Anda di halaman 1dari 44

PERENCANAAN PENGELOLAAN

LIMBAH TAMBAK UDANG


M ATA K U LI A H
P E N G E LO L A A N L I M BA H D A N BI O RE M ED I A S I LA H A N
T ER CEM A R

D O SE N :
   D R. I R . EK O R I N I I N D R AYATI E, MP

D I SU SU N O LE H
A F RYA L K H A I D AT U N N I S A
2 0 2 0 5 2 5 3 2 0 0 34
BUDIDAYA UDANG
Indonesia termasuk lima besar produsen udang di
dunia dengan besaran produksi di bawah 1 juta ton
per tahun. Sementara posisi teratas dipegang oleh
Tiongkok, disusul Ekuador, Vietnam, dan India.

Produksi budidaya udang di Indonesia mencapai


911,2 ribu ton pada 2020 (Kementerian Kelautan
dan Perikanan)

Berdasarkan laporan dari Aquaculture


Stewardship Council (ASC) Indonesia masih
belum terlalu menaruh perhatian terhadap
pengolahan limbah budidaya udang, negara
yang tinggi perhatiannya terhadap pengolahan
limbah yaitu China dan India (2020)
Limbah padat; (1) sisa pakan hanya 24-37% N
dan 13-20% P dari pakan yang dapat diserap
sisanya menjadi limbah. (2) feses udang dan
jasad organismemati yang mengendap.
Kandungan nitrogen (N) dan fosfor (P) biasanya
tinggi. Limbahpadat 7-32% berupa nitrogen (N)
dan 30-84% berupa fosfor (P).

Limbah budidaya udang berasal dari


pakan yang tidak termakan, feses
udang, kulit hasil moulting udang, dan
jasad renik lain di air budidaya
misalnya plankton dan
mikroorganisme.

Limbah Cair; konsentrasi amonia sangat tinggi, dan amonia


dapat menjadi beracun bagi organisme akuatik. Limbah cair
juga mengandung alga dan kemungkinan bibit penyakit. Selain
itu terdapat materi organik yang bercampur di dalam kolom air
seperti plankton mati, feses udang, dan sisa
Tantangan Pengelolaan Limbah
1. Dasar Hukum
2. Tuntutan Hukum
3. Konflik Sosial
4. Pengelolaan IPAL
5. K3 dan Kinerja Manajemen
1. Dasar Hukum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2O2O Tentang Cipta Kerja (Pasal 75 , Pasal 19)
UU NO 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 75 Tahun 2016 Tentang Pedoman Umum Pembesaran
Udang Windu (Penaeus Monodon) dan Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Diperlukan Manajemen
Limbah, Agar Tidak Mencemari Lingkungan.
Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor: Kep. 28/Men/2004 Tentang Pedoman Umum
Budidaya Udang Di Tambak Pada Bab Iii Desain Tata Letak Dan Konstruksi, Bab Iv Manajemen
Pembudidayaan Pada Manajemen Efluen Dan Limbah Padat (Baku Mutu Efluen Tambak Udang)
PP Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Pembudidayaan Ikan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2018 Tentang Tata Cara Perizinan Pembuangan Air Limbah Melalui
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
2. Tuntutan Hukum
UU no 32 tahun 2009 pasal 104 tentang Perlindungan dan Lingkungan Hidup, yakni setiap orang yang
melakukan izin dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana
dimaksud dalam pasal 60, dipidana dengan pidana penjara paling lama tiga (3) tahun dan denda paling
banyak Rp. 300.000.000.00 (Tiga miliar rupiah).
dalam pasal 98 UU no 32 Tahun 2009 yakni : setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan
yang mengakibatkan dilampuinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan penjara paling singkat tiga (3) tahun dan
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan dena paling sedikit Rp. 3.000.000.000.00 (Tiga miliyar rupiah).
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2O2O TENTANG CIPTA KERJA
Pasal 75 Setiap Orang yang memanfaatkan ruang dari perairan yang tidak memiliki Perizinan Berusaha
terkait pemanfaatan di laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (21 yang mengakibatkan
perubahan fungsi rurang dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
3. KONFLIK SOSIAL
4. Pengelolaan IPAL
Biaya
investasi
(infrasturktur
dan lahan)
Manajemen
Teknologi dan sdm
(tenaga kerja)

