Gambar 2.2 Tabel periodik unsur-unsur dengan nomor atom dan massa atom (sma)
BAB 2 IKATAN ATOM
Gambar 2.3 Diagram level energi untuk orbit elektron dalam atom C12
BAB 2 IKATAN ATOM
Perlu dicatat bahwa ikatan ion tidak mengarah ke arah tertentu. Sebuah Na +
yang bermuatan positip akan menarik setiap Cl-_secara seimbang dalam
segala arah. Gambar 2.5 menunjukkan bagaimana ion-ion Na+ dan Cl-
tertumpuk dalam sodium chlorine padat.
Gambar 2.5 Tumpukan teratur ion-ion Na+ dan Cl- dalam NaC1 padat.
Di dalam NaCl, 6 Na+ mengelilingi setiap Cl- dan 6 Cl- mengelilingi setiap
Na+. Besar gaya tarik Coulomb antara dua ion yang muatannya berlawanan
adalah,
BAB 2 IKATAN ATOM
Fe = - K/a (2.1)
dengan a = jarak antara pusat ion, sedangkan
K = ko (Z1 q)(Z2 q) (2.2)
Z = valensi ion ( +1 untuk Na+ dan -1 untuk Cl- )
q = muatan satu elektron tunggal (0,16 x 10-19 C)
ko= konstanta (9 x 109 V.m/C)
Implikasi persamaan (2.1) ditunjukkan dalam gambar 2.6.
Ditunjukkan bahwa gaya tarik Coulomb meningkat tajam dengan
berkurangnya jarak antara pusat ion (a). Panjang ikatan (a) tidak bisa
menjadi nol mutlak, karena peningkatan gaya tarik Coulomb dihalangi oleh
gaya tolak (Fr) yang besarnya,
Fr = e-/ (2.3)
dengan, dan = konstanta untuk pasangan ion.
BAB 2 IKATAN ATOM
Gambar 2.6 Plot gaya Coulomb untuk pasangan Na+ dan Cl-
BAB 2 IKATAN ATOM
Kurva gaya ikatan total untuk sepasang ion ditunjukkan dalam gambar 2.7,
dengan gaya ikatan total F = Fc + Fr sebagai fungsi jarak antara pusat ion
(a). Jarak antara pusat ion = ao terjadi bila gaya tarik dan tolaknya
seimbang ( Fc + Fr = 0). Perlu diketahui bahwa gaya Coulomb (pers. 2.1)
banyak dipengaruhi nilai a, sedangkan gaya tolak (pers. 2.3) sedikit
dipengaruhi nilai a. Hubungan antara energi ikatan dengan gaya ikatan
adalah
F = dE/da (2.4)
Kurva gaya ikatan total dalam gambar 2.6 merupakan turunan dari kurva
energi ikatan. Hubungan ini ditunjukkan dalam gambar 2.7.
BAB 2 IKATAN ATOM
Gambar 2.7 Perbandingan antara kurva gaya ikatan dan kurva energi ikatan
untuk pasangan Na+ dan Cl-
F = 0 = (dE/da)a = ao (2.5)
BAB 2 IKATAN ATOM
Ini adalah konsep penting dalam ilmu material. Posisi ion stabil pada energi
minimum. Energi harus diberikan pada sistem untuk memindahkan ion-ion
dari jarak keseimbangannya.
Gambar 2.8 Perbandingan (a) sebuah model planetary pasangan ion Na+ -
Cl-, (b) model bola keras, dan (c) model bola lunak.
BAB 2 IKATAN ATOM
Jarak ikatan seimbang (ao) terjadi pada F = 0 dan E minimum. Jarak ikatan
adalah jumlah dari dua jari-jari ion, untuk NaCl :
ao = rNa+ + rCl- (26)
Ini berarti bahwa dua ion itu adalah bola keras yang bersinggungan pada
sebuah titik. Gambar 2.8 membandingkan 3 model dari sepasang ion Na+-
Cl-. Gambar 2.8a memperlihatkan sebuah mode1 planetary yang sederhana
dari dua ion. Gambar 2.8b memperlihatkan sebuah model bola keras dari
pasangan ion tersebut. Rapat elektron sebenarnya dalam orbit terluar untuk
ion Na+ dan Cl- adalah lebih besar, model bola lunak diperlihatkan pada
gambar 2.8c.
Ionisasi berakibat penting pada. bola efektif dari jenis-jenis atom yang
terlibat. Tambah atau hilangnya sebuah elektron oleh sebuah atom netral
akan merubah jari-jarinya. Gambar 2.9 ditunjukkan lagi pembentuka sebuah
ikatan ion antara Na+ dan C1-.
BAB 2 IKATAN ATOM
Gambar 2.9 Pembentukan ikatan ion di antara sodium dan chlorine karena
pengaruh ionisasi pada jari-jari atom. Kation (Na+) menjadi
lebih kecil daripada atom netral Na, dan anion (Cl-) menjadi
lebih besar daripada atom netral Cl.
2.2.1 Bilangan koordinasi
Bilangan koordinasi adalah jumlah tetangga terdekat suatu ion/atom dalam
sebuah kristal. Bilangan koordinasi ini secara langsung tergantung pada
besar relatif dari ion ion yang muatannya berlawanan. Besar relatif ini
sifatnya ditentukan oleh perbandingan jari-jari ion (r/R), dengan r adalah
BAB 2 IKATAN ATOM
jari-jari ion kecil dan R adalah jari-jari ion yang besar. Tabel II.1 merinci
hubungan antara bilangan koordinasi dan perbandingan jari-.jari.
Perbandingan r/R maksimum 1, dan bilangan koordinasi tertinggi 12.
Tabel II.1 Bilangan koordinasi untuk ikatan ion.
BAB 2 IKATAN ATOM
2.3. IKATAN KOVALEN
Ikatan ion didapatkan secara tidak langsung, sedangkan ikatan kova1en
secara alam terjadi langsung. Nama kovalen didapatkan dari kerjasama
pembagian elektron-elektron valensi antara 2 atom yang hubungannya
dekat. Gambar 2.10 menunjukkan jenis ikatan kovalen untuk sebuah
moleku1 gas chlorine (Cl2) dengan (a) sebuah model planetary (b) rapat
elektron sejati, (c) sebuah skema titik-titik elektron, dan (d) skema garis
ikatan.
Gambar 2.11 (a) menunjukkan garis ikatan sebuah molekul kova1en etilen
(C2H4). Garis ganda antara dua karbon berarti ikatan ganda atau pembagian
kovalen dua pasang elektron-elektron valensi. Dengan mengubah ikatan
ganda menjadi ikatan tunggal, molekul-molekul etilen yang berdekatan
dapat diikat bersama-sama secara kovalen menjadi molekul rantai panjang-
polietilen (gambar 2 .11b). Moleku1 polimer demikian ini (tiap unit C2H4
adalah mer) adalah dasar susunan polimer.
Gambar 2.12 merupakan skema dua dimensi dengan sebuah susunan
seperti spaghetti. Penting untuk diketahui bahwa ikatan-ikatan kovalen
adalah kuat, digambarkan dengan garis-garis lurus antara C dan C, antara C
dan H. Hanya kelemahannya, jika ikatan kedua terjadi antara bagian-bagian
yang berdekatan dari rantai molekul yang panjang. Ikatan kedua inilah yang
bertindak sebagai mata rantai lemah sehingga kekuatan dan titik leleh
rendah untuk polimer tradisional. Lain halnya, intan mempunyai kekerasan
tinggi dan titik lebur lebih tinggi dari 3500°C. Intan mempunyai ikatan
kovalen antara tiap pasang atom-atom C yang berdekatan (Gambar 2.13).
BAB 2 IKATAN ATOM
Gambar 2.11 (a) Sebuah molekul etilen (C2H4) dibandingkan dengan (b)
sebuah molekul polietilen ( C2H4 )n yang menghasilkan konversi
dari ikatan ganda C = C menjadi ikatan tunggal C - C.
BAB 2 IKATAN ATOM
Gambar 2.14 menunjukkan bentuk umum kurva tenaga ikatan seperti yang dipakai
pada ikatan kovalen maupun ikatan ion. Tabel II.2 menyajikan nilai jarak ikatan dan
energi ikatan untuk ikatan kovalen.
Tabel II.2 Jarak ikatan dan energi ikatan untuk ikatan kovalen
Bond Bond Energy a Bond Length,
Kcal/mol KJ/mol nm
C¾ C 88 b 370 0.154
C==C 162 680 0.13
C ºº C 213 890 0.12
C¾ H 104 435 0.11
C¾ N 73 305 0.15
C¾ O 86 360 0.14
C==O 1 28 535 0.12
C¾ F 108 450 0.14
C ¾ Cl 81 340 0.18
Sifat penting yang lain mengenai kepadatan kovalen adalah sudut ikatan,
yang ditentukan oleh sifat langsung dari pemberian elektron valensi. Gambar
2.15 menunjukkan sudut ikatan untuk jenis atom karbon, yang cenderung
untuk membentuk ikatan ruang yang sarna. Konfigurasi tetrahedral ini
memberikan sudut ikatan 109,5°. Sudut ikat dapat berubah sedikit
tergantung pada jenis ikatan yang dibuatnya, ikatan ganda, dan sebagainya.
Pada umumnya, sudut ikatan untuk karbon mendekati yang diharapkan
yaitu 109,5° seperti di tunjukkan pada gambar 2.15.
Gambar 2.16 Ikatan logam terdiri dari awan atau gas elektron