PENANGANAN BENCANA
Kecepatan
Perubahan yg
Tinggi
Eksplosi
Teknologi
Eksplosi
Informasi
Multi Karir
Peralihan Man
Power ke
Mind Power
Komputerisasi
Tempat Kerja
Robotik.
Kompleksitas
Tinggi
Berkurangnya
Sumber Daya
Pasar Kerja
Internasional
Pertumbuhan
Kelas Bawah
Menurunnya
Jumlah Orang
yang bekerja
Jasa IPTEK
Tidak ada yang
tetap
Ketidakpastian
Melemahnya
dukungan
masyarakat
Anjloknya
pendapatan riil
Tidak ada
jaringan
pengaman
Menghilangnya
pekerjaan
tertentu (20%
UNEMPLOYMENT
Techno Fear
Latar Belakang
Indonesia selalu rawan bencana
(alam/ulah manusia)
Kedaruratan --> masalah sosial &
kes. masyarakat
Perlu perubahan paradigma
Lama
- tanggap darurat
- rehabilitasi
->
Baru
- pencegahan
- mitigasi
- kesiapsiagaan
SIKLUS PENANGGULANGAN
BENCANA
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Tanggap darurat
Pencegahan
Pasca Bencana
Rekonstruksi
Pemulihan/
Rehabilitasi
Kalbar,
Kalbar,Kalteng
Kalteng
(Suku)
(Suku)
Maluku,
Maluku,Malut,
Malut,Poso
Poso
(Agama)
(Agama)&&Sospol
Sospol
Papua
Papua
(Separatisme)
(Separatisme)
Jawa,
Jawa,Sulsel,
Sulsel,NTB
NTB
(kepentingan
(kepentinganpolitik,
politik,antar
antardaerah)
daerah)
PERMASALAHAN
1. Kesiapsiagaan tingkat pusat dan daerah
belum optimal, Contingensi Plan untuk
bencana belum seluruhnya ada
2. Manajemen Sistem Informasi belum optimal
3. Keterbatasan dukungan logistik dan
sumber daya lainnya
4. Mobilisasi SDM kesehatan masih sulit
5. Belum ditanggulangi dgn baik PTS (Post
Traumatic Stress)
6. Koordinasi LP & LS masih belum optimal
7. Terbatasnya anggaran penanggulangan
bencana di daerah
Batasan
Kedaruratan :
Keadaan yg mengancam individu/kelomp masy
Menyebabkan ketidakberdayaan
Perlu respons sesegera mungkin
Bencana :
Peristiwa akibat alam/ulah manusia
Menimbulkan gangguan kehidupan & penghidupan
Perlu bantuan diluar prosedur rutin
Penanggulangan masalah kesehatan
Kegiatan bid kes dlm Pencegahan, Mitigasi, Kesiapsiagaan,
Tanggap darurat, Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pengungsi
Orang/Sekelompok orang warga negara Indonesia yang
meninggalkan tempat tinggalnya akibat tekanan berupa
kekerasan fisik/mental akibat ulah manusia dan bencana
alam guna mencari perlindungan meupun kehidupan baru
Tujuan
Agar jajaran kes prov, kab/kota memp
pemahaman & konsep yg sama utk
penanggulangan masalah
kesehatan
akibat kedaruratan & bencana
MANFAAT
Menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas
sehingga penanggulangan masalah
kesehatan akibat bencana lebih
menitikberatkan pada upaya
pencegahan dan kesiap-siagaan
Meningkatkan peran serta dan
pemberdayaan masyarakat dalam
penanggulangan masalah kesehatan
Kebijakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Strategi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pendekatan
1. Peningkatan upaya penangg berbasis
kewilayahan
Sasaran
Petugas kes pemerintah & NGO
beserta masy. di daerah terutama
di rawan bencana
Petugas lintas sektor terkait, LSM
Nasl. & LSM Internasional
Kondisi yg diharapkan
Terwujudnya :
UPAYA POKOK
1. Upaya membangun komitmen Pemda,
Legislatif, Masyarakat & Stakeholder
lain dalam penanggulangan masalah
kesehatan akibat bencana.
2. Upaya memantapkan koordinasi lintas
program dan sektor baik di pusat,
provinsi maupun kabupaten/kota
3. Upaya meningkatkan kapasitas sumber
daya
4. Upaya memantapkan manajemen
penanggulangan masalah kesehatan
akibat bencana
UPAYA POKOK 1
(Membangun komitmen)
Upaya Pokok 2
(Koordinasi)
2.1. Fasilitasi forum komunikasi peduli
penanggulangan masalah kesehatan
akibat bencana dari sektor terkait
dan
LSM
2.2. Fasilitasi pengembangan jaringan
antar LSM lokal/internasional
2.3. Pemantapan Koordinasi Tim Kesgab
dgn TNI, Polri dan PMI dalam rangka
kerjasama Lintas Sektoral
Upaya Pokok 3
(SDM)
3.1. Fasilitasi pelatihan manajemen
penanggulangan masalah
kesahatan akibat bencana
3.2. Fasilitasi pelatihan gawat darurat
bagi tenaga medis dan paramedis
terutama daerah rawan bencana
3.4. Peningkatan mutu diklat
UPAYA POKOK 4
(Manajemen)
4.1. Fasilitasi penyusunan Protap bidang
kesehatan dalam bencana
4.2. Fasilitsi penyusunan std yankesmas dlm
bencana
4.3. Fasilitasi pengembangan sistem peringatan
dini
4.4. Fasilitasi penyusunan peta rawan masalah
kesehatan/bencana
Menkes
RS Rujukan
Wil.
RS A/B/Prop
RS C
Sesjen Depkes
PPMK
Yanmedik
Binkesmas
PPM & PL
Dinkes Prop.
Dinkes Kab./Kota
Puskesmas
Gub./Satkorlak PBP
Bupati/Satlak PBP
Camat
Pelaksanaan
Tahap Pra Bencana
Provinsi
Peta rawan, Renc Kontinjensi, Protap, Pelatihan, BSB,
Gladi Posko, Gladi Lapangan, Pusdalop, Inventarisasi
sb dy, Melengkapi sarana/fasilitas, Kerjasama dg KF,
Koordinasi linprog & linsek
Kabupaten/Kota
Peta rawan, Renc Kontinjensi, Protap, Pelatihan,
Gladi Posko, Gladi Lapangan, Pusdalop, Inventarisasi
sb dy, Melengkapi sarana/fasilitas, Kerjasama dg KF,
Koordinasi linprog & linsek
Kecamatan
Pelatihan evakuasi terbatas, Triase, Inventarisasi sb
dy, Sosialisasi Peringatan Dini, Koord linprog & linsek
Pelaksanaan
Tahap Terjadinya Bencana
Provinsi
Lapor ke Gub, Info ke PPMK, Menghub RS Prov/RS
rujukan,Menghub KF, Membantu Kab/Kota dlm Rapid
Health Assessment (RHA), Mensiagakan petugas kes,
Koord, Ke lokasi
Kabupaten/Kota
Lapor ke Bupati/Walkot, Mengirim petugas kes,
Menghub RS Kab/Kota, Menghub Puskesmas,
Menyiapkan obat&bh habis pakai, Ke lokasi, RHA
Kecamatan
Ke lokasi, Lapor ke Dinkes Kab/Kota, Info ke
Puskesmas sekitar, Inventarisasi awal mas-kes,
Menyerahkan tangg-jaw ke Kadinkes Kab/Kota
Pelaksanaan
Tahap Pasca Bencana
Provinsi
Mendukung upaya kes dlm pencegahan KLB, Evaluasi
dan analisis dampak bencana, pemantauan/evaluasi
kegiatan penanggulangan Post Traumatic Stress
Kabupaten/Kota
Mengirim tng surveilans, Melakukan upaya
pemberantasan peny menular, Pemantauan/evaluasi
thd penanggulangan yg dilakukan
Kecamatan
Yankes dasar, Membantu menyiapkan sarana MCK,
Surveilans epid, Lapor ke Dinkes Kab/kota bila ada
KLB, Fasilitasi relawan, kader & petugas dlm KIE pd
masy
SAFE COMMUNITY
Masyarakat Hidup Sehat dan Aman
Mengapa kita perlu mengembangkan
safe community ?
Karena jmlh pasien gawat darurat baik
dalam kejadian se-hari2 maupun bencana
cenderung meningkat dengan cepat.
Shouting epidemic : Bencana Alam,
Kerusuhan, tabrakan kereta api
Silent epidemic : Kecelakaan LL (20%),
Angka Kematian Ibu & Bayi, Penyakit
Jantung, Stroke, Infeksi dan Pengungsi
BAHASAN
Pengertian
Siklus manajemen bencana
Macam-macam Bencana
Bencana yang terjadi di Indonesia
Permasalahan Kesehatan
Upaya penanggulangan masalah
kesehatan
Bencana (disaster)
Suatu kejadian, yg disebabkan oleh alam
atau ulah manusia, terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan-lahan, sehingga
menyebabkan hilangnya jiwa manusia,
harta benda & lingkungan, kejadian ini
terjadi di luar kemampuan masyarakat dg
sumberdayanya.
Peristiwa/kejadian pd suatu daerah yg
mengakibatkan kerusakan ekologi,
kerugian kehidupan manusia serta
memburuknya kesehatan & pelayanan
kesehatan yg bermakna sehingga
memerlukan bantuan luar biasa dari pihak
luar (WHO)
Bencana (disaster)
Peristiwa/kejadian berbhy pd suatu
daerah yg mengakibatkan kerugian &
penderitaan manusia serta kerugian
materi yg hebat (UNHCR)
Peristiwa/kejadian pada suatu
daerahyg terjadi secara tiba-tiba atau
bertahap yg berdampak hebat
terhadap kehidupan manusia
sehingga harus diambil tindakan yg
luar biasa
Kedaruratan (emergency)
Keadaan yg memerlukan tindakan
mendesak & tepat untuk
menyelamatkan nyawa, menjamin
perlindungan & memulihkan
kesejahteraan masyarakat (UNHCR)
Kejadian tiba-tiba yg memerlukan
tindakan segera karena dapat
menyebabkan epidemi, bencana alam
atau teknologi, kerusuhan atau
karena ulah manusia lainnya (WHO)
Kedaruratan (emergency)
Keadaan yg memerlukan tindakan
mendesak & tepat untuk
menyelamatkan nyawa, menjamin
perlindungan & memulihkan
kesejahteraan masyarakat (UNHCR)
Kejadian tiba-tiba yg memerlukan
tindakan segera karena dapat
menyebabkan epidemi, bencana alam
atau teknologi, kerusuhan atau
karena ulah manusia lainnya (WHO)
Kedaruratan Kompleks
(complex emergency)
Suatu keadaan darurat yg ditandai
dg adanya gangguan & ancaman
pd penduduk serta bantuan
kemanusiaan & logistik. Penyebab
utamanya adalah instabilitas
politik yg diperberat oleh
gangguan keamanan & ketertiban
masyarakat (kamtibmas) secara
terus menerus (WHO)
Kedaruratan Kompleks
(complex emergency)
Ciri/Karakteristik :
Ketidakstabilan/tidak berfungsinya
pelayanan publik, hilangnya kendali
administrasi, ketidakmampuan
melindungi penduduk sipil,
ketidakmampuan menyediakan
pelayanan umum primer, konflik dg
kekerasan yg berakibat kematian,
trauma fisik & gangguan psikososial,
serta kecacata, seringkali disertai
pemusnahan/pembasmian etnik,
kekerasan seksual & mutilasi
Manajemen Bencana
(disaster management)
Seluruh kegiatan yang meliputi
aspek perencanaan dan
penanggulangan bencana, pada
sebelum, saat dan sesudah terjadi
bencana.
Manajemen bencana ini mencakup :
tanggap darurat ,
pemulihan,
pencegahan
mitigasi
kesiapsiagaan
Mitigasi
Tanggap
X Darurat
Pencegahan
Pemuli
han
Pemba
ngunan
Kesiapsiagaan
Rencana Kontinjensi
Tanggap
Darurat
Kajian Darurat
Rencana Operasional
Pengkajian
Peringatan dini
Bantuan
Darurat
Koordinasi
Manajemen Informasi
Mitigasi
Perencanaan Kesiapan
Mobilisasi Sumber
Rehabilitasi
Pencegahan
Pencegahan &
Mitigasi
Pemulihan
Penuntasan
Pembangunan Kembali
Pasca
Gawat Darurat
Pencegahan (prevention)
Upaya yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya bencana (jika
mungkin dengan meniadakan
bahaya).
Misalnya :
Melarang pembakaran hutan dalam
perladangan
Melarang penambangan batu di daerah
yang curam.
Peraturan dimana warga tidak boleh
bertempat tinggal di lokasi bahaya
Kebijakan penanggulangan bencana (Nas)
Per-UU-an tentang bencana
Mitigasi (mitigation)
Upaya yang dilakukan untuk
meminimalkan dampak yang
ditimbulkan oleh bencana
Ada 2 bentuk mitigasi :
Mitigasi struktural (membuat chekdam,
bendungan, tanggul sungai, membangun RS
yg tahan gempa dll.)
Mitigasi non struktural (peraturan,
tataruang)
Kesiapsiagaan
(preparedness)
KEGIATAN
dalam KESIAPSIAGAAN
Pembuatan
Peta Rawan
Analisis Risiko
Rencana
Kontinjensi
Kewaspadaan
Dini
Mekanisme
Respons
Manajemen
Informasi
Mobilisasi
Sumber Daya
Pendidikan/
Pelatihan
Koordinasi
Linprog,Linsek
pangan,
sandang
tempat tinggal sementara
kesehatan,
sanitasi dan air bersih
Pemulihan (recovery)
Proses pemulihan kondisi
masyarakat yang terkena bencana,
dengan memfungsikan kembali
prasarana dan sarana pada
keadaan semula.
Upaya yang dilakukan adalah
memperbaiki prasarana dan
pelayanan dasar (jalan, listrik, air
bersih, pasar, puskesmas, dll).
Rehabilitasi (rehabilitation)
Upaya langkah yang diambil
setelah kejadian bencana untuk
membantu masyarakat
memperbaiki rumahnya, fasilitas
umum dan fasilitas sosial penting,
dan menghidupkan kembali roda
perekonomian.
Rekonstruksi (reconstruction)
Program jangka menengah dan
jangka panjang guna perbaikan
fisik, sosial dan ekonomi untuk
mengembalikan kehidupan
masyarakat pada kondisi yang
sama atau lebih baik dari
sebelumnya.
Bencana
Alam
Bencana Ulah
Manusia
Mendadak
Secara
Pelahan
Macam-macam
Bencana
Bencana Alam :
Gempa bumi
Tsunami
Banjir (Banjir
Bandang, Banjir)
Gunung meletus
Angin topan
Tanah longsor
Kekeringan
Bencana karena
ulah manusia :
Bencana
teknologi
(kebocoran gas)
Kecelakaan
massal
Kerusuhan
(Kedaruratan
komplek)
Gempa Bumi
Kerusakan
gedung
Hilangnya
sistem
kehidupan &
infra struktur
Kebakaran
Kematian
Patah tulang
Luka
Banjir
Angin Puyuh
Kerusakan gedung
Kerusakan
pertanian
Banjir
Kematian
Luka
Pengungsi
Kehilangan
keamanan
Kehilangan rumah
Kehilangan mata
pencaharian
Kehilangan
keluarga
Gempa Bumi
Angin Puyuh
Banjir
Bandang
Kematian
Banyak
Sedikit
Banyak
Sedang
Sedikit
Tergantung
Besar
bencana
Kerusakan
FasKes
Berat
Berat
Berat
Masalah
Air Bersih
Besar
Ringan
Besar
Masalah
Pangan
Jarang
Sering
Sering
Pengungsi
Jarang
Banjir
Longsor
Letusan
Gunung
Api
Kematian
Sedikit
Banyak
Banyak
Luka Berat
Sedikit
Sedikit
Sedikit
Penykt.
Menular
Tergantung
Besar
Bencana
Kerusakan
Faskes
Berat
Berat
Berat
MSLH. Air
Bersih
Ringan
Besar
Besar
MSLH.
Pangan
Sering
Jarang
Jarang
Pengungsi
Sering
Kerusuhan
Bernuansa politik
di Jakarta (1998)
Bernuansa SARA
di Kalbar (1998)
Bernuansa SARA
di Ambon,
Maluku, Maluku
Utara (1999)
Bernuansa politik
di Aceh Utara,
Timtim (1999)
Kerusuhan
Bernuansa politik
di Jakarta (1998)
Bernuansa SARA
di Kalbar (1998)
Bernuansa SARA
di Ambon,
Maluku, Maluku
Utara (1999)
Bernuansa politik
di Aceh Utara,
Timtim (1999)
Kerusuhan
Bernuansa SARA
di Poso
Bernuansa politik
di Wamena
Ledakan bom
bernuansa SARA
di Jakarta,
Pekanbaru,
Bandung, Bekasi,
Sukabumi
Bernuansa SARA
Tanah longsor
di Sampit,
di Purworejo,
Palangkaraya
Kebumen,
Kulonprogo,
Bernuansa
Sangihe Talaud
politik di Langsa
G.bumi di
Ledakan bom di
Majalengka
Jakarta
Angin puyuh di Kecelakaan
Sindrap
transportasi
Banjir dan
Kecelakaan K.A.
Tanah Longsor
di Cirebon,
di Nias
Brebes
TKI di Nunukan
Konsentrasi massa/Pengungsi
Masalah Pangan dan Gizi
Masalah Air bersih
Masalah Sanitasi lingkungan
Lumpuhnya pelayanan kesehatan
Munculnya Post Traumatic Stress (PTS)
Terganggunya Vector Control -> Penyakit
Menular
Kelangkaan sdm
Diskoordinasi
LATAR BELAKANG
BENCANA DAN KONFLIK MERUPAKAN TRAUMA
BAGI MASYARAKAT TERMASUK YG MENOLONG
DAN MENYAKSIKAN PERISTIWA TSB
BENCANA DATANG MENDADAK MERUPAKAN
STRES BERAT
SRG MEREKA HARUS MENGUNGSI & BERADAPTASI DG TEMPAT BARU
BILA TAK DITANGANI DG BAIK, DPT MENYEBABKAN GGN STRES PASCA TRAUMA, GGN
JIWA ATAU MASALAH PSIKOSOSIAL, SHG TAK
PRODUKTIF DAN JADI BEBAN KELUARGA
KEADAAN DI INDONESIA
SECARA GEOGRAFIS INDONESIA RAWAN BENCANA
SOSIO-KULTURAL MULTI DIMENSI.
INDONESIA RAWAN BENCANA BUATAN
MANUSIA YG BERDAMPAK LB BERAT
DAN PENGUNGSIAN JANGKA PANJANG
MASALAH PENGUNGSI BLM SEPENUHNYA TERSELESAIKAN
PERHATIAN THD MASALAH KESWA
DAN PSIKOSOSIAL MASIH KURANG
GEJALA ANXIETAS
KETIDAKSTABILAN AUTONOMIK
GGN EMOSIONAL
BERULANGKALI MERASAKAN KEMBALI PENGALAMAN TRAUMATIK YG
PERNAH DIRASAKAN
DAMPAK PSIKOSOSIAL
(SURVEI WFP 2001)
HUBUNGAN AYAH-IBU-ANAK
MEMBURUK
KRIMINALITAS, PROSTITUSI, PENGANGGURAN, ANAK PUTUS
SEKOLAH DAN PENYALAHGUNAAN
NAPZA MENINGKAT
EKONOMI MEMBURUK
MASALAH MENTAL EMOSIONAL
MENINGKAT
PENELITIAN RAMH(2001)
STRES PASCA TRAUMA, ANXIETAS,
DEPRESI DAN GEJALA PSIKOSOMATIK
PERILAKU AGRESIF DLM KELUARGA
CHILD ABUSED
PENYALAHGUNAAN ALKOHOL
PERILAKU AGRESIF DI LINGKUNGAN
MASALAH BELAJAR, EKONOMI,
KENAKALAN REMAJA, SIKAP PESIMIS DAN
CENDERUNG TERGANTUNG PD BANTUAN
VISI
TERWUJUDNYA DERAJAT
KESWA YG OPTIMAL
BAGI MASYARAKAT
YANG TERKENA
BENCANA DAN KONFLIK
MISI
OPTIMALKAN SISTEM PELAYANAN
KES AGAR MUDAH DIMANFAATKAN
OLEH MASYARAKAT
MENGGERAKKAN UPAYA
PENANGGU-LANGAN YG BERSIFAT
PREVENTIF, KURATIF DAN
REHABILITATIF
MENDORONG KEMANDIRIAN MASY
SESUAI AZAS DESENTRALISASI
Tujuan umum
Terwujudnya upaya
penanggulangan
masalah keswa dan
psikososial pada
masyarakat yg terkena
bencana dan konflik
Tujuan khusus
Tersusunnya kebijakan
penanggulangan masalah keswa
dan psikososial
tersusunnya penjabaran peran
semua unit terkait
tersusunnya pedoman kerja ttg
peran semua unit terkait
tersusunnya koordinasi dan
keterpadu-an lintas program dan
lintas sektor
KEBIJAKAN
MERUPAKAN PENJABARAN DR KEBIJAKAN
KES YG SUDAH ADA
PELAYANAN KESWA DAN PSIKO-SOSIAL
DILAKSANAKAN SEJAK DINI, SECARA
TERINTEGRASI DG PELAYANAN KES
LAINNYA, MENGGUNAKAN SARANA DAN
PRASARANA YG SUDAH ADA
UPAYA DILAKSANAKAN DG KOORDINASI
DAN KEMITRAAN SERTA MEMPERKUAT
JEJARING LP, LS DAN INTERNASIONAL
KEBIJAKAN
KAB/KOTA RAWAN BENCANA, MENYIAPKAN
TENAGA DG MELIBATKAN SEMUA SUMBER
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN,
MEMPERHATIKAN BUDAYA SETEMPAT DAN
KELOMPOK RENTAN (ANAK, REMAJA,
WANITA, USILA DAN ORANG CACAT)
PELAYANAN DILAKSANAKAN DALAM 3
TAHAP : PRA BENCANA, (KEPADA SELURUH
MASY), SAAT BENCANA (SBGN BESAR
POPULASI), PASCA BENCANA (KEL. RAWAN/
BERMASALAH KESWA ATAU PSIKOSOSIAL)
KEBIJAKAN
PENYEDIAAN PELAYANAN SECARA BERJENJANG
PELAYANAN BERSUMBER MASY: DILAKUKAN OLEH RELAWAN DR LEMBAGA/ORGANISASI MASY, KEAGAMAAN, KADER, PETUGAS PEMERINTAH DI TK DESA/ KECAMATAN YG SUDAH DILATIH. KEGIATAN
PENYULUHAN, BIMBINGAN DAN KONSELING AWAL SERTA PENDAMPINGAN
2. PELAYANAN DI TK PUSKESMAS/RSU
KAB/KOTA : TERAPI MEDIK PSIKIATRIK
DASAR, BIMBINGAN DAN KONSELING
DASAR SERTA PEMBERDAYAAN MASY
1.
KEBIJAKAN
3. PELAYANAN DI TK SPESIALISTIK :
MENERIMA RUJUKAN KASUS. KEGIATAN
PELAYANAN MEDIK PSIKIATRIK OLEH
TENAGA TERAMPIL, BIMBINGAN TEKNIS
KE PUSKESMAS DAN RSU
PROGRAM NASIONAL
MEMBUAT KEBIJAKAN DAN PEDOMAN YG
MELIBATKAN LS/LP
MEMFASILITASI PERTEMUAN LS TERKAIT
DI TK NASIONAL
KAMPANYE NASIONAL UPAYA
PENCEGAHAN
MENDORONG TUMBUH DAN KEMBANGNYA
JARINGAN KERJA TK LOKAL, NASIONAL
DAN INTERNASIONAL (SEKTOR KES.,
SOSIAL, AGA-MA, PENDIDIKAN,
KEAMANAN, PERS, BADAN DONOR DAN
ELEMEN MASY.
PROGRAM NASIONAL
PELATIHAN BERJENJANG PENANGGULANGAN MASALAH KESWA DAN
PSIKOSOSIAL
MENGEMBANGKAN SISITEM
JARINGAN INFORMASI TK LOKAL,
NASIONAL DAN INTERNAIONAL
PERTEMUAN FORMAL DAN
INFORMAL TTG PENCEGAHAN DAN
PENANGGU-LANGAN MASALAH
KESWA
PROGRAM NASIONAL
MENGEMBANGKAN PEDOMAN PENYULUHAN PSIKOEDUKASI DAN PENDIDIKAN BAGI MASY. MENGENAI MASALAH
KESWA DAN PSIKOSOSIAL
MENDORONG INSTITUSI PENDIDIKAN
UNTUK MEMASUKKAN KESWA KE DLM
KURIKULUM PENDIDIKAN UNTUK
TENAGA KES. DAN PSIKOLOG SERTA
PEKERJA SOSIAL
PROGRAM DI PROVINSI
MEMBUAT JUKLAK DAN JUKNIS
PEMETAAN DAERAH RAWAN DG
MENG-IDENTIFIKASI JENIS, SIFAT,
LOKASI AKAN TERJADINYA BENCANA
SERTA KEADAAN SOSIO-KULTURAL
SETEMPAT DAN TEMPAT
PENGUNGSIAN
PENYULUHAN KEPADA MASY. TTG SITUASI YG AKAN DIHADAPI
PELATIHAN PETUGAS PELAKSANA DI
PROVINSI DAN KAB/KOTA
PROGRAM DI PROVINSI
MENGEMBANGKAN JEJARING KER-JA
DI PROVINSI YG MELIBATKAN
SEKTOR TERKAIT DAN ELEMEN
MASY
MENGEMBANGKAN SISTEM JARINGAN INFORMASI
PERTEMUAN KOORDINASI BERKA-LA
DG INSTANSI TERKAIT
PROGRAM DI KAB/KOTA
PROGRAM DIBAGI 3 :
PROGRAM PELAYANAN KESWA
MASYARAKAT
PROGRAM PELAYANAN KESWA
DASAR
PROGRAM PELAYANAN KESWA
RUJUKAN
PELAYANAN KESWAMAS
IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN DAN
KELOMPOK RENTAN
NILAI KEBUTUHAN YG DIPERLUKAN
IDENTIFIKASI SDM YG TERSEDIA
MELATIH TENAGA UNTUK
PENYULUHAN SERTA UPAYA
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN
BENTUK TIM KESWA YG MERUPAKAN
TIM TERPADU DAN LINTAS SEKTOR
PELAYANAN KESWAMAS
PSIKOEDUKASI KEPADA MASY. DAN
INFORMASI TTG LAYANAN KESWA
MENGINTEGRASIKAN KEGIATAN
KES-WA KE DLM KEGIATAN YG
BERBASIS MASY.
MELAKSANAKAN PENDAMPINGAN
BAGI KORBAN SERTA BIMBINGAN/
KONSE-LING PADA KELOMPOK
POTENSIAL
PELAYANAN KESWAMAS
BENTUK KELOMPOK TOLONG DIRI
UTK SALING MENDUKUNG &
BERBAGI RASA
SIAPKAN TEMPAT PENGUNGSI
SERTA BANTUAN SOSIAL
SIAPKAN MENTAL UNTUK
PENGEMBA-LIAN PENGUNGSI
MEMFASILITASI PUSAT PEMULIHAN
TRAUMA YG BERBASIS PD
ORGANISASI LOKAL
PELAYANAN KESWA
DASAR
BENTUK TIM PENCEGAHAN DAN
PENAGGULANGAN DI PUSKESMAS &
RSU YG DPT BERGERAK KE MASY
MELATIH TENAGA PUSKESMAS DAN
RSU TTG DETEKSI DINI MA-SALAH
KESWA DAN PSIKOSOSIAL,
KONSELING DAN PSIKOEDUKASI
PELAYANAN KESWA
DASAR
PENDAHULUAN
PENGERTIAN (2)
HAK REPRODUKSI PERORANGAN:
SETIAP ORANG BAIK LAKI-LAKI MAUPUN
PEREMPUAN( TANPA MEMANDANG PERBEDAAN
KELAS SOSIAL, SUKU, UMU, AGAMA,DLL)
MEMPUNYAI HAK YANG SAMA UTNUK
MEMUTUSKAN SECARA BEBAS DAN
BERTANGGUNG JAWAB (KEPADA DIRI
SENDIRI, KEL DAN MASY) MENGENAI JUMLAH
ANAK, JARAK ANAK SERTA UNTUK
MENENTUKAN WAKTU UNTUK MELAHIRKAN
SERTA DIMANA AKAN MELAHIRKAN.
HAK REPRODUKSI
SETIAP ORG BERHAK MEMPEROLEH STD.
PELAYANAN REPROD. YANG TERBAIK
PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI SEBAGAI
PASANGAN ATAU SEBAGAI INDIVIDU
BERHAK MEMPEROLEH INFORMASI
LENGKAP TTG SEKSUALITAS, KESPRO
DAN MANFAAT SERTA EFEK SAMPING
OBAT, ALAT DAN TINDAKAN MEDIS YG
DIGUNAKAN UTK MENGATASI
MASALAH KESEPRO.
B. RUANG LINGKUP
PKRE
(PELAYANAN
KESEHATAN
REPRODUKSI
ESENSIAL):
KI/B
KB
KRR
PMS + HIV/AIDS
PKRK:
PKRE + K.R. USILA
TERPADU
BERKUALITAS
HAK REPRODUKSI PERORANGAN
CLIENT ORIENTED
SIKLUS KEHIDUPAN
ONE STOP SERVICES
MONITORING
REVIEW/
EVALUATION
IMPLEMENTATION
PLANNING
MANAJEMEN KESPRO
A. PENILAIAN KEBUTUHAN REPRODUKSI
TUJUAN:
MENGUMPULKAN INFORMASI UNTUK MENGETAHUI
1. KEBUTUHAN KESPRO MASY. YG BLM TERPENUHI
2. INFORMASI HUB.DAN SIKAP MASY UNTUK
MENETAPKAN CARA PENDEKATAN
3. INTERVENSI YG TEPAT
4. SD YANG TERSEDIA
INFORMASI YG DIBUTUHKAN
KOMPOSISI PENDUDUK
ORGANISASI DAN STRUKTUR DLM
MASYARAKAT, HUB.AN ANTARA PDDK LOKAL
PENDATANG
KEMAMPUAN MASY DAN MASALAH SOSIAL YG
BERAKIBAT NEGATIF PADA MASY.
LINGKUNGAN FISIK ( AMAN DAN TERJAMIN)
LINGK.AN SOSIOEKONOMI (AKSES WANITA
THD YANKES UMUM DAN KR PERMASALAHAN
DARI SDT AGAMA & KEBUDAYAAN)
INFORMASI (2)
PENYAKIT DAN KECACATAN KR
SIKAP THD KR
PELAYANAN KR
KEBIJAKSANAAN KESEHATAN/
PEMBIAYAAN
B. PERENCANAAN
UNTUK MENGETAHUI TUJUAN YANG
AKAN DICAPAI DAN BGMN CARA UTK
MENCAPAI TUJUAN.
HAL-HAL YG PERLU DIPERHATIKAN:
1. PERKIRAAN BIAYA
2. PRIORITAS
3. TUJUAN PROGRAM
4. STRATEGI YG TEPAT
C. IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI DIBEDAKAN BERDASARKAN
LOKASI PELAYANAN APAKAH DI TINGKAT
DESA, PUSKESMAS ATAU RUJUKAN PRIMER
PAKET INTI INTERVENSI TDDR:
1. UPAYA UTK MENCEGAH MORBMORT NEONATAL DAN MATERNAL
(KIT PERSALINAN NORMAL, KIT
EMERGENSI, PELINDUNG HAID,DLL)
2. UPAYA YAN KB (PETUGAS,
LOGISTIK,DLL)
IMPLEMENTASI (2)
UPAYA UTK MENGURANGI PMS + HIV/AIDS
(KIE, KONDOM CUMA-CUMA, UP, TRANSFUSI
DARAH YG AMAN)
UPAYA PELAYANAN KRR
(PREVENTIF,PROMOTIF, KURATIF TERMASUK
GIZI DAN YAN SUS UTK YG BERMASALAH)
UPAYA UTK MENCEGAH DAN MENGELOLA KtP
BERBASIS GENDER ( PENAMPUNGAN YG AMAN,
KESIAPAN PTGS, KETERSEDIAAN K.S
DARURAT, PELAPORAN KASUS KtP)
D. MONITORING DAN
EVALUASI
TUJUAN : MELIHAT KEMAJUAN SUATU
KEGIATAN DAN APAKAH TUJUAN
TELAH TERCAPAI
MONEV (2)
INDIKATOR (2)
KB:
A. CPR
B. % 4 TERLALU
P2PMS + HIV/AIDS
TREND PREV. KASUS PMS,HIV/AIDS
KESEHATAN R.R.
TREND PREV. KASUS KRR
PENUTUP
Pendahuluan
Logistik asal kata Logistikos
(bahasa yunani) artinya Pandai
Memperkirakan.
Logistik
Kunci sukses
memenangkan peperangan ( sejak
zaman Romawi, Persia, dan menjadi
populer pada PD. II )
11/25/15
SIKLUS LOGISTIK
PERENCANAAN
PENENTUAN
KEBUTUHAN
PENGHAPUSAN
PEMELIHARAAN
PENGENDALIA
N
PENGANGGARAN
PENGADAAN
PENYALURAN/PENYIMPANAN
11/25/15
UNSUR PENTING
DALAM KOMPONEN MANAJEMEN OBAT
SELEKSI
PENGGU
NAAN
SISTEM
MANAJEMEN
PENDUKUNG
DISTRIBUSI
11/25/15
PENGADAAN
Jenis Bencana
Jenis penyakit
Banjir
Gunung meletus
Kebakaran hutan
Kebakaran pemukiman
Huru hara
Tanah longsor
Gelombang Tsunami
11/25/15
Penanggung
Jawab
Pengelolaan
Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pada Setiap Tahapan Bencana
N Tahapan
o
Situas
i
Benca
na
P
u
S
T
u
P
K
M
UPO
PPK
Din
Kes
Kab
Kota
Din
kes
Prop
R
S
U
Sar
kes
S
w
a
S
t
a
Sar
kes
T
N
I
-P
ol
ri
Dep
kes
1 Persiapan
2 Kejadian
3 Pasca
benca
na
11/25/15
Dinkes
Propinsi
UPOPPK
Kab/Kota
PKM
Posko
Kes
11/25/15
RSU
Pustu
Yankes
Swasta
Yankes TNIPolri
JENIS OBAT
< OBAT YANKES DASAR DI DINAS
KESEHATAN KAB/KOTA
< OBAT BUFFER PUSAT
< OBAT BANTUAN LUAR NEGERI
< LAIN-LAIN
11/25/15
Pencatatan
Pelaporan
Pelaporan Pasca Bencana
11/25/15
Depkes
Form-01
Dinkes
Propinsi
Form - 02
UPOPP
K
Kab/Kot
a
PKM
RSU
LPLPO
Yankes
Swasta
TNI-Polri
LPLPO-Sub Unit
Posko
Kes
11/25/15
Pustu
11/25/15
MASALAH
11/25/15
PERSYARATAN OBAT
BANTUAN
PEMILIHAN OBAT
KUALITAS/MUTU
LAIN-LAIN
PEDOMAN
PENANGGULANGAN MASALAH GIZI
DALAM KEADAAN DARURAT
LATAR BELAKANG:
Konflik sosial yang terjadi dibeberapa daerah dalam tiga
tahun terkahir menimbulkan banyak masalah
dalam hidup dan kehidupan masyarakat
Salah satu dari masalah tersebut adalah dalam bidang
kesehatan
Sebagai akibat terganggunya kehidupan perekonomian
serta munculnya banyak stresor di masyarakat
menyebabkan timbulnya masalah gangguan gizi
Menyadari bahwa timbulnya gangguan ini dapat
mengancam derajat kesehatan masyarakat, upaya apa
yang dapat dilakukan untuk penanggulangannya?
Sumut
Riau
Jambi
Sumsel
Jabar
Jateng
Jatim I
Jatim II
Bali
NTB
44.939
3.135
2.103
1.700
9.275
12.335
40.013
125.688
2.974
13.013
Kalbar
Sulsel
Sulut
Sultra
Sulteng
Maluku
Malut
Irja
68.934
36.104
39.785
161.226
58.005
300.091
166.318
16.600
MASALAH:
JUMLAH PENGUNGSI MENINGKAT (>1.2 JUTA) DAN
TERSEBAR DI 19 PROVINSI
PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN MAKANAN
UNTUK PENGUNGSI TIDAK TEPAT
MEMBURUKNYA STATUS GIZI PENGUNGSI
KETERBATASAN TENAGA GIZI UNTUK PENGUNGSI
WASTED
SANGAT KURUS
Sumber : UNHCR
PRINSIP PENANGGULANGAN
Menentukan kebutuhan pangan, sesuai
standar kecukupan gizi
Diusahakan untuk menggunakan
bahan pangan setempat.
Sistem distribusi melibatkan keluarga
untuk menyiapkan makanannya sendiri
Menjalin koordinasi dengan program
dan sektor
Melibatkan secara aktif tenaga Ahli Gizi
Dapur umum
merujuk Depsos
MAKSIMUM 5
HARI
FASE II TAHAP PENYELAMATAN DIMULAI
DAPUR UMUM DIHENTIKAN, DIGANTI RANSUM
(SURVEILANS: PENGUMPULAN DATA DASAR GIZI)
Ransum: 2100 Kkal, 40 gram lemak,
50 gr protein
PREVALENSI
GK:10-14.9%; ATAU
GK: 5-9.9% DISERTAI
FAKTOR PEMBURUK
SURVEILANS:
PENAPISAN GIZI
BURUK
SURVEILANS:
PENAPISAN GIZI KRG &
BRK
DARURAT:
-RANSUM
-PMT DARURAT
-PMT TERAPI
PERLU DIPERHATIKAN
-PMT DARURAT
TERBATAS
-PMT TERAPI
FASE II TAHAP
PENYELAMATAN
MAKSIMUM 14 HARI
PREVALENSI
GK>=15%; ATAU
GK: 10-14.9%
DISERTAI FAKTOR
PEMBURUK
FASE I TAHAP
PENYELAMATAN
PREVALENSI
GK: 5-9.9%; ATAU
GK<5% DISERTAI
FAKTOR PEMBURUK
NORMAL TIDAK
PERLU
INTERVENSI KHUSUS
(MELALUI PELAYANAN
RUTIN)
TAHAP TANGGAP
DARURAT
TAHAPAN/PROSES
PENANGANAN
GIZI DARURAT;
SURVEILANS;
PENGORGANISASIA
N
SURVEILANS
PENYULUHAN
PEMANTAUAN
BENTUK BANTUAN
1. Memberikan makanan (wet ration)
yang dimasak di dapur umum, dan
langsung dimakan. Setiap sasaran
harus datang, setiap kali makan, setiap
hari.
2.
PMT Darurat
Setiap orang (tidak membedakan umur, sex)
menerima jumlah yang sama (2100 Kkal/hari).
Diberikan dalam bahan pangan dengan nilai gizi
seimbang dan dapat diterima oleh anak dan
kelompok resiko lain.
Diusahakan memberikan bahan pangan sesuai
dengan kebiasaan
Terdiri dari 17% lemak dan 10-12% protein (dari
total enersi).
Harus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
Untuk perencanaan dipakai sekurangkurangnya 2100 Kkal/orang/hari
Tipe.2
Tipe.3
Tipe.4
Tipe.5
400
420
350
420
450
60
50
100
60
50
25
25
25
30
25
20
30
15
20
20
20
Garam beryodium
100
50
40
50
Bahan Makanan
Ransum I I
-
Ransum I I I
-
Sereal
125
60
Skim Milk
45
Biji-bijian
30
Minyak
30
20
30
Gula
20
15
Energi (kkal)
725
700
700
Protein (% Energi)
10
11
12,5
Garam
PMT TERAPI
Bertujuan menurunkan kematian pada
bayi dan balita dengan gizi buruk.
PTD dapat dilakukan di rumah sakit,
klinik dan feeding center yang secara
khusus disiapkan.
Merupakan bagian dari Tatalaksana Gizi
Buruk.
PMT DARURAT
TERBATAS PMT TERAPI
PMT TERAPI
BANTUAN
PSIKOSOSIAL
Bantuan psikososial adalah usaha untuk membantu
individu yang mengalami masalah/kesulitan, dengan
meninjau masalah itu dalam kaitan dengan lingkungan
Individu. Masalah tersebut ditelaah dan dipahami dari
sudut pandang psikologis dan sosial orang itu sendiri.
Dari segi psikologis, individu mempunyai kebutuhan
yang berkaitan dengan :
Emosi
Kemampuan belajar
Perkembangan kognitif
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Proses Assessment
Kecemasan
Rasa tidak
berdaya
Merasa tidak
mampu
mengendalikan
diri
Tujuan
Mengembalikan rasa
aman,
meningkatkan
kendali diri
dan mengurangi
dampak
merugikan dari
ketakutan
dan kecemasan
Perubahan dalam
berbagai
hubungan
Perubahan
kemampuan
untuk akrab/intim
Dukacita
Memulihkan
kelekatan
dan keterkaitan
dengan
orang lain yang
dapat
memberi
dukungan dan
perhatian,
kepedulian
emosional
Harcurnya segala
keyakinan
sebelumnya :
Kehilangan rasa
percaya,
hancurnya makna
dan identitas diri,
berubahnya
pandangan
terhadap masa
depan
Mengembalikan
makna dan
tujuan hidup
Rasa bersalah
Rasa Malu
Memulihkan rasa
harga
diri dan nilai-nilai,
termasuk
mengurangi rasa
bersalah
dan rasa malu yang
Rasa marah
Penyakit fisik yang berkaitan dengan stress :
sakit kepala, sakit perut
Tidak dapat melupakan kejadian traumatik
Terlalu bersibuk diri atau memikirkan terus
satu hal
Emosi yang tumpul
Pikiran atau rencana bunuh diri
Terlalu tergantung atau menggelendot
Mimpi buruk
Mengompol
Prinsip Penyembuhan
Prinsip Memberi Bantuan
Teknik Memberi Bantuan
Langkah-langkah Umum dalam
Membantu anak
Konseling
Konselor dalam Konseling
Strategi dalam Konseling
Keterampilan dan Sikap Dasar untuk
Konseling anak
Elemen Komunikasi
Teknik Wawancara
Panduan Umum Wawancara Anak
Langkah-langkah Umum dalam
Membantu anak
Konseling Pasca Trauma
Debriefing terhadap Stres akibat Kejadian
Krisis
Konseling Kematian
Cara Lain dalam Proses Pemberian
Bantuan
Kegiatan Bermain dan Prakarya
Memberi Bantuan untuk Kelompok
TERIMA KASIH
11/25/15