Anda di halaman 1dari 39

Pendidikan Pancasila

Oleh :
Muharuddin, SH., MH.
SEMESTER I
TAHUN AKADEMIK 2021-2022 Hp.08124883611
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

POKOK BAHASAN

BAB I LANDASAN DAN PENGERTIAN PANCASILA BAB 4 PEMBUKAAN UNDANG UNDANG DASAR 1945

A. Landasan A. Penjelasan Isi Pembukaan UUD 1945


B. Beberapa Pengertian Pancasila B. Penjelasan
C. Pembukaan UUD 1945 sebagai Sumber Tertib Hukum
BAB 2 PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA
Indonesia
A. Masa Pengusulan Pancasila
B. Masa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
C. Masa Perubahan Ketatanegaraan BAB 5 ISI MATERI UNDANGUNDANG DASAR 1945
D. Masa Keseragaman Pancasila
A. Sistem Pemerintahan Negara
BAB 3 KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA DAN B. Fungsi dan Tugas Lembaga Negara
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI C. Hubungan Antar Lembaga Negara
D. Hak dan Kewajiban Warga Negara
A. Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara
B. Pancasila sebagai Moral Negara
C. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa
D. Pancasila sebagai Ideologi Negara
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
1. Jam masuk dan toleransi keterlambatan :
- untuk dosen paling lambat 20 menit bila tidak ada konfirmasi

K sebelumnya ke pengurus tingkat maka tatap muka dosen


dibatalkan/ditiadakan.
- untuk mahasiswa paling lambat 15 menit dan yang lewat dari itu tidak

O diperbolehkan masuk dan dianggap alfa.


2. Dilarang memakai kaus oblon, pakaian dinas/kerja, topi dan sendal/

N sepatu sendal + untuk wanita tidak boleh memakai pakaian ketat


3. Tidak boleh merokok dan minum/makan dalam kelas.
4. Kehadiran minimal 65% dari tatap muka dosen dan yang kurang tidak

T diperbolehkan mengkuti ujian akhir semester dan diharuskan


mengulang pada semester ganjil berikutnya.
5. Ijin/sakit hanya ditoleransi 40% dari tatap muka dosen dengan

R
ketentuan 3 ijin/sakit dinilai hanya 1 hari kehadiran.
6. Ijin/sakit dapat diterima bila disertai surat permintaan ijin/surat
keterangan dokter dan surat dinas bagi yang tugas dinas/kerja ke luar

A
daerah/siaga.
7. Tugas yang diberikan, baik tugas kelompok maupun tugas individu
harus

K
dikerjakan dan bila tidak maka konsekwensinya akan berpengaruh
pada
nilai akhir.
 PENILAIAN
PERKULIAHAN KEHADIRAN + 65% (wajib)
TUGAS INDIPIDU
TUGAS KELOMPOK
MIT =
FINAL = (wajib)
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I
LANDASAN DAN PENGERTIAN
PANCASILA
Landasan dan Pengertian Pancasila
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

A. Landasan
Landasan yang utama ada dua hal, Pertama dari sejarah perjuangan bangsa atau
landasan historis, dan kedua dari landasan formal atau landasan yuridis.

1. Landasan Historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sudah ada
sejak bangsa Indonesia ada.
Berketuhanan yaitu percaya pada sesuatu yang berkuasa di luar diri manusia.
Berkemanusiaan dalam wujud cinta sesama manusia.
Berpersatuan baik persatuan dalam kelompok suku yang kemudian meluas
menjadi bangsa. Berkerakyatan dalam kelompok kecil berkekeluargaan
kemudian meluas dalam negara disebut berkerakyatan.
Berkeadilan yaitu ingin diperlakukan secara adil baik dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain.
Kelima hal ini kemudian menjadi ciri khas dan karakter bangsa yang berbeda
dengan bangsa lain, yang kemudian di renung kan oleh tokoh-tokoh pendiri negara
Indonesia, yang oleh Bung Karno diberi nama Pancasila, yang selanjutnya pada
tanggal 18 Agustus 1945 disahkan sehagai dasar negara oleh PPKI.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Landasan dan Pengertian Pancasila
PENDIDIKAN
PENDIDIKANPANCASILA
PANCASILADAN
DANKEWARGANEGARAAN
KEWARGANEGARAAN
A. Landasan
Landasan yang utama ada dua hal, Pertama dari sejarah perjuangan bangsa atau
landasan historis, dan kedua dari landasan formal atau landasan yuridis.

2. Landasan Yuridis
Secara formal atau berdasarkan hukum adalah sebagai sumber hukum pendidikan
nasional, yaitu tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pasal I ayat 2 dinyatakan bahwa sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila.
Berdasarkan SK Dirjen DIKTI No. 43/DIKTI/KEP/2006, dinyatakan Pendidikan
Kewarganegaraan adalah berbasis Pancasila, maka Pendid ikan Kewarganegaraan
didukung oleb Pancasila. Oleh karena itu perlu mengembangkan Pendidikan
Pancasila dalam rangka Pendidikan Kepribadian.
Pendidikan Pancasila di samping mengembangkan Pendidikan Keprihadian dan
yang harus melestarikan hasil perenungan bangsa sendiri yang sudah berabad-ahad
diamalkan baik masa jaya maupun masa derita. Masa jaya-jayanya yaitu masa
Sriwijaya dan masa Majapahit, sedang masa derita yaitu masa penjajahan bangsa
lain.

Landasan dan Pengertian Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

B. Beberapa Pengertian Pancasila


Kata-kata mutiara pujangga besar bangsa Cina, yaitu Confusius, yang disebutkan
dalam bukunya Ismaun, Tinjauan Pancasila Dasar Filsafat Negara Republik
Indonesia. Ketika beliau ditanya oleh beberapa orang yang datang pada beliau:
“Apakah yang mula-mula bapak kerjakan, seandainya bapak dipilih menjadi
Pemimpin Negara?” Jawab Confusius iaIah: ‘MuIa-mula yang saya kerjakan ialah
menertibkan semua istilah yang ada di dalam Negara agar tiap-tiap istilah tidak
mempunyai tafsiran yang kabur/kacau. Dengan demikian seluruh warga dan
aparat Negara dapat melakukan semua tugas dan kewajibannya dengan jelas
dan tepat”.
Ringkasnya: “Kalau anda hendak mengatur Negara dengan baik, maka terlebih
dahulu tertibkanlah istilah-istilah yang ada di dalam Negara itu”:
OIeh karena itu, menurut Ismaun, sebelum membahas isi materi Pancasila sebagai
dasar Filsafat Negara Republik Indonesia atau sebagai ideologi negara Indonesia,
perlu diketahui terlebih dahulu apakah arti istiIah “Pancasila” itu, dari bahasa
apakah asalnya perkataan itu dan di mana dipergunakanniya serta bagaimanakah
perkembangan selanjutnya.

Landasan dan Pengertian Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Istilah “Pancasila” akan dibicarakan secara etimologis (logatnya/asalnya bahasanya),


secara historis (sejarah), dan secara terminologis (isi istilahnya).

1.Secara Etimologis
Secara etimologis atau menurut logatnya “Pancasila” berasal dari bahasa India, yakni
bahasa Sanskerta, bahasa kasta Brahmana, sedangkan bahasa rakyat jelata ialah
Prakerta (Ismaun, 1977).
Menurut Muhammad Yamin, di dalam bahasa Sanskerta perkataan Pancasila ada dua
macam arti, yaitu:
Panca : artinya “lima”
syila : dengan huruf i biasa (huruf i pendek), artinya “batu-sendi”, “alas”
atau “dasar”.
syiila : dengan huruf i panjang, artinya “peraturan tingkah laku yang baik”.
Kata “syiila” dalam bahasa Indonesia menjadi “susila”, artinya “tingkah laku yang
baik”.
Dengan uraian di atas maka perkataan “Panca-Syila” dengan huruf i satu (biasa) berarti
“berbatu sendi yang lima”, “berdasar yang lima” atau “lima dasar”. Sedangkan
“PancaSyiila” (dengan huruf Dewanagari, dengan huruf i dua (panjang) berarti “lima
aturan tingkah laku yang penting”.