Pengelolaan
Limbah
Tambak
Udang
Manajemen Tambak Udang
Pengolahan Air Limbah secara Mekanis :dilakukan melalui proses
pengendapan/sedimentasi untuk mengurangi TSS. Proses pengendapan dapat
dilakukan dengan beberapa cara, seperti dengan penyaringan ataupun dengan
memperlambat kecepatan aliran air sehingga tidak melebihi 20 m/detik
Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biologis:dilakukan pada kondisi aerob,
kondisi anaerob atau kombinasi anaerob dan aerob. Proses biologis dengan
kondisi aerob biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban
BOD yang tidak terlalu besar, sedangkan proses biologis anaerobik digunakan
untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD yang sangat tinggi
Penerapan IPAL untuk pembesaran udang sebaiknya menghindari pengolahan
secara kimia yang dapat merugikan lingkungan, karena dapat mengancam
keamanan pangan (food safety)
Contoh desain IPAL
STANDAR OPERASIONAL
PENGGUNAAN IPAL
Fasilitas
Utama IPAL
5. K3 DAN KINERJA MANAJEMEN
Pelaksanaan K3 Bagi Pelaksana Di IPAL Pengelolaan air limbah
harus menyertakan upaya perlindungan dan pemantauan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) bagi pelaksana IPAL, baik
yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan air
limbah secara menyeluruh dan terus menerus.

Beberapa aspek jaminan pelaksanaan kesehatan dan


keselamatan kerja yang harus dipenuhi/dicakup agar pelaksana
IPAL senantiasa sehat prima dan bekerja dengan baik, meliputi :
a. Kelengkapan peralatan K3 untuk digunakan saat bekerja;
b. Jaminan kesehatan bagi pelaksana.
Kerangka Perencanaan Manajemen
Pengelolaan Limbah Tambak Udang
Regulasi,
Dampak Juknis,
Limbah SOP,
Perizinan

Identifikasi Monev dan Pelaporan


Mitigasi dan Internal dan
dampak tindak
Implementasi Eksternal
lanjut

Peta dampak
berdasarkan
SDM, Tugas Peningkatan
prioritas Organisasi
dan Fungsi Kompetensi
Penyusunan Kebijakan
1. Melaksanakan ketentuan (pokok-pokok) yang tercantum
dalam Juknis Pengelolaan Limbah Tambak Udang
2. Melaksanakan ketentuan sesuai dengan dasar hukum
Ketentuan (pokok-pokok) yang tercantum dalam
Juknis Pengelolaan Limbah Tambak Udang

1. Tersedianya instalasi pengolahan air limbah pembesaran udang intensif sesuai dengan
Fungsi persyaratan minimal yang dibutuhkan.
2. Dihasilkannya air hasil pengolahan IPAL yang tidak mencemari lingkungan.
Organisasi Pimpinan/Ketua
Kelompok
Pembudidaya Udang

Seksi Penanggung
Jawab Lingkungan

SDM Pengelola IPAL SDM Pengelola IPAL SDM Pengelola IPAL


(limbah padatan) (limbah cair) (limbah B3)
SDM dan Kompetensi Manajemen
1. Mengerti dasar hukum dan kebijakan pengelolaan IPAL
2. Memahami dan mampu menerapkan teknologi dan pengelolaan IPAL (sertifikat)
3. Memahami resiko dan penanggulangan dalam mengelola IPAL
4. Mampu melaksanakan monev dan pelaporan
5. Meningkatkan Kompetensi dengan mengikuti program-program pelatihan
Kompetensi Manajemen dengan
Sertifikasi IndoGAP
Manajemen IPAL
MONITORING, EVALUASI
DAN PELAPORAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai