ENTERPRISE RISK
MANAGEMENT
(MANAJEMEN RESIKO
PERUSAHAAN)
Pendahuluan
Tahun 1997:
Trader Bank Baring (Nick Leeson) membeli instrumen
derivative saham Jepang
(long futures Nikkei). Bank Baring adalah Bank dari Inggris.
Ekonomi Jepang
turun drastis karena ada bencana gempa Kobe. Akibatnya dia
mengalami
kerugian besar. Transaksi selanjutnya (jual opsi) tidak
mengurangi kerugian,
tetapi memperparah kerugian. Pada akhirnya Bank Baring
mengalami kerugian
BEBERAPA CONTOH KONSEKUENSI KEGAGALAN MENGELOLA RISIKO
Tahun 2001
Enron merupakan perusahaan yang memperdagangkan energi (jual
beli energi). Mereka juga masuk ke kontrak derivatif energi.
Usaha mereka cukup kompleks sehingga transparansi menjadi
sulit. Transparansi yang kompleks dimanfaatkan untuk
menjalankan sistem akuntansi yang tidak wajar. Disamping itu
Enron melakukan beberapa manuver agar laporan keuangannya
terlihat baik.
Akhirnya investor mengetahui trik-trik mereka. Keuntungan mereka
yang sesungguhnya ternyata tidak sebesar yang dilaporkan.
Harga saham Enron jatuh dari $80 perlembar menjadi hanya
$0,5. Mereka mempunyai kewajiban jangka pendek yang segera
jatuh tempo. Mereka tidak bisa memperoleh bantuan dana.
Enterprise Risk Management
A. Struktur Organisasi
Manajemen Risiko Perusahaan
A. Struktur Organisasi Manajemen Risiko Bank
Laporan Risiko Bulanan
Tahap berikutnya dari proses manajemen
risiko adalah pengendalian yang meliputi
evaluasi secara periodik pelaksanaan
manajemen risiko, output pelaporan yang
dihasilkan oleh manajemen risiko, dan
umpan balik (feedback).
Format pelaporan manajemen risiko
bervariasi dari satu organisasi ke
organisasi lainnya, dan dari satu kegiatan
ke kegiatan lainnya.
Sebagai contoh, bagan berikut ini
menampilkan laporan profil risiko
regular (misal bulanan).
Laporan Risiko untuk VAR dan Trading Error
Kedua bagan tersebut menunjukkan
perkembangan VAR (Value At Risk, yang
merupakan indikator risiko pasar) dan
kesalahan perdagangan dari waktu ke waktu.
Perusahaan juga menampilkan batas untuk
masing-masing variabel risiko tersebut. Jika
variabel risiko tersebut masih berada di
bawah batas toleransi, maka risiko tersebut
belum menunjukkan tingkat keseriusan yang
tinggi.
Tetapi jika variabel yang diamati tersebut
bergerak melewati batas toleransi
perusahaan, maka perusahaan harus lebih
aktif untuk mengelola risiko tersebut.
Referensi