Landasan dan Pengertian Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Istilah “Pancasila” akan dibicarakan secara etimologis (logatnya/asalnya bahasanya),
DEFINISI
secara historis (sejarah), dan secara terminologis (isi istilahnya).
2. Secara Historis
KORUPSI
Secara historis istilah “Pancasila” mula-mula dipergunakan oleh masyarakat India yang
memeluk agama Budha, Pancasila berarti “lima-aturan” atau “Five Moral Principles”
yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut biasa (awam) agama Budha,
yang dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Pali “Panca-Sila”, yang berisi lima
larangan atau lima pantangan.
Jadi pertama kali istilah “Pancasila” digunakan untuk memberi nama rumusan lima dasar
moral dalam agama Budha. Pancasila berarti lima aturan tingkah laku yang baik, atau
lima aturan moral.
buku Negarakertagama (zaman Majapahit) istilah “Pancasila” terdapat dalam buku
Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam buku Sutasoma ini istilah Pancasila di
samping mempunyai arti “berbatu sendi yang lima” (dan bahasa Sanskerta) juga
mempunyai arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu:
- Tidak boleh melakukan kekerasan
- Tidak boleh mencuri
- Tidak boleh berjiwa dengki
- Tidak boleh berbohong
- Tidak boleh mabuk minuman keras

Landasan dan Pengertian Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Istilah “Pancasila” akan dibicarakan secara etimologis (logatnya/asalnya bahasanya),


secara historis (sejarah), dan secara terminologis (isi istilahnya).
2. Secara Historis
dalam masyarakat Jawa sebagai Lima Larangan (pantangan, wewaler, pamali), dan
isinya agak lain, disebut dengan singkatan “Ma-Lima”, lima larangan, dimulai dengan
awal kata “Ma”. Lima larangan tersebut adalah:
Mateni : artinya membunuh
Maling : artinya mencuri
Madon : artinya berzina
Madat : artinya menghisap candu
Main : artinya berjudi

3. Secara Terminologis
Berdasarkan isi istilahnya yang digunakan di indonesia, dimulai sejak sidang Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, tanggal 1 Juni 1945.
Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 artinya “Lima-Dasar”, yang dimaksud ialah:
“Satu dasar negara yang terdiri atas lima unsur yang menjadi satu kesatuan Dasar
Filsafat Negara Republik indonesia” yang isinya sebagaimana tertera dalam alinea
keempat bagian akhir Pembukaan UUD 1945.

Landasan dan Pengertian Pancasila


LANJUT
PADA
PERTEMUAN KE 3
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Bab II
PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA
Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara merupakan hasil kesepakatan bersama
yang kemudian disebut sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia, sebagai konsensus
nasional yang di dalamnya terkandung semangat kekeluargaan dan kebersamaan
sebagai inti ajaran Pancasila.

Secara historis rumusan-rumusan Pancasila itu dapat diuraikan dalam tiga


kelompok:
1.Rumusan Pancasila dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia yang merupakan tahap pengusulan sebagai Dasar Filsafat
Negara Indonesia.
2.Rumusan Pancasila yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
sebagai Dasar Filsafat Negara Indonesia yang sangat erat hubungannya dengan
Proklamasi Kemerdekaan.
3.Beberapa rumusan Pancasila dalam perubahan ketatanegaraan Indonesia selama
belum berlaku kembali rumusan Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD
1945.

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA
A.Masa Pengusulan Pancasila
Dalam sidang Teikuku Gikoi (Parlemen Jepang) tanggal 7 September 1944,
Perdana Menteri Jepang Jenderal Kuniaki Koiso (pengganti Perdana Menteri Tojo),
atas nama pemerintah Jepang mengeluarkan janji kemerdekaan Indonesia yang akan
diberikan pada tanggal 24 Agustus 1945, sebagai janji politik.
Sebagai realisasi janji ini, tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan akan
dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau
dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai .
tanggal 29 April 1945. dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Gunseikan (Kepala
pemerintahan Bala Tentara Jepang di Jawa), yang dipimpin oleh Dr. Radjiman
Wedyodiningrat.
masa sidang I tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945 (4 hari) dan
masa Sidang II tanggal 10 Juli 1945 sampai dengan 17 Juli 1945 (8 hari).

