Anda di halaman 1dari 42

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KLASTER IKM DI INDONESIA

Disampaikan oleh : Dra. Euis Saedah, M. Sc Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian pada Semiloka Nasional Pengembangan Klaster di Indonesia Semarang, 30 April 2013

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.

DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN

II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN IKM

III. PENGEMBANGAN IKM MELALUI PENDEKATAN KLASTER DAN WIRAUSAHA BARU

IV. PENUTUP

I. PENDAHULUAN

LAPORAN MCKINSEY GLOBAL INSTITUE


Peluang Indonesia di tahun 2030:

Indikator
Peringkat ekonomi negara Kelas Konsumen x% populasi kota menghasilkan y% GDP Tenaga kerja Jasa, pertanian/perik anan, sumberdaya, pendidikan

sekarang
16 45 juta x=53, y=74

2030
7 135 juta x=71, y=86

Tersedia: 55 juta USD 0,5 T

Kebutuhan: 113 juta USD 1,8 T

(Unleashing Indonesias Potential, Sep 2012)

Menempati peringkat ke-7 negara dengan ekonomi terbesar di dunia (setelah China, AS, India, Jepang, Brasil, dan Rusia) Kebutuhan tenaga kerja sebesar 113 juta orang, atau bertambah 58 juta orang. Tiga sektor kunci: jasa, pertanian dan perikanan, sumber daya, dan pendidikan. Kenaikan consuming class sebesar 90 juta adalah pasar luar biasa besar: produk apa yg dikonsumsi? siapa yang memasok kebutuhan konsumen ini? akankah Indonesia hanya menjadi pasar bagi produsen asing?

Apa yang harus dilakukan? Menjadi negara PRODUSEN.


4

PERGESERAN PARADIGMA GLOBAL ABAD 20 - 21

Agricultural Economy
Tanah Tenaga Kerja SDA
Keunggulan Komparatif

Industrial Economy
Kapital Mesin Manajemen

Knowledge Based Economy


Iptek Inovasi Kreatif Kewirausahaan
Keunggulan Kompetitif
5

Warisan
Kompetitif

Ciptaan

Keunggulan Negara

Komparatif Sumber Daya Alam Labor intensive

Kekayaan Negara Capital and Technology Skilled Labor intensive Innovation Human Capital intensive

Peningkatan Kemampuan Ekonomi


Ekonomi Berbasis SDA
Factor Driven Ekonomi Berbasis Industri Investment Driven Ekonomi Berbasis Inovasi

Innovation Driven

Dimodifikasi dari bahan BKPM 6

DIMANA KITA SEKARANG?

Sumber: World Economic Forum Report 2011-2012


7

DIMANA KITA SEKARANG?

Sumber: World Economic Forum Report 2011-2012


8

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (ASEAN ECONOMIC COMMUNITY/AEC)


perpindahan arus barang, jasa, investasi, tenaga kerja trampil, dan arus modal di ASEAN

(+) (-)

Perluasan pasar dan investasi Konektivitas komunikasi dan infrastruktur Transfer teknologi Perkuatan ekonomi global sebagai satu ASEAN

Serbuan barang/jasa/tenaga kerja dari negara ASEAN lain yang tidak terbendung Ekonomi bergantung pada mekanisme selera pasar Daya saing yang lemah membuat IKM lokal tersingkirkan

POTRET EKONOMI INDONESIA VS ASEAN


GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX 2012-2013 NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. NEGARA Singapura Malaysia Brunei Darussalam Thailand Indonesia Filipina Vietnam Kamboja Myanmar RANKING/ 144 NEGARA 2 25 28 38 50 65 75 85 N/A N/A SKOR (1-7) 5.67 5.06 4.87 4.52 4.40 4.23 4.11 4.01 N/A N/A RANKING GCI 2011-2012 2 21 28 39 46 75 65 97 N/A N/A
10

10. Laos

Sumber: The Global Competitiveness Report 20122013 (Klaus Schwab, World Economic Forum)

II. KEBIJAKAN

PENGEMBANGAN IKM

11

POSISI IKM

12

KONDISI IKM

IKM merupakan usaha industri yang banyak dikelola masyarakat dan kegiatannya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tetapi konsentrasinya lebih terpusat di P. Jawa

Teknologi yang digunakan lebih banyak menggunakan teknologi sederhana dan belum banyak yang menggunakan teknologi modern, terutama teknologi ramah lingkungan

Pengelolaannya masih menggunakan manajemen keluarga

Akses terhadap sumber pembiayaan masih lemah

Beberapa produk IKM telah menjadi trendsetter produk dunia antara lain batik dan fashion

13

VISI, MISI, DAN TUJUAN DITJEN IKM

Visi Mewujudkan IKM yang

Berdaya Saing Global


Misi
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM

berbasis kompetensi; mendorong tumbuhnya WUB IKM; mendorong peningkatan penguasaan dan penerapan teknologi modern; mendorong peningkatan perluasan pasar; mendorong peningkatan nilai tambah; mendorong perluasan akses pembiayaan; mendorong penyebaran IKM di luar Pulau Jawa

Tujuan

bertambahnya SDM IKM yang kompeten; meningkatnya jumlah WUB IKM; meningkatnya IKM berbasis teknologi modern; meningkatnya IKM yang mampu memenuhi pasar DN dan LN; meningkatnya peran IKM dalam menyeimbangkan nilai tambah dengan industri besar
14

INDIKATOR KINERJA UTAMA IKM


I. Rasio IKM Jawa dan Luar Jawa mencapai 60:40

II. Kontribusi PDB IKM terhadap PDB Industri sebesar 34%

PROYEKSI PERKEMBANGAN IKM TAHUN 2010-2014


No. 1 2 3 4 5 Uraian Unit Usaha (IKM) Tenaga Kerja (Org) Nilai Investasi ( Triliun Rp) Nilai Produksi ( Triliun Rp) Nilai Bahan Baku ( Triliun Rp) 2010 3.806.566 8.755.102 229 521 156 2011 3.909.343 9.147.863 244 561 163 Tahun 2012 4.026.624 9.462.565 261 609 174 2013 4.159.502 9.816.425 284 671 188 2014 4.324.190 10.378.056 313 753 207 LP (%) 3,24 4,34 8,14 9,63 7,27

6
7

Nilai Tambah( Triliun Rp)


Ekspor (US$ Juta)

365
13.503

398
15.022

435
16.541

483
18.060

546
19.579

10,60
9,73
15

PROYEKSI PERKEMBANGAN IKM PULAU JAWA DAN LUAR PULAU JAWA TAHUN 2010-2014
No.
1 2 3

Uraian
Pulau Jawa (Unit) Jumlah (Unit)

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014


2.548.634 2.549.487 2.555.973 2.568.010 2.594.514 3.806.566 3.909.343 4.026.624 4.159.502 4.324.190

LP (%)
0,45 8,29 3,24

Luar Pulau Jawa (Unit) 1.257.932 1.359.856 1.470.651 1.591.492 1.729.676

PERSENTASE DISTRIBUSI POPULASI IKM DI JAWA DAN LUAR JAWA TAHUN 2010-2014
No.
1 2

Uraian
Jawa Luar Jawa

Tahun 2010
67 33

2011
65 35

2012
63 37

2013
62 38

2014
60 40

16

AKSELERASI PEMBANGUNAN IKM MELALUI PENINGKATAN DAYA SAING DAN PENUMBUHAN WUB

2009

2014

2024

I. Unit IKM : . 4 juta Tenaga kerja : . 10 juta Nilai Ekspor : . US $ 14 juta Nilai Impor : .. Nilai Produksi : .. Rp 650 Triliun Nilai Tambah : Rp 260 Triliun II. 4 (Empat) Pilar Pendekatan Strategis: 1. Klaster 2. OVOP Peningkatan Daya 3. Restrukturisasi Saing 4. Penumbuhan Wirausaha Baru (Pertumbuhan IKM)

2034

MANDIRI DAN BRANDING


o Basis Ekonomi nasional yang Kuat 0(Kontribusi terhadap PDB < 50 %)

APBN O&M
CHAMPION
Muatan : oKreatifitas o Inovasi o Teknologi o Knowledged-base

PDCA

Struktur: o Backward-forward linkage/network/ supply chain/value chain kuat domestik & internasional o Regional Seimbang

Kriteria: 1. Kompetensi sesuai standard 2. Bankable 3. Subkontrak IK < 10 unit III. Mandat: - Perpres No.28 Tahun 2008 : (5 Klaster IKM tertentu) - Inpres No.6 tahun 2009 (klaster fashion & Kerajinan)

KEGIATAN PRIORITAS DAN PENUNJANG DJIKM


KEGIATAN PRIORITAS
Pengembangan OVOP Pengembangan Klaster IKM Pengembangan Industri Kreatif IKM Pengembangan Kewirausahaan

KEGIATAN PENUNJANG
Restrukturisasi Mesin Peralatan IKM Fasilitasi Layanan IKM Promosi dan Pameran

18

III. PENGEMBANGAN IKM MELALUI PENDEKATAN KLASTER DAN PENUMBUHAN WUB

19

III.a. PENGEMBANGAN IKM MELALUI PENDEKATAN KLASTER

20

LANDASAN HUKUM PENGEMBANGAN KLASTER


1. 2. Perpres No 28/2008 tentang Kebijakan Industri Nasional Permenperin No 131/2009 tentang Peta Panduan (roadmap) Pengembangan Klaster Industri Fashion Permenperin No 132/2009 tentang Peta Panduan (roadmap) Pengembangan Klaster Industri Kerajinan dan Barang Seni Permenperin No 133/2009 tentang Peta Panduan (roadmap) Pengembangan Klaster Industri Batu Mulia & Perhiasan Permenperin No 134/2009 tentang Peta Panduan (roadmap) Pengembangan Klaster Industri Garam Permenperin No 135/2009 tentang Peta Panduan (roadmap) Pengembangan Klaster Industri Gerabah & Keramik Hias Permenperin No 136/2009 tentang Peta Panduan (roadmap) Pengembangan Klaster Industri Minyak Atsiri Permenperin No 137/2009 tentang Peta Panduan (roadmap) Pengembangan Klaster Industri Makanan Ringan
21

3.
4.

5.
6.

7.
8.

DEFINISI KLASTER INDUSTRI MENURUT PERPRES NO 28/2008) Sekelompok industri inti yg terkonsentrasi secara regional maupun global yg saling berhubungan atau berinteraksi sosial secara dinamis, baik dengan industri terkait, industri pendukung maupun jasa penunjang, infrastruktur ekonomi dan lembaga terkait dalam meningkatkan efisiensi, menciptakan aset secara kolektif dan mendorong terciptanya inovasi sehingga tercipta keunggulan kompetitif.
22

ALASAN UTAMA PERLUNYA KLASTER INDUSTRI


1. Adanya pasar lokal yg signifikan; aglomerasi beberapa perusahaan akan menciptakan peluang pasar lebih besar 2. Berkurangnya biaya transportasi dan rantai pasok; 3. Kemudahan akses sumber daya industri; 4. Peluang besar bagi munculnya kegiatan usaha baru; 5. Terdapat spesialisasi yg tinggi pada produk yg dihasilkan; 6. Lingkungan yg lebih kompetitif mendorong motivasi; 7. Kerjasama yg lebih baik diantara anggota klaster; dan kedekatannya dpt meningkatan kepercayaan diantara perusahaan & kemudahan berkomunikasi; 8. Kumpulan perusahaan dgn kegiatan yg sama akan menciptakan pasar tenaga kerja yg berpengalaman dan spesialisasi pada sektornya ; 9. Kemudahan akses mendapat tenaga kerja yg trampil; 10.Kedekatan beberapa perusahaan pada sektor yg sama dapat menciptakan pertukaran pengetahuan melalui kontak langsung, kemudahan mobilisasi tenaga kerja, dan spillover yg pada gilirannya terjadi peningkatan inovasi dan produktivitas
23

SPEKTRUM KEGIATAN KOLABORASI


Jointly inform (Kerjasama pertukaran informasi)
newsletters, electronic links, cluster directories

Jointly learn (Kerjasama pembelajaran)


seminars, conferences, training

Jointly market (Kerjasama pemasaran)


strategic plans for exports, cluster brochures

Jointly purchase (Kerjasama pengadaan/pembelian)


buyer-supplier linkages

Jointly produce (Kerjasama produksi)


bid on projects, joint ventures, federal labs

Jointly build economic foundations (Kerjasama pembangunan infrastrktur/fasilitas bersama)


centers of excellence, telecom, tech transfer,
24

MODEL GENERIK KLASTER INDUSTRI

25

MODEL KONSEPTUAL
Program Pengembangan Klaster Industri
Diagnosis Input
Mobilisasi&Sosialisasi

Output

Kolaborasi Implementasi Monev

Outcome

Siklus Hidup Klaster Industri


Aktor
Konsentrasi Institusi Eks. Critical Mass

Kolaborasi
Agglomeration E merging Cluster Developing Cluster Mature Cluster Transformation

Jaringan

Impact

Daya Saing Klaster Industri

Pertumbuhan Ekonomi Regional

CONTOH PENGEMBANGAN KLASTER IKM MAKANAN RINGAN DI KAB SIDOARJO, KOTA MAGELANG DAN KAB CIAMIS
Champion : Sidoarjo (UD Berkah); Magelang (Karya Boga: ceriping pohong, kripik tempe, kripik tahu, kripik jamur, chestik slondok, molen tahu, kacang telur, aneka roti); Ciamis (Industri kue koya: Hj. Nani Murniati). : Sidoarjo (UD. Raden, UD. Kupang Raya, Karunia Jaya, H. Hanif, H. Dardak); Magelang (Toko Mas Sugi, Cahaya Tidar, Toko Lezat Saerah); Ciamis (18 perusahaan). : pengadaan bahan baku; produksi; promosi (pemasaran), permodalan dan pertukaran informasi

Anggota Kerjasama

Permasalahan
1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengelolaan IKM masih bersifat tradisional; Teknologi yang masih sederhana; Harga bahan baku yang fluktuatif akibat tidak adanya stok bahan baku yang optimal; Manajemen usaha masih sederhana; Keterbatasan modal kerja; Tingkat pendidikan tenaga kerja umumnya masih rendah yang menyebabkan perkembangan usaha relatif lambat dan bahkan tidak jarang terjadi kesalahan dalam pengelolaan.

Upaya tindak lanjut


1. 2. 3. 4. Perlu pelatihan pengembangan produk, desain, manajemen mutu, riset pasar, kewirausahaan, dan pemanfaatan IT; Fasilitasi perolehan KUR, sertifikasi ISO/SNI, dan legalitas usaha; Perlu pendampingan dan bantuan tenaga ahli; Melakukan koordinasi yang intensif dengan Dinas Perindustrian Provinsi/Kab/Kota dan pihak ketiga, sehingga percepatan pelaksanaan kegiatan di daerah dapat dilaksanakan secara efektif.
27

KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN (PERIODE TAHUN 2006 2012)


Peningkatan kompetensi SDM melalui pelatihan manajemen dan teknis Perkuatan Klaster IKM melalui keterlibatan stakeholders di daerah dalam Forum FGD

Melakukan Temu Usaha Bisnis dalam rantai nilai Klaster IKM

Monitoring dan Evaluasi

Memfasilitasi Pemasaran Produk Klaster IKM

Memfasilitasi Pendampingan Tenaga Ahli dalam menata pengembangan Klaster IKM

28

HASIL YANG DICAPAI (PERIODE TAHUN 2006 2012)


Minyak Atsiri: pengembangan di 14 lokasi yaitu Padang, Garut, Kuningan, Boyolali, Pemalang, Banyumas, Blitar, Purbalingga, Kolaka Utara, Mamuju Utara, Banda Aceh, Aceh Besar, Solok, dan Sumedang. Gerabah dan Keramik Hias: pengembangan di 3 lokasi yaitu Purwakarta, Bantul, dan Lombok Barat. Batu Mulia dan Perhiasan: pengembangan di 13 lokasi yaitu Kota Gede, Gianyar, Lumajang, Jayapura, Lombok Barat, Wonogiri, Sukabumi, Bandung, Banjar, Belitung, Denpasar, Lombok Tengah, dan Halmahera Selatan. Kerajinan dan Barang Seni: pengembangan di 15 lokasi yaitu Aceh Besar, Palangkaraya, Kebumen, Bantul, Lamongan, Kudus, Pekalongan, Pasuruan, Gianyar, Bukittinggi, Lombok tengah, Tasikmalaya, Jayapura, Hulu Sungai Selatan. Makanan Ringan: pengembangan di 9 lokasi yaitu Pekanbaru, Bogor, Majalengka, Sumedang, Ciamis, Magelang, Sidoarjo, Manado, dan Makassar.

Garam Rakyat: pengembangan di 4 lokasi yaitu Sampang, Rembang, Jeneponto, dan Pati.

Fashion: pengembangan di 6 lokasi yaitu Pontianak, Sambas, DKI Jakarta, Mataram, Makassar, dan Bandung.
29

III.b. PENGEMBANGAN IKM MELALUI PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU

30

PENGEMBANGAN WUB BY DESIGN


PENGEMBANGAN TENAGA PENYULUH LAPANGAN (TPL) IKM
Tenaga Penyuluh Lapangan IKM Selama 2 Tahun Pelatihan Kewirausah aan dan Teknis Fasilitasi Pendirian Usaha untuk Business Plann Terbaik

WUB TPL

Pendidikan Tenaga Penyuluh Lapangan Seleksi

Workshop Softskill Jaringan Bisnis

Peserta Seleksi berasal dari lulusan SMU/SMK yang Berprestasi dan Berasal dari Keluarga Kurang Mampu Pendidikan TPL dilakukan di Sekolah-sekolah tinggi di Lingkungan Kementerian Perindustrian Keahlian Softskill yang ditanamkan adalah keahlian Komunikasi Massa, Pengembangan Jati Diri, Penumbuhan Wirausaha Baru IKM melalui Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) tahun 2013 sebanyak 581 orang 31

PENGEMBANGAN TENAGA PENYULUH LAPANGAN (TPL) IKM


Seleksi Pendidikan
Dilakukan pada perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Perindustrian Kurikulum pembelajaran meliputi kurikulum teknis sesuai spesialisasi perguruan tinggi mereka, kurikulum teknis penyuluhan & diagnosis IKM dan kurikulum pengembangan kewirausahaan

Magang

Pelatihan Kewirausah aan

Seleksi Bisnis Plan Terbaik


Pada tahun kedua masa kontrak para TPL menyusun bisnis plan sesuai potensi daerahnya Dikompetisikan di 7 regional BDI Fasilitasi start up mesin peralatan bagi TPL-IKM dengan bisnis plan terbaik (3 besar di masing-masing regional BDI) 32

Peserta seleksi berasal dari lulusan Sekolah Menengah Atas yang berprestasi & berasal dari keluraga kurang mampu Dimulai pada tahun 2007 & telah berlangsung sebanyak 6 angkatan hingga tahun 2012

Menjalani masa kontrak sebagai TPL IKM pada 6 (enam) sentra selama 2 tahun

Diselenggarakan di 7 regional BDI, kerjasama Ditjen IKM dengan BDI Kurikulum pembelajaran meliputi kompetensi pengetahuan & ketrampilan wirausaha

32

PENGEMBANGAN TENAGA PENYULUH LAPANGAN (TPL) IKM


Kondisi

TPL Angkatan 2007


475 orang sudah selesai menjalani masa kontrak Posisi saat ini : Sudah memulai usaha : 112 orang Masih tahap rencana:167 orang

TPL Angkatan 2008


294 orang, sedang menjalani kontrak kerja tahun 2

TPL Angkatan 2009


287 orang, sedang menjalani kontrak kerja tahun 1

Kendala yang dihadapi : Baru dapat fokus memulai usaha selepas kontrak karena kesibukan menjalankan tugas sebagai TPL semasa kontrak Keterbatasan modal kerja (start up capital) dalam memulai usaha

33

PENGEMBANGAN INKUBATOR TEKNOLOGI INFORMASI

Temu Bisnis Pelatihan Kewirausahaan dan Teknis Seleksi/ Rekruitmen

Fasilitasi prasarana dan perangkat penunjang inkubator

WUB TI

Monitoring dan Koordinasi untuk mencari Solusi atas permasalahan yang muncul

Pelaksanaan dilakukan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi


34

PENGEMBANGAN INKUBATOR TEKNOLOGI INFORMASI


1. Pengadaan Sumber Daya Manusia

Identifikasi
Inventarisasi Perguruan Tinggi Seleksi Perguruan Tinggi

Sosialisasi

Seleksi Awal

Seleksi Rekruitmen
Seleksi akhir berupa tes psikologi dan wawancara oleh psikolog, dengan 4 komponen utama : Kapasitas Intelegensi Kepribadian Sikap Kerja Jiwa Kepemimpinan

Kunjungan pada
Perguruan tinggi yang telah diidentifikasi Temu wicara dengan calon pengelola inkubator Penjelasan umum tentang program inkubator kepada para mahasiswa

Dilaksanakan oleh pihak Perguruan Tinggi, dengan tahapan : Pendaftaran Seleksi melalui tanya-jawab

35

2. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia


PELATIHAN
Achievement Motivation Training Competency-based Economies through Formation of Enterpreneurs Training Bisnis Manajemen Keuangan dan Perpajakan TEMU BISNIS Temu Bisnis yang mempertemukan calon wirausaha baru hasil pelatihan dengan pasar potensial, antara lain : perbankan, perhotelan, pemda dan perusahan besar IT
PRASARANA DAN PERANGKAT PENUNJANG INKUBATOR

Start Up capital Menyediakan peralatan (komputer & software) Biaya operasional untuk 2 tahun pertama

INKUBATOR TEKNOLOGI INFORMASI

3. Monitoring dan Koordinasi - Dilakukan pada setiap lokasi secara periodik - Memberikan Asistensi - Melakukan Solusi bersama Perguruan Tinggi pengelola inkubator
36

PENGEMBANGAN JASA PERBENGKELAN

Magang Perbengkelan Pelatihan Kewirausahaan dan Teknis Seleksi

Fasilitasi Bantuan Peralatan Perbengkelan (start up capital)

Fasilitasi Pendirian Bengkel

Pelaksanaan dilakukan dengan bekerjasama dengan ATPM. Dilaksanakan Mulai Tahun 2011-sekarang.
37

PENGEMBANGAN WUB WANITA


Pendampingan Manajemen dan Teknis Fasilitasi Usaha

Pembentukan Kelompok Usaha Bersama Pelatihan Teknis dan Kewirausahaan Seleksi

Fasilitasi Mesin dan Peralatan

Mesin Peralatan untuk Start Up Capital diberikan kepada kelompok usaha, bukan perseorangan

38

PENUMBUHAN WUB IKM PANGAN DILUAR JAWA

Bantuan start up Capital Magang Pelatihan WUB (teknis dan motivasi berusaha) Seleksi calon WUB

Pendampingan tenaga ahli

Dilakukan seleksi IKM yang dinilai cukup berhasil

diberikan Fasilitasi Peningkatan Mutu dan Kemasan (Pelatihan GMP, Fasilitasi Sertifikasi, Fasilitasi HKI, Fasilitasi Bahan dan Alat Kemasan)

Bantuan Start Up Capital berupa: bahan baku, alat sederhana, sewa tempat usaha
39

IV. PENUTUP

PENUTUP
1. IKM Merupakan tulang punggung perekonomian nasional karena mampu memberi kontribusi terhadap perekonomian nasional. 2. Keterlibatan masyarakat di sektor IKM yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dapat menjadi penghela perekonomian baik di level daerah maupun pusat. 3. Kegiatan pembinaan IKM diharapkan dapat menghasilkan IKM yang tangguh serta menyediakan produk yang berkualitas yang akan mengisi mata rantai pertumbuhan industri nasional. 4. Dukungan dan komitmen dari Asosiasi Klaster Indonesia sangat diharapkan dalam mengembangkan dan memajukan klaster-klaster di Indonesia, baik yang merupakan anggota asosiasi maupun non asosiasi, sehingga dapat tumbuh mandiri dan memiliki daya saing yang kuat.
41

TERIMA KASIH
ikm.kemenperin.go.id www.smallindustry-indonesia.com
42

Anda mungkin juga menyukai