Anda di halaman 1dari 21

BAB 2 IKATAN ATOM

2.1 STRUKTUR ATOM


Agar supaya mengerti ikatan antara atom-atom di dalam material, perlu
pengkajian struktur dalam atom-atom itu sendiri. Untuk maksud ini perlu
menggunakan model gerakan planetary secara sederhana dari struktur
atom, yaitu perputaran elektron-elektron mengelilingi inti. Dalam hal ini
jumlah proton dan netron dalam inti menjadi dasar dari identifikasi kimia
sebuah atom. Gambar 2.1 di tunjukkan model gerakan planetary dari atom
karbon. Setiap proton dan netron mempunyai massa sekitar 1,66 X 10-24
gram. Harga ini dinyatakan sebagai satuan massa atom (sma). Elemen
material dinyatakan dengan sma ini. Misalnya, isotop karbon yang sangat
sederhana adalah C12 (gambar 2.1) yang intinya berisi 6 proton dan 6
netron, untuk massa atom 12 sma. Juga menarik untuk dicatat bahwa ada
0,6023 x 1024sma/gram. Harga ini dikenal sebagai bilangan Avogadro yang
menunjukkan jumlah proton atau netron yang diperlukan untuk
menghasilkan massa 1 gram. Bilangan Avogadro dari atom-atom C 12
mempunyai massa 12,00 gram. Umumnya karbon mempunyai massa atom
12,011 sma. karena adanya 1,1% isotop C13, yang intinya berisi 6 proton
dan netron. Dalam hal ini jumlah 6 proton tersebut masih menunjukkan
unsur karbon. Pada umumnya jumlah proton dalam inti menunjukkan
BAB 2 IKATAN ATOM
bilangan atom dari unsur. Perbedaan jumlah netron (6 atau 7) adalah
perbedaan isotop. Periodik unsur kimia yang sering digunakan didasarkan
pada sistem bilangan atom dan massa atom yang diatur dalam golongan
kimia yarlg sama (kolom vertikal) dalam sebuah tabel periodik (gambar 2.2).

Gambar 2.1 Skema model planetary atom C12

Gambar 2.2 Tabel periodik unsur-unsur dengan nomor atom dan massa atom (sma)
BAB 2 IKATAN ATOM

Gambar 2.3 Diagram level energi untuk orbit elektron dalam atom C12
BAB 2 IKATAN ATOM

2.2 IKATAN ION


Gambar 2.4 ditunjukkan ikatan ion antara sodium dan chlorine. Perpindahan
sebuah elektron yang lebih stabil, yaitu untuk menghasilkan konfigurasi
elektron yang lebih stabil, yaitu mengakibatkan jenis Na+ mempunyai
sebuah 1intasan orbit luar yang penuh. Dengan cara yang sama chlorine
siap menerima elektron, menghasilkan jenis C1- yang stabi1, juga dengan
lintasan orbit 1uar yang penuh. Ikatan ion terjadi akibat dari gaya tarik
Coulomb antara muatan yang berlawanan.

Gambar 2.4 I katan ion antara atom-atom sodium dan chlorine


BAB 2 IKATAN ATOM

Perlu dicatat bahwa ikatan ion tidak mengarah ke arah tertentu. Sebuah Na +
yang bermuatan positip akan menarik setiap Cl-_secara seimbang dalam
segala arah. Gambar 2.5 menunjukkan bagaimana ion-ion Na+ dan Cl-
tertumpuk dalam sodium chlorine padat.

Gambar 2.5 Tumpukan teratur ion-ion Na+ dan Cl- dalam NaC1 padat.

Di dalam NaCl, 6 Na+ mengelilingi setiap Cl- dan 6 Cl- mengelilingi setiap
Na+. Besar gaya tarik Coulomb antara dua ion yang muatannya berlawanan
adalah,
BAB 2 IKATAN ATOM

Fe = - K/a (2.1)
dengan a = jarak antara pusat ion, sedangkan
K = ko (Z1 q)(Z2 q) (2.2)
Z = valensi ion ( +1 untuk Na+ dan -1 untuk Cl- )
q = muatan satu elektron tunggal (0,16 x 10-19 C)
ko= konstanta (9 x 109 V.m/C)
Implikasi persamaan (2.1) ditunjukkan dalam gambar 2.6.
Ditunjukkan bahwa gaya tarik Coulomb meningkat tajam dengan
berkurangnya jarak antara pusat ion (a). Panjang ikatan (a) tidak bisa
menjadi nol mutlak, karena peningkatan gaya tarik Coulomb dihalangi oleh
gaya tolak (Fr) yang besarnya,
Fr =  e-/ (2.3)
dengan,  dan  = konstanta untuk pasangan ion.
BAB 2 IKATAN ATOM

Gambar 2.6 Plot gaya Coulomb untuk pasangan Na+ dan Cl-
BAB 2 IKATAN ATOM

Kurva gaya ikatan total untuk sepasang ion ditunjukkan dalam gambar 2.7,
dengan gaya ikatan total F = Fc + Fr sebagai fungsi jarak antara pusat ion
(a). Jarak antara pusat ion = ao terjadi bila gaya tarik dan tolaknya
seimbang ( Fc + Fr = 0). Perlu diketahui bahwa gaya Coulomb (pers. 2.1)
banyak dipengaruhi nilai a, sedangkan gaya tolak (pers. 2.3) sedikit
dipengaruhi nilai a. Hubungan antara energi ikatan dengan gaya ikatan
adalah
F = dE/da (2.4)
Kurva gaya ikatan total dalam gambar 2.6 merupakan turunan dari kurva
energi ikatan. Hubungan ini ditunjukkan dalam gambar 2.7.
BAB 2 IKATAN ATOM

Gambar 2.7 Perbandingan antara kurva gaya ikatan dan kurva energi ikatan
untuk pasangan Na+ dan Cl-

F = 0 = (dE/da)a = ao (2.5)
BAB 2 IKATAN ATOM

Ini adalah konsep penting dalam ilmu material. Posisi ion stabil pada energi
minimum. Energi harus diberikan pada sistem untuk memindahkan ion-ion
dari jarak keseimbangannya.

Gambar 2.8 Perbandingan (a) sebuah model planetary pasangan ion Na+ -
Cl-, (b) model bola keras, dan (c) model bola lunak.
BAB 2 IKATAN ATOM

Jarak ikatan seimbang (ao) terjadi pada F = 0 dan E minimum. Jarak ikatan
adalah jumlah dari dua jari-jari ion, untuk NaCl :
ao = rNa+ + rCl- (26)
Ini berarti bahwa dua ion itu adalah bola keras yang bersinggungan pada
sebuah titik. Gambar 2.8 membandingkan 3 model dari sepasang ion Na+-
Cl-. Gambar 2.8a memperlihatkan sebuah mode1 planetary yang sederhana
dari dua ion. Gambar 2.8b memperlihatkan sebuah model bola keras dari
pasangan ion tersebut. Rapat elektron sebenarnya dalam orbit terluar untuk
ion Na+ dan Cl- adalah lebih besar, model bola lunak diperlihatkan pada
gambar 2.8c.
Ionisasi berakibat penting pada. bola efektif dari jenis-jenis atom yang
terlibat. Tambah atau hilangnya sebuah elektron oleh sebuah atom netral
akan merubah jari-jarinya. Gambar 2.9 ditunjukkan lagi pembentuka sebuah
ikatan ion antara Na+ dan C1-.
BAB 2 IKATAN ATOM

Gambar 2.9 Pembentukan ikatan ion di antara sodium dan chlorine karena
pengaruh ionisasi pada jari-jari atom. Kation (Na+) menjadi
lebih kecil daripada atom netral Na, dan anion (Cl-) menjadi
lebih besar daripada atom netral Cl.
2.2.1 Bilangan koordinasi
Bilangan koordinasi adalah jumlah tetangga terdekat suatu ion/atom dalam
sebuah kristal. Bilangan koordinasi ini secara langsung tergantung pada
besar relatif dari ion ion yang muatannya berlawanan. Besar relatif ini
sifatnya ditentukan oleh perbandingan jari-jari ion (r/R), dengan r adalah
BAB 2 IKATAN ATOM

jari-jari ion kecil dan R adalah jari-jari ion yang besar. Tabel II.1 merinci
hubungan antara bilangan koordinasi dan perbandingan jari-.jari.
Perbandingan r/R maksimum 1, dan bilangan koordinasi tertinggi 12.
Tabel II.1 Bilangan koordinasi untuk ikatan ion.
BAB 2 IKATAN ATOM
2.3. IKATAN KOVALEN
Ikatan ion didapatkan secara tidak langsung, sedangkan ikatan kova1en
secara alam terjadi langsung. Nama kovalen didapatkan dari kerjasama
pembagian elektron-elektron valensi antara 2 atom yang hubungannya
dekat. Gambar 2.10 menunjukkan jenis ikatan kovalen untuk sebuah
moleku1 gas chlorine (Cl2) dengan (a) sebuah model planetary (b) rapat
elektron sejati, (c) sebuah skema titik-titik elektron, dan (d) skema garis
ikatan.

Gambar 2.10 Ikatan kova1en dalam sebuah molekul gas chlorine . 0


BAB 2 IKATAN ATOM

Gambar 2.11 (a) menunjukkan garis ikatan sebuah molekul kova1en etilen
(C2H4). Garis ganda antara dua karbon berarti ikatan ganda atau pembagian
kovalen dua pasang elektron-elektron valensi. Dengan mengubah ikatan
ganda menjadi ikatan tunggal, molekul-molekul etilen yang berdekatan
dapat diikat bersama-sama secara kovalen menjadi molekul rantai panjang-
polietilen (gambar 2 .11b). Moleku1 polimer demikian ini (tiap unit C2H4
adalah mer) adalah dasar susunan polimer.
Gambar 2.12 merupakan skema dua dimensi dengan sebuah susunan
seperti spaghetti. Penting untuk diketahui bahwa ikatan-ikatan kovalen
adalah kuat, digambarkan dengan garis-garis lurus antara C dan C, antara C
dan H. Hanya kelemahannya, jika ikatan kedua terjadi antara bagian-bagian
yang berdekatan dari rantai molekul yang panjang. Ikatan kedua inilah yang
bertindak sebagai mata rantai lemah sehingga kekuatan dan titik leleh
rendah untuk polimer tradisional. Lain halnya, intan mempunyai kekerasan
tinggi dan titik lebur lebih tinggi dari 3500°C. Intan mempunyai ikatan
kovalen antara tiap pasang atom-atom C yang berdekatan (Gambar 2.13).
BAB 2 IKATAN ATOM

Gambar 2.11 (a) Sebuah molekul etilen (C2H4) dibandingkan dengan (b)
sebuah molekul polietilen ( C2H4 )n yang menghasilkan konversi
dari ikatan ganda C = C menjadi ikatan tunggal C - C.
BAB 2 IKATAN ATOM

Gambar 2.12 Skema 2 dimensi struktur spaghetti polietilen padat

Gambar 2.13 Struktur 3 dimensi ikatan kovelen padat, karbon (intan)


BAB 2 IKATAN ATOM

Gambar 2.14 menunjukkan bentuk umum kurva tenaga ikatan seperti yang dipakai
pada ikatan kovalen maupun ikatan ion. Tabel II.2 menyajikan nilai jarak ikatan dan
energi ikatan untuk ikatan kovalen.

Gambar. 2.14 Bentuk umum kurva tenaga ikatan.


BAB 2 IKATAN ATOM

Tabel II.2 Jarak ikatan dan energi ikatan untuk ikatan kovalen
Bond Bond Energy a Bond Length,
Kcal/mol KJ/mol nm
C¾ C 88 b 370 0.154
C==C 162 680 0.13
C ºº C 213 890 0.12
C¾ H 104 435 0.11
C¾ N 73 305 0.15
C¾ O 86 360 0.14
C==O 1 28 535 0.12
C¾ F 108 450 0.14
C ¾ Cl 81 340 0.18

O¾ H 119 500 0.10


O¾ O 52 220 0.15
O ¾ Si 90 375 0.16

N¾ H 103 430 0.10


N¾ O 60 250 0.12
F¾ F 38 160 0.14
H¾ H 104 435 0.074
BAB 2 IKATAN ATOM

Sifat penting yang lain mengenai kepadatan kovalen adalah sudut ikatan,
yang ditentukan oleh sifat langsung dari pemberian elektron valensi. Gambar
2.15 menunjukkan sudut ikatan untuk jenis atom karbon, yang cenderung
untuk membentuk ikatan ruang yang sarna. Konfigurasi tetrahedral ini
memberikan sudut ikatan 109,5°. Sudut ikat dapat berubah sedikit
tergantung pada jenis ikatan yang dibuatnya, ikatan ganda, dan sebagainya.
Pada umumnya, sudut ikatan untuk karbon mendekati yang diharapkan
yaitu 109,5° seperti di tunjukkan pada gambar 2.15.

Gambar 2.15 Konfigurasi tetrahedral ikatan kovalen dengan karbon. Sudut


ikatan 109,5°.
BAB 2 IKATAN ATOM

2.4 lKATAN LOGAM


Ikatan ion meliputi perpindahan elektron yang sifat-nya tidak bertendensi arah.
Ikatan kovalen meliputi pembagian elektron yang bertendensi arah. Jenis ketiga dari
ikatan primer adalah ikatan logam, mencakup pembagian elektron yang sifatnya
tidak bertendensi arah. Pada kasus ini, valensi-valensi elektron menjadi terpencar,
sehingga mempunyai kemungkinan besar digabungkan dengan sebagian atom-atom
yang berdekatan. Delokalisasi pada logam ini dihubungkan dengan material secara
keseluruhan, memberikan awan elektron atau gas elektron (gambar 2.16). Gas yang
mudah bergerak ini menjadi dasar dari daya hantar listrik yang tinggi pada logam.

Gambar 2.16 Ikatan logam terdiri dari awan atau gas elektron

Anda mungkin juga menyukai