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA


1.Masa Sidang Pertama BPUPKI

a. Usul Muhammad Yamin, 29 Mei 1945, dalam pidatonya mengusulkan dasar


negara bagi Indonesia Merdeka yang akan dibentuk adalah:
- Peri Kebangsaan
- Peri Kemanusiaan
- Peri Ketuhanan
- Peri Kerakyatan
- Kesejahteraan Rakyat.
secara tertulis lima asas dasar negara bagi Indonesia Merdeka, dalam rancangan
Mukaddimah Hukum Dasar, yang rumusannya sebagai berikut:
 
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kebangsaan Persatuan Indonesia
- Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Bab II
PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA

1.Masa Sidang Pertama BPUPKI


b. Usul Soekarno, 1 Juni 1945, mengajukan lima dasar juga bagi Negara Indonesia

Merdeka.
Lima dasar itu atas petunjuk seorang ahli bahasa (yaitu Mr. Muhammad Yamin, yang
pada waktu itu duduk di samping Ir. Soekarno) diberi nama Pancasila (Ismaun, 1977).
Lima dasar yang diajukan Bung Karno, ialah:
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme atau Perikemanusiaan
- Mufakat atau Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan yang berkebudayaan.

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA

A.Masa Pengusulan Pancasila

2. Rapat Panitia Sembilan


Setelah selesai masa sidang pertama, untuk menampung perumusan-perumusan yang
bersifat perorangan, dibentuk Panitia Kecil Penyelidik Usul-usul yang terdiri atas
sembilan orang, Bung Karno sebagai Ketua, yang disebut juga “Panitia Sembilan”,
yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Mr. Alexander A. Maramis
4. Abikusno Tjokrosujoso
5. Abdul Kahar Muzakkir
6. H. Agus Salim
7. Mr. Achmad Soebardjo
8. K.H. Wachid Hasyim
9. Mr. Muhammad Yamin

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA


A.Masa Pengusulan Pancasila
2. Rapat Panitia Sembilan
Tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil merumuskan Rancangan
Mukaddimah (Pembukaan) Hukum Dasar, yang kemudian dinamakan Jakarta
Charter atau Piagam Jakarta (oleh Mr. Muhammad Yamin), dalam rancangan
Mukaddimah termuat rumusan Pancasila yang tata-urutannya tersusun secara
sistematik, pada alinea keempat bagian akhir, yaitu:
- Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
dalam Piagam Jakarta alinea ketiga termuat rumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang pertama kali sebelum diproklamirkan sehingga menjiwai Proklamasi
Kemerdekaan, yaitu berbunyi:
“Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka Rakyat
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya”.
Perumusan dan Pancasila
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA
A.Masa Pengusulan Pancasila 2. Rapat Panitia Sembilan
Rumusan secara lengkap Rancangan Mukaddimah Hukum Dasar atau Piagam Jakarta adalah
sebagai berikut:
“Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
herbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan Rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
Negara Indonesia, yang merdeka bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kehangsaan yang bebas, maka Rakyat Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
Bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Hukum Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan Rakyat, dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi selunuh
Rakyat Indonesia”.

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA
A.Masa Pengusulan Pancasila
3. Masa Sidang Kedua BPUPKI, tanggal 10 Juli sampai dengan tanggal 17 Juli 1945
merupakan masa penentuan perumusan dasar negara yang akan merdeka sebagai
hasil kesepakatan bersama
Sidang lengkap BPUPKI hari pertama tanggal 10 Juli 1945 menerima hasil Panitia
Sembilan yaitu Piagam Jakarta.
Dibentuk juga Panitia-panitia Hukum Dasar, yang dikelompokkan menjadi tiga
kelompok panitia perancang Hukum Dasar, yaitu: Panitia Perancang Hukum Dasar,
Pembela Tanah Air, Panitia Ekonomi dan Keuangan.
Dengan berakhirnya sidang ini maka selesailah tugas Badan tersebut, yang hasilnya
dijadikan dasar bagi negara Indonesia yang akan dibentuk sesuai janji Jepang.
Dalam sidang BPUPKI ini rumusan Pancasila dalam sejarah perumusannya ada empat
macam:
1.Rumusan pertama (R1) oleh Muhammad Yamin tanggal 29 Mei 1945, usul
pribadi dalam pidato.
2.Rumusan kedua (R2) oleh Muhammad Yamin tanggal 29 Mei 1945, usul
tertulis yang diajukan dalam rancangan Mukaddimah Hukum Dasar.
3.Rumusan ketiga (R3) Pancasila usul Bung Karno tanggal 1 Juni 1945, usul pribadi
dengan nama Pancasila.
4. Rumusan keempat (R4) Pancasila dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945
Perumusan dan Pancasila
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA
B.Masa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Tanggal 9 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh Jepang, dan kemudian dibentuk
Panitia Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Zyunbi Iinkai), yang sering disebut
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ir. Soekarno diangkat sebagai Ketua
dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Ketuanya.
Badan yang mula-mula bersifat “Badan buatan Jepang” untuk menerima “hadiah
kemerdekaan” dari Jepang, setelah takluknya Jepang pada Sekutu tanggal 14
Agustus 1945, dan Proklamasi Kemerdekaan Negara Indonesia lalu mempunyai sifat
“Badan Nasional” Indonesia, yang merupakan jelmaan seluruh bangsa Indonesia.
1.Proklamasi Kemerdekaan
Setelah PPKI bekerja keras tanpa mengenal lelah dan dengan dukungan seluruh rakyat
Indonesia khususnya pemuda-pemuda Indonesia, yang menghendaki dilaksanakannya
proklamasi secepatnya. Pada hari Jum’at tanggaL 17 Agustus 1945 jam 10.00 dalam
rapat terbuka di Gedung Pegangsaan 56 Jakarta, Kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia dalam
pidato proklamasi.

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA


B.Masa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan

1.Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Atas nama Bangsa Indonesia
Soekarno – Hatta

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA


B.Masa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan

2.Hasil Sidang Pleno PPKI


Tanggal 18 Agustus 1945, diadakanlah Sidang Pleno PPKI untuk membahas Naskah
Perundingan Rancangan Hukum Dasar yang akan ditetapkan sebagai Undang-
Undang Dasar (1945)

Tugas PPKI semula hanya memeriksa hasil-hasil sidang BPUPKI, kemudian anggotanya
disempurnakan atas penunjukan Jepang yang diketuai oleh Ir. Soekarno yang
mempunyai kedudukan dan berfungsi yang sangat penting sebagai jelmaan seluruh
bangsa Indonesia, yaitu:
- Sebagai Pembentuk Negara Proklamasi mewakili seluruh bangsa Indonesia
(membentuk Negara Republik Indonesia setelah Prokamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945.
- Sebagai badan yang berwenang meletakkan Landasan Dasar Pokok Negara atau
disebut Pokok Kaidah Fundamental Negara (Staatsfundamentalnorm).

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA
B.Masa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan

2.Hasil Sidang Pleno PPKI


Sidang PPKI pertama tanggal I8 Agustus 1945, herhasil mengesahkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia (UUDNRI) beserta Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia (Pemb.UUDNRI) dengan cara mengubah Piagam
Jakarta atau Rancangan Mukaddimah Hukum Dasar (RMHD) dan Rancangan Hukum
Dasar (RHD) dengan cara:
- Piagam Jakarta yang telah diterima sebagai Rancangan Mukaddimah Hukum
Dasar oleh BPUPKI pada tanggal 14 Juli 1945 dengan beberapa perubahan,
disahkan sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia.
- Rancangan Hukum Dasar yang telah diterima oleh BPUPKI pada tanggal 16 Juli
1945 setelah mengalami berbagai perubahan, disahkan sebagai Undang-Undang
Dasar Negara Republik indonesia.
Di samping hasil sidang PPKI di atas, diputuskan juga dua hal yang lain, yaitu:
- Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama, yaitu Ir. Soekarno sebagai
Presiden, dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Prësiden Negara Republik Indonesia.
- Menetapkan berdirinya Komite Nasional sebagai Badan Musyawarah Darurat.

