Anda di halaman 1dari 106

Daftar Isi

BAB 1.....................................................................................1
LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
................................................................................................1
A. Tujuan, Manfaat, dan Kompetensi, Dasar
Pendidikan Pancasila.........................................................1
B. Landasan Pokok Pendidikan Pancasila...........................6
BAB II..................................................................................13
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA.......13
A. Pancasila dalam Sejarah Bangsa Indonesia...........13
B. Masa Sebelum Kebangkitan Nasional...................14
C. Era Orde Baru........................................................15
D. Era Reformasi........................................................16
BAB III.................................................................................25
DINAMIKA AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA...............................................................25
A. Dinamika Aktualisasi............................................25
B. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945...............................31
BAB IV.................................................................................39
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT................39
A. Pancasila Sebagai Pengetahuan Ilmiah..................39
B. Inti Isi Sila Pancasila....................................................54
BAB V..................................................................................62
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA.......................62
A. Pengertian Etika Sebagai Salah Satu Cabang Filsafat
Praktis 62
B. Teori-teori Etika dikembangkan Pengertian
Pancasila sebagai Sistem Etika.........................................65
C. Pengertian Etika Politik.........................................70
BAB VI.................................................................................79
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.............79
A. Pengertian dan makna ideologi bagi bangsa dan
negara, membedakan macam ideologi, makna dan peranan
ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa.......................79
B. Membedakan Macam Ideologi..............................81
C. Peranan Ideologi Bagi Bangsa Dan Negara...........89
DAFTAR PUSTAKA........................................................103

BAB 1
LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

A. Tujuan, Manfaat, dan Kompetensi, Dasar Pendidikan


Pancasila

Secara umum Tujuan Utama Pendidikan Pancasila adalah


untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan
bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air dan bersendikan
kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan
nasional dalam diri para mahasiswa calon sarjana/ilmuan
negara NKRI yang sedang mengkaji dan akan menguasai
IPTEKS. Tujuan pendidikan pancasila juga memang tidak
dapat dilepaskan dari tujuan nasional bangsa indonesia serta
tujuan pendidikan nasional.
Untuk mencapai fungsi dan tujuan pendidikan nasional
diatas, maka diselenggarakan pendidikan dipeguruan
tinggi.Dalam mengantisipasi perkembanggan dan peubahan
dalam masyarakat maka mahasiswa harus dibekali dengan
ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni (IPTEKS).Sementara
itu, menurut Drektur Pembelajaran dan Kemahasiswaan
(20013) pendidikan pancasila sebagai bagian dari pendidikan
nasional mempunyai tujuan mempersiapkan mahasiswa
sebagai calon sarjana yang berkualitas berdedikasi tinggi dan
bermartabat agar:
Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, Sehat jasmani dan rohani, berahlak mulia,
dan berbudi pekerti luhur, Memiliki kepribadian yang mantap,
mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hati nurani, Mampu
mengikuti perkembangan IPTEKS dan seni serta, Mampu ikut
mewujudkan kehidupanyang cerdas dan mewujudkan
kesejahteraan bagi bangsa.
Manfaat Penidikan Pancasila
Mempelajari pendidikan pancasila merupakan upaya untuk
memahami dan memperoleh pengetahuan pancasila dengan
secara baik dan benar, dalam arti yuridis konstitusional dan
objektif ilmiah, P (2009) menjelaskan secara yuridis
konstitusional yakni mengingat pancasila sebagai dasar negara
di jadikan landasan dan pedoman dalam pelaksanaan
penyelenggaraan negara Republik Indonesia termaksud
melandassi hukum yang berlaku. Untuk memperoleh
pengetahuan tentang pancasila maka di butuhkan upaya yakni
salahsatunya melalui pendidikan pancasila. Melalui
pendidikan pancasila mahasiswa dapat mengembangkan
potensi dirinya, berfikir rasionalserta perduli dalam
menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara.

Kopetensi Dasar Pendidikan Pancasila

Dalam undang undang nomer 12 tahun 2003 (pasal 35 ayat


3) tentang pendidikan tinggi di jelaskan bahwa kurikulum
pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah a) Agama b)
Pancasila c) kewarganegaran dan d) bahasa indonesia yang
wajib di ikuti oleh seluruh mahasiswa baik dalam program
sarjana maupun diploma. Standar kopetensi lulusan adalah
kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, kemampuan dan keterampilan.
Konsep Pendidikan Pancasila

Asal Mula Pancasila

Sebelum dishkan pada tanggal 8 agustus 1945 oleh panitia


persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), bahwa nilai nilai
pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia telah ada
pada bangsa indonesia sejak zaman dahulu kala. Nilai nilai
tersebut kemudian di gali oleh para pendiri negara (the
founding father) dan di jadikan sebagai falsafah hidup bangsa
indonesia.
Tinjauan Pancasila dari Berbagai Segi
1. Pengertian Pancasila secara Etimologis
Secara etimologis (pengertian kata), istilah pancasila
berasal dari bahasa sansekerta dari india yang menggabungkan
dua arti yakni. Pancasyila: “panca” artinya lima sedangkan
“syila” vocal i pendek artinya batu sendi atau besar. “syila”
vokal panjang artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang
penting. Oleh karena itu, secara etimologis kata “pancasila”
berarti lima aturan tingkah laku yang baik, penting, dan tidak
senonoh.
Pengertian Pancasila Secara Historis
Keinginan dalam merumuskan dasar negara selanjutnya
diawali pada sidang Badan Penyelidik Usaha usaha Persipan
Kemerdekan Indonesia (BPUPKI). Pidato pertama di
sampaikan oleh Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945).
Dalam pidato pertamanya Mr. Muhammad Yamin
menyampaikan tentang gagasannya terhadap negara indonesia
yang akan di bentuk. Pidato kedua di sampaikan oleh Prof.
Dr. Mr. R. Soepomo, pada tanggal 31 Mei 1945. Pidato
ketiga, disampaikan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni
1945.
Pengertian Pancasila Sesuai Istilah Resmi
Istilah resmi adalah “Pancasila” atau “lima dasar”yang
diusulkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 tepatnya
dalam sidang pertama BPUPKI.
Pengertian Pancasila secara Yuridis
Secara yuridis (hukum) pengertian Pancasila atau lima
dasar terdapat dalam tata urutan/rumusannya tercantum dalam
alinea keempat Pembukaan UUD 1945.

A. Dasar Pemikiran (Perlunya) Pendidikan Pancasila


Sebagaimana telah diketahu bahwa nilai-nilai Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia telah dilaksanakan
dalam kehidupan bermasyarakat sejak sebelum Pancasila
menjadi dasar negara. Diantara masalah yang dihadapi bangsa
Indonesia sekarang antara lain: Masalah Korupsi, Masalah
Disintegrasi Bangsa, Masalah Dekadensi Moral, Masalah
Narkoba, Masalah Penegakan Hukum yang Berkeadilan,
Masalah Terorisme

B. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis Pendidikan


Pancasila
Sumber Historis Pendidikan Pancasila
Pengayaan materi Pendidikan Pancasila melalui
pendekatan historis adalah amat penting untuk belajar dari
sejarah bangsa Indonesia guna mewujudkan kejayaan bangsa
di kemudian hari. Melalui pendekatan historis ini mahasiswa
diharapkan dapat mengambil pelajaran atau hikmah dari
berbagai sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah
bangsa-bangsa lain.
Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila
Sosiologi berarti kehidupan antar individu dalam
masyarakat. Di dalamnya mengkaji antara lain latar belakang
susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan
kelompok masyarkat serta mengkaji masalah masalah sosial,
perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat.
Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila
Negara indonesia adalah negara hukum (rechstaat), artinya
penyelenggaraan pemerintahan negara harus berdasarkan
hukum (rule of law). Ini berarti pendekatan yuridis merupakan
salah satu pendekatan dalam pengembanga atau pengayaan
materi mata kuliah pendidikan pancasila.
Sumber Politik Pendidikan Pancasila
Kegiatan politik yang dilaksanakan oleh negara indonesia
yang bisa di jadikan sumber pengayaan materi pendidikan
pancasila adalah yang sesuai dengan budaya bangsa dan dapat
diterima oleh seluruh rakyat Indonesia seperti pemilihan
presiden secara langsung yang telah terlaksana dengan baik
sejak tahun 1994.

B. Landasan Pokok Pendidikan Pancasila


Memilih pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah pilihan
tepat bagi bangsa Indonesia. Untuk itu perlu kiranya
memahami nilai-nilai yang tercantum dalam pancasila secara
baik dan benar. Untuk memahami Pancasila secara baik dan
benar maka perlu kiranya mempelajari, mendalami,
menghayati, dan selanjutnya mengamalkan dalam berbagai
bidang kehidupan.
Landasan Historis
Jadi secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam
setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan
menjadi dasar negara telah dimiliki secara historis oleh bangsa
Indonesia., sehingga boleh dikatakan bahwa secara historis
nilai-nilai oancasila itu berasal dari bangsa Indonesia itu
sendiri.
Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar filsafat merupakan landasan
filosofi bagi Pendidikan Pancasila. Sebagai dasar filsafat,
Pancasila mempunyai fungsi sebagai pedoman dan pegangan
bangsa Indonesia dalam berikap, bertingkah laku dan berbuat
dalam kehidupan sehari-hari di segala bidang baik di
masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Landasan Kultural (Budaya)
Pendidikan pancasila tidak dapat dilepaskan dengan
landasan kultyral. Memahami pendidikan Pancasila maka
harus memahami pula kebudayaan Indonesia, khususnya yang
berkaitan dengan nilai-nilai udaya bangsa Indonesia yang
dijadikan sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
Landasan Yuridis Pendidikan Pancasila
Landasan yuridis perkuliahan pendidikan pancasila di
peerguruan tinggi sebenarnya secara jelas tertuang dalam UU
No. 2 Tahun 1998tentang sistem pendidikan nasional.
B. Dinamika Dan Tantangan Pendidikan Pancasila
Dinamika Pendidikan Pancasila
sebagaimana diketahui, pendidikan Pancasila mengalami
pasang surut dalam pengimplementasiannya. Apabila
ditelusuri secara historis, upaya pembudayaan atau pewarisan
nilai-nilai pancasila tersebut telah secara konsisten dilakukan
sejak awal kemerdekaan sampai dengan sekarang.
Tantangan Pendidikan Pancasila
Adapun tantangan Pendidikan Pancasila di perguruan
tinggi ialah menentukan bentuk dengan format
pembelajarannya agar mata kuliah Pendidikan Pancasila dapat
diselenggarakan di berbagai program studi dengan menarik
dan efektif. Tantangan ini dapat berasal dari internal dan
eksternal.
C. Pendidikan Pancasila untuk Masa Depan
Untuk mewujudkan UUD 1945 dan UU No.20 Tahun 2003
tersebut, maka pendidikan pancasila harus dijadikan mata
kuliah primadona dimasa depan terutama di perguruan tinggi,
urgensi pendidikan pancasila di perguruan tinggi berlaku
untuk semua program studi sebab nasib bangsa ini tidak hanya
ditentukan oleh segelintir profesi yang dihasilakan oleh
sekelompok program studi saja, tetapi juga merupakan
tanggung jawab semua bidang.

Rangkuman
Pendidikan pancasila merupakan mata kuliah wajib di
perguruan tinggi. Pendiddikan pancasila sebagai mata kuiah
pengembangan kepribadian dapat diartikan juga sebagai
pembelajaran tentang pancasila. Misi utama pada tataran ini
adalah untuk menghasilkan manusia dewasa indonesia yang
dapat memahami dan mampu menerapkannya dalam
kehidupannya. Hal ini ditujukan untuk melahirkan lulusan
yang menjadi kekuatan inti pembangunan dan pengembangan
estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-
lembaga negara, pada badan negara, lembaga daerah, lembaga
infrastruktur politik, lembaga-lembaga bisnis dan profesi
lainnya yang menunjang tinggi nilai-nilai pancasila

Contoh pelanggaran HAM dari sila pertama Pancasila:


Konflik Poso 
Serangkaian kerusuhan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah
yang melibatkan kelompok Muslim dan Kristen. Kerusuhan
ini dibagi menjadi tiga bagian . Kerusuhan Poso I (25 – 29
Desember 1998), Poso II ( 17-21 April 2000), dan Poso III (16
Mei – 15 Juni 2000). Pada 20 Desember 2001 Keputusan
Malino ditandatangani antara kedua belah pihak yang bertikai
dan diinisiasi oleh Jusuf Kalla dan Susilo Bambang
Yudhoyono.
2. Pelanggaran dan ketaatan terhadap sila kedua Pancasila
yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Contoh pelanggaran HAM dari sila kedua Pancasila:
Tragedi Kemanusiaan etnis Tionghoa (13-15 Mei 1998 )
Sebelas tahun sudah tragedi (13-15) Mei 1998 berlalu. Tragedi
kemanusiaan ini menyisakan banyak keprihatinan dan tanya
bagi banyak orang, khususnya bagi para keluarga korban yang
harus kehilangan keluarga dengan cara paksa, perempuan
yang menjadi korban pemerkosaan dan etnis Tionghoa yang
dijadikan korban kekejaman para pihak yang tidak
bertanggungjawab.
Ratusan manusia menjadi korban, dengan amat mengenaskan
mereka terpanggang kobaran api di dalam Yogya Plaza,
Kleder, Jakarta Timur. Tragedi ini tidak hanya terjadi di
Jakarta, namun terjadi juga di kota-kota besar lainnya di
Indonesia. Tragedi ini merupakan rentetan kejadian yang
memilukan, dimana sehari sebelumnya (12 Mei 1998) empat
mahasiswa Universitas Trisakti menjadi korban penembakan
oleh aparat TNI pada saat menggelar aksi menuntut
Reformasi. Kejadian 11 tahun silam tersebut adalah sejarah
kelam bangsa ini. Namun sampai dengan saat ini tak juga ada
pertanggungjawaban pemerintah atas terjadinya tragedi Mei
1998.
Pelanggaran dan ketaatan terhadap sila ketiga Pancasila yaitu
Persatuan Indonesia
Contoh pelanggaran HAM sila ketiga Pancasila:
Gerakan Aceh Merdeka
GAM pertama kali di deklarasi pada 4 Desember 1976.
Gerakan ini mengusung nasionalisme Aceh secara jelas.
Nasionalisme yang dibangun sebagai pembeda dengan
nasionalisme Indonesia yang sebelumnya telah ada.
Pelanggaran dan ketaatan terhadap sila keempat Pancasila
yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan / Perwakilan.
Contoh pelanggaran HAM sila keempat pancasila
Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya
berjuang untuk rakyat
Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg
mencemaskan rakyat ketika menyelesaikan suatu masalah
untuk kepentingan rakyat,perang mulut sampai adu jotos itu
diperagakan di depan kamera,itulah yang di sebut kedewasaan
di dalam demokrasi,kebebasan ber expresi dan berpendapat
benar-benar di terapkan oleh anggotra DPR,karena memang
DPR itu adalah sebagai Wakil rakyat. itu jelas-jelas
menyimpang dari amanat rakyat.sama halnya dengan anggota
DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan
undang-undang ataupun rapat tahunan selalu banyak yang
tidur.
Pelanggaran dan ketaatan terhadap sila kelima Pancasila yaitu
Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia
Contoh pelanggaran HAM sila kelima pancasila
a. Kemiskinan
Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara
ini subur dan kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian
cukup besar rakyat tergolong miskin.
b. Ketimpangan dalam pelayanan kesehatan
Keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh
masyarakat miskin Indonesia
BAB II
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

A. Pancasila dalam Sejarah Bangsa Indonesia


Pancasila baru mulai dirumuskan pada zaman penjajahan
Jepang oleh para pejuang bangsa yang ada dalam BPUPKI.
Dalam sejarah bangsa Indonesia sejak zaman Jepang sampai
sekarang ini kita mengenal bermacam-macam rumusan
Pancasila yaitu: Rumusan Moh. Yamin secara lisan Rumusan
Moh. Yamin secara tertulis Rumusan Prof. Soepomo
Rumusan Ir.Soekarno Rumusan Panitia 9 : Piagam Jakarta
Rumusan dalam Pembukaan UUD 1945 Rumusan dalam
Pembukaan Konstitusi RIS 1949 Rumusan dalam Pembukaan
UUDS 1950 Kemudian pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden
Soekarno mengeluarkan dekrit yang dikenal dengan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
mencerminkan suasana kembali UUDD 1945 sehingga
rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD
1945 berlaku sebagai dasar negara sampai sekarang.

