Anda di halaman 1dari 8

“ APRESIASI PROSA ”

Kelompok 2

NURHIKMA AMALIA : 1988201003


HANIAH : 1988201019
RISKAWATI : 1988201006
NUR APRILYANTI : 1988201011
A.MAHARANI UTAMI PUTRI : 1988201023
ABDUL ADZIM : 1888201032
MUH. AQIL ALI : 1988201014
MUH. KISWA NURUL HAQ : 1988201024
Pengertian Prosa Apresiasi Prosa
 Zainuddin (1991)
Menurutnya, Prosa adalah pengungkapan peristiwa secar jelas dengan penguraikan seluruh pikiran
dan juga seluruh perasaan serta tidak terikat syarat-syarat tertentu dalam sebuah karya sastra.
 KBBI
Menurut KBBI, Prosa adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi.
 Secara umum
Secara bahasa ( Etimologis ), kata prosa berasal dari Bahasa Latin “Prosa” artinya terus terang. Dan
Karya Sastra Prosa juga diartikan karya sastra yang dipakai sebagai mendeskripsikan suatu fakta. Prosa
adalah sebuah karya sastra yang bentuk tulisannya bebas & tidak terikat dengan berbagai aturan, seperti
rima, diksi, irama, & lain-lainnya.

Apresiasi prosa adalah memberi penghargaan dengan sebaik-baiknya


dan seobjektif mungkin pada suatu karya sastra prosa. Seobjektif
mungkin dapat diartikan bahwa pemberian penghargaan dilakukan
setelah karya sastra itu kita baca, telaah unsur-unsur pembentuknya dan
tafsirkan berdasarkan wawasan dan visi kita terhadap karya sastra itu
 Ciri-ciri prosa  Manfaat Prosa

1. Bentuknya bebas Prosa juga bisa dimanfaatkan sebagai Surat


kabar, novel, majalah, ensiklopedia, surat
2. Memiliki tema kirim, dan beragam jenis media lainnya
3. Mengalami perkembangan
4. Mempunyai urutan peristiwa
5. Mempunyai tokoh di dalamya
6. Memiliki latar
7. Memiliki suatu amanat
8. Memakai bahasa asing
9. Memiliki nama pengarang
Jenis-jenis Prosa

 Prosa baru  Prosa lama


Prosa Baru adalah Prosa yang dikarang Prosa Lama adalah Prosa yang masih
bebas tanpa aturan apapun setelah murni menggunakan Bahasa Indonesia
menerima Literatur atau pengaruh yang belum dipengaruhi Budaya Barat.
Budaya Barat. Yang termasuk prosa baru Karya Sastra prosa lama ini awal
yaitu : roman, novel, cerpen, riwayat, mulanya hanya disampaikan secara
kritik, resensi, dan esai. lisan, karena pada saat itu masyarakat
belum mengetahui tulisan. Yang
termasuk prosa lama yaitu : hikayat,
sejarah, kisah, dan dongeng.
Perbedaan prosa lama dan baru

Prosa lama Prosa baru


a. Statis, lambat perubahannya. a. Dinamis, cepat prubahannya.
b. Istana Sentris atau bersifat b. Rakyat Sentris, mengambil cerita dari
kerajaan. rakyat sekitar.
c. Bersifat fantastis, bentuknya seperti c. Realistis, bentuknya seperti roman,
hikayat & dongeng. novel, cerpen & drama.
d. Di pengaruhi sastra Hindu & Arab. d. Di pengaruhi sastra Barat yaitu Bahasa
Inggris, Jepang.
e. Tidak dicantumkan nama
pengarang. e. Nama pencipta selalu dicantumkan.
Unsur-unsur prosa

 Unsur Intrinsik  Unsur Ekstrinsik Prosa

Prosa Adapun unsur intrinsik Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur


prosa terdiri atas sebagai berikut: yang berasal dari luar aspek sastra, yang
ikut membangun penyusunan suatu
a. Tema karya sastra. Unsur-unsur luar ini
b. Amanat meliputi:
c. Alur/plot a. Nilai-nilai dalam cerita (agama,
budaya, politik, ekonomi);
d. Tokoh
b. Latar belakang kehidupan
e. Penokohan (perwatakan) pengarang; dan
f. Latar (setting) c. Situasi sosial ketika cerita itu
g. Sudut pandang diciptakan

h. Gaya Bahasa
Contoh prosa
Contoh Legenda (Legenda Batu Menangis)
Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin dan
anak perempuannnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, dia memiliki
perangai yang buruk. Gadis itu amat malas, tidak pernah membantu ibunya bekerja. Kerjanya
hanya bersolek setiap hari.
Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat
jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang jauh. Anak gadis itu berjalan melenggang
dengan dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar dikagumi kecantiknnya.
Sementara, ibunya berjalan di belakangnya sambil membawa keranjang dengan memakai pakaian
yang dekil. Karena mereka hidup ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua
perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang terpesona
melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa. Namun, saat melihat orang yang
berjalan di belakang anak itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini membuat orang bertanya-tanya.
Diantara orang yag melihat itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu.
” Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Namun apa jawaban gadis itu? “Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah pembantuku.
” Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat lagi
seorang pemudadan bertanya kepada gadis itu.
”Bukan, bukan.”jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakku.
” Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya begitu.
Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu masih bisa menahan diri.
Namun setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu
tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa :
”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega memperlakukan
hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ….” Atas kuasa Tuhan,
perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki.
Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon
ampun kepada ibunya.

Anda mungkin juga menyukai