Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

SASTRA
Pengertian Sastra
Kata kesusastraan terbentuk dari kata susastra dan imbuhan
ke-an. Sedangkan susastra sendiri dapat dipecah lagi, yaitu su
dan sastra.

Su berarti baik atau indah


Sastra berarti tulisan atau karangan

Susastra berarti tulisan atau karangan yang indah dan baik. Ke-an yang
berarti segala hal atau sesuatu yang berhubungan dengan … (dalam
hal ini sastra).

Kata kesusastraan adalah segala tulisan atau karangan yang


mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang
indah.
Fungsi Sastra
Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang
menyenangkan bagi pembacanya.

Fungsi didaktif, yaitu mendidik para pembaca karena nilai-nilai


kebenaran dan kebaikan yang ada di dalamnya.

Fungsi estetis, yaitu memberikan nilai-nilai keindahan.

Fungsi moralitas, yaitu, mengandung nilai moral yang tinggi


sehingga para pembaca dapat mengetahui moral yang baik dan
buruk.

Fungsi religius, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat


dijadikan teladan bagi para pembacanya.
Ciri-ciri kesusastraan

Bahasanya terpelihara dengan baik.

Isinya menggambarkan kebenaran dalam


kehidupan manusia.

Cara penyajiannya menarik, sehingga berkesan di


hati pembacanya.
Nilai-nilai dalam
kesusastraan
Nilai-nilai budaya berkaitan dengan pemikiran,
kebiasaan, dan hasil karya cipta manusia.

Nilai-nilai sosial berkaitan dengan tata laku hubungan


antara manusia dengan sesama manusia
(kemasyarakatan).

Nilai-nilai moral berkaitan dengan perbuatan baik dan


buruk yang menjadi dasar kehidupan manusia dan
masyarakatnya.
Ragam Sastra
Berdasarkan
bentuknya

Berdasarkan isinya

Berdasarkan
sejarahnya
Berdasarkan
bentuknya
Prosa, bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa yang bebas
dan panjang dengan penyampaian secara naratif (bercerita).
Novel dan cerpen.

Puisi, bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa singkat, padat,


serta indah.

Prosa liris, sastra berbentuk puisi, namun isinya berupa cerita.

Drama, bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa bebas dan


panjang serta dilukiskan dengan menggunakan dialog atau
monolog.
Berdasarkan isinya

Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara objektif tanpa


mengikutkan pikiran dan perasaan pribadi pengarang.

Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan pengarang secara


subjektif.

Didaktif, karya sastra yang isinya mendidik peminat/pembaca


tentang masalah moral, tata krama, masalah agama, dan lain-lain.

Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian


(baik atau buruk) dengan pelukisan yang berlebih-lebihan.
Berdasarkan sejarahnya

Kesusastraan klasik atau sastra lama adalah karya


sastra yang lahir dalam masyarakat lama, yaitu suatu
masyarakat yang masih memegang adat istiadat yang
berlaku di daerahnya.

Kesusastraan baru merupakan kesusastraan yang


hidup dan berkembang dalam masyarakat baru
Indonesia. Tidak dipengaruhi adat kebiasaan
masyarakat, malahan dipengaruhi sastra Barat atau
Eropa.
Perbedaan sastra klasik dan
sastra baru
Puisi berbentuk terikat dan kaku Puisi bersifat bebas, baik bentuk
maupun isinya

Prosa lama statis (sesuai dengan Prosa baru dinamis (senantiasa


keadaan masyarakat lama yang berubah sesuai dengan perkembangan
mengalami perubahan yang sangat masyarakat)
lambat)
Kratonsentris (cerita berkisah Masyarakat sentris (cerita mengambil
kerajaan, istana, keluarga raja, bersifat bahan dari kehidupan masyarakat
feodal) sehari-hari)
Prosa hampir seluruhnya berbentuk Bentuknya roman, novel, cerpen, kisah
hikayat, tambo, atau dongeng. drama.

Dipengaruhi oleh kesusatraan Hindu Dipengaruhi kesusastraan barat


dan Arab

Cerita bersifat anonim Diketahui siapa pengarangnya


Prosa
Prosa adalah jenis karya sastra yang dibedakan dari
puisi karena tidak terikat oleh kaidah puitika. Prosa
lebih sering memakai bahasa sehari-hari.

Prosa terbagi menjadi dua bagian, yaitu prosa lama


dan prosa baru
Prosa lama adalah prosa-prosa yang lahir dan
hidup dalam masyarakat lama Indonesia. Prosa
lama merupakan karya sastra yang belum
mendapat pengaruh dari sastra atau
kebudayaan barat.

Prosa baru adalah prosa yang mengalami


pembaharuan dari aturan prosa lama yang
terikat. Prosa baru menerima pengaruh dari
sastra barat.
Bentuk-bentuk prosa lama

Dongeng terbagi Hikayat


dalam mite, fabel,
legenda, sage, parabel
atau cerita ibarat

Sejarah atau tambo

Bidal terbagi dalam,


pepatah, tamsil,
kiasan, perumpamaan,
pameo Kisah
Bentuk-bentuk prosa
baru

Roman Novel

Cerpen Autobiografi

Biografi Essai

Kritik Drama
Hikayat

Hikayat berasal dari India dan Arab

Hikayat adalah bentuk sastra lama


yang berisikan cerita kehidupan para
dewa, peri, pangeran, putri kerajaan,
serta raja-raja yang mempunyai
kekuatan luar biasa dan gaib.
Ciri-ciri hikayat

Statis, artinya dari segi bentuk, pola kalimat, kalimat,


ungkapan, bahkan tema cerita selalu sama.

Diferensiasi (perubahan, perkembangan) sedikit.

Tradisional, pola bentuk dijadikan transisi (peralihan).

Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah


masyarakat.
Tidak mengindahkan sejarah atau perhitungan tahun.

Bahasanya menunjukan bentuk-bentuk tradisional, banyak


memakai kata penghubung yang menyatakan urutan
peristiwa, misalnya hatta, syahdan, maka, arkian,
sebermula, dan lalu

Banyak memakai bentuk yang tetap sehingga terdapat


banyak pengulangan kata.

Banyak memakai bentuk partikel pun dan lah.

Banyak memakai kalimat inversi (tata bahasa) pembalikan


susunan kalimat menjadi susunan yang tidak lazim.

Pokok cerita selalu raja-raja dengan istananya,


pemerintahannya, dan bawahannya.
Unsur-unsur hikayat

Alur, merupakan pola pengembangan cerita yang


terbentuk oleh hubungan sebab akibat.
Bagian-bagiannya terdiri dari, pengenalan situasi cerita,
pengungkapan peristiwa, munculnya konflik, puncak
konflik, dan penyelesaian.

Tema, merupakan inti atau ide dasar sebuah


cerita. Tema merupakan pangkal tolak
pengarang dalam menceritakan dunia rekaan
yang diciptakannya.
Penokohan, merupakan cara pengarang menggambarkan
dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
Terdapat dua cara penggambaran tokoh, analitik dan
dramatik.

Teknik analitik, karakter tokoh diceritakan


secara langsung oleh pengarang.
Contohnya : Tiada bandingannya pada jaman
itu, bijaksana arif budiman. Tiada melanggar
hadis dan firman, taat kepada Ilahi Rahman…
sekalian larangan tidak berani.
(hikayat Mariam Zanariah dan Nurdin Masri)
Teknik dramatik, karakter tokoh dikemukakan melalui:

Penggambaran fisik dan perilaku tokoh.

Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh.

Penggambaran tata kebahasaan tokoh.

Pengungkapan jalan pikiran tokoh.

Penggambaran oleh tokoh lain.


Point of view adalah posisi pengarang dalam
membawakan cerita. Atau biasa dikenal dengan
nama sudut pandang.

Berperan langsung sebagai orang pertama,


sebagai tokoh yang terlihat dalam cerita
bersangkutan. (sudut pandang orang pertama,
Aku atau Saya)

Hanya sebagai orang ketiga yang berperan


sebagai pengamat. (sudut pandang orang
ketiga, Ia, Dia, atau nama orang)
Latar (setting) adalah keadaan tempat, waktu, dan
suasana berlangsungnya suatu cerita. Latar bisa
bersifat faktual atau imajiner.

Amanat, merupakan ajaran moral atau pesan


didaktis yang disampaikan pengarang. Amanat
biasanya disembunyikan dan tersimpan rapi
dalam keseluruhan isi cerita.
Cerpen

Cerpen atau cerita pendek merupakan cerita


yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek.
Ukuran panjang pendeknya cerita relatif. Jumlah
katanya berkisar 500 sampai 5000 kata. Biasa
disebut cerita yang dibaca dalam sekali duduk.
Ciri-ciri cerpen

Alurnya lebih sederhana.

Tokoh yang dimunculkan hanya beberapa.

Latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam


lingkungan yang relatif terbatas.

Tema dan nilai-nilai kehidupan yang


disampaikan relatif sederhana.

Anda mungkin juga menyukai