Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PENGAUDITAN 2

“Jasa Lain Kantor Akuntan Publik”

Oleh :

Kelompok 11

Ni Kadek Sri Widari [01]


Ni Putu Henny Kusuma Wardani [19]
Ni Putu Nita Satyani [29]
Devila Asih Rahma Susanti [39]

Akuntansi G
Falkultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mahasaraswati Denpasar
2019
BAB X

JASA LAIN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

A. JASA ATESTASI
Audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berterima
umum merupakan satu di antara jasa atestasi yang dapat disediakan oleh kantor akuntan publik
kepada masyarakat. Dalam tahun akhir ini, permintaan jasa atestasi oleh klien, lembaga
pemerintah, dan pihak lain telah meluas, tidak hanya terbatas pada audit laporan keuangan
historis, namun mencakup jasa profesi akuntan publikyang memberikan tingkat keyakinan di
bawah tingkat keyakinan yang diberikan oleh auditor dalam auditatas laporan keuangan historis.
 Penugasan Atestasi
Suatu penugasan atestasi adalah penugasan yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk
menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan
asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Contoh jasa professional yang dapat
diberikan oleh para praktisi yang tidak termasuk dalam penugasan atestasi adalah :
a. Penugasan konsultasi manajemen yang di dalam penugasan tersebut praktisi dikontrak
untuk memberikan nasihat atau rekomendasi kepada kliennya.
b. Penugasan yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk membela kepentingan klien.
c. Penugasan pajak yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk mengisi Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan atau untuk memberikan nasihat perpajakan.
d. Penugasan pajak yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk melakukan kompilasi
laporan keuangan, karena ia tidak diminta untuk memeriksa atau me-review bukti yang
mendukung informasi yang diserahkan oleh klien dan tidak menyatakan kesimpulan
apapun atas keandalannya.
e. Penugasan yang di dalamnya praktisi berperan terutama hanya membantu klien.
f. Penugasan pajak yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk bertindak sebagai saksi ahli
dalam bidang akuntansi, auditing, perpajakan atau hala lain berdasarkan fakta-fakta
tertentu yag disepakati dalam kontrak.
g. Penugasan pajak yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk memberikan suatu pendapat
sebagai seorang yang ahli mengenai suatu prinsip.

Standar atestasi membagi tiga tipe penugasan atestasi yaitu :


1. Pemeriksaan (Examination)
Pada waktu menyatakan suatu pendapat positif, praktisi harus secara jelas menyatakan
apakah, menurut pendapatnya asersi disajikan sesuai kriteria yang telah ditetapkan atau telah
dinyatakan. Namun laporan yang menyatakan pendapat atas suatu penyajian asersi sebagai
keseluruhan, dapat dimodifikasikan atau berisi suatu pengecualian untuk beberapa aspek
penyajian atau penugasan. Bila penyajian asersi disusun sesuai kriteria yang telah dibuat dan
disepakati bersama oleh pembuat asersi dan pemakainya, laporan praktisi harus berisi :
a. Suatu pernyataan mengenai pembatasan penggunaan laporan tersebut karena laporan
tersebut hanya diperuntukkan khusus bagi pihak yang telah ditentukan.
b. Suatu petunjuk, jika dapat diterapkan bahwa penyajian asersi akan berbeda secara
material dari yang disajikan sekarang, jika kriteria yang dipakai untuk penyajianasersi
tersebut dimaksudkan untuk dibagikan secara umum.

2. Review
Dalam memberikan keyakinan negatif, kesimpulan praktisi harus menyatakan apakah
informasi yang diperoleh praktisi dari pekerjaan yang dilakukan menujukkan bahwa asersi
tersebut tidak disajikan, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Laporan praktisi sebiknya harus :
a. Menunjukkan bahwa pekerjaan dilaksanakan dengan luas yang lebih terbatas
dibandingkan dengan suatu pemeriksaan.
b. Menolak untuk memberikan keyakinan positif atas asersi tersebut.

3. Prosedur yang Disepakati Bersama (Agreed-upon Procedure)


Kesimpulan yang dibuat oleh praktisi sebagai hasil penerapan prosedur yang disepakati
bersama atas suatu penyajian asersi harus berbentuk ringkasan temuan, keyakinan, atau
keduanya. Laporan praktisi harus berisi :
a. Suatu pernyataan tentang pembatasan penggunaan laporan karena laporan tersebut hanya
ditujukan untuk penggunaan oleh pihak yang telah disebutkan.
b. Suatu daftar atau ringkasan prosedur khusus yang dilaksanakan untuk memberitahu
pembaca laporan tentang dasar yang digunakan dalam melaporkan temuan atau
keyakinan negatif.

Laporan praktisi atas penerapan prosedur yang disepakati bersama harus menunjukkan
bahwa pekerjaan yang telah dilaksanakan memiliki lingkup lebih terbatas daripada suatu
pemeriksaan dan pernyataan tidak memberikan pernyataan positif atas asersi yang
bersangkutan.

B. JASA ATESTASI YANG BERKAITAN DENGAN PENUGASAN JASA


KONSULTASI MANAJEMEN
1. Jasa Atestasi sebagai bagian suatu penugasan Jasa Konsultasi Manajemen
Bila praktisi memeberikan jasa atestasi sebagai bagian dari penugasan jasa
konsultasi manajemen (JKM), Penyataan Sandar Atestasi ini hanya berlaku terbatas untuk
jasa atestasi saja. Jika praktisi menentukan bahwa jasa atestasi dilaksanakan sebagai
bagian dari penugasan Jasa Konsultasi Manajemen, praktisi harus memberitahu klien
mengenai perbedaan yang relevan antara dua tipe jasa tersebut dan harus memperoleh
persetujuan dari klien bahwa jasa atestasi harus dilaksanakan berdasarkan persyaratan
professional yang memadai.

2. Asersi, Kriteria dan Bukti


Suatu jasa atestasi dapat mencakup asersi tertulis, evaluasi terhadap kriteria, atau
bukti atestasi yang dikembangakan selama atau sebelum penugasan JKM. Asersi tertulis
yang dikembangkan dapat merupakan subjek penugasan atestasi, sepanjang asersi
tersebut tergantung atas tindakan , rencana, atau asumsi pihak lain tersebut, yang berada
dalam posisi untuk mempertimbangkan kecermatan informasi. Kriteria yang
dikembangkan dengan bantuan praktisi dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu asersi
dalam penugasan atestasi.
3. Evaluasi Non Atestasi atas Asersi Tertulis
Evaluasi atas pernyataan yang terdapat dalam asersi tertulis pihak lain dalam
pelaksanakan JKM tidak dengan sendirinya merupakan pelaksanaan jasa atestasi. Sebagai
contoh, dalam pelaksanaan penugasan untuk membantu klien memilih suatu komputer
yang memenuhi kebutuhan klien, praktisi mungkin mengevaluasi asersi tertulis dari satu
atau lebih pemasok, dengan melaksanakan beberapa prosedur yang sama dengan yang
diperlukan dalam jasa atestasi.

Perbandingan Standar Auditing dengan Standar Atestasi


Standar Atestasi Standar Auditing
Standar Umum
a. Penugasan harus dilaksanakan oleh a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau
seorang praktisi atau lebih yang memiliki lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
keahlian dan pelatihan teknis cukup dalam teknis yang cukup sebagai auditor.
fungsi atestasi. b. Dalam semua hal yang berhubungan
b. Penugasan harus dilaksanakan oleh dengan penugasan sikap mental independen
seorang praktisi atau lebih yang memiliki harus dipertahankan oleh auditor.
pengetahuan cukup dalam hal yang c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusuan
disajikan dalam asersi. laporan, auditor wajib menggunakan
c. Praktisi harus melaksanakan penugasan kemahiran profesionalnya dengan cermat
hanya jika ia memiliki alasan untuk dan seksama
menyakini bahwa dua kondisi berikut ini
ada :
- Asersi dapat dievaluasi berdasarkan
kriteria rasional yang ditetapkan oleh
badan yang diakui atau kriteria yang
dinyatakan dalam penyajian atestasi
dengan cara cukup jelas dan
komprehensif bagi pembaca yang telah
diketahui mampu memahami asersi
tersebut.
- Asersi tersebut dapat secara rasional
diukur secara konsisten dengan
menggunakan kriteria tersebut.
d. Dalam semua hal yang berhubungan
dengan penugasan, sikap mental
independen harus dipertahankan oleh
praktisi.
e. Dalam pelaksanaan penugasan, praktisi
wajib menggunakan kemahiran dengan
cermat dan seksama.
Standar Pekerjaan Lapangan
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik- a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-
baiknya dan jika digunakan asisten harus baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya. disupervisi dengan semestinya.
b. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk b. Pemahaman memadai atas SPI harus
menyediakan dasar yang rasional bagi diperoleh untuk merencanakan audit dan
kesimpulan yang dinyatakan dalam menentukan sifat, saat dan lingkup
laporan. pengujian yang akan dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus
diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan dan konfirmasi
sebagai dasar untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan
a. Laporan harus menyebutkan asersi yang a. Laporan audit harus menyatakan apakah
dilaporkan dan menyatakan sifat laporan keungan telah disusun sesuai
penugasan atestasi yang bersangkutan. dengan prinsip Akuntansi berterima umum.
b. Laporan harus menyatakan kesimpulan b. Laporan audit harus menunjukkan keadaan
praktisi mengenai apakah asersi disajikan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak
sesuai dengan standar yang telah secara konsisten diterapkan penyusunan
ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan laporan keuangan periode berjalan dalam
dipakai sebagai alat pengukur. hubungannya dengan prinsip akuntansi
c. Laporan harus menyatakan semua yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
keberatan praktisi yang signifikan tentang c. Pengungkapan informasi dalam laporan
penugasan dan penyajian asersi. keuangan harus dipandang memadai,
d. Laporan suatu penugasan untuk kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
mengevaluasi suatu asersi yang disusun d. Laporan audit harus memuat suatu
berdasarkan kriteria yang disepakati pernyataan pendapat atas laporan keungan
bersama atau berdasarkan suatu penugasan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
untuk melaksanakan prosedur yang pendapat semacam itu tidak dapat
disepakati bersama harus berisi dinyatakan. Jika suatu pendapat secara
pernyataan tentang keterbatasan keseluruhan tidak dapat dinyatakan, maka
pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak alasannya harus dinyatakan. Dalam semua
yang menyepakati kriteria atau prosedur hal yang nama auditor dikaitkan dengan
tersebut. laporan keuangan , maka laporan audit
harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada,
dan tingkat tanggung jawab yang
dipikulnya.
C. JASA KOMPILASI DAN REVIEW
1. Kompilasi Laporan Keuangan
Akuntan harus memiliki tingkat pengetahuan mengenai prinsip dan praktik akuntansi
industry tempat operasi satuan usaha, agar ia dapat melakukan kompilasi laporan keuangan
dalam bentuk yang tepat bagi satuan usaha yang beroperasi dalam industry tersebut.
Dalam melakukan kompilasi laporan keuangan, akuntan harus memahami secara garis
besar sifat transaksi satuan usaha tersebut, bentuk catatan akuntansinya, kualifikasi para
petugas pembukuannya, basis akuntansi yang digunakan untuk penyajian laporan keuangan
serta bentuk dan isi laporan keuangan.
Sebelum menerbitkan laporannya, akuntan harus memebca laporan keuangan yang telah
dikompilasi dan mempertimbangkan laporan keungan tersebut layak bila ditinjau dari segi
bentuknya dan bebas dari kekeliruan material yang nyata. Jika akuntan menyadari bahwa
laporan tidak disajikan secara wajar maka harus diperoleh informasi tambahan. Apabila
satuan usaha menolak memberikan informasi tersebut, akuntan harus menarik diri dari
keterlibatan kompilasi.
Laporan keuangan yang dikompilasi tanpa diaudit atau review oleh akuntan harus disertai
dengan suatu laporan akuntan yang menyatakan bahwa:
a. Kompilasi telah dilakukan sesuai dengan standar.
b. Kompilasi terbatas pada penyajian dalam bentuk informasi keuangan yang merupakan
representasi manajemen atau pemilik.
c. Laporan keuangan belum diaudit atau direview dan dengan demikian akuntan tidak
dapat menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain apapun.

Statements on Standards for Accounting and Review Services (SSARS) menjabarkan 3


jenis laporan kompilasi, yaitu:

a. Kompilasi dengan pengungkapan penuh (Compilation with full disclosure) adalah


kompilasi yang mempersyaratkan pengungkapan sesuai dengan standar akuntansi, sama
seperti laporan keuangan auditan atau review.
b. Kompilasi dengan mengecualikan semua pengungkapan secara subtansial (Competion
that omits substantially all disclosures) adalah kompilasi dimana akuntan menambahkan
setelah paragraph kesimpulan dari laporan kompilasi standar bahwa akuntan
mengompilasi laporan tanpa pengungkapan. Contohnya pilihan manajemen untuk tidak
menyajikan laporan arus kas. Kompilasi jenis ini diterima jika laporan meneunjukkan
kurangnya pengungkapan, bukan ketiadaan pengungkapan serta tidak ditujukan untuk
menyesatkan pengguna. Laporan jenis ini utamanya digunakan untuk tujuan manajemen.
c. Kompilasi tanpa independensi (Compilation without independence) adalah kompilasi
dimana Kantor Akuntan Publik dapat menerbitkan laporan kompilasi dengan
pengungkapan penuh atau pengecualian pengungkapan jika tidak ada independensi dari
klien, sebagaimana didefinisikan dalam kode etik professional. Ketika akuntan kurang
independen, maka paragraph tambahan harus disajikan sebagai paragraph terakhir dari
laporan yang menyatakan bahwa “we are not independent with respect to …. Company”.

2. Review atas Laporan Keuangan


Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi maupun audit. Review tidak
mencakup pemerolehan suatu pemahaman atas SPI, penetapan risiko pengendalian,
pengujian catatan akuntansi dan pengujian atas respon pengajuan pertanyaan dengan cara
pemerolehan bahan bukti yang menguatkan melalui inspeksi, pengamatan atau konfirmasi
dan prosedur tertentu lainnya yang biasa digunakan dalam suatu audit.
Akuntan public harus memiliki tingkat pengetahuan mengenai prinsip dan praktik
akuntansi jenis industry yang menjadi tempat berbisnis sutu satuan usaha dan pemahaman
kegiatan satuan usaha tersebut, melalui pengajuan pertanyaan dan prosedur analitis.
Prosedur pertanyaan dan analitis biasanya mencakup hal berikut ini:
a. Pengajuan pertanyaan mengenai prinsip dan praktik akuntansi serta metode yang
diterapkan oleh satuan usaha tersebut.
b. Pengajuan pertanyaan tentang prosedur pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran
transaksi serta penghimpunan informasi untuk diungkapkan dalam laporan keuangan.
c. Prosedur analitis yang dirancang untuk mengidentifikasikan hubungan dan hal-hal yang
kelihatan tidak biasa.

Laporan keuangan yang direview oleh akuntan harus disertai degan laporan akuntan yang
menyatakan bahwa:

1. Review dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
2. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen
satuan usaha tersebut.
3. Review terutama mencakup pengajuan pertanyaan kepada para pejabat penting
perusahaan dan prosedur analitis yang diterapkan terhadap data keuangan.
4. Lingkup review jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang tujuannya
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuanga secara keseluruhan dan dengan
demikian tidak dinyatakan pendapat semacam itu dalam suatu review.
5. Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus dilakukan atas
laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum.
Daftar Pustaka

 Halim, Abdul dan Totok Budisantoso. 2004. Auditing II: Dasar-dasar Prosedur
Pengauditan Laporan Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta: UPP STIM YPKN

Anda mungkin juga menyukai