Perumusan dan Pancasila


PERTEMUAN KE 4
2021
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA


C.Masa Perubahan Ketatanegaraan
1.Konstitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS) 1949
Dalam Negara Republik Indonesia Serikat. Pancasila tetap menjadi dasar filsafat
negara, yang terkandung dalam Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat
(KRIS) 1949, alinea ketiga, adapun dalam sistem pemerintahannya menggunakan
sistem kabinet parlementer, yang berlaku mulai tanggal 27 Desember 1949, yang
rumusannya sebagai berikut:
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Peri Kemanusiaan
- Kebangsaan
- Kerakyatan
- Keadilan Sosial.
Negara Republik Indonesia Serikat beserta Mukaddimah KRIS 1949 berlaku sangat
pendek sekali, hanya sampai tanggal 17 Agustus 1950.

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA
C.Masa Perubahan Ketatanegaraan
2. UUDS 1950
Dari bentuk negara serikat menjadi negara kesatuan lagi, dengan sistem kabinet
parlementer.
Mukaddimah UUDS 1950 berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950 saat terbentuknya
Negara Kesatuan, dan Pancasila tetap sebagai Dasar Negara.
Sistem kabinet parlementer yang tidak cocok dengan jiwa Pancasila pada waktu itu,
sehingga kabinetnya jatuh bangun, yang rata-rata umur tiap Kabinet hanya lebih
kurang 1 tahun.
Tahun 1950 sampai dengan tahun 1959 telah terjadi penggantian Kabinet sebanyak
7 kali. Kabinet-kabinet selama pelaksanaan UUDS 1950, ialah:
1. Kabinet Natsir (mulai 6 September 1950 sampai dengan 27 April 1951).
2. Kabinet Sukiman (sejak 27 April 1951 sampai dengan 3 April 1952).
3. Kabinet Wilopo (3 April 1952 sampai dengan 1 Agustus 1953).
4. Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 (1 Agustus 1953 sampai dengan 12 Agustus 1955).
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 sampai dengan 24 Maret 1956).
6. Kabinet Ali Sastroamidjojo 11 (24 Maret 1956 sampai dengan 9 April 1957).
7. Kabinet Djuanda (9 April 1957 sampai dengan 10 Juli 1959).
berdasarkan Dekrit Presiden, Undang-Undang Dasar 1945 mulai berlaku kembali untuk
menghindari pergolakan politik negara.
Perumusan dan Pancasila
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA


C.Masa Perubahan Ketatanegaraan
3. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Pemilihan umum pertama di Indonesia diadakan pada tanggal 29 September 1955
untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di dalam
Dewan Konstituante yang akan membentuk Undang-Undang Dasar baru sebagai
pengganti Undang-Undang Dasar Sementara 1950.
Dalam sidangnya sejak tahun 1956 sampai tahun 1959 belum berhasil membuat
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk menggantikan
Undang-Undang Dasar Sementara 1950.
Dengan keadaan yang demikian, Presiden Soekarno berusaha mencari jalan keluar
dengan menyampaikan amanatnya pada tanggal 22 April 1959 yaitu kembali ke
Undang-Undang Dasar 1945. Konstituante Republik Indonesia telah berkali-kali untuk
menanggapi anjuran Presiden tersebut, dan ternyata tidak mendapat dukungan suara
lebih dari dua pertiga.

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA

C.Masa Perubahan Ketatanegaraan


Berhubung dengan kegagalan Konstituante tersebut yang jelas akan menimbulkan
keadaan ketatanegaraan yang membahayakan keutuhan negara kesatuan dan
persatuan, serta keselamatan bangsa, maka Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit
Presiden tanggal 5 Juli 1959.

Diktum Dekrit Presiden:


- Menetapkan Pembubaran Konstituante.
- Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi terhitung mulai tanggal penetapan Dekrit,
dan tidak berlaku lagi UUDS 1950.
- Menetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya pembentukan MPRS dan DPAS.

Dekrit Presiden 5 juli 1959 ini kemudian diterima dengan suara bulat oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dalam sidangnya pada tanggal 22 Juli 1959, yaitu kembali ke
UndangUndang Dasar 1945.