B. Masa Sebelum Kebangkitan Nasional


Sebelum kemerdekaan bahkan sebelum era kebangkitan
nasional belum ada rumusan dan nama Pancasila, tetapi nilai
Pancasila telah tumbuh dan hidup di tengah-tengah
masyarakat pada masa sebelum masa kebangkitan nasional.
Pada masa ini nilai-nilai pancasila telah tumbuh subur dan
diakui kebenarannya oleh masyarakat nusantara. Pada fase ini
muncul ritual-ritual yang mengekspresikan nilai spriritual
yang dimiliki masyarakat nusantara baik penyembahan kepada
leluhur,sesaji, penghormatan kepada penjaga laut.
Masa Kebangkitan Nasional Sampai Kemerdekaan Indonesia
Tonggak Kebangkitan Nasional ini melahirkan berbagai
gerakan-gerakan yang mengakar dari terbentuknya suatu
kesadaran akan kebutuhan dari gerakan nasional. Gerakan-
gerakan inilah (Budi Utomo,pen) yang merupakan awal
gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang
merdeka, yang memiliki kehormatan dan martabat dengan
kekuatannya sendiri. Era Kebangkitan Nasional awal ini
merupakan sebuah rasa kerinduan serta kebutuhan dari
pemuda-pemuda Indonesia yang melihat keprihatinan dari
tertinggalnya masyarakat di sekitar mereka akibat dari
penjajahan Belanda. Fase selanjutnya kemunculan tokoh
Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara,
Soekarno, Hatta, Cipto Mangunkusumo, dll.
Masa Setelah Kemerdekaan
Setelah proklamasi kemerdekaan ini jalan bangsa
Indonesia tidak mudah, Belanda sebagai negara bekas
penjajah Indonesia tidak mengakui kedaulatan Indonesia.
Sehingga bangsa Indonesia berjuang dari dua bidang, melalui
gerakan perlawan fisik dengan bergerilya (perjuangan fisik)
dan perjuangan diplomasi agar kemerdekaan Indonesia diakui
oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Secara umum fase waktu
setelah Kemerdekaan dibagi atas 3 fase utama yaitu: Masa
Pemerintahan Presiden Soekarno, Masa Pemerintahan
Presiden Soeharto, Masa Pemerintahan Reformasi (Presiden
B.J Habibie).
Masa Konstitusi RIS dan UUDS
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno bangsa
Indonesia mengalami fase perjuangan penting yaitu
perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada masa ini
kondisi kehidupan kebangsaan Indonesia belum stabil. Pada
masa Presiden Soekarno bangsa Indonesia bahkan berganti
undang-undang dasar yaitu dari: UUD 1945, Konstitusi RIS,
UUDS
C. Era Orde Baru
Setelah berakhirnya era Orde Lama melalui peristiwa
Pemberontakan G 30 S PKI, maka bangsa Indonesia telah
melewati masa krisis karena usaha penggantian dasar filosofis
negara menjadi paham komunis. Akhirnya lahirnya sebuah
kebutuhan bahwa pancasila harus dikembalikan kepada fungsi
semula mnjadi Dasar Filosofis kehidupan berbangsa dan
bernegara. Di masa orde baru atau yang dikenal dengan
kembali ke UUD 1945, dan Pancasil dikembalikan fungsinya
sebagai dasar negara. Pada masa orde baru juga diberlakukan
Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 yang menjadikan Pancasila
sumber dari segala sumber hukum.
D. Era Reformasi
Di era reformasi ditandai dengan bergantinya tampuk
kepemimpinan nasional dari Presiden Soeharto kepada
Presiden B.J Habibie dan selanjutnya pada tahun 1999, 2004,
2009, 2014, Indonesia telah berhasil mengganti
kepemimpinan nasional secara damai. Tetapi semangat
kebebasan pada masa awal reformasi, akhirnya berdapmpak
pada krisis moral yang terjadi dibumi Indonesia. Akhirnya,
beberapa tahun belakangan ini muncul gerakan-gerakan moral
yang berjuang untuk kembali menggali nilai pancasila dan
mengimplementasikan sebagai sebuah nilai dasar bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sumber Historis,
Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila dalam Sejarah
Bangsa Pemikiran para anggota BPUPKI kembali menggali
nilai-nilai yang tumbuh dan hidup di dalam masyarakat
Indonsia. Nilai-nilai ini dapat dilihat dari tiga sumber utama
yaitu: Sumber Historis, Sumber Sosiologis, Sumber Politis,
Sumber Historis Pancasila

Periode Sebelum Dirumuskan


dalam sejarahnya BPUPKI hanya melakukan dua kali masa
atau periode persidangan. Persidangan pertama berlangsung
tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 membahas tentang Dasar Negara.
Persidangan kedua membahas tentang UUD. Dalam masa
kedua sidang BPUPKI itu para pejuang kemerdekaan Indoneia
mulai merumuskan Pancasila Dasar Negara yang akhirnya
pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI berhasil menetapkan atau
mengesahkan Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia.
Periode Setelah Terumusan
Setelah Soekarno menyampaikan pokok pikirannya
mengenai dasar negara beliau mengusulkan agar dasar negara
Indonesia diberinnama “Pancasila” setelah disempurnakan
oleh temannya Moh.Yamin yang semula diusulkannya dengan
“Panca Dharma.
Sumber Sosiologis Pancasila
Sumber sosiologis Pancasila dasar negara adalah nilai-nilai
adat istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius yang telah
dilaksanakan dan diterapkan oleh rakyat Indonesia sebelum
merdeka yang ditetapkan oleh para pejuang bangsa menjadi
dasar negara setelah bangsa Indonesia berhasil mencapai
kemerdekaan. Nilai-nilai Pancasila sebelum terbentuknya
negara dan bangsa Indonesia pada dasarnya terdapat sporadis
dan fragmentaris dalam kebudayaan bangsa yang tersebar di
seluruh kepulauan nusantara baik pada abad kedua puluh
maupun sebelumnya, dimana masyarakat Indonesia telah
mendapatkan kesempatan untuk berkomunikasi dan
beralkuturasi dengan kebudayaan lain.
Sumber Politis Pancasila
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia Pancasila dasar
negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 pada
tanggal 27 Desember 1949 terjadi perubahan konsitusi dengan
konstitusi RIS 1949 sehingga yang menjadi dasar kegiatan
politik adalah Pancasila yang termuat dalam pembukaan
Konstitusi RIS 1949 yaitu:Ketuhanan Yang Maha Esa,
Perikemanusiaan, Kebangsaan , Kerakyatan , Keadilan sosial

Sejarah dan Proses Penggalian, Penyusunan, dan Perumusan


Pancasila
Dari aspek kesejarahan, proses penggalian, penyusunan,
dan perumusan pancasila dapat pula dikategorisasikan ke
dalam 7 periode sejarah,yaitu: Masa sebelum kedatangan
bangsaa Barat sampai keruntuhan negara Kerajaan Majapahit
tahun 1525
Masa kedatangan bangsa Barat, Masa perjuangan melawan
imperialisme Belanda Bangkitnya kesadaran nasional menuju
cita-cita Indonesia merdeka dalam satu wadah Negara
Kesatuan Berakhirnya pemerintahan kolonialisme Belanda di
Indonesia Tiga setengah tahun di bawah Pemerintahan Militer
Jepang
Zaman kemerdekaan sampai sekarang.
Masa sebelum kedatangan bangsaa Barat sampai
keruntuhan negara Kerajaan Majapahit tahun 1525 Ditandai
dengan berbgai kondisi dan indikasi antara lain bahwa: Nilai-
nilai dasar pancasila pada dasarnya telah lahir sejak lama di
kalangan bangsa Indonesia, yaitu sejak zaman kerajaan Kutai,
Tarumanegara, dan lain-lain. Dalam buku Negarakertagama
karangan Mpu Prapanca ditemukan istilah “PANCASILA”
Dalam buku Sutosoma karangan Mpu Tantular ditemukan
istilah “BHINEKA TUNGGAL IKA”
Masa Kedatangan Bangsa Barat
Ditandai dengan berbgai kondisi dan indikasi antara lain
bahwa:
Kedatangan bangsa Barat telah membawa kehancuran
Kemiskinan,penderitaan namun nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan tetap terpelihara dan dipertahankan
dalam kehidupan bangsa Indonesia
Masa Perjuangan Melawan Imperialisme Belanda
Pada masa ini lewat politik tanam paksa, penderitaan
bangsa Indonesia semakin menjadi-jadi namun akhirnya mulai
membangkitkan semangat dan rasa dendam serta memperkuat
tekad bangsa Indonesia untuk mewujudkan dan merebut
kemerdekaan dan kedaulatannya.
Bangkitnya kesadaran nasional menuju cita-cita Indonesia
merdeka dalam satu wadah Negara Kesatuan
Ditandai dengan berbgai kondisi dan indikasi antara lain
bahwa:
Tahun 1870 tanam paksa yang monopolistik digantikan
dengan “agrarische wet” untuk usaha perkebunan besar
(onderneming) Penanaman modal terbuka kepada kapitalis
Belanda dan Eropa lainnya, namun tetap menyengsarakan
bangsa indonesia karena tanah rakyat disewa murah dan
dipekerjakan dengan upah rendah
Berakhirnya pemerintahan kolonialisme Belanda di Indonesia
Selama berkecamuknya PD II kedudukan Belanda di Eropa
semakin lemah, termasuk di daerah jajahan. Situasi ini
dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk merdeka. Namun
kekuatan bala tntara Jepang masuk pula ke Indonesia setelah
menghantam Pearl Harbour di Pasifik.
Tiga setengah tahun di bawah Pemerintahan Militer Jepang
Pemerintah jepang yang telah mengetahui tujuan rakyat
Indonesia yang ingin merdeka, senantiasa mengumbar janji-
janji untuk merdeka, meskipun tidak pernah mewujudkan dan
hanya digunakan sebagai taktik mewujudkan ASIA RAYA
(semboyan 3A)
Zaman kemerdekaan sampai sekarang
Zaman ini ditandai dengan terjadinya beberapa peristiwa
penting antara lain terjadinya:
Pembentukan Badan untuk Menyelidiki Usaha-usaha.
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Setelah kedudukan jepang melemah akibat semakin gencarnya
serangan sekutu, PM Kaiso membentuk BPUPKI (Dokuritzu
Zyunbi Tyosakai). Pada 29 April 1945 yang bertujuan untuk
menyelidiki dan mengumpulkan data terperinci untuk
mengetahui apakah bangsa Indonsia sudah matang dan siap
untuk merdeka.
Sidang BPUPKI I (29 Mei-1 Juni 1945)
Muncul beberapa rumusan Dasar Falsafah Negara
Indonesia Merdeka: Rumusan Mr. M Yamin Ringkasan pidato
Prof.Dr Soepomo Rumusan Ir. Soekarno Membentuk panitia 9
Sidang BPUPKI II (10-16 Juli 1945)
Pada sidang II ini dibentuk Panitia Perancang UUD (19
orang) diketuai oleh Ir. Soekarno Pada tanggal 14 Juli,
BPUPKI sepakat menerima Naskah Piagam Jakarta sebagai
Rancangan Pembukaan UUD Pada sidang paripurna terakhir
(16 Juli) diterima pula UUD hasil rumusan Panitis Perancang
UUD, dan rancangan UUD inilah yang pada akhirnya
ditetapkan dan disahkan oleh PPKI sebagai menjadi UUD
negara RI
Pembentukan PPKI
Beberapa peristiwa sangat penting yang perlu dicatat pula
dalam masa ini antara lain bahwa: Panitia ini menurut rencana
akan dilantik oleh Jepang pada 18 Agustus 1945 Setelah
mendapat penjelasan/kepastian dari Laks. Maeda bahwa
jepang akan menyerah, kemerdekaan indonesia akan
diproklamirkan Terjadi perbedaan pendapat antara golongan
pemuda dan mahasiswa Golongan muda berencana menyerbu
Jakarta dibantu oleh PETA untuk melucuti senjata Jepang
Rapat menemui jalan buntu dan bubar tanpa keputusan apa-
apa. Golongan tua diculik dan dibawa ke Rengasdengklok
Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Sejarah Bangsa
Indonesia Tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara antara lain adalah perihal meletakkan
nilai-nilai pancasila yang sudah tidak dalam posisi sebenarnya
sehingga kegiatan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara mulai menyimpang dai nilai-nilai pancasila.

Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia untuk Masa


Depan
Pancasila merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang harus
tetap diperthankan di masa yang akan datang. Nilai-nilai
Pancasila harus tetap dapat diwariskan sebagai langkah estafet
mewariskan negara kebangsaan indonesia. Kegagalan
mewariskan pancasila merupakan kegagalan mempertahankan
keutuhan NKRI. Oleh karena itu, sistem pendidikan di
Indonesia harus mampu menhasilkan warga negara yang
Pancasilais, yang meyakini kebenaran nilai-nilai Pancasila.
Nilai-nilai pancasila harus mampu dipahami dan dimaknai
kebenarannya oleh setiap warga negara agar Negara Indonesia
tetap eksis dalam pergaulan global. Seseorang akan
memanfaatkan atau mengamalkan sesuatu yang benar yang
telah diketahuinya dengan sebenar-benarnya itu untuk
kepentingannya atau kepentingan orang lain. Inilah yang kita
maksudkan dengan mengamalkan Pancasila.Pancasila di masa
depan harus mampu menjadi ideologi terbuka agar mampu
mengisi kebutuhan warga negara yang semakin mengglobal
dan terbukanya arus informasi. Sehingga warga negara
Indonesia harus menjadikan Pancasila sebagai pegangan hidup
dalam mengarungi globalisasi.
Rangkuman
Generasi penerus bbangsa harus diperipkan dengan pola
zaman bukan berarti menghilangkan nilai dasar (pancasila)
dan mengubah standar nilai dasar. Tantangan globalisasi
adalah mengubah paradigma warga negara terhadap nilai
dasar yang selama ini dianutnya. Warga negara dihadapkan
dengan berbagai informasi yang bermuatan berbagai nilai
dasar. Sehingga, pendekatan dalam memahamkan kebenaran
Pancasila kepada generasi menjadi tantangan bagi program
Pendidikan Kewarganegaraan khusunya Pendidikan Pancasila.
Pancasila merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang harus
dipertahankan di masa yang akan datang. Nilai-nilai pancasila
harus tetap dapat diwariskan sebagai langkah estafet
mewariskan negara kebangsaan Indonesia. Kegagalan
mewariskan Pancasila merupakan kegagalan mempertahankan
keutuhan NKRI. Oleh karena itu, sistem pendidikan di
Indonesia harus mampu menghasilkan wrga negara yang
Pncasilais yang meyakini kebenran nilai-nilai pancasila.
Dari bermacam-macam rumusan Pancasila dalam sejarah
bangsa Indonesia, yang diakui sah sebagai dasar negara ialah
Pancasila dalam pembukaan UUD 195. Nilai-nilai pancasila
dasar negara berasal dari nilai agama, budaya, dan adat
kebiasaan rakyat Indonesia sebelum merdeka. Pancasila
merupakan pandangan hidup dan dasar filsafat negara.
Pancasila sangat penting dipelajari dan dipahami oleh seluruh
rakyat Indonesia agar tidak salah melaksanakannya dalam
kehidupan bermasyakat, berbangsa, dan bernegara.
BAB III

DINAMIKA AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI


DASAR NEGARA

A. Dinamika Aktualisasi
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Pancasila
berkembang melalui suatu tahap atau proses yang memang
cukup panjang. Pancasila sendiri berawal dari sumber nilai-
nilai yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam hal
adat istiadat, lalu agama-agama dalam suatu paradigma
kehidupan bangsa. Oleh karena itu, nilai-nilai pancasila telah
diyakini kebenarannya. Pancasila kemudian diangkat sebagai
dasar Negara sekaligus diangkat menjadi ideologi bangsa
Indonesia. Sebagai suatu ideologi bangsa, pancasila tidak
bersifat statis (tertutup) terhadap perubahan atau pemikiran
yang baru, karena pancasila sendiri bersifat dinamis (terbuka),
dimana pancasila sendiri dapat menyesuaikan dengan keadaan
dan perubahan zaman serta pemikiran yang semakin
bekembang dari waktu ke waktu. Sewaktu berdirinya Negara
Republik Indonesia, bangsa Indonesia sepakat untuk
mendasarkan diri kepada ideologi Pancasila dan kepada UUD
1945. Namun semua menjadi berubah haluan sejak November
1945 hingga Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Pada saat itu pemerintah Indonesia merubah haluan
politiknya dengan mempraktikan sistem demokrasi liberal.
Keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 berarti haluan politik di
Indonesia telah dirubah. Hal ini dapat terlihat kebijaksanaan
pemerintah yang anti terhadap Barat (kapitalisme) dan pro ke
Kiri dengan dibuatnya poros Jakarta-Peking dan Jakarta-
Pyongyang. Puncak pada peristiwa ini terjadi pada saat adanya
pemberontakan Gerakan 30 September 1965 atau yang dikenal
sebagai Pemberontakan G-30-S / PKI. Pada saat peristiwa ini
terjadi merupakan salah satu hal yang menyebabkan
pemerintahan Orde Lama dimana pada saat itu masa
pemerintahan dari Ir.Soekarno tumbang dan mulai
berkuasanya pemerintahan Orde Baru yaitu saat pemerintahan
Jendral Soeharto. Pemerintah Orde Baru pun berusaha untuk
mengoreksi adanya penyimpangan yang terjadi yang
dilakukan oleh pihak regim sebelumnya dalam pengamalan
Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah Orde baru sendiri
merubah haluan politiknya yang semula mengarah ke posisi
Kiri dan anti Barat menariknya ke posisi Kanan. Namun pada
regim Orde Baru telah muncul 4 regim Pemerintahan
Reformasi sampai pada saat ini. Pemerintahan-pemerintahan
regim Reformasi ini sudah seharusnya mampu memberikan
koreksi kepada penyimpangan yang terjadi dalam hal
mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 untuk praktik
bermasyarakat dan bernegara yang dilakukan oleh
pemerintahan Orde Baru. Pengertian dari Pancasila secara
etimologi yaitu Pancasila berasal dari bahasa india yaitu
bahasa sansekerta, panca berarti lima, syila (dengan huruf i
pendek) berarti batu sendi, alas, atau dasar. Syiila (dengan
huruf i panjang) berarti peraturan, tingkah laku yang baik atau
penting. Syiila itu sendiri dalam bahasa Indonesia menjadi
susila artinya tingkah laku yang baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
pancasila berarti lima dasar sedangkan pancasyiila berarti lima
aturan tingkah laku yang penting. Kemudian secara historis,
isitlah pancasila pertama kali digunakan oleh masyarakat di
India yang beragama buddha, dan pancasila sendiri berarti
lima peraturan. Istilah pancasila yang terdapat dalam kitab
Sutasoma yang dikarang oleh Empu Tantular berarti batu
sendi yang lima, selain itu juga memiliki arti pelaksanaan
kesusilaan yang lima, yaitu: Tidak boleh melakukan
kekerasan, tidak boleh mencuri, tidak boleh berjiwa dengki,
tidak boleh berbohong, dan tidak boleh mabuk minuman
keras. Istilah jawa, pancasila disebut dengan istilah molimo
yang terdiri dari lima golongan yaitu mateni (membunuh),
maling (mencuri), madhon (berzina), madat (menghisap
candu), main (berjudi). Dari kelima larangan tersebut masih
menjadi pegangan moral orang-orang jawa sampai saat ini.
Secara terminologis, pancasila dimulai sejak sidang BPUPKI
pada tanggal 1 Juni 1945, dan istilah Pancasila digunakan oleh
Bung Karno untukmemberikan nama kepada lima dasar atau
lima prinsip. Negara Indonesia merdeka menurut beliau
sendiri pancasila diperolehnya dari temannya yang seorang
ahli bahasa. Sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan,
maka seluruh esensi sila-silanya merupakan kesatuan.
Pancasila adalah kepribadian bangsa Indonesia yang bukan
dari luar. Adapun unsur pancasila yang memang sudah ada
yang memang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman
dahulu. Adanya pancasila yang terdapat dalam dirinya sendiri,
sebab itu Pancasila adalah suatu substansi yang memiliki
esensi. Esensi kelima sila tersebut adalah sebagai berikut:
Ketuhanan Adalah Kesesuaian dengan Hakikat dan Sifat-Sifat
Tuhan, Hakikat Tuhan itu sendiri sebenarnya sulit untuk
diketahui, tetapi kita bisa melihat contoh yang dikemukakan
aristosteles tentang adanya causa prima atau sebab pertama
yang memang tidak disebabkan. Berbeda dengan hakikat yaitu
sifat-sifat Tuhan yang lebih mudah kita pikirkan karena Tuhan
mempunyai sifat yang tak terbatas.
Kemanusiaan Adalah Kesesuaian dengan Hakikat Manusia,
Susunan kodrat manusia itu sendiri terdiri dari jiwa dan raga,
dimana jiwa terdiri atas akal, rasa, karsa. Serta tubuh terdiri
atas unsur-unsur benda mati, tumbuh-tumbuhan, dan binatang.
Sedangkan sifat kodrat pada manusia merupakan suatu
kesatuan individu dan makhluk sosial atau dapat disebut
dengan monodualis social, ekonomi, dan politik. Dari
kedudukan kodrat, manusia merupakan kesatuan individu
yang berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan atau disebut
sebagai monodualis religion. Maka dari itu manusia yang
mempunyai susunan sifat, kedudukan kodrat harus bisa
mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang
rasa dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Persatuan Adalah Kesesuaian Dengan Hakikat Satu, Satu
merupakan kata yang bulat yang tidak dapat dipecah kembali.
Persatuan Indonesia pada hakikatnya bangsa Indonesia
berjumlah jutaan jiwa dan mempunyai bermacam-macam adat
istiadat, agama, kepercayaan, kebudayaan yang berbeda-beda
itu merupakan satu kesatuan. Maka dari itu dalam pergaulan
satu dengan yang lain kita harus bisa menunjukkan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa yang ber bhineka tunggal ika.
Kerakyatan Adalah Kesesuaian dengan Hakikat Rakyat,
Rakyat adalah manusia yang bertempat tinggal pada suatu
negara. Istilah dari hakikat rakyat berarti menunjukkan
keseluruhan, jadi bukan bagian-bagian, meskipun keseluruhan
itu sendiri terdiri dari bagian-bagian, maka antara keseluruhan
dan bagian memiliki hubungan yang erat. Maka dari itu kita
harus bisa bekerja sama, bergotong royong untuk mewujudkan
cita-cita bangsa bersama-sama.
Keadilan Adalah Kesesuaian dengan Hakikat Adil, Adil dapat
diartikan sebagai menempatkan sesuatu atau hak dan
kewajiban pada tempatnya masing-masing. Berbuat adil
kepada diri sendiri berarti berbuat kedua hal serasi antara hak
dan kewajiban, berbuat adil kepada masyarakat berarti berlaku
adil antar sesama warganya. Berbuat adil pada alam berarti
tidak boleh semena-mena dan merusak lingkungan hidup, dsb.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
merupakan suatu keniscayaan agar Pancasila sendiri tetap
relevan dalam fungsinya untuk memberikan pedoman bagi
pengambilan kebijaksanaan dan pemecah masalah dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Di lain pihak, apatisme
dan resistensi terhadap Pancasila sendiri dapat diminimalisir.
Substansi dari adanya dinamika dalam aktualisasi Pancasila
dalam kehidupan praksis adalah selalu terjadinya perubahan
serta pembaharuan dalam mentransofrmasikan nilai Pancasila
ke dalam norma dan praktik hidup dengan cara menjaga
konsistensi, relevansi dan kontekstualisasinya. Sedangkan
perubahan dan pembaharuan dapat terjadi apabila terdapat
dinamika internal (self-renewal) dan adanya penyerapan
terhadap nilai-nilai asing yang cukup relevan untuk
pengembangan dan penggayaan Ideologi Pancasila. Sumber
dari semua upaya perubahan dan pembaharuan yang dilakukan
dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila yaitu terjaganya
akseptabilitas dan kredibilitas Pancasila oleh warga negara
dan warga masyarakat Indonesia.

B. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945


Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
dunia mengalami perkembangan yang pesat, hal ini secara
tidak langsung juga mempengaruhi hukum-hukum di beberapa
Negara termasuk Indonesia. Indonesia mengalami perubahan
hukum yang mendasar, ditandai dengan adanya amandemen
pada UUD 1945. Pada awal terbentuknya, UUD 1945
memiliki 37 pasal, hingga sekarang setalah mengalami
beberapa amandemen UUD 1945 telah memiliki pasal
sejumlah 39 pasal. Amandemen tersebut telah dilakukan
sebanyak empat kali. Amandemen pertama dimulai pada
tanggal 19 oktober 1999 sebanyak dua pasal, amandemen
kedua pada tanggal 18 agustus 2000 sebanyak 10 pasal,
amandemen ke tiga pada tanggal 10 november 2001 sejumlah
pasal, dan amandemen keempat pada tanggal 10 agustus 2002
sejumlah 10 pasal ditambah 3 pasal aturan peralihan dan
aturan tambahan 2 pasal. pasal-pasal yang di amandemen
diharapkan dapat memberikan perubahan bangsa ke arah
yang lebih baik.
1. Pelaksanan UUD 1945 pada masa awal kemerdekaan (17
Agustus 1945 – 29 Desember 1949)
Pada awal kemerdekaan Indonesia, KNIP mengusung
gagasan pemerintahan parlementer karena khawatir dengan
pemberian kekuasaan yang begitu besar pada presiden oleh
UUD. Karena itu pada tanggal 7 oktober 1945, KNIP
mengeluarkan momerandum yang meminta presiden untuk
segera membentuk MPR, menanggapi hal itu, presiden
mengeluarkan maklumat wakil presiden pada tanggal 16
oktober 1945 yang berisi “bahwa komite nasional pusat,
sebelum terbentuk MPR dan DPR diserahi kekuasaan
legislative dan ikut menetapkan GBHN, serta membentuk
badan pekerjaan”, dan pada tanggal 3 november 1945, wakil
presiden mengeluarkan maklumat lagi tentang kebebasan
membentuk banyak partai. Terbentuknya cabinet pertama
berdasarkan system parlementer dengan perdana menteri
syahrir pada tanggal 14 november 1945. Hal itu berakibat
pada kestabilan Indonesia di bidang ekonomi, politik maupun
pemerintahan. Pada tanggal 27 desember 1949, dibentuklah
negara federal yaitu Negara kesatuan republic Indonesia
Serikat yang berdasar pada RIS. Dalam Negara RIS tersebut
masih terdapat Negara bagian republic Indonesia yang ber
ibukota di Yogyakarta. Pada tanggal 17 agustus 1950, terjadi
kesepakatan antara Negara RI yogyakarata dengan Negara
RIS untuk kembali membentuk Negara kesatuan berdasarkan
pada undang-undang dasar.
3. Pelaksanaan UUD pada masa orde lama (demokrasi
terpimpin) (5 juli 1959 – 11 maret 1966.
Pada tanggal 5 juli 1959 presiden menganggap NKRI
dalam bahaya, karena itu presiden mengeluarkan dekrit
presiden yang isinya : a) Menetapkan pembubaran
konstituante. b) Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali
bagi seluruh rakyat Indonesia, dan terhitung mulai dari
dikeluarkannya dekrit ini, UUD 1950 tidak diberlakukan lagi.
c) Pembentukan MPR sementara yang beranggotakan
DPR, perwakilan daerah- daerah dan dewan agung sementara.
Sejak dikeluarkannya dekrit presiden tersebut, mulai
berkuasa kekuasaan orde lama yang secara ideologis banyak
dipengaruhi oleh faham komunisme. Penyimpanagan
ideologis tersebut berakibat pada penyimpangan
konstitusional seperti Indonesia diarahkan menjadi demokrasi
terpimpin dan bersifat otoriter yang jelas menyimpang dari
apa yang tercantum dalam UUD 1945. Puncaknya adalah
adanya pemberontakan G30S.PKI yang berhasil dihentikan
oleh generasi muda Indonesia dengan menyampaikan Tritula
(Tri tuntutan Rakyat) yang isinya: -Bubarkan PKI. -Bersihkan
cabinet dari unsure-unsur KPI. -Turunkan harga/perbaikan
ekonomi. Gelombang gerakan rakyat semakin besar, sehingga
mengakibatkan dikeluarkannya surat perintah 11 maret 1966
yang memberiaka kekuasan pada Letnan Jenderal Soeharto
untuk mengambil langkah-langkah dalam mengembalikan
keamanan Negara.
4. Pelaksanaan UUD 1945 masa orde baru (11 maret
1966 – 22 mei 1998)
Masa orde baru berada dibawah kepemimpinan Soeharto
dalam misi mengembalikan keadaan setelah pemberontakan
PKI, masa orde baru juga mempelopori pembangunan
nasional sehingga sering dikenal sebagai orde pembangunan.
MPRS mengeluarkan berbagai macam keputusan penting,
antara lain : Tap MPRS No. XVIII/MPRS/1966 tentang
kabinet Ampera yang menyatakan agar presiden menugasi
pengemban Super Semar, Jenderal Soeharto untuk segera
membentuk kabinet Ampera. Tap MPRS No.
XVII/MPRS/1966 yang dengan permintaan maaf, menarik
kembali pengangkatan pemimpin Besar Revolusi menjadi
presiden seumur hidup. Tap MPRS No. XX/MPRS/1966
tentang memorandum DPRGR mengenai sumber tertib hukum
republik Indonesia dan tata urutan perundang -undangan. Tap
MPRS No. XXII/MPRS/1966 mengenai penyederhanaan
kepartaian, keormasan dan kekaryaan. Tap MPRS No.
XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran partai komunis
Indonesia dan pernyataan tentang partai tersebut sebagai partai
terlarang diseluruh wilayah Indonesia, dan larangan pada
setiap kegiatan untuk menyebar luaskan atau mengembangkan
faham ajaran komunisme/Marxisme, Leninisme.
Pada saat itu bangsa Indonesia dalam keadaan yang tidak
menentu baik di bidang politik, ekonomi maupun keamanan.
Oleh karena itu, pada bulan februari 1967, GDRGR
mengeluarkan suatu resolusi yaitu meminta MPR agar
mengadakan siding istimewa pada bulan maret 1967.
Keputusan yang diperoleh dari sidang istimewa tersebut
sebagai berikut.
Sidang menetapkan berlakunya Tap No. XV/MPRS/1966
tentang pemilihan/penunjukan wakil presiden dan tata cara
pengangkatan pejabat presiden dan mengangkat Jenderal
Soeharto. Pengembangan Tap. No. 6 IX/MPRS/1966, sebagai
pejabat presiden berdasarkan pasal 8 Undang-Undang Dasar
1945 hingga dipilihnya presiden oleh MPR hasil pemilihan
umum. Dalam kaitan dengan itu di bidang politik
dilaksanakanlah pemilu yang dituangkan dalam Undang-
Undang No.15 tahun 1969 tentang pemilu umum, Undang-
Undang No.16 tentang susunan dan kedudukan majelis
permusyawaratan rakyat. Dewan perwakilan rakyat dan dewan
rakyat daerah.Atas dasar ketentuan undang-undang tersebut
kemudian pemerintah OrdeBaru berhasil mengadakan pemilu
pertama. Dengan hasil pemilu pertama tersebut pemerintah
bertekat untuk memperbaiki nasib bangsa Indonesia.
5. Pelaksanaan UUD 1945 masa Reformasi ( 22 Mei
1998 – sekarang)
Masa Orde Baru di bawah kepemimpinan presiden
Soeharto sampai tahun 1998 membuat pemerintahan
Indonesia tidak mengamanatkan nilai-nilai demokrasi seperti
yang tercantum dalam Pancasila, bahkan juga tidak
mencerminkan pelaksanaan demokrasi atas dasar norma-
norma dan pasal-pasal UUD 1945. Pemerintahan dicemari
korupsi, kolusi dan nepotisme(KKN). Keadaan tersebut
membuat rakyat Indonesia semakin menderita.Terutama
karena adanya krisis moneter yang melanda Indonesia yang
membuat perekonomian Indonesia hancur. Hal itu
menyebabkan munculnya berbagai gerakan masyarakat yang
dipelopori oleh generasi muda Indonesia terutama mahasiswa
sebagai gerakan moral yang menuntut adanya reformasi
disegala bidang Negara. Keberhasilan reformasi tersebut
ditandai dengan turunnya presiden Soeharto dari jabatannya
sebagai presiden dan diganti oleh Prof. B.J Habibie pada
tanggal 21 mei 1998. Kemudian bangsa Indonesia menyadari
bahwa UUD 45 yang berlaku pada jaman orde baru masih
memiliki banyak kekurangan, sehingga perlu diadakan
amandemen lagi. Berbagai macam produk peraturan
perundang-undangan yang dihasilkan dalam reformasi hukum
antara lain UU. Politik Tahun 1999, yaitu UU. No.2tahun
1999, tentang partai politik, UU. No.3 tahun 1999, tentang
pemilihan umumdan UU. No. 4 tahun 1999 tentang susunan
dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD; UUotonomi daerah,
yaitu meliputi UU. No.25 tahun 1999. Tentang
pemerintahandaerah, UU. No.25 tahun 1999, tentang
perimbangan keuangan antar pemerintahanpusat dan daerah
dan UU. No.28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara
yangbersih dan bebas dari KKN. Berdasarkan reformasi
tersebut bangsa Indonesia sudah mampu melaksanakan pemilu
pada tahun 1999 dan menghasilkan MPR, DPR dan DPRD
hasil aspirasi rakyat secara demokratis.
Contoh kasus Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I)adalah
rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam
hari tanggal 12 oktober 2002 Dua ledakan pertama terjadi di
Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali,
sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat
Amerika Serikat. Rangkaian pengeboman ini merupakan
pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh
pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga
bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa
dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban
merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi
yang merupakan tempat wisata tersebut
Analisa
Terorisme bukan suatu persoalan agama, tapi sesuatu yang
lahir dari ketidakadilan yang disikapi secara brutal karena
ketidakberdayaan dan keputusasaan, terorisme tidak akan
selesai dengan pembuatan hukum dan peraturan, tetapi
mungkin akan terkurangi dengan pemberdayaan serta
kemandirian masyarakat, sehingga mampu menyikapi tekanan
dan dapat menghadapi persaingan tanpa kebencian dan
permusuhan.
Contoh Soal
Penyimpangan penyimpangan oleh pemerintah orde baru?
Jawaban
Pemilihan umum yang tidak jujur
Monoloyalitas, pengekangan kebebasan berpolitik bagi
pegawai negeri sipil untuk medukung partai politik tertentu
pengekangan kebebasan mengemukakan pendapat format
politik yang tidak demokratis

