1. Sukarela
2. Non Politik
3. Bebas
4. Sistem Nilai
5. Persaudaraan Hubungan antar anggota
6. Kemitraan
AZAS
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam Gerakan
Pramuka mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia
No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang
terdiri dari:
1. Partisipatif;
2. Pemberdayaan;
3. Membangkitkan kearifan lokal;
4. Mengurangi Kerentanan;
5. Meningkatkan Kemampuan;
6. Akuntabilitas;
7. Non Proletisi;
TUJUAN
1. Umum
Mengembangkan potensi Pramuka, baik sebagai pribadi,
kelompok maupun organisasi untuk membantu
pelaksanaan upaya penanggulangan bencana, bersama
masyarakat dan pemerintah serta lembaga swadaya &
organisasi masyarakat lainnya.
2. Khusus
a. Menumbuh kembangkan kesetiakawanan sosial
(empati) dalam diri anggota Gerakan Pramuka agar
menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, memahami
kondisi lingkungan dan masyarakat.
TUJUAN
2. Kwartir Daerah
• Menetapkan kebijakan daerah berdasarkan kebijakan
nasional
• Koordinasi / kemitraan dengan instansi pemerintah
dan institusi terkait lainnya di tingkat propinsi
ORGANISASI
• Pengembangan program Pramuka Peduli
Penanggulangan Bencana tingkat daerah
• Mengkoordinasikan operasional satuan-satuan tugas
Pramuka Peduli Penanggulangan Bencana
• Membentuk SRC (Satuan Reaksi Cepat)
3. Kwartir Cabang
• Melaksanakan kebijakan daerah
• Koordinasi / kemitraan dengan instansi pemerintah dan
institusi terkait lainnya di tingkat kabupaten/kota
• Pengembangan program Pramuka Peduli
Penanggulangan Bencana tingkat cabang
ORGANISASI
• Membentuk dan mengelola Unit Siaga Bencana dan
melaksanakan fungsi TRC (Tim Reaksi Cepat) dalam situasi
darurat
Rompi Lapangan
LOGO
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
PRAMUKA PEDULI
PENANGGULANGAN BENCANA
PRAMUKA PEDULI
B.N.P.B. PENANGGULANGAN BENCANA KWARNAS
KWARNAS
PINSAKA TK. NAS
Pusat Siaga Bencana
DKN
UNIT-UNIT UNIT-UNIT
SIAGA SIAGA BENCANA. KWARRAN
BENCANA.
PINSAKA TK. RAN
DKR
KEC. SAKA
ANGGOTA
KEL./ MASYARAKAT GERAKAN
DESA PRAMUKA
GUDEP
ALUR MEKANISME PRAMUKA PEDULI
PENANGGULANGAN BENCANA
PRINSIP DASAR
PENANGGULANGAN BENCANA
•
Segala upaya atau kegiatan yang dilaksanakan
•
Serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko bencana baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman
bencana (UU no. 24/2007)
•
Ada 2 bentuk mitigasi :
Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul
sungai, dll.)
Mitigasi non struktural (peraturan, tata ruang, pelatihan)
termasuk spiritual.
Mitigasi …………………..
lanjutan
1. Menegakkan peraturan yg telah ditetapkan
2. Memasang tanda-tanda bahaya/larangan
3. Membangun Pos-pos pengamanan,
pengawasan/pengintaian
4. Membangun sarana pengaman bahaya dan
memperbaiki sarana kritis (tanggul, dam,
sudetan dll)
5. Pelatihan kebencanaan
Upaya untuk mengantisipasi
•
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU no. 24/2007).
•
Pemberian peringatan dini harus:
- Menjangkau masyarakat (accesible)
- Segera (immediate)
- Tegas tidak membingungkan (coherent)
- Bersifat resmi (official)
Tanggap Darurat (response)
•
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak
buruk yang ditimbulkan, meliputi kegiatan penyelamatan
dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana
(UU no. 24/2007)
•
Kebutuhan dasar berupa:
- pangan,
- sandang
- tempat tinggal sementara,
- kesehatan, sanitasi dan air bersih
Pemulihan (recovery)
•
Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana
dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana,
dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi. (UU no.
24/2007)
•
Pemulihan meliputi pemulihan fisik dan non fisik.
Rehabilitasi (rehabilitation)
MANAJEMEN
RESIKO
BENCANA
PENCEGAHAN
DAN MITIGASI MANAJEMEN MANAJEMEN
KEDARURATAN PEMULIHAN
KESIAPSIAGAAN
TERIMA KASIH