Anda di halaman 1dari 18

PERILAKU MANUSIA DAN

LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH:
ANIS KHAERUNNISA (2202191003)
HERNI NURUL AENI (2202191008)
IKMAL MALIK (2201191033)
LATAR BELAKANG

• Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk
kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan
seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah
hubungan timbal balik baik itu positif maupun negatif.
• Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki
karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih
kompleks dan riil.
RUMUSAN MASALAH

 Apa yang dimaksud dengan perilaku?


 Apa yang dimaksud dengan lingkungan?
 Apa saja prinsip-prinsip dari perilaku?
 Apa saja faktor-faktor determinan dari perilaku?
 Bagaimana hubungan perilaku manusia dengan lingkungan?
 Bagaimana contoh kasus hubungan perilaku manusia dengan lingkungan?
PERILAKU

Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme
terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang
diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu
rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula.
Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan
dipelajari. Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya
dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya.
Pengertian tingkah laku secara khusus yang diutarakan oleh Mahfud Shalahuddin adalah
tingkah laku mempunyai arti konkrit daripada jiwa. Oleh Karena kekonkritan itu, maka tingkah
laku lebih mudah dipelajari dari pada jiwa dan melalui tingkah laku kita akan dapat mengenal
seseorang.
Tingkah laku/ perbuatan mempunyai pengertian yang luas sekali. Yaitu tidak hanya mencakup
kegiatan motoris saja seperti berbicara, berjalan, lari-lari, berolah raga, bergerak dan lain-lain,
akan tetapi juga membahas macam-macam fungsi seperti melihat, mendengar, mengingat,
berfikir, fantasi, pengenalan kembali, penampilan emosi-emosi dalam bentuk tangis, atau senyum
dan seterusnya.
LINGKUNGAN

Lingkungan adalah tempat dimana suatu makhluk hidup itu tumbuh dimana meliputi unsur
unsur penting seperti tanah, air, dan udara. Lingkungan sendiri memiliki arti penting dalam
kehidupan setiap makhluk hidup, misalnya lingkungan hutan dimana setiap tumbuhan dan hewan
bisa hidup dengan bebas untuk mencari makan.
Selain itu, ada pula lingkungan perkotaan dimana unsur bangunan sangat kental di dalamnya,
dalam hal ini sikap manusia mengenai lingkungan dan dampak dari kegiatan manusia sangat tidak
terurus dan terpikirkan, saat lingkungan rusak dan ekosistem hancur maka keseimbangan antara
kehidupan dan dengan kehidupan lainnya akan berubah, hal ini memberikan dampak negatif bagi
setiap makhluk hidup yang ada di sekitarnya.
PRINSIP-PRINSIP PERILAKU

Tingkah laku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara spontan (timbul dan hilang disaat-saat
tertentu), tetapi selalu ada kelangsungan antara satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya.
• Tingkah laku manusia disesuaikan dengan harapan dan pandangan orang lain.
• Tiap-tiap tingkah laku manusia selalu mengarah pada suatu tugas tertentu.
Beberapa istilah yang digunakan dalam prinsip-prinsip perilaku :
 S : Stimulus atau rangsangan yang mendorong terjadinya perilaku, misal situasi, kejadian,
orang atau benda.
 R : Respon (behavior) merupakan tanggapan terhadap stimulus.
 C : Conditioning adalah proses dipelajarinya suatu perilaku.
 CR : Conditioned response adalah respon atau perilaku yang didasarkan oleh hasil belajar atau
pengalaman.
 UCR :unconditioned response merupakan innate reaction atau perilaku yang tidak didasari
oleh pengalaman.
 UCS : unconditioned stimulus merupakan stimulus yang belum pernah dipelajari.
 NS : netral stimulus yaitu stimulus yang tidak atau sedikit pengaruhnya terhadap perilaku.
Beberapa unsur yang menjadi ciri-ciri dari setiap perubahan tingkah laku, yaitu:
 Tingkah laku dimotivasi, yaitu seseorang mau berbuat sesuatu karena adanya tujuan yang
hendak dicapai. Perubahan tingkah laku dimulai dari dalam organism yang bermotivasi, dan
keadaan ini timbul berkat kebutuhan pada organism tersebut.
 Tingkah laku yang bermotivasi adalah tingkah laku ynag sedang terarah pada tujuan. Motivasi
mengandung dua aspek, yaitu ada nya keadaan tegang atau ketidakpuasan dalam diri
seseorang, dan kesadaran bahwa tercapainya tujuan akan mengurangi ketegangan itu. Artinya,
pencapaian tujuan adalah pengurangan ketegangan dan pemuasan kebutuhan seseorang.

