Pemicu 2
Pemicu 2
CANTIKA MONICA
405200189
13
LI 1
Sitokin apa yg menyebabkan mual, muntah, nyeri otot tungkai dan lengan
LI 2
Klasifikasi,struktur,sifat,aktifasi komponen dan penghindari dari bakteri
Pembelahan Bakteri
• Meningkatkan
jumlah, bukan ukuran
• Binary fission sel
membelah mnjd 2 sel
identik
Struktur Bakteri
Struktur Bakteri
1. Inti atau Nukleus
2. Sitoplasma
3. Membran sitoplasma (membran sel)
4. Dining sel
5. Kapsul
6. Flagel
7. Pili
8. Endospora (hanya pada beberapa genus , contohnya : Gram (+)
Basillus genus)
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.
1. Inti atau Nukleus
• Dengan pewarnaan
feulgen dapat dilihat
dengan mikroskop
cahaya biasa
• Badan inti tidak
mempunyai dinding
inti / membran inti
• Terdapat benang DNA
https://www.extramarks.id/blog/tips-pintar/mengenal-struktur-bakteri-dari-kapsul-sampai-plasmid-1668/
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.
2. Sitoplasma
• Tidak mempunyai
mitokondria / kloroplas
• Terdapat granula
sitoplasma yang dapat
digunakan untuk
menyimpan makanan
• Tidak ditemukan struktur
tubulus seperti yang
ditemukan pada spiroketa
https://www.extramarks.id/blog/tips-pintar/mengenal-struktur-bakteri-dari-kapsul-sampai-plasmid-1668/
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.
3. Membran Sitoplasma (Membran Sel)
• Terdiri dari fosfolipid dan
protein
• Terdapat lekukan yang
disebut mesosom
• Septal mesosom : untuk
pembelahan sel
• Lateral mesosom
https://www.extramarks.id/blog/tips-pintar/mengenal-struktur-bakteri-dari-kapsul-sampai-plasmid-1668/
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.
• Fungsi
• Transpor makanan
• Transpor elektron dan oksidasi fosforilisasi
• Tempat ekspresi eksoenzim yang hidrolitik
• Mengandung enzim dan molekul-molekul yang berfungsi dalam biosintesa
DNA, polimerasi dinding sel dan lipid membran : fungsi biosintetik
• Mengandung reseptor dan protein untuk kemotaktik
4. Dinding Sel
• Terdiri dari lapisan
peptidoglikan(disebut lapisan murein
atau mukopeptida)
• Bakteri gram (-) mengandung membran
kedua , yaitu lipopolisakarida / LPS yang
nantinya berperan sebagai endotoksin
• Dibagi gram (+) / (-) melalui pewarnaan
gram dengan zat warna kristal ungu/
iodium, yang kemudian di cuci dengan
alkohol atau aseton
• Gram (-) tidak mempertahankan warna
ungu, karena ada lapisan LPS
• Gram (+) mempertahankan warna
ungunya
https://www.extramarks.id/blog/tips-pintar/mengenal-struktur-bakteri-dari-kapsul-sampai-plasmid-1668/
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.
• Fungsi
• Menjaga tekanan osmotik
• Biosintesa untuk membentuk dinding sel sendiri
• Merupakan determinan dari antigen permukaan kuman
• Lisozim dan beberapa obat mengganggu sintesa peptidoglikan hancurnya
dinding sel
• Apabila cairan disekitar bakteri dapat memproteksi, terbentuknya bakteri tanpa
dinding sel disebut
• Protoplas untuk gram (+)
• Sferoplas untuk gram (-)
• Apabila protoplas / sferoplas masih dapat berkembang biak disebut dengan L-Form
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.
5. Kapsul
• Terbentuk dari polimer ekstrasel
(biasanya polisakarida) yang
terkondensasi dan membuat
lapisan di sekelilingnya
• Fungsi :
• Lebih tahan dari fagositosis
• Kapsul pada streptococcus mutans
buat ia dapat menempel pada
gigi membentuk plaque pada
gigi dan mengeluarkan produk
asam Karies gigi
https://www.extramarks.id/blog/tips-pintar/mengenal-struktur-bakteri-dari-kapsul-sampai-plasmid-1668/
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.
6. Flagel
• Bentuk seperti benang yang terbuat dari
protein
• Fungsi Alat Pergerakan
• 4 Jenis :
• Monotrikh : 1 flagel pada 1 bagian polar
• Lofotrikh : 1 atau lebih flagel pada 1
bagian polar bakteri
• Amfitrikh : 1 atau lebih flagel pada 2
bagian polar bakteri
• Peritrikh : banyak flagel yang tersebar di
sekeliling badan kuman
https://www.extramarks.id/blog/tips-pintar/mengenal-struktur-bakteri-dari-kapsul-sa
mpai-plasmid-1668/
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.
7. Phili
• Rambut pendek dan kaku
• Dibagi 2 jenis
• Phili sex : digunakan untuk
konjugasi 2 kuman
• Phili yang digunakan untuk
adhesi kuman dengan sel
tubuh hospes
https://www.extramarks.id/blog/tips-pintar/mengenal-struktur-bakteri-dari-kapsul-sampai-plasmid-1668/
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.
8. Endospora
• Kuman kuman yang berdiferensiasi menjadi
spora akibat keadaan lingkungan yang tidak
mendukung (contoh : nutrisi yang buruk)
• Setiap sel akan menjadi spora, sel induk
akan alami otolisis
• Spora : fase istirahat selama lingkungannya
buruk.
• Terjadi isolasi inti yang diikuti dengan
melipatnya membran sel ke arah dalam
• Apabila lingkungan membaik, akan kembali
melakukan germinasi dan produksi sel
vegetatif sel spora
https://www.gurupendidikan.co.id/sel-bakteri/
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.
• Struktur Spora :
1. Core : Sitoplasma spora (terdapat semua unsur kehidupan : kromosom,
komponen komponen untuk sintesis protein dan sebagainya)
2. Dinding spora : Lapisan paling dalam (peptidoglikan) jadi dinding sel
apabila menjadi fase vegetatif kembali
3. Korteks : Lapisan tebaldari spora envelope, jg terdiri dari peptidoglikan
tetapi dalam bentuk yang istimewa
4. Coat : Terdiri dari semacam zat keratin dan keratin inilah yang menyebabkan
spora relatif tahan terhadap pengaruh luar
5. Eksosporium : lipoprotein membran yang terdapat paling luar
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.
Klasifikasi Bakteri
Bakteri Gram-Negatif
• Membran selnya terdiri atas lapisan peptidoglikan tipis
• Reproduksi dengan fusi biner, beberapa grup dengan cara bertunas/ budding.
• Motilitas dengan flagel
• Memiliki pili/ fibriae
Adalah homolog dengan suatu protein Drosophilia yang disebut Toll, yang ditemukan perannya
dalam perkembangan lalat terhadap infeksi
• TLR-2: mengenali beberapa glikolipid dan peptidoglikan bakteri dan parasit
• TLR-3, -7, -8: spesifik untuk asam nukleat virus (single-stranded dan double stranded RNA)
• TLR-4: spesifik untuk LPS bakteri (endotoksin)
• TLR-5: spesifik untuk protein flagellar bakteri yang disebut flagellin
• TLR-9: untuk mengenali unmethylated CpG DNA, yang lebih banyak pada genom bakteri
daripada DNA mamalia.
TLR spesifik untuk protein, lipid, dan polisakarida mikroba terletak pada permukaan sel, dimana
mereka mengenali produk ekstraselulrt dari mikroba. TLR yang mengenali asam nukleat ada
dalam endosom, dimana mikroba ditelan dan dicerna dan asam nukleat mereka dikeluarkan.
• Sinyal yang dibangkitkan oleh penempelan TLRs mengaktifkan faktor transkripsi
yang merangsang ekspresi gen yang menyandi sitokin, enzim, dan protein lain yang
terlibat dalam fungsi antimikrobial dari fagosit yang teraktivasi dan sel lainnya.
• Di antara faktor transkripsi paling penting yang diaktivasi oleh sinyal TLR adalah
NFkB (nuclear factor Kb), yaitu mempromosikan ekspresi berbagai sitokin dan
molekul adhesi endotelial, dan IRFs (interferon regulatory factors), yang
merangsang produksi sitokin antivirus, interferon tipe 1. Mutasi diturunkan yang
jarang dari molekul yang meneruskan sinyal TLRs ke bawah berkaitan dengan
infeksi berulang dan berat, yan g menggaris bawahi pentingnya jalur ini dalam
pertahanan inang melawan mikroba.
Reseptor Menyerupai NOD (NOD-Like Receptors)
Reseptor-reseptor yang menyerupai NOD (NLRs) merupakan suatu family besar reseptor sitosolik yang mengenali DAMPs dan
PAMPs di sitoplasma. Semua NLRs mengandung suatu NOD sentral tapi memliki daerah terminal N yang berbeda. Tiga NLRs
yang penting adalah:
• NOD-1 dan NOD-2
protein sitosolik yang mengandung area CARD N-terminal. Protein tersebut spesifik untuk peptidoglikan bakteri, yang
merupakan komponen umum dinding sel bakteri. Kedua protein tersebut mengaktifkan faktor transkripsi NF-Kb. Beberapa
polimorfisme pada gen NOD2 berhubungan dengan penyakit inflamasi usus, mekanisme yang mendasari hal tersebut masih
belum dipahami dengan baik.
