Anda di halaman 1dari 31

PERFORASI GASTER

Maria Christina Prabowo/42190363

Dosen Pembimbing Klinik:


dr. Heri Purnomo, M.Kes, Sp.B
DEFINISI
Perforasi Gaster merupakan suatu bentuk penetrasi yang
komplek dari dinding lambung akibat dari bocornya isi lambung
kedalam rongga perut, paling sering disebabkan oleh ulkus
peptikum yang merupakan defek lokal pada mukosa gaster
sampai submukosa atau lebih dalam.
01.
ANATOMI & FISIOLOGI
PERITONE
UM
Peritoneum terdiri atas 2 bagian utama:
1. Peritoneum parietal : melapisi dinding
rongga abdominal dan berhubungan
dengan fascia muscular
2. Peritoenum visceral : menyelaputi semua
organ yang berada di dalam rongga
peritoneum
Ruang diantara 2 lapisan tersebut adalah
cavitas peritonealis, yang terdapat cairan
peritoneum.
PERITONE
UM
• Omentum adalah lapisan peritoneum yang
menghubungkan lambung dengan hepar
(omentum minus), dengan colon
transversum (omentum majus), dengan
limpa (omentum gastroplenicum)

• Peritoneum dari usus kecil disebut


mesenterium, dari appendix disebut
mesoappendix, dari colon transversum dan
sigmoideum disebut mesocolon transversum
dan sigmoideum
PERITONE
UM
• Pertoneum parietal sensitif terhadap nyeri,
temperature, perabaan dan tekanan,
memungkinan timbulnya defans muskular
dan nyeri lepas

• Fungsi peritoneum sebagai difusi air,


elektrolit, makro maupun mikro sel karena
memiliki membran basal semipermeabel
GASTER
• Kardia secara fisiologis merupakan sfingter
esophagus bagian bawah
• Sfibter pylorus mengubungkan lambung
dengan duodenum bagian proximal
• Bagian paling superior adalah funsdus,
dekat dengan diafragma, di bagian lateral
dengan limpa
• Bagian inferior fundus merupakan bagian
awal korpus. Bagian korpus kanan adalah
kurvatura minor, kiri adalah kurrvatura
mayor.
GASTER

• Gaster diperdarahi oleh empat arteri dan


empat vena
• Arteri dan vena gastrika kiri dan kanan
membentuk anastomosis sepanjang
kurvatura minor
• Arteri dan vena gastroepiploika kiri dan
kanan membentuk anastomosis sepanjang
kurvaturan mayor
GASTER
• Nervus vagus merupakan saraf parasimpatik
yang menginervasi gaster dengan
neurotransmitter berupa asetilkolin
• Nervus vagus berjalan dari dasar ventrikel serebri
keempat, bercabang menjadi N. Laryngeal dan
beberapa cabang sekitar esophagus di
mediastinum, bersatu kembali di atas hiatus
esophagus dan membentuk trunkus vagal kiri
(anterior) dan kanan (posterior)
• Mendekati GE Junction vagus anterior
bercabang ke arah hepar dan kurvatura minor 
N. Anterior Latarjet
• Vagus posterior bercabang ke arah pleksus
seliakus dan kurvatura minor
GASTER
• Gaster mempunyai 4 lapisan dinding,
yaitu mukosa, submukosa, muskularis.
Propria dan serosa.
• Mukosa terdiri dari sel epitel kolumnar,
sel epitel terdiri dari sel mucus, sel
parietal, chief cell, sel mucus cardiopyloric
dan sel endokrin yang berfungsi untuk
memproduksi glikoprotein, bikarbonat,
pepsinogen I dan II, asam klorida,
enterchrommafin like cell (histamine) dan
gastrin yang berperan dalam sekresi asam
dan fisiologi gaster
GASTER
• Respon sekresi asam terdiri dari 3 fase:
sefalik, gastrik, intestinal
• Sel parietal distimulasi oleh Gastrin,
Histamin dan Asetilkolin untuk
memproduksi asam
• Ketika pH mencapai 3 atau kurang, akan
ada asam intraluminal yang menstimulasi
sel D untuk memproduksi somatostatin
• Somatostatin menginhibisi Gastrin,
sehingga sekresi asam ditekan
• Fungsi sel D dapat diinhibisi oleh infeksi
Helicobacter pylori
02
Klasifikasi Tipe
Ulkus Gaster
03
Etiologi dan Faktor
Risiko Perforasi Gaster
INFEKSI H.PYLORI

Induksi respon Peningkatan


Produk Toksik
imun mukosa gastrin
Produk urease, H.Pylori sebabkan Akibat reduksi sel D
sitotoksin, musinase rekasi inflamasi lokal, antrum akibat infeksi
mendegradasi mukus memproduksi faktor H.Pylori
dan glikoprotein, kemotaktik, menarik
fosfolipase neutrofil dan monosit,
mencederai sel mukus, memproduksi sitokin
platelet activating proinflamasi dan
factor metabolit O2 radikal
NSAID & PERAN PROSTAGLANDIN
Menghambat enzim siklooksigenase yang
terlibat dalam pembentukan Prostaglandin

01. 02.
Proteksi Gaster Vasodilatasi
Prostaglandin menstimulasi mucus Prostaglandin menyebabkan
dan bikarbonat vasodilatasi  memicu
pertumbuhan sel epitelial 
menghambat sekresi asam di
gaster
PERUBAHAN SEKRESI ASAM

Kecepatan Penurunan Kecepatan


Sekresi as. Lambung : 1-
Anemia pernisiosa, atrofi gaster,
8mmol/jam, respon
keganasan gaster
pentagastrin : 6-40 mmol/jam

Peningkatan kecepatan sekresi


Tipe ulkus
as. lambung Tipe I dan IV, asam bekerja
Ulkus duodenum dan sebagai kofakor untuk
gastrinoma memperparah kerusakan ulkus.
Tipe II dan III berhubungan
dengan hipersekresi asam
lambung
Rokok meningkatkan sekresi asam
lambung, menurunkan produksi
prostaglandin dan produksi
bikarbonat
—Rokok
04
PATOFISIOLOGI
Perforasi gastrointestinal adalah penyebab tersering dari akut
abdomen. Udara bebas dapat terlihat di rongga peritoneum setelah 20
menit dari timbulnya perforasi. Pada pasien dengan trauma abdominal
umumnya memiliki fungsi gaster yang normal. Pada pasien yang
memiliki masalah gaster sebelumnya berada pada risiko kontaminasi
bakteri  perforasi gaster
Patofisiologi Peritonitis

Sel Mast Makrofag Peritoneum


Sel mast berespon dengan cara Aktivasi makrofag melepaskan PGE-2,
degranulasi dengan melepaskan IL-1, IL6, IL-8, monosit chemoattractant-
histamin  vasodilatasi & kontraktur 1 dan TNF-α  inflamasi intra
endotel  influks cairan, protein yang peritoneum. Makrofag juga mensekresi
kaya akan faktor komplemen dan IG Leucotriene B4 (kemotaksin kuat) 
ke rongga peritoneum memicu aktivasi lokal kaskade koagulasi
 deposisi fibrin di sekitar fokus
inflamasi  dinding abses

PMN PMC
Setelah terjadi fagositosis, PMN PMC rusak  menghasilkan faktor
menghancurkan bakteri dan juga angiogenik dan fibrotik. Terjadi penurunan
memproduksi mediator dalam jumlah regulasi fibrinolisis  memerangkap dan
besar  respon inflamasi mengisolasi bakteri dalam matriks fibrin
Patofisiologi Peritonitis

Pembersihan bakteri melalui


jaringan limfatik

Pembunuhan bakteri dengan


fagositosis

Mechanical sequestration
MANIFESTASI KLINIS

Rigiditas Pekak hepar hilang

Peristaltis usus menurun


Defans muskular
atau hilang

Nyeri saat ada pergeseran


Rebound tenderness
peritoneum
05
PEMERIKSAA
N
PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang
Foto
Polos Abdomen
Rigler’s sign :
Gambaran dua sisi dari
Dinding bowel
Tervisualisasi,
adanya udara di intra dan
extraluminal, muncul saat
Vol udara mencapai 1L

Dome sign :
Gambaran udara di
Bawah diafragma
Pemeriksaan Penunjang
Foto
Polos Abdomen

Triangle sign:
Area lusensi bentuk
triangular diantara
loop-loop usus. Free air
Terjebak diantara 3 loop
Usus yang berdekatan
Atau diantara 2 loop
Usus dan peritoneum
parietal
Pemeriksaan Penunjang

USG
Mendeteksi cairan bebas yang tidak homogen
karena terdapat kandungan lambung, tidak
dapat mendeteksi udara bebas

CT Scan
Dilakukan dengan posisi supine, gelembung
udara akan berlokalisasi di depan bagian
abdomen dan bergerak saat diambil gambar
pada posisi dekubitus kiri
Tatalaksana
• Perbaiki keadaan umum sebelum operasi:
• Pemberian cairan dan koreksi elektrolit
• Pemasangan NGT
• Pemberian antibiotik

• Bila tidak terdapat tanda-tanda peritonitis maka cuku berikan


terapi antibiotik terhadap bakteri gram negatif dan anaerob
(ex: ampisilin+gentamisin+metronidazole/ klindamisin,
gentamisin + metronidazole/ klindamisin, sefoksitin
Tatalaksana

• Tujuan terapi bedah:


• Koreksi masalah anatomi yang mendasari
• Koreksi penyebab peritonitis
• Membuang setiap material asing di rongga peritoneum yang
dapat menghambat fungsi leukosit dan mendorong
pertumbuhan bakteri (ex: darah, makanan, sekresi lambung)
KOMPLIKA
SI
• Kegagalan multiorgan dan syok septic: septikemia (proliferasi
bakteri di darah yang menimbulkan manifestasi sistemik
seperti hipotensi, hipotermi, takikardia, leukositosis), syok
septik (peningkatan permeabilitas kapiler, hilangnya tonus
vasomotor), infeksi gram negatif (berhubungan dengan
prognosis yang lebih buruk)
• Perdarahan mukosa gaster
PROGNOSI
S
• Apabila tindakan operasi dan pemberian antibiotik spektrum
luas cepat dilakukan  dubia ad bonam
• Bila diagnosis, tindakan dan pemberian antibiotik terlambat
 dubia ad malam
• Usia lanjut, komorbiditas, malnutrisi, komplikasi dapat
meningkatkan risiko kematian
Thanks!
Do you have any questions?
mariachristina191@gmail.com
@Yohanamaria_

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai