BAB 1.....................................................................................1
LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
................................................................................................1
A. Tujuan, Manfaat, dan Kompetensi, Dasar
Pendidikan Pancasila.........................................................1
B. Landasan Pokok Pendidikan Pancasila...........................6
BAB II..................................................................................13
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA.......13
A. Pancasila dalam Sejarah Bangsa Indonesia...........13
B. Masa Sebelum Kebangkitan Nasional...................14
C. Era Orde Baru........................................................15
D. Era Reformasi........................................................16
BAB III.................................................................................25
DINAMIKA AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA...............................................................25
A. Dinamika Aktualisasi............................................25
B. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945...............................31
BAB IV.................................................................................39
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT................39
A. Pancasila Sebagai Pengetahuan Ilmiah..................39
B. Inti Isi Sila Pancasila....................................................54
BAB V..................................................................................62
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA.......................62
A. Pengertian Etika Sebagai Salah Satu Cabang Filsafat
Praktis 62
B. Teori-teori Etika dikembangkan Pengertian
Pancasila sebagai Sistem Etika.........................................65
C. Pengertian Etika Politik.........................................70
BAB VI.................................................................................79
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.............79
A. Pengertian dan makna ideologi bagi bangsa dan
negara, membedakan macam ideologi, makna dan peranan
ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa.......................79
B. Membedakan Macam Ideologi..............................81
C. Peranan Ideologi Bagi Bangsa Dan Negara...........89
DAFTAR PUSTAKA........................................................103
BAB 1
LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Rangkuman
Pendidikan pancasila merupakan mata kuliah wajib di
perguruan tinggi. Pendiddikan pancasila sebagai mata kuiah
pengembangan kepribadian dapat diartikan juga sebagai
pembelajaran tentang pancasila. Misi utama pada tataran ini
adalah untuk menghasilkan manusia dewasa indonesia yang
dapat memahami dan mampu menerapkannya dalam
kehidupannya. Hal ini ditujukan untuk melahirkan lulusan
yang menjadi kekuatan inti pembangunan dan pengembangan
estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-
lembaga negara, pada badan negara, lembaga daerah, lembaga
infrastruktur politik, lembaga-lembaga bisnis dan profesi
lainnya yang menunjang tinggi nilai-nilai pancasila
A. Dinamika Aktualisasi
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Pancasila
berkembang melalui suatu tahap atau proses yang memang
cukup panjang. Pancasila sendiri berawal dari sumber nilai-
nilai yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam hal
adat istiadat, lalu agama-agama dalam suatu paradigma
kehidupan bangsa. Oleh karena itu, nilai-nilai pancasila telah
diyakini kebenarannya. Pancasila kemudian diangkat sebagai
dasar Negara sekaligus diangkat menjadi ideologi bangsa
Indonesia. Sebagai suatu ideologi bangsa, pancasila tidak
bersifat statis (tertutup) terhadap perubahan atau pemikiran
yang baru, karena pancasila sendiri bersifat dinamis (terbuka),
dimana pancasila sendiri dapat menyesuaikan dengan keadaan
dan perubahan zaman serta pemikiran yang semakin
bekembang dari waktu ke waktu. Sewaktu berdirinya Negara
Republik Indonesia, bangsa Indonesia sepakat untuk
mendasarkan diri kepada ideologi Pancasila dan kepada UUD
1945. Namun semua menjadi berubah haluan sejak November
1945 hingga Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Pada saat itu pemerintah Indonesia merubah haluan
politiknya dengan mempraktikan sistem demokrasi liberal.
Keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 berarti haluan politik di
Indonesia telah dirubah. Hal ini dapat terlihat kebijaksanaan
pemerintah yang anti terhadap Barat (kapitalisme) dan pro ke
Kiri dengan dibuatnya poros Jakarta-Peking dan Jakarta-
Pyongyang. Puncak pada peristiwa ini terjadi pada saat adanya
pemberontakan Gerakan 30 September 1965 atau yang dikenal
sebagai Pemberontakan G-30-S / PKI. Pada saat peristiwa ini
terjadi merupakan salah satu hal yang menyebabkan
pemerintahan Orde Lama dimana pada saat itu masa
pemerintahan dari Ir.Soekarno tumbang dan mulai
berkuasanya pemerintahan Orde Baru yaitu saat pemerintahan
Jendral Soeharto. Pemerintah Orde Baru pun berusaha untuk
mengoreksi adanya penyimpangan yang terjadi yang
dilakukan oleh pihak regim sebelumnya dalam pengamalan
Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah Orde baru sendiri
merubah haluan politiknya yang semula mengarah ke posisi
Kiri dan anti Barat menariknya ke posisi Kanan. Namun pada
regim Orde Baru telah muncul 4 regim Pemerintahan
Reformasi sampai pada saat ini. Pemerintahan-pemerintahan
regim Reformasi ini sudah seharusnya mampu memberikan
koreksi kepada penyimpangan yang terjadi dalam hal
mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 untuk praktik
bermasyarakat dan bernegara yang dilakukan oleh
pemerintahan Orde Baru. Pengertian dari Pancasila secara
etimologi yaitu Pancasila berasal dari bahasa india yaitu
bahasa sansekerta, panca berarti lima, syila (dengan huruf i
pendek) berarti batu sendi, alas, atau dasar. Syiila (dengan
huruf i panjang) berarti peraturan, tingkah laku yang baik atau
penting. Syiila itu sendiri dalam bahasa Indonesia menjadi
susila artinya tingkah laku yang baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
pancasila berarti lima dasar sedangkan pancasyiila berarti lima
aturan tingkah laku yang penting. Kemudian secara historis,
isitlah pancasila pertama kali digunakan oleh masyarakat di
India yang beragama buddha, dan pancasila sendiri berarti
lima peraturan. Istilah pancasila yang terdapat dalam kitab
Sutasoma yang dikarang oleh Empu Tantular berarti batu
sendi yang lima, selain itu juga memiliki arti pelaksanaan
kesusilaan yang lima, yaitu: Tidak boleh melakukan
kekerasan, tidak boleh mencuri, tidak boleh berjiwa dengki,
tidak boleh berbohong, dan tidak boleh mabuk minuman
keras. Istilah jawa, pancasila disebut dengan istilah molimo
yang terdiri dari lima golongan yaitu mateni (membunuh),
maling (mencuri), madhon (berzina), madat (menghisap
candu), main (berjudi). Dari kelima larangan tersebut masih
menjadi pegangan moral orang-orang jawa sampai saat ini.
Secara terminologis, pancasila dimulai sejak sidang BPUPKI
pada tanggal 1 Juni 1945, dan istilah Pancasila digunakan oleh
Bung Karno untukmemberikan nama kepada lima dasar atau
lima prinsip. Negara Indonesia merdeka menurut beliau
sendiri pancasila diperolehnya dari temannya yang seorang
ahli bahasa. Sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan,
maka seluruh esensi sila-silanya merupakan kesatuan.
Pancasila adalah kepribadian bangsa Indonesia yang bukan
dari luar. Adapun unsur pancasila yang memang sudah ada
yang memang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman
dahulu. Adanya pancasila yang terdapat dalam dirinya sendiri,
sebab itu Pancasila adalah suatu substansi yang memiliki
esensi. Esensi kelima sila tersebut adalah sebagai berikut:
Ketuhanan Adalah Kesesuaian dengan Hakikat dan Sifat-Sifat
Tuhan, Hakikat Tuhan itu sendiri sebenarnya sulit untuk
diketahui, tetapi kita bisa melihat contoh yang dikemukakan
aristosteles tentang adanya causa prima atau sebab pertama
yang memang tidak disebabkan. Berbeda dengan hakikat yaitu
sifat-sifat Tuhan yang lebih mudah kita pikirkan karena Tuhan
mempunyai sifat yang tak terbatas.
Kemanusiaan Adalah Kesesuaian dengan Hakikat Manusia,
Susunan kodrat manusia itu sendiri terdiri dari jiwa dan raga,
dimana jiwa terdiri atas akal, rasa, karsa. Serta tubuh terdiri
atas unsur-unsur benda mati, tumbuh-tumbuhan, dan binatang.
Sedangkan sifat kodrat pada manusia merupakan suatu
kesatuan individu dan makhluk sosial atau dapat disebut
dengan monodualis social, ekonomi, dan politik. Dari
kedudukan kodrat, manusia merupakan kesatuan individu
yang berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan atau disebut
sebagai monodualis religion. Maka dari itu manusia yang
mempunyai susunan sifat, kedudukan kodrat harus bisa
mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang
rasa dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Persatuan Adalah Kesesuaian Dengan Hakikat Satu, Satu
merupakan kata yang bulat yang tidak dapat dipecah kembali.
Persatuan Indonesia pada hakikatnya bangsa Indonesia
berjumlah jutaan jiwa dan mempunyai bermacam-macam adat
istiadat, agama, kepercayaan, kebudayaan yang berbeda-beda
itu merupakan satu kesatuan. Maka dari itu dalam pergaulan
satu dengan yang lain kita harus bisa menunjukkan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa yang ber bhineka tunggal ika.
Kerakyatan Adalah Kesesuaian dengan Hakikat Rakyat,
Rakyat adalah manusia yang bertempat tinggal pada suatu
negara. Istilah dari hakikat rakyat berarti menunjukkan
keseluruhan, jadi bukan bagian-bagian, meskipun keseluruhan
itu sendiri terdiri dari bagian-bagian, maka antara keseluruhan
dan bagian memiliki hubungan yang erat. Maka dari itu kita
harus bisa bekerja sama, bergotong royong untuk mewujudkan
cita-cita bangsa bersama-sama.
Keadilan Adalah Kesesuaian dengan Hakikat Adil, Adil dapat
diartikan sebagai menempatkan sesuatu atau hak dan
kewajiban pada tempatnya masing-masing. Berbuat adil
kepada diri sendiri berarti berbuat kedua hal serasi antara hak
dan kewajiban, berbuat adil kepada masyarakat berarti berlaku
adil antar sesama warganya. Berbuat adil pada alam berarti
tidak boleh semena-mena dan merusak lingkungan hidup, dsb.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
merupakan suatu keniscayaan agar Pancasila sendiri tetap
relevan dalam fungsinya untuk memberikan pedoman bagi
pengambilan kebijaksanaan dan pemecah masalah dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Di lain pihak, apatisme
dan resistensi terhadap Pancasila sendiri dapat diminimalisir.
Substansi dari adanya dinamika dalam aktualisasi Pancasila
dalam kehidupan praksis adalah selalu terjadinya perubahan
serta pembaharuan dalam mentransofrmasikan nilai Pancasila
ke dalam norma dan praktik hidup dengan cara menjaga
konsistensi, relevansi dan kontekstualisasinya. Sedangkan
perubahan dan pembaharuan dapat terjadi apabila terdapat
dinamika internal (self-renewal) dan adanya penyerapan
terhadap nilai-nilai asing yang cukup relevan untuk
pengembangan dan penggayaan Ideologi Pancasila. Sumber
dari semua upaya perubahan dan pembaharuan yang dilakukan
dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila yaitu terjaganya
akseptabilitas dan kredibilitas Pancasila oleh warga negara
dan warga masyarakat Indonesia.
BAB IV
Contoh soal:
Fungsi filsafat pancasila:
Jawaban:
Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat
fundamental/mendasar dalam kehidupan bernegara,
Misalnya : susunan politik, sistem politik, bentuk negara,
susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu
pengetahuan. Hal ini harus dapat dikembangkan oleh filsafat.
Contoh Kasus :
“Demo Ricuh, Sejumlah Mahasiswa Ditangkap”
Awalnya demo gabungan 80 mahasiswa dari BEM Univet,
Staimus, IMM dan BEM UMS, LMND dan HMI Sukoharjo,
berlangsung tenang. Namun mahasiswa mencoba membakar
ban di protokol dan sempat menyala besar. Tidak lama, terjadi
kericuhan karena adanya pelemparan telur, batu dan bambu ke
arah polisi. Hanya saja pihak mahasiswa mengklaim tidak
melakukannya.
Analisa:
Dari berita diatas sangat melanggar sila keempat yang
mengakibatkan kesalah pahaman antara pihak kepolisian dan
mahasiswa karna tidak adanya musyawarah antara kedua
belah pihak yang satu menganggap tidak adanya pelemparan
telur dan yang satu menganggap adanya pelemparan, dan tidak
adanya izin pada pihak kepolisian untuk diadakan demo.Tidak
adanya sikap yang saling menghargai satu sama lain dan
saling menyalahkan.
BAB V
BAB VI
Contoh kasus :
NKRI Harga Mati
KRISIS kebangsaan yang melanda sebagian generasi muda
Indonesia menjadi keprihatinan semua pihak. Karena itu,
semangat untuk tetap menjunjung tinggi dan terus
mengamalkan ajaran Pancasila sebagai ideologi bangsa harus
dihargai.
Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila
inilah yang kini juga terus dipegang teguh oleh Yudo Fistiono
Sudiro SH (44), ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC)
Pemuda Pancasila Kabupaten Banyumas, yang baru dilantik
kemarin.
Pria kelahiran 23 Mei 1967 itu memahami betul saat ini
tantangan terberat yang dihadapi pemuda Indonesia di
antaranya adanya krisis kecintaan terhadap Pancasila dan
NKRI. Masih Minim Itu terjadi karena derasnya pengaruh
budaya barat, gaya hidup yang individualis, pragmatis dan
pemahaman terhadap wawasan kebangsaan yang masih
minim.
''Bagi saya mempertahankan Pancasila sebagai ideologi
bangsa itu harus tetap abadi sampai kapan pun dan kecintaan
terhadap Tanah Air juga harga mati,'' kata suami Tri Setiati
(31) tersebut. Sehingga dalam mengemban misi
kepengurusannya empat tahun ke depan (2012-2016),
keanekaragaman warna organisasi tersebut ibarat miniatur
kebangsaan yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila itu
sendiri.
Anggota sangat beragam dari berbagai latar belakang, namun
tetap bisa satu karena sudah tertanam sebagai seorang
pancasialis dan nasionalis.
Kecintaan terhadap Tanah Air menurut putra pertama dari
lima bersaudara pasangan Sudiro Bekti (67) dan Sri Subekti
(65) juga terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Di antaranya, terlihat dari dua nama putranya semua
diselipkan kata-kata nusantara. Putra pertama dinamai Setia
Nusantara Nayakapraja (11) dan putra kedua Kineta Energik
Anura Nusantara (6).
''ibaratnya darah yang mengalir dalam diri saya adalah darah
Pancasila, sehingga apapun akan saya lakukan demi menjaga
kebesaran ideologi bangsa yang dicetuskan Bung Karno,'' kata
warga RT 1/RW 6 Kelurahan Karangpucung, Kecamatan
Purwokerto Selatan itu.
Tempaan di berbagai organisasi mulai semasa masih menjadi
mahasiswa, hingga menjadi ketua MPC PP Banyumas cukup
mengembleng mental dan dedikasi untuk terus mencintai
bangsa ini dengan kiprah nyata. (Agus Wahyudi-17)
ANALISIS:
Memang benar bahwa saat ini generasi muda mengalami
krisis kecintaan terhadap Pancasila, dikarenakan semakin
derasnya pengaruh budaya barat, gaya hidup yang
individualis, pragmatis, dan pemahaman terhadap wawasan
kebangsaan yang masih minim. Misalnya semakin maraknya
perkembangan geng motor di kalangan pemuda saat ini. Untuk
menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila yang mulai luntur
dapat dilakukan misalnya melalui pendidikan Pancasila, yang
saat ini telah diajarkan kembali.
Jika suatu organisasi anggotanya memiliki jiwa yang
pancasilais dan nasionalis maka pasti organisasi itu akan
bersatu, begitu pula dengan negara Indonesia apabila warga
negara sudah tertanam jiwa pancasilais dan nasionalis maka
negara tersebut juga akan bersatu, walaupun berasal dari
berbagai latar belakang yang beragam.
Pancasila yang berkedudukan sebagai ideologi terbuka, dalam
hal ini memang memberi keleluasaan untuk mengikuti
perkembangan jaman menuju berkembangnya cipta, rasa, dan
karsa yang maju dan mandiri untuk menyongsong dinamika
kehidupan. Keterbukaan bukan berarti perubahan-perubahan
itu mengubah nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi
bangsa, tetapi mengekplisitkan wawasanya secara lebih
kongkrit sehingga memiliki kemampuan yang lebih tajam
untuk memecahkan masalah-masalah yang baru.
Dalam menjabarkan nilai-nilai Pancasila menjadi semakin
operasional dan dengan demikian semakin menunjukkan
fungsinya bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai
masalah dan tantangan dewasa ini perlu diperhatikan beberapa
dimensi yang menunjukkan ciri khas dalam orientasi Pancasila
yaitu dimensi teologis bahwa nasib ditentukan oleh ridho ilahi
dan usaha manusia, dimensi etis yang menunjukan bahwa
dalam Pancasila, manusia dan martabat mempunyai
kedudukan yang sentral, selanjutnya dimensi integral-
integratif yang menempatkan manusia tidak secara
individualisme melainkan dalam konteks struktural. Itulah
mengapa mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa
itu harus tetap abadi sampai kapan pun dan kecintaan terhadap
Tanah Air juga harga mati.
Apa yang dilakukan oleh pasangan Sudiro Bekti (67) dan
Sri Subekti (65) dalam berita tersebut patutlah kita contoh
karena begitu cintanya terhadap Pancasila yang dibuktikannya
dalam hidup sehari-hari. Untuk terus menjaga kebesaran
ideologi negara dan untuk terus mencintai bangsa ini dengan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya yang berkaitan dengan sila pertama “Ketuhanan
Yang Maha Esa”. Kita dapat merealisasikannya dengan
menjalankan aturan agama yang dianut masing-masing
individu tanpa mengganggu agama lain. Berkaitan dengan sila
kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” yaitu dengan
menghargai hak-hak asasi setiap warga negara tanpa
merugikan hak orang lain. Selanjutnya kiprah nyata dari nilai
sila ketiga “ Persatuan Indonesia” dapat dilakukan dengan
menghargai perbedaan yang ada dan menjadikannya sebagai
keanekaragaman yang memberi warna tersendiri dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sila keempat “
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyaratan perwakilan” yang dalam hal ini setiap
permasalahan yang timbul haruslah dimusyawarahkan dengan
jalan damai tanpa mementingkan kepentingan individu dan
golongan tetapi harus mengupayakan demi kebaikan bersama.
Sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
bahwa setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil,
baik dibidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan
bidang-bidang lainnya. Cara yang dilakukan dalam mencapai
tujuan dalam setiap bidang tersebut juga harus adil.
Contoh soal :
Jelaskan pengertian idiologi pancasila :
Jawaban :
merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religius bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.yuksinau.com/2016/09/ideologi-pancasila-
pengertian-fungsi-makna.html
http://www.fourseasonnews.com/2012/07/ideologi-secara-
umum.html