Anda di halaman 1dari 18

ETIKA DALAM PRAKTIK

AUDIT
ETIKA DALAM KONSULTAN
MANAJEMEN

Kelompok:
THIKA
SHINTA
AUDITING

• Evaluasian atas laporan keuangan


• Mengumpulkan bukti berkaitan dengan data
• Melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria yang sudah ditetapkan

INDEPENDEN
&
KOMPETEN
INDEPENDENSI
Bebas dari pengaruh, tidak
dikendalikan oleh pihak lain, tidak
tergantung pada orang lain.

Independence in fact

Independence in appearence

Independence in competence
STANDAR AUDITING

Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran ilmu secara profesional dengan cermat dan
seksama.
Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan mengaudit harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan


asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman mengenai pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan saat mengaudit.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah LK telah disusun sesuai dengan


PABU.
2. Laporan auditor harus menunjukkan  jika ada ketidak konsistenan penerapan
prinsip akuntansi dalam penyusunan LK periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam LK harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan,
maka alasannya harus dinyatakan.
8 PRINSIP ETIKA

• Tanggung jawab profesi


• Kepentingan Publik
• Integritas • Kompetensi dan Kehati-
• Obyektivitas hatian profesional
• Kerahasiaan
• Perilaku Profesional
• Standar Teknis
Jasa konsultansi pada hakikatnya
berbeda dari jasa atestasi akuntan
publik terhadap asersi pihak ketiga.

Dalam jasa konsultansi, para praktisi menyajikan


temuan, kesimpulan dan rekomendasi. Sifat dan
lingkup pekerjaan jasa konsultansi ditentukan oleh
perjanjian antara praktisi dengan kliennya. Umumnya,
pekerjaan jasa konsultansi dilaksanakan untuk
kepentingan klien.
Dalam praktiknya, tidak jarang bahwa jasa atestasi merupakan
bagian dari  jasa konsultasi manajemen. Bila praktisi memberikan
jasa atestasi sebagai bagian dari penugasan jasa konsultasi
manajemen, Pernyataan Standar Atestasi hanya berlaku terbatas
untuk jasa atestasi saja.

Jika praktisi menentukan bahwa jasa atestasi dilaksanakan sebagai bagian


dari penugasan jasa konsultasi manajemen, praktisi harus memberitahu
klien mengenai perbedaan yang relevan antara dua tipe jasa tersebut dan
harus memperoleh persetujuan dari klien bahwa jasa atestasi harus
dilaksanakan  berdasarkan persyaratan profesional yang memadai. Surat
perjanjian jasa konsultasi manajemen harus menyebutkan persyaratan
pelaksanaan jasa atestasi tersebut.
Salah satu bentuk jasa konsultasi manajemen adalah pemberian jasa sistem
teknologi informasi untuk memproses data-data keuangan klien. Dalam
Kode Etik Profesi Akuntan Publik paragraf 290.187-191, disebutkan
sebagai berikut.

1. Par. 290.187: Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau
Jaringan KAP memberikan jasa profesional kepada klien audit laporan
keuangan yang melibatkan perancangan dan penerapan sistem teknologi
informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang
selanjutnya menjadi bagian dari laporan keuangan.
2. Par. 290.188: Kemungkinan terjadinya ancaman telaah pribadi demikian
signifikan ketika KAP atau Jaringan KAP memberikan jasa profesional
tersebut diatas kepada klien audit laporan keuangan, kecuali jika KAP atau
Jaringan KAP telah menerapkan pencegahan yang tepat yang memastikan
klien audit laporan keuangan untuk :

a. Mengakui tanggung jawabnya dalam menetapkan dan memantau sistem


pengendalian intern.
b. Menugaskan karyawan yang kompeten (dengan mengutamakan karyawan
pada tingkat manajemen senior) untuk bertanggung jawab atas setiap
keputusan manajemen yang terkait dengan perancangan dan penerapan
sistem perangkat keras dan perangkat lunak.
c. Membuat keputusan manajemen yang terkait dengan proses perancangan
dan penerapan sistem teknologi informasi
d. Mengevaluasi kecukupan dan hasil dari perancangan dan penerapan sistem
tersebut
e. Bertanggung jawab atas pengoperasian sistem perangkat keras dan
perangkat lunak serta data yang digunakan dalam atau dihasilkan oleh sistem
tersebut.
3. Par. 290.189: Pertimbangan juga harus dilakukan mengenai perlu tidaknya
pemberian jasa profesional selain jasa assurance hanya dilakukan oleh personil KAP
atau Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan serta
berada pada lini pelaporan yang berbeda.

4. Par. 290.190: Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
memberikan jasa profesional kepada klien audit laporan keuangan yang melibatkan
perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi keuangan yang digunakan
untuk menghasilkan informasi yang selanjutnya menjadi bagian dari laporan
keuangan. Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut
merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan
ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
5. Par. 290.191: Pemberian jasa profesional oleh KAP atau
Jaringan KAP yang melibatkan penilaian, perancangan, dan
penerapan pengendalian akuntansi internal dan pengendalian
 manajemen risiko tidak menimbulkan ancaman terhadap
independensi selama personil KAP atau Jaringan KAP yang
terlibat dalam pemberian jasa profesional tersebut tidak
melaksanakan fungsi manajemen.
Kecakapan Profesional

Standar umum Penggunaan kemahiran


untuk akuntan profesional dengan cermat dan
publik sebagai seksama.
praktisi yang harus
diterapkan dalam
setiap perikatannya Perencanaan dan Supervisi

Data relevan yang memadai


Standar umum tambahan
untuk semua jasa
Kepentingan Klien
konsultansi yang
ditetapkan karena
kekhususan sifat jasa
Kesepakatan dengan Klien
konsultansi yaitu
kesepakatan dengan
klien dapat menjadi
Komunikasi dengan Klien
pembatas bagi praktisi
dalam pelaksanaan
tugasnya
Pertimbangan profesional harus selalu digunakan dalam
penerapan Standar Jasa Konsultansi terutama untuk hal-hal
khusus, sebab kesepakatan dengan klien, baik lisan maupun
tertulis, dapat menjadi kendala dalam pelaksanaan suatu jasa.
Sebagai contoh, kesepakatan dengan klien dapat menjadi kendala
bagi usaha praktisi dalam proses pengumpulan data relevan.
Praktisi tidak diharuskan untuk menolak atau mengundurkan diri
dari suatu perikatan jasa konsultansi apabila lingkup jasa yang
disepakati bersama memiliki keterbatasan tersebut.
KASUS LIPPO

Kasus laporan keuangan ganda Bank Lippo tahun 2002

Laporan keuangan pada publik Laporan keuangan pada BEJ

28 November 2002 27 Desember 2002

Laporan yang disampaikan akuntan public, KAP Prasetio, Sarwoko,


dan Sandjaja dengan auditor Ruchjat Kosasih dan disampaikan
kepada manajemen Bank Lippo pada 6 Januari 2003
28 November
Keterangan 6 Januari 2003
2002
AYDA Rp 2,933 T Rp 1,42 T
Total Aktiva Rp 24,185 T Rp 22,8 T
Rugi Bersih Rp 98,77 M Rp 1,273 T
CAR 24,77% 4,23%

Terdapat kata AUDIT

Kasus skandal ini menyebabkan profesi akuntan mengalami krisis


kepercayaan. Karena tugas auditor menyangkut kepentingan publik
sehingga auditor harus memiliki tanggung jawab profesi yang baik.

Anda mungkin juga menyukai