Anda di halaman 1dari 41

PP PRAMUKA PEDULI

SK Kwarnas 230 thn 2007

TOT MODUL PENANGGULANGAN BENCANA


Jakarta, 8 Desember 2011
DASAR

1. Undang-undang Repubik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010


tentang Gerakan Pramuka
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
4. Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2009 tentang Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka.
5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009
tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
6. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramukia Nomor 230 Tahun 2007
tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Peduli.
7. Kerangka Aksi Hyogo tentang mandat pengurangan risiko bencana
2005-2015 Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap
Bencana.
AZAS

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam Gerakan


Pramuka menganut azas-azas dalam Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang terdiri dari:

1. Sukarela
2. Non Politik
3. Bebas
4. Sistem Nilai
5. Persaudaraan Hubungan antar anggota
6. Kemitraan
AZAS
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam Gerakan
Pramuka mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia
No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang
terdiri dari:

1. Partisipatif;
2. Pemberdayaan;
3. Membangkitkan kearifan lokal;
4. Mengurangi Kerentanan;
5. Meningkatkan Kemampuan;
6. Akuntabilitas;
7. Non Proletisi;  
TUJUAN

1. Umum
Mengembangkan potensi Pramuka, baik sebagai pribadi,
kelompok maupun organisasi untuk membantu
pelaksanaan upaya penanggulangan bencana, bersama
masyarakat dan pemerintah serta lembaga swadaya &
organisasi masyarakat lainnya.

2. Khusus
a. Menumbuh kembangkan kesetiakawanan sosial
(empati) dalam diri anggota Gerakan Pramuka agar
menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, memahami
kondisi lingkungan dan masyarakat.
TUJUAN

b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota


Gerakan Pramuka mengenai yang terkait dengan
penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

c. Meningkatkan jumlah anggota Gerakan Pramuka di


seluruh pelosok tanah air yang ikut-serta dalam
penyelenggaraan Program Pramuka Peduli
Penanggulangan Bencana.

d. Memberikan pedoman teknis bagi anggota Gerakan


Pramuka dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
SASARAN
Agar anggota Gerakan Pramuka:
1. Mampu memahami dan mengenali ancaman, kerentanan
dan kapasitas guna meningkatkan kesadaran terhadap
risiko bencana.
2. Mampu menjadi katalisator penyelenggaraan
penanggulangan bencana di jajaran Gerakan Pramuka
dan masyarakat.
3. Menjadi tenaga terlatih yang siap terjun langsung ke
masyarakat dalam kegiatan pencegahan, pengurangan
dan penanganan bencana.
4. Mampu menjalin kemitraan yang berdaya guna dengan
institusi terkait penanggulangan bencana.
KEBIJAKAN

Pramuka Peduli Penanggulangan Bencana Gerakan Pramuka


berperan aktif dalam gerakan Penanggulangan Bencana
melalui pemberdayaan potensi Pramuka dan elemen
masyarakat, secara konsisten di seluruh wilayah Indonesia
dengan kebijakan :

1. Mewujudkan masyarakat yang memiliki kesiapsiagaan di


dalam Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas.

2. Pramuka Peduli Penanggulangan Bencana


dimplementasikan melalui suatu sistem nilai yang
didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka
KEBIJAKAN

3. Membangun kesadaran dan Kesiapsiagaan Penanggulangan


Bencana - Pengurangan Risiko Bencana (PB-PRB) di
seluruh jajaran Gerakan Pramuka dengan memainkan
peran konstruktif di dalam masyarakat.

4. Gerakan Pramuka diakui sebagai organisasi yang aktif


melakukan penyelengaraan Penanggulangan Bencana
Berbasis Komunitas.
STRATEGI
Dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan
mengembangkan prinsip 7 (tujuh) M (yakni; mendidik,
mudah, manfaat, murah, massal, mitra kerja dan media
massa) berdasarkan strategi:
1. Mengutamakan kemampuan sumber daya yang dimiliki
yaitu swadana dan swakelola di tiap-tiap wadah
pembinaan: Gugusdepan, Kwartir, Dewan Kerja, Satuan
Karya, dan Kelompok Kerja Pramuka maupun Komunitas
Pramuka lainnya.
2. Meningkatkan dan menguatkan kapasitas organisasi
melalui pelatihan potensi Pramuka dalam Pengelolaan
Risiko Bencana Berbasis Komunitas.
STRATEGI

3. Meningkatkan dan menguatkan kapasitas organisasi


melalui pelatihan potensi Pramuka dalam Pengelolaan
Risiko Bencana Berbasis Komunitas.

4. Membangun kerjasama, kemitraan dan jejaring di jajaran


Gerakan Pramuka dengan pihak - pihak yang terlibat dalam
kegiatan Penaggulangan Bencana.

5. Gerakan Pramuka memberikan dukungan secara fungsional


maupun struktural yang bersifat konsultasi, konsolidasi,
pendampingan maupun supervisi dari operasionalisasi
implementasi Pramuka Peduli Penanggulangan Bencana
KEGIATAN
A. Kegiatan berdasarkan golongan
Kegiatan Pramuka Peduli Penanggulangan Bencana
disesuaikan berdasarkan golongan :
• Siaga
• Penggalang
• Penegak dan Pandega
• Anggota Dewasa

B. Kegiatan berdasarkan tahapan bencana


Penyelenggaraan kegiatan Pramuka Peduli
penanggulangan bencana dilaksanakan pada tahapan
prabencana, saat bencana dan paska bencana yang
didasarkan 5 (lima) aspek meliputi:
KEGIATAN
• Manusia
• Sosial dan budaya masyarakat
• Keuangan
• Fisik
• Lingkungan hidup

Penyelenggaraan kegiatan penanggulangan bencana


diperlukan sarana dan prasarana dengan standar minimum
kelengkapan kegiatan :
• Sekretariat dan atau perlengkapan posko
• Alat komunikasi, informasi, dokumentasi dan navigasi
• Alat pelindung diri dan P3K pribadi
KEGIATAN
• Alat operasional dan mobilisasi
• Perlengkapan dapur umum lapangan
• Alat peraga pendidikan berdasarkan golongan
• Kepemilikan asuransi bagi relawan Pramuka Peduli

Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan golongan peserta


didik dan wadah pembinaan melalui tahapan kegiatan :
1. Pencegahan,
2. Mitigasi,
3. Kesiapsiagaan darurat,
4. Penanganan darurat,
5. Pemulihan,
ORGANISASI
1. Kwartir Nasional
• Menetapkan kebijakan nasional
• Koordinasi / kemitraan dengan instansi pemerintah
dan institusi terkait lainnya di tingkat nasional
• Pengembangan program Pramuka Peduli
Penanggulangan Bencana tingkat nasional
• Membentuk SRC (Satuan Reaksi Cepat)

2. Kwartir Daerah
• Menetapkan kebijakan daerah berdasarkan kebijakan
nasional
• Koordinasi / kemitraan dengan instansi pemerintah
dan institusi terkait lainnya di tingkat propinsi
ORGANISASI
• Pengembangan program Pramuka Peduli
Penanggulangan Bencana tingkat daerah
• Mengkoordinasikan operasional satuan-satuan tugas
Pramuka Peduli Penanggulangan Bencana
• Membentuk SRC (Satuan Reaksi Cepat)

3. Kwartir Cabang
• Melaksanakan kebijakan daerah
• Koordinasi / kemitraan dengan instansi pemerintah dan
institusi terkait lainnya di tingkat kabupaten/kota
• Pengembangan program Pramuka Peduli
Penanggulangan Bencana tingkat cabang
ORGANISASI
• Membentuk dan mengelola Unit Siaga Bencana dan
melaksanakan fungsi TRC (Tim Reaksi Cepat) dalam situasi
darurat

4. Unit Siaga Bencana


• Melakukan pendataan dan pembinaan potensi yang berada di
wilayahnya
• Menjalankan fungsi-fungsi operasional Unit Siaga Bencana
• Melakukan fungsi TRC
• Mendirikan dan mengelola Posko Pramuka Peduli
Penanggulangan Bencana
• Membuat laporan secara berkala
• Membantu mendistribusikan bantuan dari Bumbung kemanusiaan
Pramuka Peduli
SERAGAM DAN LOGO

Rompi Lapangan
LOGO
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
PRAMUKA PEDULI
PENANGGULANGAN BENCANA

PRAMUKA PEDULI
B.N.P.B. PENANGGULANGAN BENCANA KWARNAS
KWARNAS
PINSAKA TK. NAS
Pusat Siaga Bencana
DKN

B.P.B.D PRAMUKA PEDULI


PENANGGULANGAN BENCANA KWARDA
Provinsi KWARDA
PINSAKA TK. DA
Satuan Reaksi Cepat
DKD

B.P.B.D PRAMUKA PEDULI


PENANGGULANGAN BENCANA KWARCAB
Kab/Kota KWARCAB
PINSAKA TK. CAB
Tim Reaksi Cepat
DKC

UNIT-UNIT UNIT-UNIT
SIAGA SIAGA BENCANA. KWARRAN
BENCANA.
PINSAKA TK. RAN

DKR

KEC. SAKA
ANGGOTA
KEL./ MASYARAKAT GERAKAN
DESA PRAMUKA
GUDEP
ALUR MEKANISME PRAMUKA PEDULI
PENANGGULANGAN BENCANA
PRINSIP DASAR
PENANGGULANGAN BENCANA

TOT MODUL PENANGGULANGAN BENCANA


Jakarta, 8 Desember 2011
DEFINISI MANAJEMEN BENCANA


Segala upaya atau kegiatan yang dilaksanakan

dalam rangka pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,

tanggap darurat dan pemulihan berkaitan dengan

bencana yang dilakukan pada sebelum, pada saat

dan setelah bencana.


Kegiatan-kegiatan
Manajemen Bencana
A. Pencegahan (prevention)
B. Mitigasi (mitigation)
C. Kesiapan (preparedness)
D. Peringatan Dini (early warning)
E. Tanggap Darurat (response)
F. Bantuan Darurat (relief)
G. Pemulihan (recovery)
H. Rehabilitasi (rehabilitation)
I. Rekonstruksi (reconstruction)
Pencegahan (prevention) Upaya untuk mencegah
terjadinya bencana

Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


mengurangi atau menghilangkan risiko bencana,
baik melalui pengurangan ancaman bencana
maupun kerentanan pihak yang terancam bencana
(UU no. 24/2007).
Misalnya:
 Melarang pembakaran hutan dalam perladangan
 Melarang penambangan batu di daerah yang curam.
Pencegahan (antara lain) ……
lanjutan

1. Membuat Peta Daerah Bencana


2. Mengadakan dan Mengaktifkan Isyarat-Isyarat tanda bahaya
3. Menyusun Rencana Umum tata ruang
4. Menyusun Perda mengenai syarat keamanan, bangunan
pengendalian limbah dsb.
5. Mengadakan peralatan/perlengkapan Ops. PB
6. Membuat Prosedur tetap, Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk
Teknis PB.
7. Perbaikan kerusakan lingkungan
Mitigasi (mitigation) Upaya untuk meminimalkan
dampak bencana.


Serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko bencana baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman
bencana (UU no. 24/2007)


Ada 2 bentuk mitigasi :
 Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul
sungai, dll.)
 Mitigasi non struktural (peraturan, tata ruang, pelatihan)
termasuk spiritual.
Mitigasi …………………..
lanjutan
1. Menegakkan peraturan yg telah ditetapkan
2. Memasang tanda-tanda bahaya/larangan
3. Membangun Pos-pos pengamanan,
pengawasan/pengintaian
4. Membangun sarana pengaman bahaya dan
memperbaiki sarana kritis (tanggul, dam,
sudetan dll)
5. Pelatihan kebencanaan
Upaya untuk mengantisipasi

Kesiapsiagaan (preparedness) bencana melalui pengorganisasian


langkah secara tepat, efektif
dan siap siaga

Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta
melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU
no. 24/2007).
Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos komando,
penyiapan lokasi evakuasi, Rencana Kontinjensi, dan
sosialisasi peraturan / pedoman penanggulangan
bencana.
Peringatan Dini (early warning) Upaya memberikan
tanda peringatan
akan kemungkinan terjadinya
bencana


Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU no. 24/2007).