• NLRP-3 (NOD-like receptor family, pyrin domain containing 3)
suatu NLR sitosolik yang memberikan respons terhadap banyak struktur mikroba yang tidak terkait atau perubahan
patologis dalam sitosol dan bereaksi dengan meningkatkan produksi terutama pada sitoklin inflamasi IL-1ß. Reseptor
tersebut mengandung area pyrin terminal N. NLRP-3 mengenali produk mikroba, substansi yang menunjukkan kerusakan sel
dan kematian, termasuk pelepasan adenosine triphosphate (ATP), kristal asam urat yang berasal dari asam nukleat, dan
perubahan dalam konsentrasi ion potassium (K+) intraseluler, dan substansi endogen yang terdeposisi dalam sel dan
jaringan dalam jumlah berlebihan (mis: kristal kolesterol dan asam lemak bebas
)
• Setelah pengenalan berbagai substansi tersebut, oligomerisasi NLRP-3 dengan suatu protein adaptor
dan suatu jenis inactive (pro) enzim kapase-1, menghasilkan bentuk aktif enzim
• Kapase-1 yang aktif memecah suatu bentuk prekursor sitokin interleukin-1ß yang aktif secara biologis.
IL-1 menginduksi inflamasi akut dan menyebabkan demam. Kompleks sitosolik NLRP-3 (sensor), suatu
protein adaptor, dan kaspase-1 tersebut dikenal sebagai inflamasom. Selain itu juga terdapat kaspase-
1 lain yang mengaktifkan inflmasom yang mengandung protein sensor berbeda selain NLRP3
• Mutasi peningkatanfungsi di NLRP-3 merupakan penyebab sindrom autoinflamasi yang jarang,
ditandai oleh inflamasi spontan dan tidak terkontrol. Antagonis IL-1 merupakan terapi efektif untuk
penyakit-penyakit tersebut. Penyakit sendi yang sering, yaitu gout disebabkan deposisi kristal urat,
dan inflamasi selanjutnya yang diperantai oleh pengenalan inflamasom terhadap kristal dan produksi
IL-1ß. Inflamasom juga dapat berperan pada aterosklerosis, dimana inflamasi karena kristal kolesterol
dapat berperan, dan obesitas yang terkait dengan diabetes tipe-2, dimana IL-1 yang diproduksi saat
pengenalan lipid dapat berperan pada resisten insulin jaringan.
Reseptor Seluler Imunitas Alami Lainnya
Banyak reseptor jenis lain terlibat dalam respons imun alami terhadap mikroba:
• Famili reseptor – menyerupai RIG (RLR) mengenali RNA yang diproduksi oleh virus dalam
sitosol dan mengaktifkan jalur sinyal yang mengarah pada produksi interferon tipe 1 (IFN)
• Sensor DNA sitosolik (CDSs) termasuk beberapa protein yang terkait struktur yang
mengenali DNA virus sitosolik dan juga menginduksi produksi IFN tipe 1.
• Reseptor lectin di membran plasma adalah spesifik untuk glikan fungsi dan untuk residu
mannose terminal (disebut reseptor mannose), reseptor tersebut terlibat dalam
fagositosis fungi dan bakteri dan respons inflamasi terhadap patogen ini.
• Suatu reseptor permukaan sel yang diekspresikan terutama pada sel fagosit mengenali
peptida, yang dimulai dengan N-formylmethionine, spesifik terhadap protein bakteri dan
merangsang migrasi serta aktivitas antimikroba sel fagosit.
Imunitas Non-
Spesifik
• Barier
• Kulit : • Sel NK
• keringat dan sekresi sebasea (pH asam, substansi kimia • Berperan dalam ADCC, sehingga
yang bersifat antimikroba) membuat sel NK bisa menginhibisi
• Lisozim : menghancurkan dinding sel bakteri replikasi virus dan bakteri intraseluler.
• Psoriasin : protein yang bersifat antimikroba • Komplemen
• Membran Mukosa : • Sifat antimikroba protein komplemen :
• Saliva mengandung enzim hidrolitik • Opsonisasi
• Keasaman lambung • Amplifikasi respon inflamasi
• Usus halus (banyak enzim proteolitik dan makrofag aktif) melalui anafilotoksin C5a dan C3a
• pH asam pada vagina : menghambat pertumbuhan • Lisisnya bakteri
bakteri anaerob dan gram-negatif
Abbas, Abul K., Andrew H, Lichtman. 2014. Cellular and Molecular Immunology, Eighth Edition. Elsevier
Reseptor Imun Non-Spesifik
• Yang paling banyak dipelajari : TLR
• TLR 2 : mengenali berbagai ligand yang diekspresikan bakteri gram (+)
• TLR 4 : untuk lipopolisakarida bakteri gram (-)
• TLR 5 : mengenali flagellin bakteri
• TLR 9 : berikatan dengan DNA bakteri
Imunitas Spesifik terhadap
Bakteri Ekstraseluler
Mekanisme penghindaran imun pada bakteri
Imunitas Non-spesifik dan Spesifik terhadap
Bakteri Intraseluler
Kerjasama sel CD4 + dan CD8
+ T dalam pertahanan
terhadap mikroba intraseluler
Peran Sel T dan Sitokin dalam penentuan
hasil infeksi
LI 4
Bacteremia (definisi,patofisiologis, pemeriksaan penunjang,komplikasi,tatalaksana farmako dan non
farmako)
• Sepsis adalah sindrom klinik oleh karena reaksi yang berlebihan dari respon imun tubuh yang distimulasi
mikroba/bakteri baik dari dalam dan luartubuh. Dipandang dari imunologi sepsis adalah reaksi
hipereaktivitas.
• Sepsis adalah SIRS + tempat infeksi yang diketahui (ditentukan dengan biakan positif terhadap organisme
dari tempat tersebut).
• Meskipun SIRS, sepsis dan syok septik biasanya berhubungan dengan infeksi bakteri, tidak harus terdapat
bakteriemia.
Sepsis berat adalah sepsis yang berkaitan dengan disfungsi organ, kelainan hipoperfusi, atau
hipotensi.
Kelainan hipoperfusi meliputi ( tetapi tidak terbatas) pada :
6. Asidosis laktat.
7. Oliguria.
8. Atau perubahan akut pada status mental.
• Selanjutnya :
• Trombositopenia memburuk, DIC, azotemia, hiperbilirubinemia, enzim liver
meningkat
• Infeksi abdomen nosokomial: imipenem-silastatin dan aminoglikosida atau piperasilin-tazobaktam dan amfoterisin B
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39924/Chapter%20II.pdf
LI 5
Sepsis (definisi,patofisiologis, pemeriksaan penunjang,komplikasi,tatalaksana farmako dan non
farmako)
SEPSIS
• Sepsis : sindrom klinik karena reaksi yang berlebihan dari respon imun
tubuh yang distimulasi mikroba/bakteri baik dari dalam dan luar
tubuh
• Secara imunologi : reaksi hiperaktivitas
• SIRS (systemic inflammation respons syndrome) : manifestasi klinik
berupa inflamasi sistemik
• Sepsis : SIRS dengan dugaan infeksi yang diketahui tempatnya
ETIOLOGI
• Penyebab terbesar : bakteri gram (-) dengan presentase 60-70 %
• Staphylococci, Pneumococci, streptococci dan bakteri fram (+) jarang
menyebabkan sepsis dengan angka kejadian 20- 40 %
• Jamur oportunistik, virus (dengue dan herpes) atau protozoa ( F.
malariae) dapat mengakibatkan sepsis tetapi jarang
Etiologi
Patogenesis
Infeksi dari bakteri,
Gram (-) = mengeluarkan endotoksin dan
LPS bereaksi dengan antibody LPSab
dalam darah ditangkap makrofag
lewat TLR4 dan CD14+ produksi sitokin
proinflamatori inflamasi
Tempat infeksi = saluran gastrointestinal,
genitourinarium, empedu
https://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/website/lectures/lecture/sepsis.htm
Patogenesis
https://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/website/lectures/lecture/sepsis.htm
Derajat Sepsis
Gejala awal : sakit kepala frontal, sakit hebat pada otot paha, Perdarahan epistaksis, gejala kerusakan ginjal dan hati, uremia,
betis, dan pinggang disertai nyeri tekan ikterik
Mialgia diikuti dgn hiperestesi kulit, demam tinggi disertai Perdarahan paling jelas terlihat pada fase ikterik, purpura,
menggigil, mual tanpa muntah disertai mencret, petechiae, epistaksis, perdarahan gusi merupakan manifestasi
dan bisa disertai dgn penurunan kesadaran ( 25% kasus) perdarahan yang paling sering.
Sakit berat bradikardi relatif, icterus, konjungtiva suffusion (hari Conjunctiva injection dan conjunctival suffusion dgn icterus
3-4), dan fotofobia merupakan tanda patognomosis untuk leptospirosis.
Splenomegali, hepatomegali dan limfadenopati Terjadi meningitis (tanda pada fase ini, hanya 50% tanda dan
gejala)
Di jumpai rash pd kulit (berbentuk makular, makulopapular atau Pleositosis pada CSS dijumpai pada 50-90% pasien
urtikaria)