021-2022 Hp.08124883611
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
POKOK BAHASAN
BAB I LANDASAN DAN PENGERTIAN PANCASILA BAB 4 PEMBUKAAN UNDANG UNDANG DASAR 1945
R
ketentuan 3 ijin/sakit dinilai hanya 1 hari kehadiran.
6. Ijin/sakit dapat diterima bila disertai surat permintaan ijin/surat
keterangan dokter dan surat dinas bagi yang tugas dinas/kerja ke luar
A
daerah/siaga.
7. Tugas yang diberikan, baik tugas kelompok maupun tugas individu
harus
K
dikerjakan dan bila tidak maka konsekwensinya akan berpengaruh
pada
nilai akhir.
PENILAIAN
PERKULIAHAN KEHADIRAN + 65% (wajib)
TUGAS INDIPIDU
TUGAS KELOMPOK
MIT =
FINAL = (wajib)
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
BAB I
LANDASAN DAN PENGERTIAN
PANCASILA
Landasan dan Pengertian Pancasila
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
A. Landasan
Landasan yang utama ada dua hal, Pertama dari sejarah perjuangan bangsa atau
landasan historis, dan kedua dari landasan formal atau landasan yuridis.
1. Landasan Historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sudah ada
sejak bangsa Indonesia ada.
Berketuhanan yaitu percaya pada sesuatu yang berkuasa di luar diri manusia.
Berkemanusiaan dalam wujud cinta sesama manusia.
Berpersatuan baik persatuan dalam kelompok suku yang kemudian meluas
menjadi bangsa. Berkerakyatan dalam kelompok kecil berkekeluargaan
kemudian meluas dalam negara disebut berkerakyatan.
Berkeadilan yaitu ingin diperlakukan secara adil baik dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain.
Kelima hal ini kemudian menjadi ciri khas dan karakter bangsa yang berbeda
dengan bangsa lain, yang kemudian di renung kan oleh tokoh-tokoh pendiri negara
Indonesia, yang oleh Bung Karno diberi nama Pancasila, yang selanjutnya pada
tanggal 18 Agustus 1945 disahkan sehagai dasar negara oleh PPKI.
2. Landasan Yuridis
Secara formal atau berdasarkan hukum adalah sebagai sumber hukum pendidikan
nasional, yaitu tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pasal I ayat 2 dinyatakan bahwa sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila.
Berdasarkan SK Dirjen DIKTI No. 43/DIKTI/KEP/2006, dinyatakan Pendidikan
Kewarganegaraan adalah berbasis Pancasila, maka Pendid ikan Kewarganegaraan
didukung oleb Pancasila. Oleh karena itu perlu mengembangkan Pendidikan
Pancasila dalam rangka Pendidikan Kepribadian.
Pendidikan Pancasila di samping mengembangkan Pendidikan Keprihadian dan
yang harus melestarikan hasil perenungan bangsa sendiri yang sudah berabad-ahad
diamalkan baik masa jaya maupun masa derita. Masa jaya-jayanya yaitu masa
Sriwijaya dan masa Majapahit, sedang masa derita yaitu masa penjajahan bangsa
lain.
1.Secara Etimologis
Secara etimologis atau menurut logatnya “Pancasila” berasal dari bahasa India, yakni
bahasa Sanskerta, bahasa kasta Brahmana, sedangkan bahasa rakyat jelata ialah
Prakerta (Ismaun, 1977).
Menurut Muhammad Yamin, di dalam bahasa Sanskerta perkataan Pancasila ada dua
macam arti, yaitu:
Panca : artinya “lima”
syila : dengan huruf i biasa (huruf i pendek), artinya “batu-sendi”, “alas”
atau “dasar”.
syiila : dengan huruf i panjang, artinya “peraturan tingkah laku yang baik”.
Kata “syiila” dalam bahasa Indonesia menjadi “susila”, artinya “tingkah laku yang
baik”.
Dengan uraian di atas maka perkataan “Panca-Syila” dengan huruf i satu (biasa) berarti
“berbatu sendi yang lima”, “berdasar yang lima” atau “lima dasar”. Sedangkan
“PancaSyiila” (dengan huruf Dewanagari, dengan huruf i dua (panjang) berarti “lima
aturan tingkah laku yang penting”.
3. Secara Terminologis
Berdasarkan isi istilahnya yang digunakan di indonesia, dimulai sejak sidang Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, tanggal 1 Juni 1945.
Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 artinya “Lima-Dasar”, yang dimaksud ialah:
“Satu dasar negara yang terdiri atas lima unsur yang menjadi satu kesatuan Dasar
Filsafat Negara Republik indonesia” yang isinya sebagaimana tertera dalam alinea
keempat bagian akhir Pembukaan UUD 1945.
Bab II
PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA
Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara merupakan hasil kesepakatan bersama
yang kemudian disebut sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia, sebagai konsensus
nasional yang di dalamnya terkandung semangat kekeluargaan dan kebersamaan
sebagai inti ajaran Pancasila.
Bab II
PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA
Merdeka.
Lima dasar itu atas petunjuk seorang ahli bahasa (yaitu Mr. Muhammad Yamin, yang
pada waktu itu duduk di samping Ir. Soekarno) diberi nama Pancasila (Ismaun, 1977).
Lima dasar yang diajukan Bung Karno, ialah:
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme atau Perikemanusiaan
- Mufakat atau Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan yang berkebudayaan.
1.Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Tugas PPKI semula hanya memeriksa hasil-hasil sidang BPUPKI, kemudian anggotanya
disempurnakan atas penunjukan Jepang yang diketuai oleh Ir. Soekarno yang
mempunyai kedudukan dan berfungsi yang sangat penting sebagai jelmaan seluruh
bangsa Indonesia, yaitu:
- Sebagai Pembentuk Negara Proklamasi mewakili seluruh bangsa Indonesia
(membentuk Negara Republik Indonesia setelah Prokamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945.
- Sebagai badan yang berwenang meletakkan Landasan Dasar Pokok Negara atau
disebut Pokok Kaidah Fundamental Negara (Staatsfundamentalnorm).
Dekrit Presiden 5 juli 1959 ini kemudian diterima dengan suara bulat oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dalam sidangnya pada tanggal 22 Juli 1959, yaitu kembali ke
UndangUndang Dasar 1945.
Tentang hari lahirnya Pancasila, Ismaun (1977) berpendapat, bahwa sebenarnya apa
yang disebut hari lahirnya Pancasila itu merupakan suatu rangkaian proses dari
tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 18 Agustus 1945 dalam rangka perumusan
Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang berpadu di dalam Undang-Undang
Dasar (1945).
BAB III
KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA DAN
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
3. Persatuan Indonesia
Istilah bangsa mengandung pengertian kesatuan, dengan demikian
bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan rakyat dalam satu negara
Indonesia. Negara kesatuan meliputi segenap bangsa Indonesia,
negara mengatasi segala paham perorangan maupun golongan.
Negara Republik Indonesia merupakan negara kepulauan, mencakup
bermacam-macam suku bangsa dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.