Pemberian peringatan dini harus:
- Menjangkau masyarakat (accesible)
- Segera (immediate)
- Tegas tidak membingungkan (coherent)
- Bersifat resmi (official)
Tanggap Darurat (response)


Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak
buruk yang ditimbulkan, meliputi kegiatan penyelamatan
dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana
(UU no. 24/2007)

Upaya pada saat bencana


Untuk menanggulangi dampa
Yang ditimbulkan bencana.
Bantuan Darurat (relief)


Kebutuhan dasar berupa:
- pangan,
- sandang
- tempat tinggal sementara,
- kesehatan, sanitasi dan air bersih
Pemulihan (recovery)


Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana
dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana,
dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi. (UU no.
24/2007)


Pemulihan meliputi pemulihan fisik dan non fisik.
Rehabilitasi (rehabilitation)

Perbaikan dan pemulihan semua aspek


pelayanan publik atau masyarakat sampai
tingkat yang memadai pada wilayah pasca-
bencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi atau berjalannya secara wajar
semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat. (UU no. 24/2007)
Upaya untuk membantu
Masyarakat untuk
Memperbaiki rumah,
Fasilitas umum & sosial,
Dan menghidupkan roda
Perekonomian.

Sugeng Triutomo, Sugiharto, Siswantobp


Rekonstruksi (reconstruction)

Pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,


kelembagaan pada wilayah pasca-bencana, baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian,
sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat.

Program untuk perbaikan


fisik, sosial, dan ekonomi
untuk mengembalikan
kehidupan masyarakat
pada kondisi yang
sama atau lebih baik.
MANAJEMEN BENCANA

MANAJEMEN
RESIKO
BENCANA
PENCEGAHAN
DAN MITIGASI MANAJEMEN MANAJEMEN
KEDARURATAN PEMULIHAN
KESIAPSIAGAAN

PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA


Perubahan paradigma Penanggulangan Bencana

1. Bukan hanya tanggap darurat tetapi juga keseluruhan


manajemen risiko & pembangunan.
2. Perlindungan sebagai bagian hak asasi dan bukan semata
kewajiban pemerintah.
3. Dengan demokratisasi dan otonomi daerah PB
menjadi tanggungjawab Pemda & masyarakat.
4. PB bukan hanya tanggungjawab pemerintah tetapi juga urusan
bersama masyarakat.
Karakteristik Bencana
 geologi
 gempa bumi, tsunami, longsor,
gerakan tanah
 hidro-meteorologi
 banjir, topan, banjir bandang,
kekeringan
 biologi
 epidemi, penyakit tanaman, hewan
 teknologi
 kecelakaan transportasi, industri
 lingkungan
 kebakaran, kebakaran hutan,
penggundulan hutan,
pertambangan.
 sosial
 konflik, terror, huru-hara, perang
karakter ancaman  sumber: penyebab / pemicu
terjadinya ancaman
 kekuatan: faktor yang
menentukan kekuatan
ancaman
 kecepatan: kecepatan
kehadiran, pergi, dan
dampak
 frekuensi: pola perulangan
 durasi: lama waktu kejadian
 sebaran: luasan / cakupan
ancaman
 posisi: kedudukan unsur
berisiko terhadap sumber
ancaman
49
MODEL PB PRAMUKA
Fungsi
Pendidikan
Tidak ada Bencana
1. perencanaan Pendidikan PB;
2. pendidikan pengurangan risiko bencana;
3. pencegahan;
4. pelatihan analisis risiko bencana;
5. pelatihan pemahaman rencana tata ruang;
6. pendidikan dan pelatihan; dan
7. persyaratan standar teknis PB
Kesiapsiagaan
- Mitigasi
Pemulihan
- Kesiapan • Rehabilitasi
- Peringatan Dini Pada Saat Darurat • Rekonstruksi
1. Kajian kilat
2. Penetapan status Bencana
3. SAR
4. Pemenuhan kebutuhan dasar
5. Perlindungan klp rentan Fungsi
6. Pemulihan sarana kunci Bantuan &
Pelaksanaan
BHARI PRAMUKA KE 50
14 AGUSTUS 1961-14 AGUSTUS 2011

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai