Disampaikan oleh : Dra. Euis Saedah, M. Sc Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian pada Semiloka Nasional Pengembangan Klaster di Indonesia Semarang, 30 April 2013
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
IV. PENUTUP
I. PENDAHULUAN
Indikator
Peringkat ekonomi negara Kelas Konsumen x% populasi kota menghasilkan y% GDP Tenaga kerja Jasa, pertanian/perik anan, sumberdaya, pendidikan
sekarang
16 45 juta x=53, y=74
2030
7 135 juta x=71, y=86
Menempati peringkat ke-7 negara dengan ekonomi terbesar di dunia (setelah China, AS, India, Jepang, Brasil, dan Rusia) Kebutuhan tenaga kerja sebesar 113 juta orang, atau bertambah 58 juta orang. Tiga sektor kunci: jasa, pertanian dan perikanan, sumber daya, dan pendidikan. Kenaikan consuming class sebesar 90 juta adalah pasar luar biasa besar: produk apa yg dikonsumsi? siapa yang memasok kebutuhan konsumen ini? akankah Indonesia hanya menjadi pasar bagi produsen asing?
Agricultural Economy
Tanah Tenaga Kerja SDA
Keunggulan Komparatif
Industrial Economy
Kapital Mesin Manajemen
Warisan
Kompetitif
Ciptaan
Keunggulan Negara
Kekayaan Negara Capital and Technology Skilled Labor intensive Innovation Human Capital intensive
Innovation Driven
(+) (-)
Perluasan pasar dan investasi Konektivitas komunikasi dan infrastruktur Transfer teknologi Perkuatan ekonomi global sebagai satu ASEAN
Serbuan barang/jasa/tenaga kerja dari negara ASEAN lain yang tidak terbendung Ekonomi bergantung pada mekanisme selera pasar Daya saing yang lemah membuat IKM lokal tersingkirkan
10. Laos
Sumber: The Global Competitiveness Report 20122013 (Klaus Schwab, World Economic Forum)
II. KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN IKM
11
POSISI IKM
12
KONDISI IKM
IKM merupakan usaha industri yang banyak dikelola masyarakat dan kegiatannya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tetapi konsentrasinya lebih terpusat di P. Jawa
Teknologi yang digunakan lebih banyak menggunakan teknologi sederhana dan belum banyak yang menggunakan teknologi modern, terutama teknologi ramah lingkungan
Beberapa produk IKM telah menjadi trendsetter produk dunia antara lain batik dan fashion
13
berbasis kompetensi; mendorong tumbuhnya WUB IKM; mendorong peningkatan penguasaan dan penerapan teknologi modern; mendorong peningkatan perluasan pasar; mendorong peningkatan nilai tambah; mendorong perluasan akses pembiayaan; mendorong penyebaran IKM di luar Pulau Jawa
Tujuan
bertambahnya SDM IKM yang kompeten; meningkatnya jumlah WUB IKM; meningkatnya IKM berbasis teknologi modern; meningkatnya IKM yang mampu memenuhi pasar DN dan LN; meningkatnya peran IKM dalam menyeimbangkan nilai tambah dengan industri besar
14
6
7
365
13.503
398
15.022
435
16.541
483
18.060
546
19.579
10,60
9,73
15
PROYEKSI PERKEMBANGAN IKM PULAU JAWA DAN LUAR PULAU JAWA TAHUN 2010-2014
No.
1 2 3
Uraian
Pulau Jawa (Unit) Jumlah (Unit)
LP (%)
0,45 8,29 3,24
PERSENTASE DISTRIBUSI POPULASI IKM DI JAWA DAN LUAR JAWA TAHUN 2010-2014
No.
1 2
Uraian
Jawa Luar Jawa
Tahun 2010
67 33
2011
65 35
2012
63 37
2013
62 38
2014
60 40
16
AKSELERASI PEMBANGUNAN IKM MELALUI PENINGKATAN DAYA SAING DAN PENUMBUHAN WUB
2009
2014
2024
I. Unit IKM : . 4 juta Tenaga kerja : . 10 juta Nilai Ekspor : . US $ 14 juta Nilai Impor : .. Nilai Produksi : .. Rp 650 Triliun Nilai Tambah : Rp 260 Triliun II. 4 (Empat) Pilar Pendekatan Strategis: 1. Klaster 2. OVOP Peningkatan Daya 3. Restrukturisasi Saing 4. Penumbuhan Wirausaha Baru (Pertumbuhan IKM)
2034
APBN O&M
CHAMPION
Muatan : oKreatifitas o Inovasi o Teknologi o Knowledged-base
PDCA
Struktur: o Backward-forward linkage/network/ supply chain/value chain kuat domestik & internasional o Regional Seimbang
Kriteria: 1. Kompetensi sesuai standard 2. Bankable 3. Subkontrak IK < 10 unit III. Mandat: - Perpres No.28 Tahun 2008 : (5 Klaster IKM tertentu) - Inpres No.6 tahun 2009 (klaster fashion & Kerajinan)
KEGIATAN PENUNJANG
Restrukturisasi Mesin Peralatan IKM Fasilitasi Layanan IKM Promosi dan Pameran
18
19
20
3.
4.
5.
6.
7.
8.
DEFINISI KLASTER INDUSTRI MENURUT PERPRES NO 28/2008) Sekelompok industri inti yg terkonsentrasi secara regional maupun global yg saling berhubungan atau berinteraksi sosial secara dinamis, baik dengan industri terkait, industri pendukung maupun jasa penunjang, infrastruktur ekonomi dan lembaga terkait dalam meningkatkan efisiensi, menciptakan aset secara kolektif dan mendorong terciptanya inovasi sehingga tercipta keunggulan kompetitif.
22
25
MODEL KONSEPTUAL
Program Pengembangan Klaster Industri
Diagnosis Input
Mobilisasi&Sosialisasi
Output
Outcome
Kolaborasi
Agglomeration E merging Cluster Developing Cluster Mature Cluster Transformation
Jaringan
Impact
CONTOH PENGEMBANGAN KLASTER IKM MAKANAN RINGAN DI KAB SIDOARJO, KOTA MAGELANG DAN KAB CIAMIS
Champion : Sidoarjo (UD Berkah); Magelang (Karya Boga: ceriping pohong, kripik tempe, kripik tahu, kripik jamur, chestik slondok, molen tahu, kacang telur, aneka roti); Ciamis (Industri kue koya: Hj. Nani Murniati). : Sidoarjo (UD. Raden, UD. Kupang Raya, Karunia Jaya, H. Hanif, H. Dardak); Magelang (Toko Mas Sugi, Cahaya Tidar, Toko Lezat Saerah); Ciamis (18 perusahaan). : pengadaan bahan baku; produksi; promosi (pemasaran), permodalan dan pertukaran informasi
Anggota Kerjasama
Permasalahan
1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengelolaan IKM masih bersifat tradisional; Teknologi yang masih sederhana; Harga bahan baku yang fluktuatif akibat tidak adanya stok bahan baku yang optimal; Manajemen usaha masih sederhana; Keterbatasan modal kerja; Tingkat pendidikan tenaga kerja umumnya masih rendah yang menyebabkan perkembangan usaha relatif lambat dan bahkan tidak jarang terjadi kesalahan dalam pengelolaan.
28
Garam Rakyat: pengembangan di 4 lokasi yaitu Sampang, Rembang, Jeneponto, dan Pati.
Fashion: pengembangan di 6 lokasi yaitu Pontianak, Sambas, DKI Jakarta, Mataram, Makassar, dan Bandung.
29
30
WUB TPL
Peserta Seleksi berasal dari lulusan SMU/SMK yang Berprestasi dan Berasal dari Keluarga Kurang Mampu Pendidikan TPL dilakukan di Sekolah-sekolah tinggi di Lingkungan Kementerian Perindustrian Keahlian Softskill yang ditanamkan adalah keahlian Komunikasi Massa, Pengembangan Jati Diri, Penumbuhan Wirausaha Baru IKM melalui Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) tahun 2013 sebanyak 581 orang 31
Magang
Peserta seleksi berasal dari lulusan Sekolah Menengah Atas yang berprestasi & berasal dari keluraga kurang mampu Dimulai pada tahun 2007 & telah berlangsung sebanyak 6 angkatan hingga tahun 2012
Menjalani masa kontrak sebagai TPL IKM pada 6 (enam) sentra selama 2 tahun
Diselenggarakan di 7 regional BDI, kerjasama Ditjen IKM dengan BDI Kurikulum pembelajaran meliputi kompetensi pengetahuan & ketrampilan wirausaha
32
Kendala yang dihadapi : Baru dapat fokus memulai usaha selepas kontrak karena kesibukan menjalankan tugas sebagai TPL semasa kontrak Keterbatasan modal kerja (start up capital) dalam memulai usaha
33
WUB TI
Monitoring dan Koordinasi untuk mencari Solusi atas permasalahan yang muncul
Identifikasi
Inventarisasi Perguruan Tinggi Seleksi Perguruan Tinggi
Sosialisasi
Seleksi Awal
Seleksi Rekruitmen
Seleksi akhir berupa tes psikologi dan wawancara oleh psikolog, dengan 4 komponen utama : Kapasitas Intelegensi Kepribadian Sikap Kerja Jiwa Kepemimpinan
Kunjungan pada
Perguruan tinggi yang telah diidentifikasi Temu wicara dengan calon pengelola inkubator Penjelasan umum tentang program inkubator kepada para mahasiswa
Dilaksanakan oleh pihak Perguruan Tinggi, dengan tahapan : Pendaftaran Seleksi melalui tanya-jawab
35
Start Up capital Menyediakan peralatan (komputer & software) Biaya operasional untuk 2 tahun pertama
3. Monitoring dan Koordinasi - Dilakukan pada setiap lokasi secara periodik - Memberikan Asistensi - Melakukan Solusi bersama Perguruan Tinggi pengelola inkubator
36
Pelaksanaan dilakukan dengan bekerjasama dengan ATPM. Dilaksanakan Mulai Tahun 2011-sekarang.
37
Mesin Peralatan untuk Start Up Capital diberikan kepada kelompok usaha, bukan perseorangan
38
Bantuan start up Capital Magang Pelatihan WUB (teknis dan motivasi berusaha) Seleksi calon WUB
diberikan Fasilitasi Peningkatan Mutu dan Kemasan (Pelatihan GMP, Fasilitasi Sertifikasi, Fasilitasi HKI, Fasilitasi Bahan dan Alat Kemasan)
Bantuan Start Up Capital berupa: bahan baku, alat sederhana, sewa tempat usaha
39
IV. PENUTUP
PENUTUP
1. IKM Merupakan tulang punggung perekonomian nasional karena mampu memberi kontribusi terhadap perekonomian nasional. 2. Keterlibatan masyarakat di sektor IKM yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dapat menjadi penghela perekonomian baik di level daerah maupun pusat. 3. Kegiatan pembinaan IKM diharapkan dapat menghasilkan IKM yang tangguh serta menyediakan produk yang berkualitas yang akan mengisi mata rantai pertumbuhan industri nasional. 4. Dukungan dan komitmen dari Asosiasi Klaster Indonesia sangat diharapkan dalam mengembangkan dan memajukan klaster-klaster di Indonesia, baik yang merupakan anggota asosiasi maupun non asosiasi, sehingga dapat tumbuh mandiri dan memiliki daya saing yang kuat.
41
TERIMA KASIH
ikm.kemenperin.go.id www.smallindustry-indonesia.com
42