BAB IV

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. Pancasila Sebagai Pengetahuan Ilmiah


Pengetahuan ilmiah dapat disebut juga dengan istilah ilmu,
ilmu, menurut The Liang Gie (1998:15) merupakan
seraingaikan kegiatan manusia dengan peikirian dan
menggunakan berbagai tatacara sehingga menghasilkan
sekumpulan pengetahuan yang teratur mengenai genjala-
genjala alami, kemasyarakatan, perorangan dan tujuan
mencapai kebenaran, memperloleh pengalaman, dan
memberilan penjelasan, atau melakukan penerapan.
Pengertian ilmu dapat dijelaskan dengan tiga segi yakni
kegiatan, tata cara, dan pengatahuan yang teratur sebagai hasil
kegiatan.
Syarat-syarat pengetahuan ilmiah Pengetahuan dikatakan
ilmiah jika memenuhi syarat syarat sebagai berikut: Berobjek
yang artinya memiliki sasaran atau objek material dan titik
perhatian tertentu atau objek formal. Bermetode yang artinya
mempunyai metode berarti memiliki seperangkat pendekatan
sesuai dengan aturan-aturan yang logis. Bersistem yang
artinya memiliki sifat sistematis atau bermaksa kebulatan dan
ketuhanan. Bersifat universal yang artiya memiliki sifat yang
objektif.
Dari pembahasan secara ilmiah ini diketahui bahwa
terdapat kesatuan logis dari pancasila. Roseslen Abdul Gani
salah seseorang tokoh BPUPKI menolak pendapat yang
mengatakan bahwa pancasila tidak mempunyai kesatuan
logika. Dalam menguatkan posisi argumenya. Abdul Gani
mengutip pendapat lain yang mengaitkan pancasila adalah
sebuah sintesis dari gagasan-gagasan islam modern, ide
demokrasi ,sosialisasi, dan gagasan demokrasi asli seperti
dijumpai di desa-desa dan didalam komunalisme penduduk
asli, juga,bersandar pada pendapat khain, Abdul Gani
mengatakan bahwa pancasila adalah satu filsafat social yang
sudah dewasa. Konsekuesinya dengan sifat pancasila yang
demikian hendaklah dilaksanakan sebaik-baiknya dalam arti
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
B. Dasar-Dasar Ilmiah Pancasila sebagai Suatu Kesatuan
Sistematis dan Logis
Kesatuan Yang Sistematis, Pancasila yang terdiri atas lima sila
pada hakikatnya merupakan suatu sitem filsafat.
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerja sama, untuk suatu tujuan tertentu,
dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Jadi Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian, yaitu sila-sila
Pancasila, setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas
sendiri, fungsi sendiri-sendiri. Namun secara keseluruahan
merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
Kesatuan Yang Bersifat Organis
Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk
tunggal dan bersumber pada hakikat manusia “monopluralis”
yakni : Susunan kodrat, jasmani rohani. Sifat kodrat, individu-
makhluk social. Kedudukan kodrat, pribadi berdiri sendiri-
makhluk Tuhan YME.
Kesatuan Yang Bersifat Hirarkis, Berbentuk Piramidal
Dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan
suatu rangkaian tingkat dalam luasnya, dan isi sifatnya
merupakan pengkhususan dari sila-sila di mukanya. Sila I
menjadi basis dari Sila II, III, IV dan V. Ketuhanan YME
adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, berpersatuan,
berkerakyatan, serta berkeadilan sosial, sehingga setiap sila
terkandung sila-sila lainnya.

C. Pengetahuan Sistem Filsafat, Perbandingan dengan Sistem


Filsafat Lainnya.
Sistem adalah suatu kesatuan prosedur atau komponen
yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, bekerja sama
sesuai dengan aturan yang diterapkan, sehingga membentuk
suatu tujuan yang sama. Filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep
dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Sistem Filsafat
adalah kumpulan atau kesatuan pemikiran/ajaran yang saling
berhubungan dan mampu menjangkau seluruh realitas yang
ada, mencakup pemikiran teoritis tentang realitas adanya
tuhan, alam, dan manusia, untuk mencapai tujuan tertentu.
Pancasila dikatakan sebagai Sistem Filsafat, karena di
dalamnya terdapat nilai-nilai Ketuhanan (theologi), nilai
manusia (antropologi), nilai kesatuan (metafisika, yang
berhubungan dengan pengertian hakekat satu), kerakyatan
(hakekat demokrasi) dan keadilan (hakekat keadilan).
Pancasila sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur yang
berbeda, hal ini dapat kita lihat dalam sila-sila pancasila yang
memiliki ragam makna yang berbeda, namun system dalam
pancasila mempunyai suatu kesatuan yang utuh dan bulat.
Sila-sila dalam pancasila saling berhubungan satu dengan
yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Diantaranya
pancasila sebagai dasar Negara mempunyai fungsi sepagai
pedoman di dalam berbangsa dan bernegara juga sebagai
moral bangsa Indonesia dalam membentuk suatu Negara.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas pancasila sebagai suatu
sistem yang dimana sila-silanya mencakup seluruh aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sudah diatur
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu susunan yang
teratur dan tidak bisa dibolak balik. Dalam sila pancasila
memiliki suatu makna yang beruntun. Artinya, sila pertama
lebih luas makanya sehinga menjiwai sila-sila dibawahnya.
Itulah makna pancasila sebagai suatu system.
Perbandingan Filsafat Pancasila Dengan Sistem Filsafat
Lainnya Di Dunia Secara filosofis Pancasila sebagai
suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda
dengan sistem filsafat yang lainnya misalnya materialisme,
liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain-lain
paham filsafat di dunia.
Dasar Ontologis Sila-sila Pancasila
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia
yang memiliki hakikat mutlak, oleh karena itu hakikat dasar
ini juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pokok
pendukung sila-sila Pancasila adalah manusia. Dasar
Epistemologis Sila-sila Pancasila Pancasila pada hakikatnya
juga merupakan suatu sistem pengetahuan. Kalau manusia
merupakan basis ontologi Pancasila maka dengan demikian
mempunyai implikasi terhadap bangunan epistemologis dari
Pancasila. Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam
epistemologis, yaitu : pertama tentang sumber pengetahuan
manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia,
ketiga tentang watak pengetahuan manusia. Pancasila
mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan
pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan
pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas
religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan
pengetahuan yang mutlak dalam hidup manusia.

Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila, Pada hakikatnya segala


sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta
bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Menurut
Notonegoro, nilai-nilai tersebut dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu :
Nilai Material : segala sesuatu yang berguna bagi jasmani
manusia.
Nilai Vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
mengadakan suatu aktivitas atau kegiatan.Nilai Kerohanian :
segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia yang dapat
dibedakan atas empat tingkatan sebagai berikut:
Nilai kebenaran : nilai yang bersumber pada akal, rasio, budi
atau cipta manusia.
Nilai keindahan/estetis : nilai yang bersumber pada perasaan
manusia.
Nilai kebaikan/moral : nilai yang bersumber pada unsur
kehendak (will, wollen, karsa) manusia.
Nilai religius : nilai kerohanian tertinggi dan bersifat mutlak
yang berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan
manusia serta bersumber pada wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan jika dibandingkan dengan filsafat-filsafat lainya
yaitu :
Materialisme, Materialisme adalah paham dalam filsafat yang
menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada
adalah materi. Dengan kata lain Materialisme merupakan
paham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak
ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah
satu.
Liberalisme. Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi,
pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada
pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai
politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-
citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme
menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan
agama. Pragmatism
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa
yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya
sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau
hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian,
bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting
melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan
kepada individu-individu.
Komunisme Komunisme merupakan sebuah ideologi. Berikut
ini pembahasan mengenai komunisme.Paham yang menganut
ajaran Karl Marx yang bercita-cita menghapus hak milik
perseorangan dan mengganti hak milik secara bersama
(dikontrol pemerintah).
Religiusisme
Religiusisme mempunyai pengertian sebagai paham atau
keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan
jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang
dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta
norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang
atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh
kekuatan gaib suci tersebut.
Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari kata Latin, utilis yang berarti
“bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik
jika membawa manfaat, tapi manfaat tersebut harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat
sebagai keseluruhan.
Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara
kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan
membatasi milik perseorangan.
Kapitalisme
Kata kapitalisme berasal dari capital yang berarti modal,
dengan yang dimaksud modal adalah alat produksiseperti
misal tanah, dan uang. Dan kata isme berarti suatu paham atau
ajaran. Jadi arti kapitalisme itu sendiri adalah suatu ajaran atau
paham tentang modal atau segala sesuatu dihargai dan diukur
dengan uang.
Idealisme
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang
menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma)
atau jiwa.
Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya
adalah suatu penjelmaan pikiran.Untuk menyatakan eksistensi
realitas, tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-aktivitas
pikiran. Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala
pisikis seperti pikiran-pikiran, diri, roh, ide-ide, pikiran
mutlak, dan lain sebagainya dan bukan berkenaan dengan
materi. Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual,
psikis). Materi dalam bentuk fisik tidak ada.
Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang
ada. dunia eksternal tidak bersifat fisik Unsur-unsur Pancasila
Sebagai Sistem Filsat Unsur Ketuhanan Pada sila pertama
pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa,
hakikatnya Tuhan telah ditempatkan pada urutan pertama dan
sekaligus dijadikan sebagai sebab pertama bagi keberadaan
sila-sila berikutnya. Dengan hukum sebab akibat, maka Tuhan
menjadi penyebab utama dari keberadaan alam dengan segala
isinya termasuk manusia. Alam semesta dan isinya ini adalah
ciptaan Tuhan. Jadi, keberadaan manusia tentu setelah
Tuhan.Dalam unsur ketuhanan ini tentu berkaitan dengan
agama dan kepercayaan yang dianut oleh manusia terhadap
Tuhannya. Berdasarkan sejarah sebelum datangnya agama
Hindu, Budha, Islam dan Kristen. Bangsa Indonesia telah
mempunyai kepercayaan. Karena keadaan alam sedemikian
itu maka bangsa Indonesia berusaha mempertahankan dan
mengembangkan hidupnya untuk bisa mengatasi tantangan
alam tersebut. Salah satu jawaban yang diberikan berupa
pandangan hidup atau kepercayaan bahwa alam ini ada yang
menciptakan. Karena pengalaman hidup mereka sehari-hari
dan karena kemampuan yang mereka miliki, maka bentuk
kepercayaan yang menguasai alam, adanya kekuatan gaib
yang terdapat pada alam ini dan lain sebagainya, seperti
kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Kenyataan di atas
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pada waktu itupun
sudah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah agama
Hindu dan Budha datang di Indonesia, bangsa Indonesia
banyak memeluk agama-agama tersebut. Demikian pula
agama islam yang telah dipeluk oleh sebagian besar bangsa
Indonesia dengan penuh keyakinan. Pada masa itu pengaruh
agama dalam kehidupan sehari-hari terbukti adanya
peninggalan, tulisan dan adat istiadat.
Contoh bukti peninggalan yang ada di Indonesia dengan
adanya pengaruh agama-agama tersebut diantaranya: -
Peninggalan berupa candi, patung, diantaranya Candi
Prambanan, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Tikus,
Candi Brahu, patung Roro Jonggrang, patung Ken Arok,
patung Gajahmada, dsb. -Peninggalan berupa prasasti,
diantaranya Prasasti Ciareteun, Prasasti Tugu, Prasasti Muara
Kaman, dll. Peninggalan berupa tulisan, misalnya berupa
kitab. Contoh Kitab Sutasoma, Kitab Negarakertagama, dll. -
Peninggalan berupa adat istiadat, contonya masih berlakunya
memberi sesajen pada pohon besar yang dianggap keramat
oleh penduduk daerah tertentu, adanya upacara penyambutan
tamu di suatu daerah tertentu, dll.
2. Unsur Kemanusiaan
Sila ke-dua berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa maka
bangsa kita mempunyai rasa kemanusiaan yang luhur, yaitu:
a.Pada hakikatnya kemanusiaan adalah bawaan kodrat
manusia ( yaitu makhluk individu dan makhluk sosial).
b.Perikemanusiaan adalah nilai khusus yang bersumber pada
nilai kemanusiaan.
c.Perikemanusiaan adalah yang bersumber pada kemanusiaan,
jiwa yang membedakan manusia dengan makhluk lain.
Semua bangsa harus mempunyai kemanusiaan, begitu pula
bangsa Indonesia bahkan kemanusiaannya adalah adil dan
beradab. Adil berarti memberikan kepada orang lain apa yang
menjadi haknya dan tahu apa haknya sendiri. Dalam kaitannya
dengan kemanusiaan yaitu adil terhadap dirinya sendiri,
terhadap sesama manusia dan terhadap Tuhannya. Beradab
artinya mempunyai adab, mempunyai sopan santun,
mempunyai susila, artinya ada kesediaan menghormati bangsa
lain, menghormati pandangan pendirian dan sikap bangsa lain.
Makna dari sila ini dimaksudkan agar dapat mendorong
seseorang untuk senantiasa menghormati harkat dan martabat
orang lain sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Dengan
sikap ini dimaksudkan dapat menyadarkan bahwa dirinya
merupakan makhluk sosial yang mempunyai hak dan
kewajiban yang sama. Atas dasar sikap perikemanusiaan ini,
maka bangsa Indonesia menghormati hak hidup bangsa lain
menurut aspirasinya masing-masing. Dan menolak segala
bentuk penjajahan di muka bumi ini. Hal itu dikarenakan
berlawanan dengan nilai perikemanusiaan
3. Unsur Persatuan
Sesuai kodratnya, manusia adalah makhluk sosial yaitu
manusia tidak bisa hidup sendiri, mereka membutuhkan
kehadiran dan hidup bersama dengan orang lain. Dengan itu
munculah kebutuhan akan persatuan. Bangsa Indonesia adalah
sebuah negara yang mempunyai ciri-ciri diantaranya rukun,
bersatu dan kekeluargaan, bertindak bukan semata-mata atas
pamrih serta kepentingan pribadi. Oleh karena itu unsur
persatuan sudah terdapat di dalam kehidupan masyarakat
Indonesia bahkan sudah dilaksanakan sejak dahulu. Semenjak
dahulu masyarakat Indonesia telah memiliki sikap persatuan,
hal ini dapat dibuktikan dengan bukti-bukti diantaranya:
Bukti-bukti berupa bangunan misalnya Candi Borobudur
dan Candi Prambanan. Kedua candi ini adalah lambang agama
Budha dan Hindu. Keduanya terletak di daerah yang jaraknya
tidak terlalu jauh. Keduanya dapat hidup berdampingan secara
damai. Keduanya merupakan bukti bahwa umat Budha dan
umat Hindu dapat hidup rukun, saling menenggang satu sama
lain. Padahal pada waktu itu di India tempat asal kedua agama
itu, umat Budha dan umat Hindu hidupnya tidak rukun dan
saling bermusuhan. Demikian pula setelah agama Islam
datang dan di peluk oleh sebagian terbesar rakyat Indonesia,
maka kehidupan agama berjalan tertib dan damai serta rukun
terbukti adanya bangunan-bangunan Masjid yang tidak jauh
dari bangunan rumah peribadatan lain. Bukti-bukti berupa
tulisan berisi karangan, cerita-cerita dan sejarah, misalnya
pembagian Negara Kahuripan menjadi Daha dan Jenggala,
Negara Nasional Sriwijaya, Negara Nasional Majapahit.
4. Unsur Kerakyatan
Setelah ada persatuan diantara berbagai individu, maka
munculah keluarga atau masyarakat. Di dalam suatu keluarga
aatu masyarakat selain kebutuhan pribadi tentu ada kebutuhan
bersama. Untuk memenuhi kebutuhan bersama tersebut perlu
dilakukan musyawarah dalam menjaga dan memenuhi
keadilan.
Istilah kerakyatan berarti bahwa yang berdaulat atau yang
berkuasa adalah rakyat. Dalam bahasa lain kerakyatan disebut
Demokrasi berasal dari kata Yunani Demos yang berarti
rakyat dan Kratos yang berarti berdaulat. Jadi menurut bahasa
Demokrasi adalah rakyat yang berdaulat. Menurut Abraham
Lincoln, “Demokrasi adalah Kekuasaan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.” Demokrasi bukan hal yang baru
bagi bangsa Indonesia. Meskipun sebelum tanggal 17 Agustus
1945 di Indonesia belum pernah ada pemerintahan yang
bersifat Demokratik seperti sekarang ini namun sebenarnya
unsur-unsurnya sudah ada. Bukti-bukti sikap musyawarah
yang sejak dahulu sudah dilakukan manusia berupa bangunan
misalnya di Bali ada Desa Kuno yang syarat-syaratnya antara
lain adanya Balai Agung dan Dewan Orang-Orang Tua. Balai
menunjukkan adanya suatu tempat untuk mengadakan
musyawarah. Demikian pula dewan menunjukkan adanya
suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai tugas tertentu
dengan cara mengadakan musyawarah. Bukti lain bahwa
sudah dari dahulu penerapan dari sikap kerakyatan adalah
adanya musyawarah dalam penyusunan Dasar Negara
Indonesia maupun UUD 1945, dll.
5. Unsur Keadilan Sosial
Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi
kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana
haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain
dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri
saja, tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak
individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan
bersama. Sebenarnya istilah gotong royong yang berarti
bekerja sama dan membagi hasil karya bersama tepat sekali
untuk menerangkan apa arti Keadilan Sosial. Nilai yang
terkandung dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha
Esa, Kemanusian yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Dalam
sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan
tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka di
dalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang
harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial).
Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan
kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan
dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan
masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia
dengan Tuhannya.
B. Inti Isi Sila Pancasila
Secara arti kata pancasila mengandung arti panca yang
berarti lima dan sila yang berarti dasar. Dengan demikian
pancasila dapat diartikan sebagai lima dasar. Pancasila
merupakan ideologi dasar negara Indonesia serta falsafah
bangsa dan bernegara Republik Indonesia yang terdiri dari 5
sila, yaitu ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan perwakilan dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Setiap sila yang terkandung
pada pancasila memiliki perbedaan yang satu dengan yang
lainnya, namun semua itu tidak lain adalah satu kesatuan yang
sistematis. Oleh karena itu, meskipun dalam setiap uraiannya
menjelaskan nilai-nilai yang berbeda, namun semuanya itu
tidak dapat dilepaskan karena antara sila yang satu dan yang
lain saling keterkaitan. Berikut ini merupakan inti dari sila-sila
dalam pancasila:
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi
dan menjiwai keempat sila lainnya dan terkandung nilai
bahwa Negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan
tujuan manusia sebagai makluk Tuhan Yang Esa. Oleh karena
itu segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral
penyelenggara negara, pemerintahan negara, hukum dan
peraturan perundang-undangan negara, kebebasan dan hak
asasi warga negara harus dijiwai dengan nilai-nilai Ketuhanan
yang Maha Esa.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab secara sistematis
didasari dan dijiwai oleh sila keTuhanan Yang Maha Esa dan
menjiwai ketiga sila lainnya, terkandung nilai nilai bahwa
Negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
sebagai makluk yang beradab. Oleh karena itu, dalam
kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-
undangan Negara harus mewujudkan tercapainya tujuan
ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak
kodrat manusia sebagai hak dasar untuk mewujudkan nilai
kemanusiaan sebagai makluk yang berbudaya, bermoral dan
beragama.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung
nilai suatu kesadaran sikap mpral dan tingkah laku manusia
yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam
hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada
umumnya baik terhadap diri sendiri, sesama manusia maupun
terhaap lingkungannya. Nilai kemanusiaan yang beradab
adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang
berbudaya, bermoral dan beragama. Dalam kehidupan
kenegaraan, kita harus senantiasa dilandasi moral
kemanusiaan, misalnya dalam kehidupan pemerintahan
negara, politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, pertahanan
dan keamanan serta dalam kehidupan keagamaan. Oleh karena
itu kehidupan bersama dalam negara harus dijiwai oleh moral
kemanusiaan untuk saling menghargai meskipun terdapat
perbedaan.
Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna
bahwa hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan
beradab harus adil. Hal ini mengandung pengertian bahwa
manusia harus adil dalam hubungannya baik dengan diri
sendiri, orang lain, masyarakat, bangsa, negara dan terhadap
lingkungannya serta terhadap hubungannya dengan Tuhan
yang Maha Esa. Kita sebagai manusia harus menjunjung
tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai akan kesamaan hak
dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status
sosial, maupun agama. Kita juga harus mengembangkan sikap
saling mencintai, menghargai, menghormati, tenggang rasa,
dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Sila Persatuan Indonesia
Dijiwai oleh Sila keTuhanan dan Kemanusiaan yang adil
dan beradab dan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijkanaan dalam permusyawaran perwakilan dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terkandung nilai bahwa
Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia
monodualis yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial.
Negara merupakan suatu persekutuan hidup berdamai diantara
elemen elemen yang membentuk Negara berupa suku, ras,
kelompok, golongan maupun kelompok agama, beraneka
ragam tetapi satu Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukannya
untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan
melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling
menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama
untuk untuk mewujudkan tujuan bersama.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan
Menjiwai 4 sila lainnya dan nilai Filosofis yang terkandung
didalamnya adalah bahwa Hakikat Negara adalah sebagai
penjelmaaan sifat kodrat manusia sebagai mahluk individu
dan makluk sosial. Hakikat Rakyat adalah sekolompok
manusia seagai makluk Tuhan Yang Maha Esa yang bersatu
yang bertujuan mewujudkan Harkat dan martabat manusia
dalam suatu wilayah. Rakyat adalah subyek pendukung pokok
Negara. Negara asal adalah dari oleh dan untuk rakyat.
Oleh karena itu Rakyat adalah merupakan mula kekuasaan
Negara, sehingga sila kerakyatan terkandung nilai Demokrasi
yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup Negara
adalah : Adanya kebebasan yang harus disertai dengan
tanggung jawab baik terhadap masyarakat bangsa maupun
secara moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menjamin dan
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Menjamin
dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup
bersama. Mengikuti atas perbedaan individu, suku, agama
karena perbedaan adalah bawaan kodrat manusia. Mengakui
adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu.
Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan
yang beradab. Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai
moral kemanusiaan yang beradab. Mewujudkan keadilan
untuk tujuan bersama.
Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Menjiwai ke 4 sila lainnya. Dalam sila kelima tersebut
terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan tersebut di
dasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu
keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya
sendiri,manusia dengan manusia lain,manusia dengan
masyarakat,bangsa dan negaranya serta hubungan manusia
dengan TuhanNya. Nilai yang harus terwujud dlm hidup
bersama adalah :
Keadilan distributive
Suatu hubungan keadilan antara Negara dan warganya
dalam artian pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan
dalam bentuk keadilan membagi dalam hal
kesejahtraan ,bantuan subsidi, serta keempatan dalam hidup
bersama yang didasarkan antara hak dan kewajiban.
Keadilan Legal
Keadilan bertaat yaitu suatu hubungan keadilan antara
warganegara dengan negara dan dalam masalah ini pihak
wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk
mentaai peraturan perundang undangan yang berlaku.
Keadilan Komunikatif
Keadilan komunikatif yaitu suatu hubungan keadilan antara
warga satu dengan lainnya secara timbal balik . Nilai nilai
keadilan tersebut haruslah merupakan satu dasar yang harus
diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk
mewujudkan tujuan Negara yaitu mewujudkan kesejahteraan
seluruh warganya dan melindunginya serta mencerdaskannya.
Demikianpula nilai nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam
pergaulan antara Negara sesama bangsa didunia dan prinsip
ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu
pergaulan antar bangsa didunia dengan berdasarkan suatu
prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi
serta keadilan dalam hidup bersama.

Contoh soal:
Fungsi filsafat pancasila:
Jawaban:
Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat
fundamental/mendasar dalam kehidupan bernegara,
Misalnya : susunan politik, sistem politik, bentuk negara,
susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu
pengetahuan. Hal ini harus dapat dikembangkan oleh filsafat.
Contoh Kasus :
“Demo Ricuh, Sejumlah Mahasiswa Ditangkap”
Awalnya demo gabungan 80 mahasiswa dari BEM Univet,
Staimus, IMM dan BEM UMS, LMND dan HMI Sukoharjo,
berlangsung tenang. Namun mahasiswa mencoba membakar
ban di protokol dan sempat menyala besar. Tidak lama, terjadi
kericuhan karena adanya pelemparan telur, batu dan bambu ke
arah polisi. Hanya saja pihak mahasiswa mengklaim tidak
melakukannya.
Analisa:
Dari berita diatas sangat melanggar sila keempat yang
mengakibatkan kesalah pahaman antara pihak kepolisian dan
mahasiswa karna tidak adanya musyawarah antara kedua
belah pihak yang satu menganggap tidak adanya pelemparan
telur dan yang satu menganggap adanya pelemparan, dan tidak
adanya izin pada pihak kepolisian untuk diadakan demo.Tidak
adanya sikap yang saling menghargai satu sama lain dan
saling menyalahkan.
BAB V

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

A. Pengertian Etika Sebagai Salah Satu Cabang Filsafat


Praktis
Sebagai suatu usaha ilmiah, filsafat dibagi menjadi
beberapa cabang menurut lingkungan bahasanya masing-
masing. Cabang-cabang itu dibagi menjadi dua kelompok
bahasan yaitu filsafat teoritis dan filsafat praktis. Kelompok
pertama mempertanyakan segala sesuatu yang ada, sedangkan
kelompok kedua membahas bagaimana manusia bersikap
terhadap apa yang ada tersebut. Jadi filsafat teoritis
mempertanyakan dan berusaha mencari jawabannya tentang
segala sesuatu, misalnya hakikat manusia, alam, hakikat
realitas sebagai suatu keseluruhan, tentang pengetahuan,
tentang apa yang kita ketahui dan lain sebagainya. Dalam hal
ini filsafat teoritispun juga mempunyai maksud-maksud dan
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis, karena
pemahaman yang dicari menggerakkan kehidupannya. Etika
termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua
kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika
merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang
ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah
suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa
kita menikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita
harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan
dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987).
Etika dapat terbagi menjadi beberapa aspek, tetapi secara
garis besar terbagi menjadi 3 aspek yang dominan dalam
mepelajari etika yaitu:
Aspek Normatif
Aspek normatif adalah suatu aspek yang mengacu pada
norma-norma atau standar moral yang diharapkan untuk
mempengaruhi perilaku, kebijakan, keputusan, karakter
individual, dan struktur professional. Kemudian diharapkan
dalam penggunaan aspek ini dapat merubah perilaku dengan
segala unsur-unsurnya tetap berpijak pada norma, baik norma-
norma kehidupan bersama, baik norma-norma agama, dan
norma-norma moral yang diatur dalam standar profesi bagi
kaum profesi.
Aspek Konseptual
Aspek konseptual adalah suatu aspek yang diarahkan pada
penjernihan konsep-konsep atau ide-ide dasar, prinsip-prinsip,
masalah-masalah dan tipe-tipe pendapat yang dipergunakan
dalam membahas isu-isu moral dalam wadah kode etik. Kajian
konseptual ini juga untuk memperjelas dalam pemahaman-
pemahaman kode etik dengan tetap menekankan pada
kepentingan masyarakat dan organisasi profesi itu sendiri.
Aspek Deskriptif
Aspek deskriptif adalah suatu aspek yang berkaitan dengan
pengumpulan fakta-fakta yang relevan dan spesifikasi yang
dibuat untuk memberikan gambaran tentang fakta-fakta yang
terkait dengan unsur-unsur normatif dan konseptual. Aspek ini
memberikan informasi tentang fakta-fakta yang berkembang,
baik di masyarakat maupun dalam organisasi profesi, sehingga
penanganan aspek normatif dan konseptual dapat segera
direalisasikan.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengkaji
segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan
menggunakan pikiran. Bagian-bagiannya meliputi:
1. Metafisika yaitu kajian dibalik alam yang nyata
Kosmologia yaitu kajian tentang alam Logika yaitu
pembahasa tentang cara berpikir cepat dan tepat Etika yaitu
pembahasan tentang tingkah laku manusia Teologi yaitu
pembahasan tentang ketuhanan Antropologi yaitu pembahasan
tentang manusia
Dengan demikian, jelaslah bahwa etika termasuk salah satu
komponen dalam filsafat. Banyak ilmu yang pada mulanya
merupakan bagian dari filsafat, tetapi karena ilmu tersebut
kian meluas dan berkambang, akhirnya membentuk disiplin
ilmu tersendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga
etika, dalam proses perkembangannya sekalipun masih diakui
sebagai bagian dalam pembahasan filsafat, ia merupakan ilmu
yang mempunyai identitas sendiri.

B. Teori-teori Etika dikembangkan Pengertian Pancasila


sebagai Sistem Etika
Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas
masalah baik dan buruk. Ranah   pembahasannya   meliputi  
kajian praktis   dan   refleksi filsafati atas moralitas   Secara
normatif.  Kajian   praktis   menyentuh   moralitas   sebagai
perbuatan   sadar   yang   dilakukan   dan   didasarkan   pada  
norma-norma masyarakat yang mengatur perbuatan baik
(susila) dan buruk (asusila). Adapun refleksi filsafati
mengajarkan bagaimana tentang moral filsafat mengajarkan
bagaimana tentang moral tersebut dapat dijawab secara
rasional dan bertanggungjawab. Rumusan Pancasila yang
otentik dimuat dalam Pembukan UUD 1945 alinea keempat.
Dalam penjelasan UUD 1945 yang disusun oleh PPKI
ditegaskan bahwa “pokok-pokok pikiran yang termuat dalam
Pembukaan (ada empat, yaitu persatuan, keadilan, kerakyatan
dan ketuhanan menurut kemanusiaan yang adil dan beradab)
dijabarkan ke dalam pasal-pasal Batang Tubuh. Dan menurut
TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 dikatakan bahwa Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum. Sebagai
sumber segala sumber, Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum. Sebagai sumber segala sumber,
Pancasila merupakan satu-satunya sumber nilai yang berlaku
di tanah air. Dari satu sumber tersebut diharapkan mengalir
dan memancar nilai-nilai ketuhanan, kemanusian, persatuan,
kerakyatan penguasa. Hakikat Pancasila pada dasarnya
merupakan satu sila yaitu gotong royong atau cinta kasih
dimana sila tersebut melekat pada setiap insane, maka nilai-
nilai Pancasila identik dengan kodrat manusia. oleh sebab itu
penyelenggaraan Negara yang dilakukan oleh pemerintah
tidak boleh bertentangan dengan harkat dan martabat manusia,
terutama manusia yang tinggal di wilayah nusantara. Pancasila
sebagai core philosophybagi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara,   juga meliputi   etika yang sarat
dengan nilai-nilai   filsafati;   jika memahami Pancasila tidak
dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya, maka yang
ditangkap   hanyalah   segi-segi filsafatnya,   maka yang
ditangkap hanyalah segisegi fenomenalnya saja, tanpa
menyentuh inti hakikinya. Pancasila merupakan hasil
kompromi nasional dan pernyataan resmi bahwa bangsa
Indonesia menempatkan kedudukan setiap warga negara
secara sama, tanpa membedakan antara penganut agama
mayoritas maupun   minoritas. Selain   itu juga tidak
membedakan   unsur   lain seperti gender,   budaya,   dan
daerah. Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang
memperlihatkan napas humanism, karenanya Pancasila dapat
dengan mudah diterima oleh siapa saka. Sekalipun Pancasila
memiliki sifat universal, tetapi tidak begitu saja dapat dengan
mudah diterima oleh semua bangsa. Perbedaannya terletak
pada fakta sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar dirangkai dan
disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis
perilaku politik dan sikap moral bangsa. Dalam arti bahwa
Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus
menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya
bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai khusus yang termuat
dalam Pancasila dapat ditemukan dalam sila-silanya. Pancasila
sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai
yang terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Apabila kita memahami pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945,
yang pada hakikatnya adalah nilai-nilai Pancasila. Pancasila
dan Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-
pokok kaidah Negara yang fundamental, karena di dalamnya
terkandung pula konsep-konsep sebagai sebagai berikut.
Dasar-dasar pembentukan Negara, yaitu tujuan Negara,
asas politik Negara (Negara Republik Indonesia dan
berkedaulatan rakyat), dan Negara asas kerohanian Negara
(Pancasila). Ketentuan diadakannya undang-undang dasar,
yaitu “….. maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia dalam suatu undang-undang dasar Negara
Indonesia…”. Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum.
Nilai dasar yang fundamental suatu Negara dalam hukum
mempunyai   hakikat dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak
berubah, dalam arti dengna jalan hukum apapun tidak
mungkin lagi untuk dirubah. Berhubung Pembukaan UUD
1945 itu memuat nilai-nilai dasar yang fundamental, maka
Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat Pancasila
tidak dapat diubah secara hukum. Apabila terjadi perubahan
berarti pembubaran Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.
Tataran nilai yang terkandung   dalam Pancasila sesuai dengan
system nilai dalam kehidupan manusia.   Secara   teoritis nilai-
nilai Pancasila dapat dirinci menurut jenjang dan jenisnya.
Menurut jenjangnya sebagai berikut:
Nilai Religius
Nilai ini menempati nilai yang tertinggi dan melekat /
dimiliki Tuhan Yang Maha Esa yaitu nilai yang Maha Agung,
Maha Suci, Absolud yang tercermin pada Sila pertama
Pancasila yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Nilai Spiritual
Nilai ini melekat pada manusia, yaitu budi pekerti,
perangai, kemanusiaan dan kerohanian yang tercermin pada
sila kedua Pancasila yaitu ”Kemanusiaan yang adil dan
beradab”.
Nilai Vitalitas
Nilai ini melekat pada semua makhluk hidup,   yaitu
mengenai daya hidup, kekuatan hidup dan pertahanan hidup
semua makhluk. Nilai ini tercermin pada sila ketiga dan
keempat dalam Pancasila yaitu “Persatuan Indonesia” dan
“Kerakyatan   yang   dipimpin   oleh   hikmah  
kebijaksanaan   dalam permusyawaratan / perwakilan”
Nilai Moral
Nilai ini melekat pada prilaku hidup semua manusia,
seperti asusila, perangai, akhlak, budi pekerti, tata adab, sopan
santun, yang tercermin pada sila kedua Pancasila yaitu
“Kemanusiaan yang adil dan Beradab”.
Nilai Materil
Nilai ini melekat pada semua benda-benda   dunia.   Yang
wujudnya   yaitu jasmani,   badani,   lahiriah,   dan kongkrit.  
Yang tercermin   dalam sila   kelima Pancasila yakni
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

C. Pengertian Etika Politik


Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi
menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus.
Pengertian politik berasal dari kata Politics yang memiliki
makna bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik
atau negara yang menyangkut proses tujuan penentuan-
penentuan tujuan dari sistem itu dan diikuti dengan
pelaksanaan tujuan-tujuan itu.
Etika politik adalah sebagai salah satu cabang etika,
khususnya etika politik termasuk dalam lingkungan filsafat.
Filsafat yang langsung mempertanyakan praksis manusia
adalah etika. Etika mempertanyakan tanggung jawab dan
kewajiban manusia. Ada bebagai bidang etika khusus, seperti
etika individu, etika sosial, etika keluarga, etika profesi, dan
etika pendidikan.
Nilai nilai etika yang terkandung dalam pancasila
kemudian secara praktis di terapkan kedalam kehidupan
politik
Sila pertama ‘Ketuhanan yang Maha Esa’ serta sila kedua ‘
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’ adalah merupakan
sumber nilai –nilai moral bagi kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan.
Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, etika politik
menuntut agar kekuasaan dalam negeri di jalankan sesuai
dengan:
a) Asas legalitas ( legitimasi hukum).
b) Di sahkan dan dijalankan secara demokratis ( legitimasi
demokratis)
c) Dilaksanakan berdasarkan prinsip – prinsip moral / tidak
bertentangan dengannya (legitimasi moral).
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki tiga dasar
tersebut. Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara,
baik menyangkut kekuasan, kenijaksanan yang menyangkut
publik, pembagian serta kewenangan harus berdasarka
legitimasi moral religius ( sila 1 ) serta moral kemanusiaan
( sila 2). Negara Indonesia adalah negara hukum, oleh krena
itu ‘ keadilan’ dalam hidup bersama ( keadilan sosial ) sebgai
mana terkandung dalam sila 5, adalah merupakan tujuan
dalam kehidupan negara. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
dan pnyelenggraan negara, segala kebijakan, kekuasaan,
kewenangan, serta pembagian senantiasa harus berdasarkan
atas hukum yang berlaku.

Etika Dalam Kehidupan Kekaryaan, Kemasyarakatan,


Kenegaraan
Etika perlu kita terapkan dalam kehidupan kekaryaan,
kemasyarakatan, dan kenegaraan. Etika dalam kehidupan
kekaryaan sendiri dimana kita perlu menggunakan etika dalam
membuat suatu karya. Karya yang dibuat berdasarkan buah
pemikiran kita yang menghasilkan suatu hal yang dapat
membawa nama baik atau dapat membawa perubahan
terutama kekaryaan bagi bangsa Indonesia. Dalam penerapan
etika dalam kehidupan kekaryaan, kemasyarakatan, dan
kenegaraan perlu dilihat dari dua hal sebagai berikut:
Tolak Ukur
Sarana tolak ukur menilai baik buruknya ssuatu produk
hukum yang dibuat oleh lembaga pembuat UU ialah nilai
Pancasila sendiri. Lembaga yang ditugasi untuk mengadakan
evaluasi atau pengontrolan Mahkamah Agung ditingkat
perundang-undangan, Komisi Konstitusi di tingkat UUD.
Aspek kehidupan bernegara mencakup banyak hal, baik
bidang ideologi politik, ekonomi, sosial budaya maupun
pertahanan keamanan. Pancasila sebagai nilai moral, dalam
pelaksanaanya harus tampak dalam aspek-aspek kehidupan.
Moral Negara
Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara
mengamanatkan bahwa moral Pancasila juga menjadi moral
negara, artinya negara tunduk pada moral, negara wajib
megamalkan moral Pancasila. Seluruh tindakan kebijakan
negara harus disesuaikan dengan Pancasila. Seluruh perundan-
undangan wajib mengacu pada Pancasila. Nilai-nilai Pancasila
menjadi pembimbing dalam pembuatan policy. Sebagai moral
negara, Pancasila mengandung kewajiban-kewajiban moral
bagi negara Indonesia, yaitu antara lain :
Sila Pertama
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara menjamin
kemerdeekaan tiap penduduk untuk pemeluk dan beribadat
sesuai dengan iman agama maing-masing. Negara harus
berusaha meberantas praktek-praktek keagamaan yang tidak
baik dan mengganggu kerukunan hidup bermasyarakat;
Negara wajib memberi peluang sam kepada setiap agama
untuk berdakwah, mendirikan tempat ibadah, ekonomi, dan
budaya. Menjadi politis negara yaitu mengayomi,
membimbing dan mengantar warganya menuju kehidupan
yang lebih baik sebagaimana yang dicita-citakan(alenia IV
Pembukaan UUD 1945).
Sila Kedua
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Negara
memperlakukan setiap orang sebagai manusia, menjamin dan
menegakkan hak-hak dan kewajiban asasi; Negara wajib
menjamin semua warga negara secara adil dengan membuat
UU yang tepat dan melaksanakannya dengan baik; Negara
harus ikut bekerja sama dengan bangsa dan bernegara lain
membangun dunia yang lebih baik, dan lain-lain.
Sila Ketiga
Sila Persatuan Indonesia. Negara harus tetap menjunjung
tinggi asas Bhineka Tunggal Ika. Menolak faham
primordialisme (sukuisme,daeraisme,separatisme).
Memperjuangkan kepentingan nasional. Bangsa sebagai
Indonesia. Menentang chauvinisme,kolonialisme, sebaliknya
mengembangkan pergaulan antar bangsa.
Sila Keempat
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan / Perwakilan, Mengakui dan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Meningkatkan
partisipasinya dalam proses pembangunan. Mendengarkan dan
memperjuangkan aspirasi rakyat. Menghormati perbedaan
pendapat, menjamin kebebasan berserikat dan berkumpul.
Sila Kelima
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Bahwa setiap
warga Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang
hukum, politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Sesuai
dengan UUD 1945, maka keadilan sosial itu mencakup pula
pengertian adil dan makmur.

Evaluasi Kritis Terhadap Penerapan Etika di Indonesia


Terdapat etika dalam kaitannya dengan nilai dan norma
yaitu etika deskriptif yaitu berusaha meneropong secara kritis
dan rasional sikap dan pola perilaku manusia dan apa yang
dikejar oleh manusia dalam hidupnya. Dalam etika ini
membicarakan mengenai penghayatan nilai, tanpa menilai,
dalam suatu masyarakat tentang sikap orang dalam
menghadapi hidup dan tentang kondisi-kondisi yang mungkin
manusia bertindak secara etis, Etika normatif adalah etika
yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dan tindakan apa
yang seharusnya diambil. Dalam etika ini terkandung norma-
norma yang menuntun tingkah laku manusia serta
member penilaian dan himbauan kepada manusia untuk
bertindak sebagaimana yang ada dalam norma-norma. Sesuai
dengan pola pendekatan etika kritis dan rasionel, etika
menuntun orang untuk mengambil sikap dalam hidup. Dengan
etika deskriptif, manusia disodori fakta sebagai dasar
mengambil putusan tentang sikap dan perilaku yang akan
diambil, sedangkan etika normatif manusia diberi norma
sebagai alat penilai atau dasar dan kerangka tindakan yang
akan diputuskan.
Etika normatif adalah etika yang berusaha menetapkan
berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya
dimiliki oleh manusia dan tindakan apa yang seharusnya
diambil. Dalam etika ini terkandung norma-norma yang
menuntun tingkah laku manusia serta memberi penilaian dan
himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana yang
ada dalam norma-norma. Sesuai dengan pola pendekatan etika
kritis dan rasionel, etika menuntun orang untuk mengambil
sikap dalam hidup. Dengan etika deskriptif, manusia disodori
fakta sebagai dasar mengambil putusan tentang sikap dan
perilaku yang akan diambil, sedangkan etika normatif manusia
diberi norma sebagai alat penilai atau dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan. Bangsa Indonesia adalah
pluralitas atau bermacam-macam seperti suku, budaya, ras,
bahasa dan sebagainya. Anugerah tersebut harus disyukuri
dengan cara menghargai kemajemukan tetap dipertahankan,
sejak terjadi krisis multidimensional muncul ancaman yang
serius terhadap persatuan bangsa yang disebabkan oleh
beberapa faktor baik yang berasal dari dalam negeri maupun
luar negeri. Dengan demikian melalui ketetapan
MPR/VI/MPR/2001 telah menetapkan tentang etika
kehidupan bangsa untuk diamalkan oleh seluruh bangsa
Indonesia. Tap tersebut disusun disusun dengan maksud untuk
membantu menyadarkan tentang arti penting tegaknya etika
dan moral dalam kehidupan berbangsa, sedang tujuannya
adalah agar menjadi acuan dasar meningkatkan kualitas
manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta
kepribadian Indonesia dalam kehidupan berbangsa. Pokok
etika dalam kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran,
amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin , etos kerja,
kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab,
menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga negara
Indonesia. Macam-macam etika dalam berbangsa meliputi:
Etika sosial dan budaya, Etika politik dan pemerintahan, Etika
ekonomi dan bisnis, Etika penegakan hukum yang
berkeadilan, Etika keilmuan, Etika lingkunga
Contoh soal:
Jelaskan pengertian aspek nomatif :
Aspek normatif adalah suatu aspek yang mengacu pada
norma-norma atau standar moral yang diharapkan untuk
mempengaruhi perilaku, kebijakan, keputusan, karakter
individual, dan struktur professional.
CONTOH KASUS
Pasangan suami Utomo Permono (45) dan istri Nur Indriasari
(42) yang menelantarkan kelima anak mereka resmi
menyandang status tersangka. Penetapan status itu diputuskan
setelah penyidik menerima hasil analisis psikologi Utomo dan
Nuri yang menunjukkan keduanya menentarkan anaknya
dengan kesadaran penuh.
Kelima  anak yang ditelantarkan  itu berinisial D (8) serta 4
saudarinya, C dan L (10), D (8), Al (5), dan DA (3). Nasib D
sangatlah malang. Dia mondar mandir mengendarai sepeda
selama sebulan di Perumahan Citra Gran Cibubur. Pada siang
hari D mondar-mandir di perumahan tersebut, ke rumah
tetangga dan ke tempat-tempat lainnya selain rumah.
Kemudian malam harinya, D tidur di pos jaga. Selain tidak
diperbolehkan masuk rumah, Dani juga sudah tidak
bersekolah sejak sebulan lalu.
Analisa
Dampak penelantaran anak
Pengaruh yang paling terlihat jika anak mengalami hal ini
adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua
terhadap anak. Jika anak kurang kasih sayang dari orang tua
menyebabkan berkembangnya perasaan tidak aman, gagal
mengembangkan perilaku akrab, dan selanjutnya akan
mengalami masalah penyesuaian diri pada masa yang akan
datang.

BAB VI

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

A. Pengertian dan makna ideologi bagi bangsa dan negara,


membedakan macam ideologi, makna dan peranan ideologi
Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Pengertian dan makna ideologi bagi bangsa dan negara
Ideologi berasal dari kata “idea”. Artinya gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita – cita. Dan dari kata “logos”. Artinya
Ideologi merupakan ilmu pengertian dasar, jika diartikan
secara harfiah. Dalam kehidupan nyata, idea disamakan
artinya dengan cita – cita. Dimana cita – cita merupakan
sesuatu yang tetap yang harus dicapai, sehingga cita – cita
yang bersifat tetap tersebut merupakan dasar, pandangan atau
paham. arti pentingnya ideologi terhadap suatu negara :
Dengan memiliki ideologi nasional maka suatu bangsa dan
negara bisa berdiri dengan kukuh dan tidak mudah goyah atau
terombang ambing oleh pengaruh dari ideologi lain dan bisa
menghadapi persoalan yang ada. Negara atau bangsa bisa
membangkitkan kesadaran akan pentingnya kemerdekaan,
memberikan motivasi akan perjuangan untuk menggapai cita
cita dan memberikan orientasi terhadap dunia dan semua
isinya.
Ideologi bisa mempersatukan orang dari berbagai latar
belakang. Seperti mempersatukan orang dari berbagai macam
golongan, ras, agama dan suku. Bahkan juga bisa menyatukan
orang dari berbagai ideologi. Ideologi juga memberikan tujuan
dan arah yang jelas menuju kehidupan yang ingin diimpikan
atau diinginkan. Sebuah ideologi yang dihayati dan juga
diamalkan oleh seluruh rakyat akan dapat mewujudkan
kesatuan dan persatuan demi kelangsungan hidupnya. Ideologi
bisa mengatasi konflik, masalah ataupun ketegangan sosial
yang terjadi di masyarakat. Ideologi bisa dan mampu
mempersatukan orang dari berbagai agama.
Ideologi bagi satu bangsa dan negara mencerminkan cara
berfikir masyarakat, bangsa dan negara, untuk mencapai cita-
citanya. Ideologi sangat menentukan eksistensinya suatu
bangsa dan negara. Yakni membimbing bangsa dan negara
untuk mencapai tujuan atau cita-cita bangsa dan negara.
Ideologi juga mempunyai peranan yang sangat penting, yakni
sebagai pandangan hidup suatu bangsa dan negara. Serta
ideologi sebagai pola pikir dalam landasan pembangunan
nasional. Dengan demikian, ideologi sangat penting dan harus
ada dalam suatu bangasa dan negara. Karena dengan adanya
ideologi, maka dapat berfungsi sebagai motivasi, dasar
berfikir, serta menampung aspirasi dari masyarakat.

B. Membedakan Macam Ideologi


Komunisme
Komunis merupakan salah satu ideology besar yang
digunakan oleh beberapa negara di dunia ini. awal ajarannya
berasal dari tokoh karl marx dan friederich engels dimana
fokus utama tujuan dari ideology ini adalah untuk
memperjuangkan hak semua kelas sosial yang ada di dalam
masyarakat menjadi kelas sosial yang sama tanpa adanya
perbedaan sesuai dengan hak dan kewajiban warga negara.
Komunisme juga memiliki nama lain yaitu marxisme atau
leninisme karena kedua tokoh inilah yang melahirkan
ideology ini di dunia.
Ideology komunis tumbuh karena adanya pertentangan
terhadap ideology kapitalisme dimana buruh dan tani tidak
diapresiasi dengan baik dan hanya dianggap sebagai salah satu
faktor produksi saja. imbas dari pemikiran tersebut adalah
terjadinya ketimpangan yang sangat besar antara pengusaha
dan buruh. Oleh karena itu muncullah partai komunis yang
memperjuangkan hak rakyat terutama rakyat kecil.
Terciptanya partai komunis
Partai komunis tercipta sebagai salah satu jembatan yang
akan mengambil kekuasaan pemerintah dengan menggunakan
cara yang telah diperbolehkan. Paham komunis ini kemudian
masuk dalam posisi pemerintah dan memerintah dengan
menentang adanya akumulasi modal yang terdapat pada kaum
ekspatriat saja. pada prinsipnya yang digunakan oleh komunis,
kesejahteraan rakyat yang menyeluruh dan rata merupakan
prinsip utama dan untuk mewujudkannya seluruh faktor
produksi merupakan milik negara sehingga negara akan
dengan mudah memberikan bagi hasil yang sama rata ke
seluruh rakyatnya.
Namun pada negara yang menjadi penganut komunis ini
tidak membenarkan adanya agama karena agama dianggap
dapat menghambat kinerja dengan angan-angan yang tidak
jelas serta kelakuan yang tidak jelas pula. Tidak hanya agama
namun kepercayaan lainnya pun demikian seperti takhayul,
setan dan barang ghaib lainnya. jadi, paham komunis lebih
kepada paham duniawi dan materi saja.Pergerakan paham ini
cukup luas dengan pengaruhnya yang cukup besar di dunia.
diawali dengan meletusnya revolusi Bolshevik di Rusia pada
tanggal 7 november 1917. Paham komunis ini kemudian
menyebar dengan luas ke beberapa negara di berbagai belahan
dunia. sampai pada tahun 2005, negara yang menganut paham
ini adalah tiongkok, korea utara, kuba, Vietnam, laos,
Kapitalisme
Ideology kapitalisme banyak digunakan oleh berbagai
negara di dunia hingga saat ini. inti dari paham ini adalah
adanya capital atau modal yang dikuasai oleh pihak swasta
dimana negara tidak memiliki kekuasaan atas terjadinya
sistem ekonomi dan hanya berperan sebagai pengawas saja.
para pengusaha ini memiliki tujuan yang jelas yaitu
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan
pengorbanan yang seminimal mungkin sehingga untuk
mencapai hal tersebut negara tidak boleh ikut campur dalam
usaha mereka. (baca :tugas, fungsi dan wewenang presiden
dan wakil presiden
Tokoh yang sangat terkenal dengan ideology ini adalah
adam smith atau yang juga dikenal sebagai bapak ilmu
ekonomi. paham ini awalnya adalah sebuah cara untuk
menentang adanya paham merkantilisme dimana menurut
paham merkantilisme tanah merupakan sumber modal utama
dan melupakan sumber modal lainnya. Istilah invisible hand
atau tangan tak tampak sangat terkenal dikemukakan oleh
adam smith dimana menurutnya pasar yang bekerja akan
selalu diarahkan oleh tangan tak tampak sehingga tidak perlu
adanya peraturan pemerintah dan segala intervensinya.
Dampak adanya ideologi kapitalisme
Namun, perkembangan kapitalis ini menuai banyak
kecaman dan kritik dari banyak orang karena dianggap
sebagai cara yang menjadikan kesenjangan di dalam
masyarakat semakin meningkat. Para pengusaha yang kaya
akan terus kaya dan para buruh akan tetap menjadi buruh
karena tidak adanya intervensi dari pemerintah. Selain itu
peran pemerintah pun cenderung lemah bahkan tidak ada. Hal
ini akan semakin parah jika yang menduduki bangku
pemerintahan adalah para pengusaha itu sendiri. Selain itu
banyak para tokoh agama dari berbagai agama juga tidak
menyukainya. Dulu yang menerapkan paham ini adalah
negara di eropa seperti inggris dan amerika.
Anarkisme
Ideology lainnya yang pernah ada di dunia adalah paham
anarkisme. Anarkisme merupakan sebuah tatanan politik
dimana dianjurkan tidak perlu adanya negara dan merupakan
sebuah tindakan sukarela yang mengatur dirinya sendiri.
Namun ada beberapa orang yang mendefinisikan sebagai
suatu tatanan tanpa adanya hierarki di dalamnya sehingga
semuanya dianggap sama. Menurut paham anarkisme, negara
merupakan sesuatu yang tidak dibutuhkan dan dapat
menjadikan gangguan.
Sesuai dengan namanya terkadang para orang yang
menganut anarkisme ini menggunakan kekerasan
menjadipenyebab terjadinya penyalahgunaan kewenangan
dalam mencapai tujuannya atau dalam berusaha
menyampaikan ide yang dimilikinya. namun, ideology ini
menjadikan berbagai pertentangan di kalangan masyarakat
karena tidak adanya aturan yang jelas dan menjadikan negara
kacau karena tidak ada patokan antara baik dan benar. Negara
penganut anarkisme berada di sebagian negara spanyol namun
usianya tidak lama.
Liberalisme
Paham ideology liberalism tidak kalah terkenalanya
dengan paham ideology yang sudah dijelaskan di atas. Jadi,
liberal berarti bebas. Para penganut liberalisme ini percaya
bahwa untuk menciptakan tatanan dunia yang bagus dan maju
harus didasarkan pada kebebasan baik kebebasan dalam
pandangan politik bahkan agama sehingga sering terjadinya
penyebab tawuran. Di dalam paham liberalism ini terdapat
tiga nilai pokok utama yang menjadikannya kuat yaitu life,
liberty dan property. Nilai-nilai yang terkandung dalam tiga
hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
kesempatan yang sama – di dalam paham ideology liberalism
meyakini bahwa setiap orang berhak memiliki kesempatan
yang sama dalam mencapai sesuatu hal. Namun karena adanya
perbedaan kualitas antara satu manusia dengan lainnya bisa
membuat pencapaian dari tiap individu akan berbeda
tergantung dengan kemampuan yang dimilikinya.
persamaan hak – persamaan hak merupakan kunci penting
yang harus dimiliki oleh setiap manusia bagi ideology ini.
Liberalisme memberikan hak yang sama kepada setiap
penganutnya untuk memilih sesuatu terutama dalam hal
politik. Hal ini juga bisa digunakan sebagai hal yang
membuang keegoisan di dalam diri setiap individu.
Kepedulian pemerintah – Pemerintah harus melakukan
kegiatan yang sudah disetujui terlebih dahulu oleh rakyat.
Karena dalam ideology liberalism mendudukan rakyat sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi.
Fungsi pemerintah dan negara – Pemerintah dan negara
memiliki fungsi sebagai pengawas dan pemberi nasehat serta
menetapkan berbagai aturan dan hukum yang harus ditaati
oleh warganya. Jadi, warga negara akan merasa terlindungi
dan patokan antara benar dan salah jelas sehingga mudah
untuk menyesuaikan diri.
macam-macam dari ideologi demokrasi ;
1. Demokrasi pancasila – Ideology demokrasi pancasila
merupakan ideology yang dianut oleh satu negara saja di
dunia yaitu Indonesia. fokus utama dalam paham demokrasi
pancasila adalah membentuk negara yang demokratis namun
tetap tidak meninggalkan ideology pancasila sebagai dasar
negara. Jadi, demokrasi tetap dilakukan asalkan masih pada di
dalam pancasila dan tidak mencederai pancasila. Apabila
sudah keluar dari pancasila maka demokrasi tersebut tidak
bisa dilaksanakan dan harus menggantinya dengan yang baru.
2. Demokrasi Kristen – Demokrasi Kristen merupakan suatu
tatanan negara dimana menerapkan demokrasi berdasarkan
asas agama Kristen dalam pelaksanannya. Ideology ini
muncul karena adanya aliran religious pada abad ke 19 dan
berkembang di wilayah eropa dan amerika latin.
3. Demokrasi Islam – Demokrasi islam merupakan tatanan
negara yang menerapkan paham demokrasi namun tetap
berlandaskan pada asas islam sebagai patokan utamanya.
Namun hal ini tidak berlangsung lama karena pada dasarnya
demokrasi tidak cocok dengan agama islam.
Pengertian ideologi secara umum makna idiologi bagi suatu
negara
Ideologi secara umum adalah suatu kumpulan , gagasan ,
ide , keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis
yang berorientasi pada tingkah laku seseorang dalam berbagai
bidang kehidupan , diantaranya bidang kehidupan politik ,
hukum , pertahanan keamanan , sosial budaya , serta bidang
keagamaan.
Ideologi suatu Negara terbagi menjadi dua tipe , yaitu :
Ideologi Tertutup
Ideologi terbuka
Adapun fungsi pancasila adalah sebagai berikut .
Pancasila sebagai ideologi pancasila
Fungsi pancasila sebagai ideologi nasional , meliputi :
Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi Negara
Ideologi pancasila sebagai ideologi yang terbaik.
Pengertian macam macam idiologi (terbuka, tertutup,
komprehensif, partikular)
Pengertian Ideologi Terbuka Ideologi terbuka merupakan
suatu sistem pemikiran yang terbuka. Ciri khas ideologi
terbuka adalah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak
dipaksakan dari luar, melainkan diambil dan digali dari
kekayaan rohani, moral dan dari kebudayaan masyarakat itu
sendiri.
Pengertian Ideologi Tertutup Ideologi tetrtutup merupakan
sistem pemikiran yang tertutup. Artinya ideologi tertutup
adalah bahwa isinya bukan hanya berupa nilai-nilai dan cita-
cita tertentu. Melainkan intinya dari tuntutan-tuntutan konkret
dan operasional yang keras yang diajukan dengan mutlak.
Dalam ideologi tertutup orang harus taat pada ideologi
tertutup. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat harus rela
berkorban dan bersedia menilai ideologi dalam masyarakat
dan kesetiaannya terhadap ideologi tersebut.
Pengertian Ideologi Komprehensif Ideologi komprehensif
adalah suatu keyakinan yang tersusun secara sistematis dan
terkait erat dengan kepentingan suatu kelas sosial tertentu
dalam suatu masyarakat.
Pengertian Ideologi Partikular Ideologi partikular adalah
suatu pemikiran yang menyeluruh mencakup segala aspek
kehidupan manusia. Serta melakukan transformasi atau
pertambahan secara besar-besaran dalam segala aspek
kehidupan.

C. Peranan Ideologi Bagi Bangsa Dan Negara


Ideologi bagi satu bangsa dan negara mencerminkan cara
berfikir masyarakat, bangsa dan negara, untuk mencapai cita-
citanya. Ideologi sangat menentukan eksistensinya suatu
bangsa dan negara. Yakni membimbing bangsa dan negara
untuk mencapai tujuan atau cita-cita bangsa dan negara.
Ideologi juga mempunyai peranan yang sangat penting, yakni
sebagai pandangan hidup suatu bangsa dan negara. Serta
ideologi sebagai pola pikir dalam landasan pembangunan
nasional. Dengan demikian, ideologi sangat penting dan harus
ada dalam suatu bangasa dan negara. Karena dengan adanya
ideologi, maka dapat berfungsi sebagai motivasi, dasar
berfikir, serta menampung aspirasi dari masyarakat.

Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara dan indonesia


memiliki ciri yang terbuka, komprehensif, reformatif dan
dinamis
Pancasila merupakan suatu konsep yang dijadikan sebagai
pegangan untuk mencapai suatu tujuan bangsa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai suatu
ketetapan bagi seluruh warga negara Indonesia, seperti yang
telah kita tahu bahwa warga Indonesia memiliki
keanekaragamaan yang kompleks, baik dalam bidang budaya,
ras, warna kulit, dll. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan
bangsa kita, Indonesia harus bersatu membentuk kekuatan
sehingga dapat rukun, damai, kuat, dan dinamis. Nah untuk
mempersatukan Indonesia, maka dijadikanlah pancasila
sebagai suatu pegangan yang mengatur pola pikir warga
negara agar bisa mencapai tujuan bangsa. Tujuan Bangsa kita
adalah tujuan yang telah tertera dalam Pembukaan UUD 1945,
yang diantaranya melindungi segenap warga negara indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan
abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut,
tentunya banyak hal yang harus dilakukan, salah satunya
adalah menjadikan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa,
Pancasila menjadi dasar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, namun harus diperhatikan bahwa Agama tetaplah
menjadi yang utama dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Fungsi Pancasila sebagai sarana agar bangsa Indonesia tetap
bersatu dan tidak terpecah belah sangatlah penting. Seperti
yang telah saya katakan diatas bahwa Indonesia memiliki
Keanekaragam suku yang sangat banyak sehingga apabila
terpecah belah akan sangat beresiko dan memberikan banyak
dampak negatif. Pancasila Menjadi Ideologi persatuan dengan
membangun suatu konsep atau ide yang menjadi watak warga
negaranya, sehingga memiliki kepribadian dan rasa percaya
diri yang tinggi. Pancasila sebagai Ideologi Persatuan dapat di
analogikan seperti “pancasila membangun karakter bangsa
(character Building oleh pancasila)
Pancasila Sebagai Ideologi terbuka artinya pancasila dapat
dikembangkan nilai-nilainya agar menjadi suatu ideologi yang
lebih baik seiring terjadinya kemajuan dalam kehidupan.
“Terbuka” yang dimaksud disini bukanlah mengubah
pancasila, namun mengarahkan penerapan nilai – nilai
pancasila menjadi lebih mapan dan sesuai dengan
perkembangan zaman. Pancasila sebagai suatu ideologi tidak
bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis,
dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila
adalah bersifat aktual, dinamis dan terbuka. Hal ini
dimaksudkan bahwa ideologi pancasila adalah bersifat aktual,
dinamis, aspiratif dan senantiasa mampu menyesuaikan
dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
Keterbukaan ideologi pancasila bukan berarti mengubah nilai-
nilai dasar yang terkandung di dalamnya, namun
mengeksplisitkan wawasannya secara lebih komplit, sehingga
memiliki kemampuan reformatif untuk memecahkan masalah-
masalah aktual yang seiring dengan aspirasi rakyat,
perkembangan iptek serta zaman. Menurut Kaelan
berdasarkan pengertian tentang ideologi terbuka, nilai-nilai
yang terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai ideologi
terbuka adalah sebagai berikut :
1)      Nilai dasar yaitu : hakikat kelima sila Pancasila yaitu
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kesatuan, kerakyatan dan
keadilan.
2)      Nilai instrumental yang merupakan arahan, kebijakan,
strategi, sasaran serta lembaga pelaksanaannya.
3)      Nilai praksis yaitu merupakan realisasi nilai-nilai
instrumental dalam suatu realisasi perkembangan yang
bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu pancasila sebagai ideologi terbuka secara
struktural memiliki tiga dimensi yaitu:
1)      Dimensi idealis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung
di dalam Pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan
menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam
sila-sila pancasila yaitu Ketuhanan, kemanusian, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
2)      Dimensi normatif yaitu nilai yang terkandung dalam
Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma,
sebagaimna terkandung dalam norma-norma kenegaraan.
3)      Dimensi realistis, yaitu suatu ideologi harus mampu
mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang di dalam
masyarakat.

D. Perbandingan ideoligi pancasila dengan ideologi


liberalisme, komunisme, sekulerisme dan idiologi
keagamaan
Idiologi liberal paham liberalisme berkembang dari akar-
akar rasionalisme yaitu paham yang meletakkan rasio sebagai
sumber kebenaran tertinggi, materialisme yang meletakkan
materi sebagai nilai tertinggi, empirisme yang mendasarkan
atas kebenaran fakta empiris (yang ditangkap dengan indera
manusia) serta individualisme yang meletakkan nilai dan
kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan
masyarakat dan negara. Menurut paham liberalisme
memandang bahwa manusia sebagai manusia pribadi yang
utuh dan lengkap dan terlepas dari manusia lainnya. Manusia
sebagai individu memiliki potensi dan senantiasa berjuang
untuk dirinya sendiri. Menurut Hobbes istilah ”homo homini
lupus” berarti bahwa dalam hidup masyarakat bersama akan
menyimpan potensi konflik, manusia akan menjadi ancaman
bagi manusia lainnya. Liberalisme yaitu bahwa rakyat
merupakan ikatan dari individu-individu yang bebas, dan
ikatan hukumlah yang mendasari kehidupan bersama dalam
negara. Kebebasan manusia dalam realisasi demokrasi
senantiasa mendasarkan atas kebebasan individu di atas
segala-galanya. Rasio merupakan hakikat tingkatan tertinggi
dalam negara, sehingga dimungkinkan akan berkedudukan
lebih tinggi daripada nilai religius. Hal ini harus dipahami
karena demokrasi akan mencakup seluruh sendi-sendi
kehidupan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara,
antara lain bidan politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, ilmu
pengetahuan bahkan kehidupan agama ataupun religius. Atas
dasar inilah perbedaan sifat serta karakter bangsa sering
menimbulkan gejolak dalam menerapkan demokrasi yang
hanya mendasarkan pada paham liberalisme
Ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan
religius bangsa Indonesia. Pancasila berkedudukan sebagai
dasar negara dan ideologi negara. Jadi, Ideologi pancasila
adalah kumpulan nilai-nilai atau norma yang berdasarkan sila-
sila pancasila
Ideologi agama ideologi yang bersumber pada falsafah
agama yang tercantum dalam kitab suci agama. Ciri-ciri
ideologi agama sebagai berikut.
Urusan negara dan pemerintah dijadikan berdasarkan hukum
agama.
Hanya satu agama resmi dalam negara.
Semua aspek kehidupan negara berlandaskan agama.
Negara penganut ideologi agama antara lain Arab Saudi,
Vatikan, Republik Islam Iran, dan sebagian negara Timur
Tengah. terdapat dua macam pengertian negara berideologi
agama, yaitu:
Negara Berideologi Agama Langsung
Dalam sistem negara berideologi agama langsung,
kekuasaan adalah langsung merupakan otoritas Tuhan.
Adanya negara di dunia ini adalah atas kehendak Tuhan, dan
yang memerintah adalah Tuhan. Contohnya, dalam perang
dunia II, rakyat Jepang rela mati berperang untuk kaisarnya,
karena menurut kepercayaannya, kaisar adalah sebagai anak
Tuhan. Doktrin-doktrin dan ajaran-ajaran berkembang dalam
negara berideologi agama langsung , sebagai upaya untuk
memperkuat dan meyakinkan rakyat terhadap kekuasaan
Tuhan dalam negara. Dalam sistem negara yang demikian,
maka agama menyatu dengan negara, dalam arti seluruh
sistem negara, norma-norma negara adalah merupakan otoritas
langsung dari Tuhan melalui Wahyu.
Negara Berideologi Agama Tidak Langsung
Berbeda dengan sistem negara berideologi agama
langsung, negara berideologi agama tidak langsung
berpegangan bahwa bukan Tuhan sendiri yang memerintah
dalam negara, melainkan Kepala Negara atau Raja, yang
memiliki otoritas atas nama Tuhan. Kepala Negara atau Raja
memerintah negara atas kehendak Tuhan, sehingga kekuasaan
dalam negara merupakan suatu karunia dari Tuhan. Dalam
sejarah kenegaraan kerajaan Balanda, raja mengemban tugas
suci yaitu kekuasaan yang merupakan amanat dari Tuhan.
Raja mengemban tugas suci dari Tuhan untuk memakmurkan
rakyatnya. Negara merupakan penjelmaan dari kekuasaan
Tuhan, dan oleh karena kekuasaan raja dalam negara adalah
merupakan kekuasaan yang berasal dari Tuhan, maka sistem
dan norma-orma dalam negara dirumuskan berdasarkan
firman-firman Tuhan. Demikianlah kedudukan agama dalam
negara berideologi agama dimana firman Tuhan, norma
agama serta otoritas Tuhan menyatu dengan negara.
Idiologi komunisme adalah sebuah paham yang
menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi
(modal, tanah, tenaga kerja) yang mempunyai tujuan
terwujudnya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis
tanpa kelas dan semua orang sama. Tanda komunisme dilihat
dengan adanya prinsip sama rata sama rasa di dalam bidang
ekonomi dan sekularisme yang radikal ketika agama
digantikan oleh ideologi komunis yang bersifat doktriner. Jadi,
menurut ideologi komunis, kepentingan-kepentingan individu
tunduk kepada kehendak partai, negara dan bangsa (kolektif).
Komunisme merupakan hasil perkembangan dari sosialisme.
Idiologi sekularisme atau sekulerisme dalam penggunaan
masa kini secara garis besar adalah sebuah ideologi yang
menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan negara harus
berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Sekularisme
dapat menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari
pemaksaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka
yang netral dalam masalah kepercayaan serta tidak
menganakemaskan sebuah agama tertentu. Sekularisme juga
merujuk ke pada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan
manusia, terutamanya yang politis, harus didasarkan pada apa
yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, dan bukan
berdasarkan pengaruh keagamaan.

Contoh kasus :
NKRI Harga Mati
KRISIS kebangsaan yang melanda sebagian generasi muda
Indonesia menjadi keprihatinan semua pihak. Karena itu,
semangat untuk tetap menjunjung tinggi dan terus
mengamalkan ajaran Pancasila sebagai ideologi bangsa harus
dihargai.
Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila
inilah yang kini juga terus dipegang teguh oleh Yudo Fistiono
Sudiro SH (44), ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC)
Pemuda Pancasila Kabupaten Banyumas, yang baru dilantik
kemarin.
Pria kelahiran 23 Mei 1967 itu memahami betul saat ini
tantangan terberat yang dihadapi pemuda Indonesia di
antaranya adanya krisis kecintaan terhadap Pancasila dan
NKRI. Masih Minim Itu terjadi karena derasnya pengaruh
budaya barat, gaya hidup yang individualis, pragmatis dan
pemahaman terhadap wawasan kebangsaan yang masih
minim.
''Bagi saya mempertahankan Pancasila sebagai ideologi
bangsa itu harus tetap abadi sampai kapan pun dan kecintaan
terhadap Tanah Air juga harga mati,'' kata suami Tri Setiati
(31) tersebut. Sehingga dalam mengemban misi
kepengurusannya empat tahun ke depan (2012-2016),
keanekaragaman warna organisasi tersebut ibarat miniatur
kebangsaan yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila itu
sendiri.
Anggota sangat beragam dari berbagai latar belakang, namun
tetap bisa satu karena sudah tertanam sebagai seorang
pancasialis dan nasionalis.
Kecintaan terhadap Tanah Air menurut putra pertama dari
lima bersaudara pasangan Sudiro Bekti (67) dan Sri Subekti
(65) juga terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Di antaranya, terlihat dari dua nama putranya semua
diselipkan kata-kata nusantara. Putra pertama dinamai Setia
Nusantara Nayakapraja (11) dan putra kedua Kineta Energik
Anura Nusantara (6).
''ibaratnya darah yang mengalir dalam diri saya adalah darah
Pancasila, sehingga apapun akan saya lakukan demi menjaga
kebesaran ideologi bangsa yang dicetuskan Bung Karno,'' kata
warga RT 1/RW 6  Kelurahan Karangpucung, Kecamatan
Purwokerto Selatan itu.
Tempaan di berbagai organisasi mulai semasa masih menjadi
mahasiswa, hingga menjadi ketua MPC PP Banyumas cukup
mengembleng mental dan dedikasi untuk terus mencintai
bangsa ini dengan kiprah nyata. (Agus Wahyudi-17)
ANALISIS:
Memang benar bahwa saat ini generasi muda mengalami
krisis kecintaan terhadap Pancasila, dikarenakan semakin
derasnya pengaruh budaya barat, gaya hidup yang
individualis, pragmatis, dan pemahaman terhadap wawasan
kebangsaan yang masih minim. Misalnya semakin maraknya
perkembangan geng motor di kalangan pemuda saat ini. Untuk
menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila yang mulai luntur
dapat dilakukan misalnya melalui pendidikan Pancasila, yang
saat ini telah diajarkan kembali.
Jika suatu organisasi anggotanya memiliki jiwa yang
pancasilais dan nasionalis maka pasti organisasi itu akan
bersatu, begitu pula dengan negara Indonesia apabila warga
negara sudah tertanam jiwa pancasilais dan nasionalis maka
negara tersebut juga akan bersatu, walaupun berasal dari
berbagai latar belakang yang beragam.
Pancasila yang berkedudukan sebagai ideologi terbuka, dalam
hal ini memang memberi keleluasaan untuk mengikuti
perkembangan jaman menuju berkembangnya cipta, rasa, dan
karsa yang maju dan mandiri untuk menyongsong dinamika
kehidupan.  Keterbukaan bukan berarti perubahan-perubahan
itu mengubah nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi
bangsa, tetapi mengekplisitkan wawasanya secara lebih
kongkrit sehingga memiliki kemampuan yang lebih tajam
untuk memecahkan masalah-masalah yang baru.
Dalam menjabarkan nilai-nilai Pancasila menjadi semakin
operasional dan dengan demikian semakin menunjukkan
fungsinya bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai
masalah dan tantangan dewasa ini perlu diperhatikan beberapa
dimensi yang menunjukkan ciri khas dalam orientasi Pancasila
yaitu dimensi teologis bahwa nasib ditentukan oleh ridho ilahi
dan usaha manusia, dimensi etis yang menunjukan bahwa
dalam Pancasila, manusia dan martabat mempunyai
kedudukan yang sentral, selanjutnya dimensi integral-
integratif yang menempatkan manusia tidak secara
individualisme melainkan dalam konteks struktural. Itulah
mengapa mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa
itu harus tetap abadi sampai kapan pun dan kecintaan terhadap
Tanah Air juga harga mati.
Apa yang dilakukan oleh pasangan Sudiro Bekti (67) dan
Sri Subekti (65) dalam berita tersebut patutlah kita contoh
karena begitu cintanya terhadap Pancasila yang dibuktikannya
dalam hidup sehari-hari. Untuk terus menjaga kebesaran
ideologi negara dan untuk terus mencintai bangsa ini dengan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya yang berkaitan dengan sila pertama “Ketuhanan
Yang Maha Esa”. Kita dapat merealisasikannya dengan
menjalankan aturan agama yang dianut masing-masing
individu tanpa mengganggu agama lain. Berkaitan dengan sila
kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” yaitu dengan
menghargai hak-hak asasi setiap warga negara tanpa
merugikan hak orang lain. Selanjutnya kiprah nyata dari nilai
sila ketiga “ Persatuan Indonesia” dapat dilakukan dengan
menghargai perbedaan yang ada dan menjadikannya sebagai
keanekaragaman yang memberi warna tersendiri dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sila keempat “
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyaratan perwakilan” yang dalam hal ini setiap
permasalahan yang timbul haruslah dimusyawarahkan dengan
jalan damai tanpa mementingkan kepentingan individu dan
golongan tetapi harus mengupayakan demi kebaikan bersama.
Sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” 
bahwa setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil,
baik dibidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan
bidang-bidang lainnya. Cara yang dilakukan dalam mencapai
tujuan dalam setiap bidang tersebut juga harus adil.

Contoh soal :
Jelaskan pengertian idiologi pancasila :
Jawaban :
merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religius bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.yuksinau.com/2016/09/ideologi-pancasila-
pengertian-fungsi-makna.html
http://www.fourseasonnews.com/2012/07/ideologi-secara-
umum.html

Anda mungkin juga menyukai