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA

D. Masa Keseragaman pancasila


1. Instruksi Presiden
Dalam rangka penertiban pemahaman dikarenakan beberapa kali adanya rumusan
Pancasila, dikeluarkan Instruksi Presiden no. 12, tanggal 13 April 1968, yang
menetapkan bahwa:

Rumusan Pancasila Dasar Filsafat Negara, tata-urutan dan rumusan dalam


penulisan, pembacaan, pengucapan sila-silanya adalah sebagaimana termuat
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Tentang hari lahirnya Pancasila, Ismaun (1977) berpendapat, bahwa sebenarnya apa
yang disebut hari lahirnya Pancasila itu merupakan suatu rangkaian proses dari
tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 18 Agustus 1945 dalam rangka perumusan
Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang berpadu di dalam Undang-Undang
Dasar (1945).

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA


D. Masa Keseragaman pancasila
2. Ekaprasetia Pancakarsa
Pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila, sebagaimana tercanturn dalam
Naskah yang menjadi lampiran dan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978, telah
memberi petunjuk tentang penghayatan dan pengamalan Pancasila.
Ekaprasetia Pancakarsa memberi petunjuk sebagai pedoman secara nyata dan jelas
wujud pengamalan kelima sila dan Pancasila. Wujud pengamalan itu sebagai berikut:

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


1) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
2) Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
4) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA
D. Masa Keseragaman pancasila
2. Ekaprasetia Pancakarsa
b. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
1) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persaaan kewajiban antara
sesama manusia.
2) Saling mencintai sesama manusia.
3) Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4) Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7) Berani membela kebenaran dan keadilan.
8) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,
karena itu dikemhangkan sikap hormat menghormati dan kerja sama dengan orang
lain.
c. Sila Persatuan Indonesia
1) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau golongan.
2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3) Cinta tanah air dan bangsa.
4) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
5) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
 
Perumusan dan Pancasila
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA
D. Masa Keseragaman pancasila
2. Ekaprasetia Pancakarsa
d. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
1) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan basil
keputusan musyawarah.
6) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
7) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai kebenaran dan keadilan.

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Bab II PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA
D. Masa Keseragaman pancasila
2. Ekaprasetia Pancakarsa
e. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
2) Bersikap adil.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak-hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6) Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak bersifat boros.
8) Tidak bergaya hidup mewah.
9) Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10) Suka bekerja keras.
11) Menghargai hasil karya orang lain.
12) Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.

Perumusan dan Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB III
KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA DAN
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

Pancasila pada hakikatnya dibedakan atas dua kelompok penghayatan


dalam kehidupan, yaitu secara material dan formal.

Secara material Pancasila adalah merupakan filsafat hidup bangsa


yang dapat dihayati sebagai jiwa bangsa, kepribadian bangsa, sarana
tujuan hidup bangsa, pandangan hidup bangsa, dan pedoman hidup
bangsa.

Secara formal Pancasila adalah merupakan dasar filsafat negara, yaitu


sebagai sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia dan
juga sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia dalam bernegara.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Landasan dan Pengertian Pancasila
PENDIDIKAN
PENDIDIKANPANCASILA
PANCASILADAN
DANKEWARGANEGARAAN
KEWARGANEGARAAN

A. Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara


Istilah ideologi mempunyai banyak arti, tetapi dalam hubungannya
dengan negara, yang dimaksudkannya ialah:
Kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan
menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik individual
maupun sosial dalam kehidupan kenegaraan.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia sebagai kesatuan keseluruhan pada dasarnya percaya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang kemudian diangkat menjadi dasar negara,
sehingga setiap warga negara berkewajiban untuk mengakui dan menetapkan
bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa adalah dasar negara, yang setiap warga
negara harus ber-Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar hidupnya sendiri
untuk mencapai kesejahteraan lahir batin.
Agama dalam suatu negara harus diatur oleh hukum dasar dan perundang-
undangan negara dengan selalu mengingat dan dijiwai oleh firman-firman
Tuhan, serta menyadari tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Landasan dan Pengertian Pancasila
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab


Bangsa Indonesia menyadari bahwa manusia mempunyai harkat dan
martabat serta derajat yang sama. Persamaan harkat dan martabat
manusia tidak terbatas pada satu kelompok masyarakat atau satu
negara tertentu, akan tetapi kesamaan derajat meliputi seluruh ummat
manusia.

Setiap manusia diakui sama derajatnya, manusia mempunyai hak dan


kewajiban yang sesuai dengan prinsip keadilan, apa yang telah
menjadi hak setiap manusia harus dihormati oleh siapapun.
Penghormatan atas hak manusia ini harus diimbangi pula dengan
pemenuhan kewajiban oleh manusia sendiri terhadap lingkungannya,
karena manusia tidak hanya sebagai makhluk individu tetapi juga
sebagai makhluk sosial.

Landasan dan Pengertian Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

3. Persatuan Indonesia
Istilah bangsa mengandung pengertian kesatuan, dengan demikian
bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan rakyat dalam satu negara
Indonesia. Negara kesatuan meliputi segenap bangsa Indonesia,
negara mengatasi segala paham perorangan maupun golongan.
Negara Republik Indonesia merupakan negara kepulauan, mencakup
bermacam-macam suku bangsa dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

Kenyataan yang ada dalam masyarakat menunjukkan bahwa ada


bermacam-macam golongan, keyakinan, suku, bahasa dan
sebagainya, maka persatuan merupakan syarat mutlak untuk menuju
suatu masyarakat yang adil dan makmur.

Landasan dan Pengertian Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


DEFINISI perwakilan
permusyawaratan
KORUPSI
Sistem pemerintahan negara bagi bangsa Indonesia bukan berdasarkan demokrasi
rakyat yang menitikberatkan kepentingan kolektif dengan menganggap tiap-tiap
individu sebagai bagian saja. Dan bukan berdasarkan demokrasi liberal yang
menitikberatkan kepentingan individu dan mendasarkan diri atas jumlah suara saja.
Sistem pemerintahannya adalah kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan, yang
mengikutsertakan semua wakil rakyat yang mempunyai kepentingan dalam kehidupan
kenegaraan dan kemasyarakatan dengan musyawarah mufakat untuk mewujudkan
kesejahteraan bersama.
Dalam sistem permusyawaratan perwakilan menuntut adanya Majelis
Permusyawaratan Rakyat yang Perwakilan Daerah, yang masing-masing dengan
fungsinya sendiri-sendiri. Majelis Permusyawaratan Rakyat merupakan penjelmaan
seluruh rakyat, dan Dewan Perwakjlan Rakyat merupakan wakil-wakil rakyat. Hal ini
juga berarti bahwa Dewan Perwakilan Rakyat terdiri dari orang-orang yang karena
sikap, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan, pantas untuk mewakili rakyat dalam
tugasnya yang khusus untuk rakyat.

Landasan dan Pengertian Pancasila


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Sila Keadilan sosial adalah suatu tuntutan untuk menyusun masyarakat
sedemikian rupa sehingga semua lapisan dapat memberikan sumbangan dan
karenanya terjamin pula kenikmatan hasil sumbangan itu. Penghisapan
manusia atas manusia, harus dihapuskan. Dalam kehidupan bermasyarakat
tidak ada suatu golongan kuat menindas golongan lemah. Semua
diperlakukan secara adil, bekerja dan hidup secara layak untuk meningkatkan
kemakmuran rakyat.
Keadilan sosial adalah suatu sikap hidup yang penuh rasa tanggungjawab
terhadap perkembangan masyarakat yang sehat di mana saja jasa-jasa dari
setiap golongan kepada masyarakat diimbangi oleh balas jasa yang setimpal
oleh masyarakat. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
titik tuju yang ingin dicapai bangsa Indonesia bernegara, merupakan dasar
tujuan atau kuasa finalis untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur,
dan yang merupakan bagian dari fundamen politik negara yang berfungsi
sebagai tujuan negara, berkaitan dengan masalah bagaimana cara
menyejahterakan rakyat, dan sekaligus sebagai ideologi negara Pancasila.
Landasan dan Pengertian Pancasila

Anda mungkin juga menyukai