Anda di halaman 1dari 162

Manajemen Organisasi

PENANGANAN BENCANA

Dengan membangun Organisasi-pembelajaran dan menggeser cara-cara


berfikir serta cara-cara berinteraksi.

Dr H EDY SUGIARTO, M.Kes


KEPALA DINAS KESEHATAN
KOTA CIREBON

DUNIA SELALU BERUBAH-UBAH

Kecepatan
Perubahan yg
Tinggi

Eksplosi
Teknologi
Eksplosi
Informasi
Multi Karir
Peralihan Man
Power ke
Mind Power
Komputerisasi
Tempat Kerja
Robotik.

Kompleksitas
Tinggi

Berkurangnya
Sumber Daya
Pasar Kerja
Internasional
Pertumbuhan
Kelas Bawah
Menurunnya
Jumlah Orang
yang bekerja
Jasa IPTEK
Tidak ada yang
tetap

Ketidakpastian

Melemahnya
dukungan
masyarakat
Anjloknya
pendapatan riil
Tidak ada
jaringan
pengaman
Menghilangnya
pekerjaan
tertentu (20%
UNEMPLOYMENT
Techno Fear

Latar Belakang
Indonesia selalu rawan bencana
(alam/ulah manusia)
Kedaruratan --> masalah sosial &
kes. masyarakat
Perlu perubahan paradigma

Lama
- tanggap darurat
- rehabilitasi

->

Baru
- pencegahan
- mitigasi
- kesiapsiagaan

SIKLUS PENANGGULANGAN
BENCANA

Kesiapsiagaan
Mitigasi

Pra Bencana Saat Bencana

Tanggap darurat

Pencegahan

Pasca Bencana
Rekonstruksi

Pemulihan/
Rehabilitasi

PETA RAWAN GEMPA BUMI


DI INDONESIA

PETA RAWAN TSUNAMI DI


INDONESIA

PETA DAERAH GUNUNG API


DI INDONESIA

PETA RAWAN TANAH LONGSOR


DI INDONESIA

PETA RAWAN BANJIR DI


INDONERSIA

PETA RAWAN KONFLIK DI


INDONESIA
NAD
NAD
(Separatisme)
(Separatisme)

Kalbar,
Kalbar,Kalteng
Kalteng
(Suku)
(Suku)

Maluku,
Maluku,Malut,
Malut,Poso
Poso
(Agama)
(Agama)&&Sospol
Sospol
Papua
Papua
(Separatisme)
(Separatisme)

Jawa,
Jawa,Sulsel,
Sulsel,NTB
NTB
(kepentingan
(kepentinganpolitik,
politik,antar
antardaerah)
daerah)

PERMASALAHAN
1. Kesiapsiagaan tingkat pusat dan daerah
belum optimal, Contingensi Plan untuk
bencana belum seluruhnya ada
2. Manajemen Sistem Informasi belum optimal
3. Keterbatasan dukungan logistik dan
sumber daya lainnya
4. Mobilisasi SDM kesehatan masih sulit
5. Belum ditanggulangi dgn baik PTS (Post
Traumatic Stress)
6. Koordinasi LP & LS masih belum optimal
7. Terbatasnya anggaran penanggulangan
bencana di daerah

Batasan
Kedaruratan :
Keadaan yg mengancam individu/kelomp masy
Menyebabkan ketidakberdayaan
Perlu respons sesegera mungkin
Bencana :
Peristiwa akibat alam/ulah manusia
Menimbulkan gangguan kehidupan & penghidupan
Perlu bantuan diluar prosedur rutin
Penanggulangan masalah kesehatan
Kegiatan bid kes dlm Pencegahan, Mitigasi, Kesiapsiagaan,
Tanggap darurat, Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pengungsi
Orang/Sekelompok orang warga negara Indonesia yang
meninggalkan tempat tinggalnya akibat tekanan berupa
kekerasan fisik/mental akibat ulah manusia dan bencana
alam guna mencari perlindungan meupun kehidupan baru

Maksud & Tujuan


Maksud
Menjadi acuan & arah bagi jajaran kes
prov, kab/kota utk menyusun kebijakan
& strategi pd penanggulangan masalah
kesehatan akibat kedaruratan &
bencana

Tujuan
Agar jajaran kes prov, kab/kota memp
pemahaman & konsep yg sama utk
penanggulangan masalah
kesehatan
akibat kedaruratan & bencana

MANFAAT
Menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas
sehingga penanggulangan masalah
kesehatan akibat bencana lebih
menitikberatkan pada upaya
pencegahan dan kesiap-siagaan
Meningkatkan peran serta dan
pemberdayaan masyarakat dalam
penanggulangan masalah kesehatan

Kebijakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tidak dibentuk sarana/prasarana secara khusus,menggunakan


yang telah ada
Kabupaten/Kota berkewajiban membentuk Satgas yang
mempumengatasi masalah kesehatan secara terpadu dengan
Satlak - PBP
Penanggulangan mas kes dilakukan dgn koordinasi,kemitraan &
membuat jejaring
Setiap korban mendapatkan yan kes sesegera mungkin secara
optimal dan manusiawi
Penangg mas kes dilaks sebelum, sesaat dan sesudah bencana
& rehabilitasi
Pemberdayaan potensi daerah dg meningkatkan kualitas &
kuantitas sumber daya setempat
Pengembangan Safe Community , dimulai terutama pada
daerah rawan bencana

Strategi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pngln bencana lebih ditekankan pd upaya


pencegahan , mitigasi & kesiapsiagaan
Bila tjd bencana pd fase awal ,dilakukan RHA ke
lokasi benc. dari Prop, Kab/Kota terdekat
Selain itu dilakukan pula peningkatan SPGDTS --
SPGDTB
Bila disertai ggn keamanan maka pelaksanan
kegiatan dilakukan dgn kerjasama TNI / Polri
Memperkuat organisasi penangg mas kes
/bencana di tk. pusat, prov, kab & kota
Memperkuat jejaring kerjasama lin-prog & lin-sek
melalui pengembangan sistem info
Pngkt kap. SDM dg plth petugas & sosl konsep
masy.sadar bencana ( Safe Community )

Pendekatan
1. Peningkatan upaya penangg berbasis
kewilayahan

Memantau & mengkaji kecenderungan


masalah kesehatan / bencana yg ada
Mobilisasi sumber daya wilayah
Menggalang kerjasama lintas wilayah
Mengevaluasi upaya penangg yg telah
dilaksanakan utk perbaikan sistem

2. Pemberdayaan potensi daerah

Meningkatkan kemampuan & kapasitas


sumber daya manusia yg ada
Menginstitusionalkan kegiatan penangg
berdasarkan potensi daerah

Sasaran
Petugas kes pemerintah & NGO
beserta masy. di daerah terutama
di rawan bencana
Petugas lintas sektor terkait, LSM
Nasl. & LSM Internasional

Kondisi yg diharapkan
Terwujudnya :