 Tujuan yang didasari oleh seseorang mempengaruhi tingkah lakunya dalam mencapai tujuan
tersebut. Konsekuensinya ialah tingkah laku bersifat selektif dan regulatif. Seseorang memilih
perbuatan atu tindakan yang hanya mengacu kearah pencapaian tujuan yang dapat memuaskan
kebutuhannya.

 Lingkungan menyediakan kesempatan untuk bertingkah laku tertentu dan/ atau mambatasi
tingkah laku seseorang. Artinya, lingkungan sebagai situasi stimulus dalam satu sisi dapat
memuaskan kebutuhan dan disi lainnya dapat membatasi pemuasan kebutuhan dengan cara
tertentu.
 Tingkah laku dipengaruhi oleh proses-proses dalam organism. Persepsi, pengalaman, dan
konsepsiyang dimiliki seseorang mempengaruhi tingkah laku terhadap aspek-aspek tertentu
dari lingkungannya, misalnya sikap terhadap orang lain.

 Tingkah laku ditentukan oleh kapasitas dalam diri organism manusia. Kapasitas itu berupa
intelegensi dan abilitas sesuai dengan tingkat perkembangannya. Seseorang mampu
melakukan sutau perbutan sesuai dengan tingkat kapasitasnya sendiri.
FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN
PERILAKU
Determinan perilaku adalah sebagai berikut:
1. Behavioral Intention: adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan dengan obyek atau stimulus di
luar dirinya. Semakin besar niat seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan bahwa orang itu akan melakukan
tindakan atau perilaku tertentu.
2. Social Support: perilaku seseorang cenderung memerlukan pengakuan dari masyarakat di sekitarnya. Semakin besar
dukungan dari masyarakat, maka kemungkinan bahwa suatu perilaku dilakukan akan menjadi semakin besar pula.
3. Accessibility: ketersediaan informasi-informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh seseorang. Informasi
yang memadai akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
4. Situational factors: adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan untuk terjadinya suatu tindakan. Kondisi ini bisa
diukur dengan melihat ketersediaan fasilitas untuk melakukan tindakan tertentu.
Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan, misalnya
tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jeniskelamin, dan sebagainya.

2. Faktor eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik,
dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan factor yang dominan mewarnai
perilaku seseorang.(Notoatmodjo,2003:120-121).
HUBUNGAN PERILAKU DAN LINGKUNGAN

Manusia sebagaimana makhluk lainnya memiliki keterkaitan dan ketergantungan terhadap


lingkungannya. Manusia tidak akan pernah bisa hidup tanpa adanya dukungan dari
lingkungannya. Relasi manusia dan lingkungan merupakan hubungan yang saling timbal balik
karena manusia hidup di alam lingkungan hidup dan alam sebagai lingkungan hidup juga
membutuhkan manusia untuk pelestariannya. Jadi, manusia butuh alam untuk kehidupannya dan
alam juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya.
Lingkungan dapat dibagi 3 yaitu lingkungan biotik, abiotik dan lingkungan buatan. Manusia
menjadi objek dan sekaligus subjek dan lingkungan karena manusia hidup dan berkembang
dilingkungan masing-masing, mengolah sumber-sumber alam dan sosial yang ada dilingkungan
tersebut serta memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

Berbeda denngan makhluk hidup lainya, bukan dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya
melainkan perilaku manusia dalam memanfaatkan kebutuhan itulah yang berbeda dengan
makhluk hidup lainya. Peranan manusia dalam lingkungan ada yang bersifat positif dan ada yang
bersifat negatif.
Peranan Manusia yang bersifat negatif terhadap lingkungan antara lain sebagai
berikut:
• Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam makin menciut
(depletion).
• Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota.
• Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem binaan yang tidak
mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energy.
• Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah hingga menimbulkan
longsor.
• Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang menimbulkan
pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya kualitas lingkungan hidup.
Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan terhadap manusia itu sendiri.
Peranan Manusia yang menguntungkan lingkungan antara lain:
 Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana terutama SDA yang tidak
dapat diperbaharui.
 Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka jenis flora serta untuk
mencegah terjadinya erosi dan banjir.
 Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan pencemar yang terbuang
ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai ambang batasnya.
 Melakukan sistem pertanian secara tumpang sari atau multi kultur untuk menjaga kesuburan tanah.
Untuk tanah pertanian yang miring dibuat sengkedan guna mencegah derasnya erosi serta
terhanyutnya lapisan tanah yang mengandung humus.
 Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi lingkungan dan keanekaan
jenis makhluk hidup.
CONTOH KASUS HUBUNGAN
PERILAKU DAN LINGKUNGAN

Seorang Ibu mempunyai 2 orang anak.Putranya masih menduduki kelas 3 SD sedangkan


Putrinya Kelas 6 SD.Perubahan ini terlihat berawal dari kepindahannya di sebuah perumahan
komples,anaknya baru berusia 5- 3 tahun dimana dengan usia seperti itu masih terbilang masanya
anak-anak untuk bermain dan mengenal dunia luar.
Namun tidak untuk mereka, karena keadaan rumah yang memang tidak mendukung untuk
berexplor lebih diluar sana.Ini dikarenakan faktor kedua orangtua mereka yang pekerja setiap hari
terkecuali minggu dan sabtu. mereka hanya tinggal bertiga dengan pembantu saja.Alhasil ruang
lingkup mereka untuk lebih mengenal dunia luar dan hal baru makin sedikit karena mereka pun
jarang sekali untuk bermain dengan teman sebayanya.
Disana tidak teralalu banyak anak anak yang bermain dan keluar rumah, kalaupun ada hanya pada
sore hari saja dengan waktu yang terbatas. Seperti hal yang lumrah diketahui penghuni komplek rata-
rata mereka individualistic, kalaupun kenal hanya sebatas sebatas kenal dan tidak lebih.
Sebenarnya kedua anak ini ingin sekali bermain diluar apalagi bila waktu sore datang namun
mereka hanya melihat dari jendela atau sebatas pagar dalam rumah saja.Terkadang mereka keluar
namun tidak pernah sering bisa dibilang jarang. Alhasil mereka hanya main berdua saja, adanya
kecemburuan sosial antara mereka dan anak lain sangat Nampak pada saat itu. Sifat-sifat itu mulai
muncul dan merekapun lebih tertutup dengan kehadiran orang baru, malu tampil didepan umum atau
orang banyak, hidup kadang tidak bergairah, dan suka sekali mencari perhatian orangtua mereka
ketika dirumah (sedikit rewel).
Sampai suatu ketika si Ibu memutuskan untuk membangun rumah sendiri, tidak jauh dari tempat
tingal sebelumnya. Rumah itu masuk kedaerah pemukiman warga yang cukup ramai karena disitu
masi ada tanah kosong yang ditanami pohon 2 besar, secara udara lebih bagus tempat tinggal yang
sekarang. Walaupun ramai tapi tidak brisik dan tetap nyaman untuk di huni. seiring dengan
pertambahan usia kedua anak itu. Perbedaan yang jelas sangat terlihat pada mereka. Satu per satu ia
memiliki teman, dan lama kelaman teman mereka makin bertambah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai