Anda di halaman 1dari 35

SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

SDM INDONESIA
MENYONGSONG AEC 2015
dipresentasikan oleh
Ir. Bachtiar Siradjuddin,MM,IPU
Perencanan dan harmonisasi ,kelembagaan BNSP
btiars08@gmail.com

Jakarta, 19 Desember 2014


Sertifikasi Kompetensi Profesi

SERTIFIKAT
KOMPETENSI
PROFESI ??
Tantangan Globalisasi

AEC WTO

I-AFTA
C-AFTA

ASEAN
+ 130 negara
INDIA-ASEAN ECONOMICS
CHINA- ASEAN COMMUNITY 2020
2011
2010 2015

GLOBALISASI MENCIPTAKAN BERBAGAI KOMUNITAS PEMANGKU KEPENTINGAN YANG MENGARAH


PADA AKTIVITAS KOMUNIKASI, KOLABORASI, DAN KOMPETISI
Perundingan Perdagangan Jasa

 ASEAN-ANZ (Australia dan New Zealand)


 ASEAN-China
 ASEAN-Korea
 ASEAN-Japan
 ASEAN-India
 IMT-GT/BIMP-EAGA
 WTO (Bilateral dgn EU,USA,dan Canada)
TANTANGAN DAN PELUANG AEC 2015

 Bagaimana Dunia Usaha menghadapi Free Flow


of Goods and Services ?
 Bagaimana Tenaga Kerja menghadapi dan
sekaligus memanfaatkan Free Flow of Skilled
labor ?
 Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja sebagai kata
kunci untuk menghadapi kedua tantangan diatas
Tabel TINGKAT DAYA SAING BEBERAPA
NEGARA DI ASIA PERIODE 2008-2012

NO NEGARA 2008 2009 2010 2011 2012


1 Singapore 2 3 1 3 4
2 Hong Kong 3 2 2 1 1
3 China 17 20 18 19 23
4 Malaysia 19 18 10 16 14
5 Japan 22 17 27 26 27
6 Thailand 27 26 26 27 30
7 India 29 30 31 32 35
8 Korea 31 27 23 22 22
9 Philippines 40 43 39 41 43
10 Indonesia 51 42 35 37 42
Sumber : IMD WORLD COMPETITIVENESS YEARBOOK 2012
6
KEADAAN KETENAGAKERJAAN
INDONESIA

Target group Bekerja = 112,80 jt (93,68%)


pelatihan
 Pertanian = 41,20 jt (36,52 %)
 Industri = 14,21 jt (12,60 %)
 Konstruksi = 6,10 jt (5,41 %) Skill Upgrading
 Perdagangan = 24,02 jt (2,29 %)
 Transportasi = 5,20 jt (4,61 %) Training,
Angkatan Kerja =  Keuangan = 2,78 jt (2,46 %) Sertifikasi
 Jasa = 17,37 jt (15,40 %)
120,41 jt  Lainnya = 1,92 jt (1,70 %)
< SD = 55,51 jt (49,21%)
SLTP = 20,29 jt (17,99%)
SLTA = 17,20 jt (15,25%) Training,
SMK = 9,43 jt (8,36%)
Diploma = 3,12 jt (2,77%) Sertifikasi dan
Sarjana = 7,25 jt (6,43%)
Penempatan
(3 in 1)
Penganggur = 7,61 jt ( 6,32%)

< SD = 2,13 jt (27,99%)


SLTP = 1,72 jt (22,60%)
SLTA = 1,98 jt (26,02%)
SMK = 0,99 jt (13,01%)
Diploma = 0,25 jt (3,29%)
Universitas = 0,54 jt (7,10%)

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS, Mei 2012, Diolah Pusdatinaker


SCENARIO KELUAR DARI MIDDLE INCOME TRAP

2010 BONUS DEMOGRAPHIC 2030

Threshold Middle Income Trap


USD 12.500

2010 2015 2020 2025 2030


RPJM 2 RPJM 3 RPJM 4
Pertumbuhan Minimal 7 %
PDB per tahun
2013: 2019: 2025:
PDB per kapita USD 4.000 USD 8.000 > USD 10.000
Kemiskinan 6-8 Persen
Pengangguran 8
Permasalahan Utama

Faktor Kompetensi Tenaga Kerja

1. Tingkat kompetensi tenaga kerja masih di bawah


standar yang dibutuhkan industri

2. Tenaga kerja yang sudah kompeten belum


mendapat pengakuan resmi dalam bentuk sertifikat
kompetensi
Menilai Pentingnya Peranan SDM

SUMBER DAYA
MANUSIA YANG
KOMPETEN DI
BIDANGNYA

SALAH SATU PILAR KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TERLETAK PADA


TERSEDIANYA SDM YANG KOMPETEN DAN BERKUALITAS
Sistem dan Kebijakan Sertifikasi
Kompetensi Kerja Nasional.

Merupakan bagian integral dari pembangunan


ketenagakerjaan serta pembangunan SDM secara
menyeluruh, melalui peningkatan kemampuan dan
kompetensi SDM, sehingga mampu mendorong ke arah:

1.Perluasan kesempatan kerja


2.Penanggulangan pengangguran
3.Peningkatan kesejahteraan tenaga kerja
4.Perlindungan kerja
5.Peningkatan daya saing usaha
 
SISTEM PENGEMBANGAN SDM BERBASIS KOMPETENSI

 Pengembangan Standar Kompetensi

 Pengembangan Diklat Berbasis Kompetensi

 Pengembangan Sertifikasi Kompetensi


TIGA PILAR UTAMA
PENGEMBANGAN SDM BERBASIS KOMPETENSI

INDUSTRI

KKNI
SKKNI

DIKLAT SERTIFIKASI Lembaga


LDP PROFESI KOMPETENSI
Sertifikasi
(CBT) KERJA
POTENSI SDM MENUJU SERTIFIKASI
KEGIATAN PENGEMBANGAN SDM JUMLAH
LULUSAN/TAH
UN
1. BLK sektor tenaga kerja 60.000
2. BLK sektor instasi teknis
3. LPK SWASTA 1.000.000
4. Pendidikan kejuruan 900.000
5. Pendidikan Tinggi diploma dan sarjana 300.000
Pelaksanaan Lisensi dan Sertifikasi Kompetensi Kerja

1. Jumlah LSP di lisensi : 137 LSP


2. Jumah LSP Cabang : 6 LSP
3. Jumlah Master Asesor Kompetensi : 130 Orang
4. Jumlah Lead Asesor Kompetensi : 60 Orang
5. Jumlah Asesor Kompetensi : 22.431 Orang
6. Jumlah Asesor Lisensi : 677 Orang
7. Jumlah Tenaga Kerja tersertifikasi : 2.108.691 Orang
8. Jumlah Calon LSP Des 2014 : 237 CLSP
9. Jumlah Tempat Uji Kompetensi : 1.143 TUK
10. Jumlah Skema Sertifikasi : 987 Skema
Keterangan : Data komulatip
PERKEMBANGAN DAN PROYEKSI LSP
300

250

200

150
LSP

100

50

0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014*
PENYEBARAN LSP TERLISENSI
PERKEMBANGAN DAN PROYEKSI SERTIFIKASI
KOMPETENSI

6000000

5000000

4000000
TENAGA KERJA

3000000

2000000

1000000

0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014*
Perkembangan asesor
25000

20000

15000
Jumlah asesor

10000

5000

0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014*
PENYEBARAN TEMPAT UJI KOMPETENSI

Okt, 2014
PENYEBARAN BKSP
Agro-
based
Logistic
product Air-
Tarvel

Wood-
Automotiv
based e
products

ASEAN EC
Touris
m Priority E-ASEAN
Sectors

Textile
and Electronic
apparel
Rubber-
based
Fisherie
products s
Healthcar
e

Ilustrasi status kesiapan sertifikasi (sudah terbentuk LSP) kompetensi pada sektor-sektor priority, Desember 2014
Ketersediaan Standar Kompetensi, Program
Diklat, LSP, dan MRA Pada 12 Sektor Prioritas
Sektor Standar Program Diklat LSP MRA
(Bidang Jasa) Kompetensi Berbasis
Kompetensi

Kesehatan Belum Ada Belum Ada Belum Ada Sudah

Pariwisata Sudah Ada Sudah Ada Sudah Ada Sudah


(Standar ASEAN)

Jasa Logistik Belum Ada Belum Ada Sudah Ada Belum

Jasa Online Belum Ada Belum Ada Sudah Ada Belum


Penerbangan
Belum Ada Belum Ada Belum Ada Belum
Sektor Standar Program LSP MRA
(Barang/ Kompetensi Diklat
Produk) Berbasis
Kompetensi

Produk Berbasis
Agro Belum Ada Belum Ada Belum Ada Belum
Produk Karet Sudah Ada Belum Ada Sudah Ada Belum
(SKKNI Alas Kaki)

Produk Kayu Sudah Ada Sudah Ada Sudah Ada Belum


(SKKNI Mebel)

Perikanan Sudah Ada Belum Ada Sudah Ada Belum


(SKKNI
Penangkapan)

Otomotif Sudah Ada Belum Ada Sudah Ada Belum


(SKKNI Bengkel)

Elektronika Belum ada Belum Ada Belum Ada Belum


Tekstil & Produk Sudah Ada Sudah Ada Sudah Ada Belum
Tekstil
ISU-ISU STRATEGIS

• Misi Pemerintah: peningkatan daya saing.


• Hampir seluruh sistem industri mulai
mempersyaratkan kompetensi
• Regulasi yang mengharuskan sertifikasi:
o Undang-undang 10/2009 Kepariwisataan
o Undang-undang 3/2014 Industri
o Undang-Undang 20/2004 ttg SISDIKNAS
o Undang-undang 12/2012 ttg pendidikan tinggi
• SISMENAS
• MRA ASEAN
• MEA
• ASEAN Connectivity
Faktor-faktor penyebab belum tercapainya
IKU

Faktor-faktor Strategi mengatasi


Terbatasnya standar kompetensi dalam • Mendorong Kemenaker untuk
kemasan Kualifikasi, menyebabkan kesulitan mengkoordinasikan K/L
dalam mengembangkan skema sertifikasi melakukan pengemasan KKNI
Kualifikasi (KKNI &KON) • Mengembangkan skema
sertifikasi dengan
menggunakan standar
internasional/khusus.
Terbatasnya anggaran pelayanan dan Kerjasama penganggaran dengan
pemeliharaan lisensi K/L
Organisasi Sekretariat yang hanya berfungsi Revisi PP23 belum juga berhasil.
membantu kegiatan BNSP, bukan sebagai
eksekutor kebijakan BNSP
Belum adanya program Sertifikasi yang dapat • Masih berusaha belum
mengkoordinasikan pembangunan sertifikasi berhasil.
nasional. • Harmoniasasi dengan K/L
Roadmap Pembangunan Kompetensi
Profesi
KONSOLIDASI
PEMANTAPAN IMPLEMENTASI
1. Penguatan kelembagaan
sertifikasi
1. Penyiapan regulasi 2. Pembangunan dan
2. Diseminasi dan penguatan infrastruktur
penggalangan kompetensi SDM
kerjasama antara SDM
3. Optimalisasi kerjasama
pemerintah, dunia Kompeten
Lembaga Sertifikasi-
usaha, lembaga Profesi, lembaga Berdaya
Diklat pendidikan dan pelatihan, Saing Tinggi
3. Perluasan akses dengan industri/ dunia
sistem sertifikasi usaha
4. Penguatan lembaga 4. Implementasi training dan
diklat melalui sertifikasi
pelatihan berbasis 5. Penguatan pilar
Kompetensi pengembangan Tenaga
Kerja Kompeten
6. Pemasaran melalui uji
coba informasi pasar kerja
Strategi Umum Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja
Menghadapi MEA 2015

1. Meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja


Indonesia dibandingkan tenaga kerja dari negara
negara ASEAN lainnya.

2.Melaksanakan percepatan penerapan Sistem


Pelatihan Kerja Nasional (SISLATKERNAS) yang
menterpadukan pengembangan standar kompetensi
dengan program pelatihan berbasis kompetensi dan
sertifikasi kompetensi khususnya pada 12 sektor
prioritas MEA 2015.

3.Mengembangkan dan melaksanakan perjanjian


pengakuan kesetaraan atau MRA (Mutual
Recognition Arrangement) Ketenagakerjaan untuk 10
sektor prioritas yang belum MRA.
Strategi Khusus Percepatan Pengembangan Standar
Kompetensi & Kualifikasi Kerja

1.Mendorong pengembangan standar kompetensi


nasional (SKKNI) dan/atau ASEAN pada 12 Sektor
Prioritas oleh Asosiasi Industri/Asosiasi Profesi dan
K/L terkait.

2.Mendorong pengembangan kualifikasi kerja


(Job Qualification) pada 12 Sektor Prioritas MEA
2015 oleh Asosiasi Industri/Asosiasi Profesi dan
K/L terkait.

3.Mendorong perjanjian MRA untuk 10 sektor prioritas


yang belum MRA oleh K/L terkait.
Strategi Khusus Percepatan Pengembangan
Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi
1.Mendorong pengembangan program pelatihan
kerja berbasis kompetensi untuk 12 Sektor
Prioritas MEA 2015 oleh lembaga diklat swasta dan
pemerintah (K/L).

2.Mendorong percepatan revitalisasi BLK melalui


pengembangan kemitraan dengan industri untuk
12 Sektor Prioritas MEA 2015.

3.Mendorong harmonisasi program pelatihan kerja


untuk 12 Sektor Prioritas MEA 2015 dalam lingkup
ASEAN.
Strategi Khusus Percepatan Sertifikasi
Kompetensi

1.Memfasilitasi pengembangan dan penerapan skema


sertifikasi ASEAN/KKNI/Okupasi untuk 12 Sektor
Prioritas MEA 2015.

2. Memfasilitasi pengembangan LSP Pihak Ketiga dan


LSP Pihak Pertama untuk 12 Sektor Prioritas MEA
2015.

3.Menstimulasi pelaksanaan sertifikasi kompetensi


tenaga kerja pada 12 Sektor Prioritas.

4.Mendorong perjanjian dan pelaksanaan MRA pada


12 Sektor Prioritas.
TAHAPAN MENUJU AEC 2015

 Pengembangan Standar Kompetensi dan


Sertifikasi Kompetensi untuk 10 PIS (Dalam
Negeri)
 Harmonisasi Standar Kompetensi dan Sistem
Sertifikasi sektoral dalam lingkup ASEAN
 Kesepakatan MRA dalam lingkup ASEAN
Terima Kasih

Bachtiar Siradjuddin
btiars08@gmail.com.
Gedung BNSP – Jalan MT Haryono
Kav.52 – Jakarta Selatan - Indonesia
Curriculum Vitae

Nama Lengkap : Bachtiar Siradjuddin

Tempat /Tgl.Lahir : Manado / 1955

Pendidikan : * Teknik Sipil ITB


Bandung (1980 )
* Magister Management
Pasca Sarjana Fak.Ekonomi
Universitas Indonesia (1990)
Jabatan :
1 Komisioner Badan Nasional Sertifikasi
Profesi (BNSP). 2011 – 2016.
2 Vice chairman Indonesia Monitoring
Committee (IMC) MRA on Engineering
services AEC.
35

Anda mungkin juga menyukai