0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah perpustakaan-perpustakaan besar di dunia Islam pada masa lampau yang menyimpan ratusan ribu hingga jutaan buku, termasuk perpustakaan Darul Hikmah di Baghdad, Darul Ilmi di Kairo, dan perpustakaan Qordoba di Spanyol. Dokumen juga membahas pentingnya menulis sebagai sarana melestarikan ilmu pengetahuan dan warisan intelektual.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah perpustakaan-perpustakaan besar di dunia Islam pada masa lampau yang menyimpan ratusan ribu hingga jutaan buku, termasuk perpustakaan Darul Hikmah di Baghdad, Darul Ilmi di Kairo, dan perpustakaan Qordoba di Spanyol. Dokumen juga membahas pentingnya menulis sebagai sarana melestarikan ilmu pengetahuan dan warisan intelektual.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah perpustakaan-perpustakaan besar di dunia Islam pada masa lampau yang menyimpan ratusan ribu hingga jutaan buku, termasuk perpustakaan Darul Hikmah di Baghdad, Darul Ilmi di Kairo, dan perpustakaan Qordoba di Spanyol. Dokumen juga membahas pentingnya menulis sebagai sarana melestarikan ilmu pengetahuan dan warisan intelektual.
• JK. Rowling, tentu kalian tahu penulis terkenal ini. Bahkan JK. Rowling
sempat menjadi penulis terkaya nomor 1 sedunia. Dan itu ada ceritanya sendiri. Sebelum mulai menulis, dia mengalami hidup yang sangat miskin, kemudian timbul ide untuk menulis dalam benaknya. Saat itu, karena kebutuhan ekonomi yang kurang, mulailah ia untuk menulis. Dengan media seadanya. Tulisan tulisan telah ia buat berlembar lembar. Dan sampailah di puncaknya, dengan yakin dia menawarkan pada salah satu penerbit. Namun tenyata usaha pertama itu gagal diraihnya, kemudian ia kembali menawarkan ke penerbit lain, dan hasilnya sama. Sampai akhirnya, ia ditolak oleh 13 penerbit. Dan pada penerbit ke 14 inilah, karya JK. Rowling diterima. Harry Potter pun meyebar luas namanya, sampai 35 bahasa di terjemahkan. • Darul Hikmah di Baghdad, sebuah perpustakaan yang besar dan lengkap, ramai sekali pengunjungnya. Jumlah buku di dalamnya tak terhitung banyaknya, cukuplah sebagai sebuah gambaran pada tahun 656 H pasukan Mongol menghancurkan Baitul Hikmah.
Sungai Dijlah Baghdad yang begitu lebar dipenuhi buku untuk
dijadikan jembatan penyeberangan untuk menyeberangkan pasukan dan kuda-kuda yang berjumlah begitu banyak. Nah,apa bisa dibayangkan berapa jumlah buku yang dihancurkan itu? Sangat besar sekali... • Di Mesir, terdapat perpustakaan Darul Ilmi, Kairo. Dalam perpustakaan itu terdapat 40 bagian ilmu. Setiap bagian mencakup 18.000 buku. Jadi lebih dari 700.000 buku dalam satu perpustakaan. Padahal Darul Ilmi bukan satu-satunya perpustakaan di Kairo. • Belum lagi perpustakaan Qordoba, Andalus yang terdapat 500.000 buku dan gabungan perpustakaan-perpustakaan Tripoli Syam (sekarang Libanon) terdapat 3.000.000 buku. Namun dibakar oleh pasukan salib di lapangan tripoli. Mengapa Menulis?
•‘Menulislah. Selama kau tidak menulis engkau akan hilang dari
pusaran sejarah'. (Pramoedya Ananta Toer)
• “Ilmu itu bagaikan hasil panen/buruan didalam karung, menulis
adalah ikatannya” (Imam Syafi’i) "Ikatlah ilmu dengan menulis" (Ali ibn Abi Thalib)
• Walter J. Ong pernah berkata pengetahuan di masa depan adalah
apa-apa yang tertulis. Alasan Sederhana
• 1.Eksistensi diri. • 2 Menjadi profesi • 3. Menambah Relasi • 4. Ajang Kontemplasi dalam berfikir • 5. Meninggalkan Jejak • 6. Membangun Peradaban Apa itu Keterampilan Menulis?
• keterampilan menulis adalah keterampilan
menuangkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik. TUJUAN MENULIS
a. Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar.
b. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan. c. Menjadikan pembaca beropini. d. Menjadikan pembaca mengerti. e. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan. f. Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan Tanggung Jawab kaum Terdidik (Intelektual) Peletakanan dasar pondasi intelektual yang dilakukan oleh pelajar atau Mahasiswa dimulai dari penanaman kembali tradisi-tradisi yang sangat fundamental. Tradisi- tradisi yang fundamental tersebut terdiri atas tiga unsur, yaitu tradisi membaca, mengkaji (diskusi), dan menulis. Itulah ketiga elemen penting yang menjadi penopang atas tegaknya tradisi intelektual.