Peningkatan upaya pencegahan, mitigasi &


kesiapsiagaan dg memperkuat koordinasi lintas
program & lintas sektor serta menggalang PSM
Peningkatan kerjasama dng instansi2 Pusat maupun
Daerah yg terkait , POLRI serta TNI .
Peningkatan kerjasama & kemitraan dgn berbagai
Org.Internasional
Sistem Info Penanggulangan bencana yg optimal
Masyarakat yg sadar bencana & berkembangnya
Safe Community atau gerakan masy yg peduli kes
& rasa aman

UPAYA POKOK
1. Upaya membangun komitmen Pemda,
Legislatif, Masyarakat & Stakeholder
lain dalam penanggulangan masalah
kesehatan akibat bencana.
2. Upaya memantapkan koordinasi lintas
program dan sektor baik di pusat,
provinsi maupun kabupaten/kota
3. Upaya meningkatkan kapasitas sumber
daya
4. Upaya memantapkan manajemen
penanggulangan masalah kesehatan
akibat bencana

UPAYA POKOK 1
(Membangun komitmen)

1.1. Advokasi penyusunan peraturan-peraturan


penanggulangan masalah kesehatan akibat
bencana
1.2. Fasilitasi penyusunan rencana kontingensi
bidang kesehatan
1.3. Fasilitasi perencanaan setiap daerah
provinsi/kabupaten memperkuat Rumah Sakit
Daerah sebagai pusat rujukan masalah kes
1.4. Mendorong terbentuknya pendidikan
Emergency Physician
1.5. Membentuk BSB secara khusus pada
12 RS Pendidikan

Upaya Pokok 2
(Koordinasi)
2.1. Fasilitasi forum komunikasi peduli
penanggulangan masalah kesehatan
akibat bencana dari sektor terkait
dan
LSM
2.2. Fasilitasi pengembangan jaringan
antar LSM lokal/internasional
2.3. Pemantapan Koordinasi Tim Kesgab
dgn TNI, Polri dan PMI dalam rangka
kerjasama Lintas Sektoral

Upaya Pokok 3
(SDM)
3.1. Fasilitasi pelatihan manajemen
penanggulangan masalah
kesahatan akibat bencana
3.2. Fasilitasi pelatihan gawat darurat
bagi tenaga medis dan paramedis
terutama daerah rawan bencana
3.4. Peningkatan mutu diklat

UPAYA POKOK 4
(Manajemen)
4.1. Fasilitasi penyusunan Protap bidang
kesehatan dalam bencana
4.2. Fasilitsi penyusunan std yankesmas dlm
bencana
4.3. Fasilitasi pengembangan sistem peringatan
dini
4.4. Fasilitasi penyusunan peta rawan masalah
kesehatan/bencana

Organisasi Penanggulangan Bencana


Bakornas PBP

Menkes

RS Rujukan
Wil.

RS A/B/Prop

RS C

Sesjen Depkes
PPMK
Yanmedik
Binkesmas
PPM & PL
Dinkes Prop.

Dinkes Kab./Kota
Puskesmas

Gub./Satkorlak PBP

Bupati/Satlak PBP

Camat

Pelaksanaan
Tahap Pra Bencana
Provinsi
Peta rawan, Renc Kontinjensi, Protap, Pelatihan, BSB,
Gladi Posko, Gladi Lapangan, Pusdalop, Inventarisasi
sb dy, Melengkapi sarana/fasilitas, Kerjasama dg KF,
Koordinasi linprog & linsek

Kabupaten/Kota
Peta rawan, Renc Kontinjensi, Protap, Pelatihan,
Gladi Posko, Gladi Lapangan, Pusdalop, Inventarisasi
sb dy, Melengkapi sarana/fasilitas, Kerjasama dg KF,
Koordinasi linprog & linsek

Kecamatan
Pelatihan evakuasi terbatas, Triase, Inventarisasi sb
dy, Sosialisasi Peringatan Dini, Koord linprog & linsek

Pelaksanaan
Tahap Terjadinya Bencana
Provinsi
Lapor ke Gub, Info ke PPMK, Menghub RS Prov/RS
rujukan,Menghub KF, Membantu Kab/Kota dlm Rapid
Health Assessment (RHA), Mensiagakan petugas kes,
Koord, Ke lokasi

Kabupaten/Kota
Lapor ke Bupati/Walkot, Mengirim petugas kes,
Menghub RS Kab/Kota, Menghub Puskesmas,
Menyiapkan obat&bh habis pakai, Ke lokasi, RHA

Kecamatan
Ke lokasi, Lapor ke Dinkes Kab/Kota, Info ke
Puskesmas sekitar, Inventarisasi awal mas-kes,
Menyerahkan tangg-jaw ke Kadinkes Kab/Kota

Pelaksanaan
Tahap Pasca Bencana
Provinsi
Mendukung upaya kes dlm pencegahan KLB, Evaluasi
dan analisis dampak bencana, pemantauan/evaluasi
kegiatan penanggulangan Post Traumatic Stress
Kabupaten/Kota
Mengirim tng surveilans, Melakukan upaya
pemberantasan peny menular, Pemantauan/evaluasi
thd penanggulangan yg dilakukan
Kecamatan
Yankes dasar, Membantu menyiapkan sarana MCK,
Surveilans epid, Lapor ke Dinkes Kab/kota bila ada
KLB, Fasilitasi relawan, kader & petugas dlm KIE pd
masy

Brigade Siaga Bencana Pusat


Brigade Siaga Bencana Pusat merupakan
Tim Reaksi Cepat dan sekaligus sebagai Tim
Pelaksana penanggulangan masalah kesehatan
akibat bencana di Depkes
Terdiri dari unsur medis (dokter umum dan
spesialis), paramedik, ahli surveilans penyakit
menular, ahli sanitasi lingkungan, ahli gizi, ahli
logistik, dan ahli kesehatan jiwa

SAFE COMMUNITY
Masyarakat Hidup Sehat dan Aman
Mengapa kita perlu mengembangkan
safe community ?
Karena jmlh pasien gawat darurat baik
dalam kejadian se-hari2 maupun bencana
cenderung meningkat dengan cepat.
Shouting epidemic : Bencana Alam,
Kerusuhan, tabrakan kereta api
Silent epidemic : Kecelakaan LL (20%),
Angka Kematian Ibu & Bayi, Penyakit
Jantung, Stroke, Infeksi dan Pengungsi

BAHASAN

Pengertian
Siklus manajemen bencana
Macam-macam Bencana
Bencana yang terjadi di Indonesia
Permasalahan Kesehatan
Upaya penanggulangan masalah
kesehatan

Bencana (disaster)
Suatu kejadian, yg disebabkan oleh alam
atau ulah manusia, terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan-lahan, sehingga
menyebabkan hilangnya jiwa manusia,
harta benda & lingkungan, kejadian ini
terjadi di luar kemampuan masyarakat dg
sumberdayanya.
Peristiwa/kejadian pd suatu daerah yg
mengakibatkan kerusakan ekologi,
kerugian kehidupan manusia serta
memburuknya kesehatan & pelayanan
kesehatan yg bermakna sehingga
memerlukan bantuan luar biasa dari pihak
luar (WHO)

Bencana (disaster)
Peristiwa/kejadian berbhy pd suatu
daerah yg mengakibatkan kerugian &
penderitaan manusia serta kerugian
materi yg hebat (UNHCR)
Peristiwa/kejadian pada suatu
daerahyg terjadi secara tiba-tiba atau
bertahap yg berdampak hebat
terhadap kehidupan manusia
sehingga harus diambil tindakan yg
luar biasa

Kedaruratan (emergency)
Keadaan yg memerlukan tindakan
mendesak & tepat untuk
menyelamatkan nyawa, menjamin
perlindungan & memulihkan
kesejahteraan masyarakat (UNHCR)
Kejadian tiba-tiba yg memerlukan
tindakan segera karena dapat
menyebabkan epidemi, bencana alam
atau teknologi, kerusuhan atau
karena ulah manusia lainnya (WHO)

Kedaruratan (emergency)
Keadaan yg memerlukan tindakan
mendesak & tepat untuk
menyelamatkan nyawa, menjamin
perlindungan & memulihkan
kesejahteraan masyarakat (UNHCR)
Kejadian tiba-tiba yg memerlukan
tindakan segera karena dapat
menyebabkan epidemi, bencana alam
atau teknologi, kerusuhan atau
karena ulah manusia lainnya (WHO)

Kedaruratan Kompleks
(complex emergency)
Suatu keadaan darurat yg ditandai
dg adanya gangguan & ancaman
pd penduduk serta bantuan
kemanusiaan & logistik. Penyebab
utamanya adalah instabilitas
politik yg diperberat oleh
gangguan keamanan & ketertiban
masyarakat (kamtibmas) secara
terus menerus (WHO)

Kedaruratan Kompleks
(complex emergency)
Ciri/Karakteristik :
Ketidakstabilan/tidak berfungsinya
pelayanan publik, hilangnya kendali
administrasi, ketidakmampuan
melindungi penduduk sipil,
ketidakmampuan menyediakan
pelayanan umum primer, konflik dg
kekerasan yg berakibat kematian,
trauma fisik & gangguan psikososial,
serta kecacata, seringkali disertai
pemusnahan/pembasmian etnik,
kekerasan seksual & mutilasi

Manajemen Bencana
(disaster management)
Seluruh kegiatan yang meliputi
aspek perencanaan dan
penanggulangan bencana, pada
sebelum, saat dan sesudah terjadi
bencana.
Manajemen bencana ini mencakup :

tanggap darurat ,
pemulihan,
pencegahan
mitigasi
kesiapsiagaan

Siklus Manajemen/ Penanggulangan


Bencana
X
Kesiapsiagaan X

Mitigasi

Tanggap
X Darurat

Pencegahan

Pemuli
han

Pemba
ngunan

Kesiapsiagaan

Rencana Kontinjensi

Tanggap
Darurat
Kajian Darurat
Rencana Operasional
Pengkajian

Peringatan dini

Bantuan
Darurat

Koordinasi
Manajemen Informasi

Mitigasi
Perencanaan Kesiapan

Mobilisasi Sumber

Rehabilitasi

Keterkaitan Nas & Intl

Pencegahan
Pencegahan &
Mitigasi

Pemulihan

Penuntasan
Pembangunan Kembali

Pasca
Gawat Darurat

Pencegahan (prevention)
Upaya yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya bencana (jika
mungkin dengan meniadakan
bahaya).
Misalnya :
Melarang pembakaran hutan dalam
perladangan
Melarang penambangan batu di daerah
yang curam.
Peraturan dimana warga tidak boleh
bertempat tinggal di lokasi bahaya
Kebijakan penanggulangan bencana (Nas)
Per-UU-an tentang bencana

Mitigasi (mitigation)
Upaya yang dilakukan untuk
meminimalkan dampak yang
ditimbulkan oleh bencana
Ada 2 bentuk mitigasi :
Mitigasi struktural (membuat chekdam,
bendungan, tanggul sungai, membangun RS
yg tahan gempa dll.)
Mitigasi non struktural (peraturan,
tataruang)

Kesiapsiagaan
(preparedness)

Upaya yang dilakukan


untuk mengantisipasi
bencana, melalui
pengorganisasian
langkah-langkah yang
tepat, efektif dan siap
siaga.

KEGIATAN
dalam KESIAPSIAGAAN
Pembuatan
Peta Rawan

Analisis Risiko

Rencana
Kontinjensi

Kewaspadaan
Dini

Mekanisme
Respons

Manajemen
Informasi

Mobilisasi
Sumber Daya

Pendidikan/
Pelatihan

Koordinasi
Linprog,Linsek

Peringatan Dini (early warning)


Upaya untuk memberikan tanda
peringatan bahwa bencana
kemungkinan akan segera terjadi.
Pemberian peringatan dini harus

Menjangkau masyarakat (accesible)


Segera (immediate)
Tegas tidak membingungkan (coherent)
Bersifat resmi (official)

Tanggap Darurat (response)


Upaya yang dilakukan segera pada
saat kejadian bencana, untuk
menanggulangi dampak yang
ditimbulkan, terutama berupa
penyelamatan korban dan harta
benda, evakuasi dan pengungsian.
Yg perlu diperhatikan :
Mengurangi korban
Meringankan kesengsaraan & penderitaan
Memulihkan kehidupan

Bantuan Darurat (relief)


Merupakan upaya untuk
memberikan bantuan berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan
dasar berupa :

pangan,
sandang
tempat tinggal sementara
kesehatan,
sanitasi dan air bersih

Pemulihan (recovery)
Proses pemulihan kondisi
masyarakat yang terkena bencana,
dengan memfungsikan kembali
prasarana dan sarana pada
keadaan semula.
Upaya yang dilakukan adalah
memperbaiki prasarana dan
pelayanan dasar (jalan, listrik, air
bersih, pasar, puskesmas, dll).

Rehabilitasi (rehabilitation)
Upaya langkah yang diambil
setelah kejadian bencana untuk
membantu masyarakat
memperbaiki rumahnya, fasilitas
umum dan fasilitas sosial penting,
dan menghidupkan kembali roda
perekonomian.

Rekonstruksi (reconstruction)
Program jangka menengah dan
jangka panjang guna perbaikan
fisik, sosial dan ekonomi untuk
mengembalikan kehidupan
masyarakat pada kondisi yang
sama atau lebih baik dari
sebelumnya.

Jenis Bencana dan Terjadinya


Bencana
Terjadi

Bencana
Alam

Bencana Ulah
Manusia

Mendadak

Secara
Pelahan

Macam-macam
Bencana
Bencana Alam :
Gempa bumi
Tsunami
Banjir (Banjir
Bandang, Banjir)
Gunung meletus
Angin topan
Tanah longsor
Kekeringan

Bencana karena
ulah manusia :
Bencana
teknologi
(kebocoran gas)
Kecelakaan
massal
Kerusuhan
(Kedaruratan
komplek)

Gempa Bumi
Kerusakan
gedung
Hilangnya
sistem
kehidupan &
infra struktur
Kebakaran
Kematian
Patah tulang
Luka

Banjir

Kehilangan harta benda


Kerusakan gedung,
pertanian
Kerusakan instalasi
pelayanan
Tanah longsor
Penyakit menular

Angin Puyuh
Kerusakan gedung
Kerusakan
pertanian
Banjir
Kematian
Luka

Pengungsi
Kehilangan
keamanan
Kehilangan rumah
Kehilangan mata
pencaharian
Kehilangan
keluarga

Dampak Beberapa Bencana Alam


Dampak

Gempa Bumi

Angin Puyuh

Banjir
Bandang

Kematian

Banyak

Sedikit

Banyak

Sedang

Sedikit

Luka Berat Banyak


Penykt.
Menular

Tergantung

Besar

bencana

Kerusakan
FasKes

Berat

Berat

Berat

Masalah
Air Bersih

Besar

Ringan

Besar

Masalah
Pangan

Jarang

Sering

Sering

Pengungsi

Jarang

Dampak Beberapa Bencana Alam


Dampak

Banjir

Longsor

Letusan
Gunung
Api

Kematian

Sedikit

Banyak

Banyak

Luka Berat

Sedikit

Sedikit

Sedikit

Penykt.
Menular

Tergantung

Besar

Bencana

Kerusakan
Faskes

Berat

Berat

Berat

MSLH. Air
Bersih

Ringan

Besar

Besar

MSLH.
Pangan

Sering

Jarang

Jarang

Pengungsi

Sering

Kedaruratan & Bencana


(1992-1995)
Bencana Alam
G.bumi & Tsunami
di Maumere (1992)
G.bumi & Tsunami
di Banyuwangi
(1993)
G.bumi di Liwa
(1994)
G.bumi di Kerinci,
S.Penuh, Tolitoli,
Parigi (1995)
Tsunami di Biak
(1995)

Kedaruratan & Bencana


(1996-1999)
Bencana Alam
Kekeringan/kela
paran di
Wamena (1996)
Kebakaran
hutan di
Kalimantan
(1997)

Kerusuhan
Bernuansa politik
di Jakarta (1998)
Bernuansa SARA
di Kalbar (1998)
Bernuansa SARA
di Ambon,
Maluku, Maluku
Utara (1999)
Bernuansa politik
di Aceh Utara,
Timtim (1999)

Kedaruratan & Bencana


(1996-1999)
Bencana Alam
Kekeringan/kela
paran di
Wamena (1996)
Kebakaran
hutan di
Kalimantan
(1997)

Kerusuhan
Bernuansa politik
di Jakarta (1998)
Bernuansa SARA
di Kalbar (1998)
Bernuansa SARA
di Ambon,
Maluku, Maluku
Utara (1999)
Bernuansa politik
di Aceh Utara,
Timtim (1999)

Kedaruratan & Bencana


(2000)
Bencana Alam
G.bumi di
Pandeglang,
Lebak, Luwuk,
Banggai Kep,
Bengkulu
Banjir dan
Tanah longsor di
Sumbar, Sumut,
Banjir di Aceh,
Belu, Manado

Kerusuhan
Bernuansa SARA
di Poso
Bernuansa politik
di Wamena
Ledakan bom
bernuansa SARA
di Jakarta,
Pekanbaru,
Bandung, Bekasi,
Sukabumi

Kedaruratan & Bencana


(2001)
Bencana Alam Kerusuhan

Bernuansa SARA
Tanah longsor
di Sampit,
di Purworejo,
Palangkaraya
Kebumen,
Kulonprogo,
Bernuansa
Sangihe Talaud
politik di Langsa
G.bumi di
Ledakan bom di
Majalengka
Jakarta
Angin puyuh di Kecelakaan
Sindrap
transportasi
Banjir dan
Kecelakaan K.A.
Tanah Longsor
di Cirebon,
di Nias
Brebes

Kedaruratan & Bencana


Bencana Alam
(2002)
Banjir di

Aceh Sel, Aceh Singkil, Nagan Raya, Aceh Brt


Daya,Medan, Deli Serdang, Asahan, Tebing
Tinggi, Langkat, Binjai, Nias, Tap Tengah,
Indragiri Hilir, Tg.Jabung, M.Jambi, Bt.Hari, Tebo,
Bungo, Jambi, Kerinci, Musi Rawas, Pagar Alam,
Lampung Brt, Lampung Sel, Lampung Tim,
Jakarta, Serang, Pandeglang, Tangerang, Bekasi,
Pati, Kudus, Demak, Jepara, Pekalongan,
Kendal, Batang, Blora, Demak, Pati, Kudus,
Cilacap, Semarang, Pemalang, Cilacap,
Pasuruan, Sampang, Bondowoso, Mojokerto,
Situbondo, Sumenep, Pamekasan, Bangkalan,
Malang, Surabaya, Lamongan, Banyuwangi,
Lumajang, Trenggalek, Bojonegoro,
Jembrana, Ampenan, Lotim,
Landak, Sambas, Sanggau, Pontianak,
Gowa, Soppeng, Wajo, Donggala, Sangihe
Talaud,
Nabire

Kedaruratan & Bencana


(2002)
Bencana Alam
Tanah Longsor di Bogor, Garut, Brebes,
Pemalang, Malang, Semarang,
Temanggung, Situbondo, Buleleng,
Sanggau, Gowa, Sangihe Talaud,
Wamena
Gempa bumi di Simeulue,Toli-toli,
Manokwari,Poso
Tsunami di Nabire
Gunung Meletus di Garut,Sangihe
Talaud
Angin topan di Sukoharjo, Magelang,
Kediri, Pamekasan,

Kedaruratan & Bencana


Bencana karena ulah manusia :
(2002)
Asap di Pontianak, Banjarmasin,
Banjar Baru, Hulu S Sel, Hulu S
Tengah, Hulu S Ut, Palangkaraya,
Kecelakaan transportasi
Kecelakaan Pesawat di Klaten
Kecelakaan KA di Kebumen

Kecelakaan industri di Cilegon


(kimia), Blora (minyak)
Kerusuhan dan penyerangan di Sikka,
Poso, Ambon,
Ledakan Bom
B.Aceh, Jakarta, Bali, Makasar, Palu, Poso,
Ambon,
Bandung, Garut

TKI di Nunukan

DAMPAK BENCANA THD


MASYARAKAT
KESEHATAN
Korban massal

Konsentrasi massa/Pengungsi
Masalah Pangan dan Gizi
Masalah Air bersih
Masalah Sanitasi lingkungan
Lumpuhnya pelayanan kesehatan
Munculnya Post Traumatic Stress (PTS)
Terganggunya Vector Control -> Penyakit
Menular
Kelangkaan sdm
Diskoordinasi

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YG


DILAKUKAN DLM PENANGGULANGAN
BENCANA

Manajemen Korban Massal


Manajemen Kedaruratan Pangan dan Gizi
Manajemen Air bersih
Manajemen Sanitasi Lingkungan
Pelayanan Kesehatan
Surveilans Epidemiologi
Vector Control
Manajemen Post Traumatic Stress (PTS)
Penyelesaian Masalah Pengungsi
Koordinasi
Evaluasi Manajemen Bantuan

LATAR BELAKANG
BENCANA DAN KONFLIK MERUPAKAN TRAUMA
BAGI MASYARAKAT TERMASUK YG MENOLONG
DAN MENYAKSIKAN PERISTIWA TSB
BENCANA DATANG MENDADAK MERUPAKAN
STRES BERAT
SRG MEREKA HARUS MENGUNGSI & BERADAPTASI DG TEMPAT BARU
BILA TAK DITANGANI DG BAIK, DPT MENYEBABKAN GGN STRES PASCA TRAUMA, GGN
JIWA ATAU MASALAH PSIKOSOSIAL, SHG TAK
PRODUKTIF DAN JADI BEBAN KELUARGA

KEADAAN DI INDONESIA
SECARA GEOGRAFIS INDONESIA RAWAN BENCANA
SOSIO-KULTURAL MULTI DIMENSI.
INDONESIA RAWAN BENCANA BUATAN
MANUSIA YG BERDAMPAK LB BERAT
DAN PENGUNGSIAN JANGKA PANJANG
MASALAH PENGUNGSI BLM SEPENUHNYA TERSELESAIKAN
PERHATIAN THD MASALAH KESWA
DAN PSIKOSOSIAL MASIH KURANG

REAKSI ORANG THD BENCANA DITENTUKAN OLEH

SIFAT BENCANA : SEBERAPA JAUH


MENGANCAM KEHIDUPAN DAN
BGMN BANTUAN LANGSUNG YG
DITERIMA
KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN
RIWAYATNYA
SITUASI SOSIAL DAN SUPPORT DR
LINGKUNGAN

GGN STRES PASCA TRAUMA

GEJALA ANXIETAS
KETIDAKSTABILAN AUTONOMIK
GGN EMOSIONAL
BERULANGKALI MERASAKAN KEMBALI PENGALAMAN TRAUMATIK YG
PERNAH DIRASAKAN

DAMPAK PSIKOSOSIAL
(SURVEI WFP 2001)
HUBUNGAN AYAH-IBU-ANAK
MEMBURUK
KRIMINALITAS, PROSTITUSI, PENGANGGURAN, ANAK PUTUS
SEKOLAH DAN PENYALAHGUNAAN
NAPZA MENINGKAT
EKONOMI MEMBURUK
MASALAH MENTAL EMOSIONAL
MENINGKAT

PENELITIAN RAMH(2001)
STRES PASCA TRAUMA, ANXIETAS,
DEPRESI DAN GEJALA PSIKOSOMATIK
PERILAKU AGRESIF DLM KELUARGA
CHILD ABUSED
PENYALAHGUNAAN ALKOHOL
PERILAKU AGRESIF DI LINGKUNGAN
MASALAH BELAJAR, EKONOMI,
KENAKALAN REMAJA, SIKAP PESIMIS DAN
CENDERUNG TERGANTUNG PD BANTUAN

PENELITIAN POSO (2001)


BEBAN PSIKOLOGIS
54,1 % PADA KELOMPOK
USIA ANAK
53,4 % PD KELOMPOK
DEWASA
81 % PD KELOMPOK USILA

VISI

TERWUJUDNYA DERAJAT
KESWA YG OPTIMAL
BAGI MASYARAKAT
YANG TERKENA
BENCANA DAN KONFLIK

MISI
OPTIMALKAN SISTEM PELAYANAN
KES AGAR MUDAH DIMANFAATKAN
OLEH MASYARAKAT
MENGGERAKKAN UPAYA
PENANGGU-LANGAN YG BERSIFAT
PREVENTIF, KURATIF DAN
REHABILITATIF
MENDORONG KEMANDIRIAN MASY
SESUAI AZAS DESENTRALISASI

Tujuan umum

Terwujudnya upaya
penanggulangan
masalah keswa dan
psikososial pada
masyarakat yg terkena
bencana dan konflik

Tujuan khusus
Tersusunnya kebijakan
penanggulangan masalah keswa
dan psikososial
tersusunnya penjabaran peran
semua unit terkait
tersusunnya pedoman kerja ttg
peran semua unit terkait
tersusunnya koordinasi dan
keterpadu-an lintas program dan
lintas sektor

KEBIJAKAN
MERUPAKAN PENJABARAN DR KEBIJAKAN
KES YG SUDAH ADA
PELAYANAN KESWA DAN PSIKO-SOSIAL
DILAKSANAKAN SEJAK DINI, SECARA
TERINTEGRASI DG PELAYANAN KES
LAINNYA, MENGGUNAKAN SARANA DAN
PRASARANA YG SUDAH ADA
UPAYA DILAKSANAKAN DG KOORDINASI
DAN KEMITRAAN SERTA MEMPERKUAT
JEJARING LP, LS DAN INTERNASIONAL

KEBIJAKAN
KAB/KOTA RAWAN BENCANA, MENYIAPKAN
TENAGA DG MELIBATKAN SEMUA SUMBER
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN,
MEMPERHATIKAN BUDAYA SETEMPAT DAN
KELOMPOK RENTAN (ANAK, REMAJA,
WANITA, USILA DAN ORANG CACAT)
PELAYANAN DILAKSANAKAN DALAM 3
TAHAP : PRA BENCANA, (KEPADA SELURUH
MASY), SAAT BENCANA (SBGN BESAR
POPULASI), PASCA BENCANA (KEL. RAWAN/
BERMASALAH KESWA ATAU PSIKOSOSIAL)

KEBIJAKAN
PENYEDIAAN PELAYANAN SECARA BERJENJANG
PELAYANAN BERSUMBER MASY: DILAKUKAN OLEH RELAWAN DR LEMBAGA/ORGANISASI MASY, KEAGAMAAN, KADER, PETUGAS PEMERINTAH DI TK DESA/ KECAMATAN YG SUDAH DILATIH. KEGIATAN
PENYULUHAN, BIMBINGAN DAN KONSELING AWAL SERTA PENDAMPINGAN
2. PELAYANAN DI TK PUSKESMAS/RSU
KAB/KOTA : TERAPI MEDIK PSIKIATRIK
DASAR, BIMBINGAN DAN KONSELING
DASAR SERTA PEMBERDAYAAN MASY

1.

KEBIJAKAN
3. PELAYANAN DI TK SPESIALISTIK :
MENERIMA RUJUKAN KASUS. KEGIATAN
PELAYANAN MEDIK PSIKIATRIK OLEH
TENAGA TERAMPIL, BIMBINGAN TEKNIS
KE PUSKESMAS DAN RSU

PEMERINTAH MENGKOORDINASI DAN


MEMFASILITASI PROGRAM DAN KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KESWA DAN MASALAH PSIKOSOSIAL. PERLU LATIHAN BERJENJANG

PROGRAM NASIONAL
MEMBUAT KEBIJAKAN DAN PEDOMAN YG
MELIBATKAN LS/LP
MEMFASILITASI PERTEMUAN LS TERKAIT
DI TK NASIONAL
KAMPANYE NASIONAL UPAYA
PENCEGAHAN
MENDORONG TUMBUH DAN KEMBANGNYA
JARINGAN KERJA TK LOKAL, NASIONAL
DAN INTERNASIONAL (SEKTOR KES.,
SOSIAL, AGA-MA, PENDIDIKAN,
KEAMANAN, PERS, BADAN DONOR DAN
ELEMEN MASY.

PROGRAM NASIONAL
PELATIHAN BERJENJANG PENANGGULANGAN MASALAH KESWA DAN
PSIKOSOSIAL
MENGEMBANGKAN SISITEM
JARINGAN INFORMASI TK LOKAL,
NASIONAL DAN INTERNAIONAL
PERTEMUAN FORMAL DAN
INFORMAL TTG PENCEGAHAN DAN
PENANGGU-LANGAN MASALAH
KESWA

PROGRAM NASIONAL
MENGEMBANGKAN PEDOMAN PENYULUHAN PSIKOEDUKASI DAN PENDIDIKAN BAGI MASY. MENGENAI MASALAH
KESWA DAN PSIKOSOSIAL
MENDORONG INSTITUSI PENDIDIKAN
UNTUK MEMASUKKAN KESWA KE DLM
KURIKULUM PENDIDIKAN UNTUK
TENAGA KES. DAN PSIKOLOG SERTA
PEKERJA SOSIAL

PROGRAM DI PROVINSI
MEMBUAT JUKLAK DAN JUKNIS
PEMETAAN DAERAH RAWAN DG
MENG-IDENTIFIKASI JENIS, SIFAT,
LOKASI AKAN TERJADINYA BENCANA
SERTA KEADAAN SOSIO-KULTURAL
SETEMPAT DAN TEMPAT
PENGUNGSIAN
PENYULUHAN KEPADA MASY. TTG SITUASI YG AKAN DIHADAPI
PELATIHAN PETUGAS PELAKSANA DI
PROVINSI DAN KAB/KOTA

PROGRAM DI PROVINSI
MENGEMBANGKAN JEJARING KER-JA
DI PROVINSI YG MELIBATKAN
SEKTOR TERKAIT DAN ELEMEN
MASY
MENGEMBANGKAN SISTEM JARINGAN INFORMASI
PERTEMUAN KOORDINASI BERKA-LA
DG INSTANSI TERKAIT

PROGRAM DI KAB/KOTA

PROGRAM DIBAGI 3 :
PROGRAM PELAYANAN KESWA
MASYARAKAT
PROGRAM PELAYANAN KESWA
DASAR
PROGRAM PELAYANAN KESWA
RUJUKAN

PELAYANAN KESWAMAS
IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN DAN
KELOMPOK RENTAN
NILAI KEBUTUHAN YG DIPERLUKAN
IDENTIFIKASI SDM YG TERSEDIA
MELATIH TENAGA UNTUK
PENYULUHAN SERTA UPAYA
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN
BENTUK TIM KESWA YG MERUPAKAN
TIM TERPADU DAN LINTAS SEKTOR

PELAYANAN KESWAMAS
PSIKOEDUKASI KEPADA MASY. DAN
INFORMASI TTG LAYANAN KESWA
MENGINTEGRASIKAN KEGIATAN
KES-WA KE DLM KEGIATAN YG
BERBASIS MASY.
MELAKSANAKAN PENDAMPINGAN
BAGI KORBAN SERTA BIMBINGAN/
KONSE-LING PADA KELOMPOK
POTENSIAL

PELAYANAN KESWAMAS
BENTUK KELOMPOK TOLONG DIRI
UTK SALING MENDUKUNG &
BERBAGI RASA
SIAPKAN TEMPAT PENGUNGSI
SERTA BANTUAN SOSIAL
SIAPKAN MENTAL UNTUK
PENGEMBA-LIAN PENGUNGSI
MEMFASILITASI PUSAT PEMULIHAN
TRAUMA YG BERBASIS PD
ORGANISASI LOKAL

PELAYANAN KESWA
DASAR
BENTUK TIM PENCEGAHAN DAN
PENAGGULANGAN DI PUSKESMAS &
RSU YG DPT BERGERAK KE MASY
MELATIH TENAGA PUSKESMAS DAN
RSU TTG DETEKSI DINI MA-SALAH
KESWA DAN PSIKOSOSIAL,
KONSELING DAN PSIKOEDUKASI

PELAYANAN KESWA
DASAR

MENYIAPKAN OBAT YG DIPERLUKAN


MERUJUK PS YG TAK DPT DITANGANI DI PUSKESMAS/RSU
MELATIH TENAGA UNTUK SUPERVISI DAN EVALUASI KEGIATAN

PELAYANAN KESWA RUJUKAN


MENYIAPKAN TENAGA TERAMPIL,
SA-RANA DAN PRASARANA DI
PELAYANAN RUJUKAN
MEMBERIKAN TERAPI MEDIK
PSIKIAT-RIK, KONSELING DAN
PSIKOTERAPI LANJUTAN
SIAPKAN OBAT YG DIBUTUHKAN
BERI BANTUAN TEKNIS MEDIS DI
PELA-YANAN DASAR

PENDAHULUAN

INDONESIA RAWAN BENCANA


BENCANA : ASPEK KEHIDUPAN (KESEHATAN - KES.PR
PENGALAMAN DI INDONESIA SEDIKIT
MANUAL WHO
KESIAPAN NAKES

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP


A. PENGERTIAN
1. KESPRO: SUATU KEADAAN
SEJAHTERA FISIK, MENTAL DAN
SOSIAL SECARA UTUH, YANG TIDAK
SEMATA-MATA BEBAS DARI
PENYAKIT DAN KECACATAN YANG
BERKAITAN DENGAN SISTIM
REPRODUKSI, FUNGSI DAN
PROSESNYA

PENGERTIAN (2)
HAK REPRODUKSI PERORANGAN:
SETIAP ORANG BAIK LAKI-LAKI MAUPUN
PEREMPUAN( TANPA MEMANDANG PERBEDAAN
KELAS SOSIAL, SUKU, UMU, AGAMA,DLL)
MEMPUNYAI HAK YANG SAMA UTNUK
MEMUTUSKAN SECARA BEBAS DAN
BERTANGGUNG JAWAB (KEPADA DIRI
SENDIRI, KEL DAN MASY) MENGENAI JUMLAH
ANAK, JARAK ANAK SERTA UNTUK
MENENTUKAN WAKTU UNTUK MELAHIRKAN
SERTA DIMANA AKAN MELAHIRKAN.

HAK REPRODUKSI
SETIAP ORG BERHAK MEMPEROLEH STD.
PELAYANAN REPROD. YANG TERBAIK
PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI SEBAGAI
PASANGAN ATAU SEBAGAI INDIVIDU
BERHAK MEMPEROLEH INFORMASI
LENGKAP TTG SEKSUALITAS, KESPRO
DAN MANFAAT SERTA EFEK SAMPING
OBAT, ALAT DAN TINDAKAN MEDIS YG
DIGUNAKAN UTK MENGATASI
MASALAH KESEPRO.

HAK REPRODUKSI (2)

HAK UTK MEMPEROLEH YAN KB YANG AMAN, EFEK


TIF, TERJANGKAU, DPT DITERIMA, SESUAI PILIHAN,
TANPA PAKSAAN DAN TIDAK MELAWAN HUKUM.
PEREMPUAN BERHAK UNTUK MEMPEROLEH PEL.AN
KES YG DIBUTUHKANNYA SEHINGGA MEMUNGKINKAN
NYA SEHAT DAN SELAMAT DLM MENJALANI KEHAMIL
AN & PERSALINAN SERTA MEMPEROLEH BAYI YANG
SEHAT.
HUB.AN SUAMI-ISTERI DIDASARI PENGHARGAAN THD
PASANGAN MASING-MASING DAN DILAKUKAN DLM
SIKON YANG DIINGINKAN BERSAMA, TANPA UNSUR
PEMAKSAAN, ANCAMAN DAN KEKERASAN.

PARA REMAJA, LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERHAK


MEMPEROLEH INFORMASI YANG TEPAT DAN BENAR
TTG REPROD. REMAJ, SEHINGGA DPT BERPERILAKU
SEHAT & MENJALANI KEHIDUPAN SEKSUAL YANG
BERTG. JWB.
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERHAK MEMPEROLEH
IINFORMASI YG MUDAH DIPEROLEH, LENGKAP DAN
AKURAT MENGENAI PMS TERMASUK HIV/AIDS.

PEMENUHAN HAK -- DER. KES REPROD ( AKI, AKN,


KEHAMILAN 4 TERLALU, DLL.

B. RUANG LINGKUP
PKRE
(PELAYANAN
KESEHATAN
REPRODUKSI
ESENSIAL):
KI/B
KB
KRR
PMS + HIV/AIDS

PKRK:
PKRE + K.R. USILA

PELAYANAN KES PRO

TERPADU
BERKUALITAS
HAK REPRODUKSI PERORANGAN
CLIENT ORIENTED
SIKLUS KEHIDUPAN
ONE STOP SERVICES

THE PROGRAMME SPIRAL


NEED ASSESSMENT

MONITORING

REVIEW/
EVALUATION

IMPLEMENTATION

PLANNING

MANAJEMEN KESPRO
A. PENILAIAN KEBUTUHAN REPRODUKSI
TUJUAN:
MENGUMPULKAN INFORMASI UNTUK MENGETAHUI
1. KEBUTUHAN KESPRO MASY. YG BLM TERPENUHI
2. INFORMASI HUB.DAN SIKAP MASY UNTUK
MENETAPKAN CARA PENDEKATAN
3. INTERVENSI YG TEPAT
4. SD YANG TERSEDIA

CATATAN : INFO KR INTEGRASIKAN DGN INFO KEBTHAN


UMUM

INFORMASI YG DIBUTUHKAN
KOMPOSISI PENDUDUK
ORGANISASI DAN STRUKTUR DLM
MASYARAKAT, HUB.AN ANTARA PDDK LOKAL
PENDATANG
KEMAMPUAN MASY DAN MASALAH SOSIAL YG
BERAKIBAT NEGATIF PADA MASY.
LINGKUNGAN FISIK ( AMAN DAN TERJAMIN)
LINGK.AN SOSIOEKONOMI (AKSES WANITA
THD YANKES UMUM DAN KR PERMASALAHAN
DARI SDT AGAMA & KEBUDAYAAN)

INFORMASI (2)
PENYAKIT DAN KECACATAN KR
SIKAP THD KR
PELAYANAN KR
KEBIJAKSANAAN KESEHATAN/
PEMBIAYAAN

B. PERENCANAAN
UNTUK MENGETAHUI TUJUAN YANG
AKAN DICAPAI DAN BGMN CARA UTK
MENCAPAI TUJUAN.
HAL-HAL YG PERLU DIPERHATIKAN:
1. PERKIRAAN BIAYA
2. PRIORITAS
3. TUJUAN PROGRAM
4. STRATEGI YG TEPAT

C. IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI DIBEDAKAN BERDASARKAN
LOKASI PELAYANAN APAKAH DI TINGKAT
DESA, PUSKESMAS ATAU RUJUKAN PRIMER
PAKET INTI INTERVENSI TDDR:
1. UPAYA UTK MENCEGAH MORBMORT NEONATAL DAN MATERNAL
(KIT PERSALINAN NORMAL, KIT
EMERGENSI, PELINDUNG HAID,DLL)
2. UPAYA YAN KB (PETUGAS,
LOGISTIK,DLL)

IMPLEMENTASI (2)
UPAYA UTK MENGURANGI PMS + HIV/AIDS
(KIE, KONDOM CUMA-CUMA, UP, TRANSFUSI
DARAH YG AMAN)
UPAYA PELAYANAN KRR
(PREVENTIF,PROMOTIF, KURATIF TERMASUK
GIZI DAN YAN SUS UTK YG BERMASALAH)
UPAYA UTK MENCEGAH DAN MENGELOLA KtP
BERBASIS GENDER ( PENAMPUNGAN YG AMAN,
KESIAPAN PTGS, KETERSEDIAAN K.S
DARURAT, PELAPORAN KASUS KtP)

D. MONITORING DAN
EVALUASI
TUJUAN : MELIHAT KEMAJUAN SUATU
KEGIATAN DAN APAKAH TUJUAN
TELAH TERCAPAI

MONITORING : PENGUMPULAN DAN


ANALISA INFORMASI SECARA
SISTIMATIS DAN TERUS MENERUS
TTG KEMAJUAN SUATU PEKERJAAN
( MELIHAT APAKAH SDH DIJALUR YG
BENAR SERTA MENUJU ARAH YG
BENAR)

MONEV (2)

EVALUASI: PENILAIAN SESAAT UTK MELIHAT


APAKAH TUJUAN SUDAH TERCAPAI DAN APA
DAMPAKNYA
MONEV HARS MASUK DLM KERANGKA
PERENCANAAN
INDIKATOR KESPRO:
1. KI/B :
A. CAKUPAN PERSALINAN OLEH NAKES
B. PROPORSI PENANGANAN KASUS KOMPL.
OBST THD PERSALINAN NORMAL

INDIKATOR (2)
KB:
A. CPR
B. % 4 TERLALU
P2PMS + HIV/AIDS
TREND PREV. KASUS PMS,HIV/AIDS
KESEHATAN R.R.
TREND PREV. KASUS KRR

PENUTUP

MANAJEMEN KR = MANAJEMEN KESEHATAN UMUM


MORB-MORT 36% PADA PENGUNGSI AKIBAT BENCANA
KR PADA SEMUA KELOMPOK UMUM
ISU GLOBAL
KETRAMPILAN PETUGAS DI

Pendahuluan
Logistik asal kata Logistikos
(bahasa yunani) artinya Pandai
Memperkirakan.
Logistik
Kunci sukses
memenangkan peperangan ( sejak
zaman Romawi, Persia, dan menjadi
populer pada PD. II )

11/25/15

SIKLUS LOGISTIK
PERENCANAAN

PENENTUAN
KEBUTUHAN

PENGHAPUSAN

PEMELIHARAAN

PENGENDALIA
N

PENGANGGARAN

PENGADAAN
PENYALURAN/PENYIMPANAN
11/25/15

UNSUR PENTING
DALAM KOMPONEN MANAJEMEN OBAT
SELEKSI

PENGGU
NAAN

SISTEM
MANAJEMEN
PENDUKUNG

DISTRIBUSI
11/25/15

PENGADAAN

Jenis Bencana dan Penyakit


N0

Jenis Bencana

Jenis penyakit

Banjir

Diare, Kulit, ISPA

Gunung meletus

ISPA, Diare, Conjunctivitis

Kebakaran hutan

ISPA, Luka bakar,

Kebakaran pemukiman

ISPA, Luka bakar

Huru hara

Luka Sayat, luka memar

Tanah longsor

Luka memar, luka sayat

Gelombang Tsunami

Diare, ISPA, luka memar,


luka sayat

11/25/15

Penanggung
Jawab
Pengelolaan
Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pada Setiap Tahapan Bencana
N Tahapan
o
Situas
i
Benca
na

Organisasi yang terlibat


P
o
s
K
E
S

P
u
S
T
u

P
K
M

UPO
PPK
Din
Kes
Kab
Kota

Din
kes
Prop

R
S
U

Sar
kes
S
w
a
S
t
a

Sar
kes
T
N
I
-P
ol
ri

Dep
kes

1 Persiapan

2 Kejadian

3 Pasca
benca
na

11/25/15

Diagram Permintaan dan


Distribusi
Depkes

Dinkes
Propinsi

UPOPPK
Kab/Kota

PKM

Posko
Kes
11/25/15

RSU

Pustu

Yankes
Swasta

Yankes TNIPolri

JENIS OBAT
< OBAT YANKES DASAR DI DINAS
KESEHATAN KAB/KOTA
< OBAT BUFFER PUSAT
< OBAT BANTUAN LUAR NEGERI
< LAIN-LAIN

11/25/15

CAPOR PENGGUNAAN OBAT / PERBEKALAN


KESEHATAN PADA PENANGANAN BENCANA

Pencatatan
Pelaporan
Pelaporan Pasca Bencana

11/25/15

Diagram Pencatatan dan


Pelaporan

Depkes
Form-01

Dinkes
Propinsi
Form - 02

UPOPP
K
Kab/Kot
a
PKM

RSU

LPLPO

Yankes
Swasta

TNI-Polri

LPLPO-Sub Unit

Posko
Kes
11/25/15

Pustu

PENANGANAN BANTUAN DARI DONOR


A. Donor/Pemberi bantuan
B. Beberapa Masalah yang berkaitan
dengan pemberian obat dari donor
C. Prinsip Utama dalam Donasi Obat
D. Persyaratan Obat Bantuan
E. Persyaratan Teknis Obat Bantuan

11/25/15

Prinsip Utama dalam Donasi Obat.


Prinsip pertama adalah bahwa obat sumbangan
harus memberikan keuntungan yang sebesarbesarnya bagi negara penerima.
Prinsip kedua adalah bahwa obat sumbangan
harus mengacu kepada keperluan dan sesuai
dengan otoritas penerima,
Prinsip ketiga adalah tidak boleh terjadi standar
ganda penetapan kualitas
Prinsip ke empat adalah harus adanya komunikasi
yang efektif antara negara donor dan negara
11/25/15
penerima

BANTUAN (OBAT) LUAR


NEGERI
MANFAAT

MERINGANKAN PENDERITAAN BANYAK


ORANG
MENYELAMATKAN HIDUP BANYAK ORANG

MASALAH

11/25/15

JENIS DAN JUMLAH OBAT TIDAK SESUAI


KEBUTUHAN
LABEL/PENANDAAN TIDAK DIKETAHUI
(NAMA DAGANG, BAHASA ASING)
SUDAH DEKAT/LEWAT KADALUWARSA
DONOR SERING TIDAK MENGIKUTI
ATURAN/KETENTUAN DI NEGARA PENERIMA
ADA TUJUAN EKONOMI
ADA TUJUAN POLITIK

PERSYARATAN OBAT
BANTUAN

PEMILIHAN OBAT

JENIS OBAT SESUAI KEBUTUHAN (POLA


PENYAKIT)
KEBUTUHAN / DOSIS SESUAI / BIASA
DIGUNAKAN

KUALITAS/MUTU

BERASAL DARI/DIBUAT OLEH SUMBER YG JELAS


E.D. SEKURANG-KURANGNYA 2 TAHUN (SAAT
DITERIMA)

PENANDAAN/LABEL & KEMASAN


MENCANTUMKAN NAMA GENERIK
BAHASA YANG DIKENAL

LAIN-LAIN

BIAYA PENGAPALAN, GUDANG HENDAKNYA


DITANGGUNG PIHAK DONOR
NILAI BANTUAN DIHITUNG BERDASARKAN
HARGA OBAT GENERIK INTERNASIONAL

CONTOH DAMPAK NEGATIF


BLN

1. ARMENIA (GEMPA BUMI 1988)


BANTUAN OBAT YANG DITERIMA 5.000 TON ($ 55 JT)
8% EXPIRED PADA SAAT DITERIMA
5% RUSAK (FISIK)
45% TIDAK SESUAI KEBUTUHAN
42% SESUAI KEBUTUHAN
2. SUDAN (PERANG 1990)
HAMPIR SEMUA TIDAK BISA DIGUNAKAN
LABEL BAHASA PERANCIS (TIDAK DIGUNAKAN DI
SUDAN)
TIDAK SESUAI KEBUTUHAN
SEBAGIAN EXPIRED PADA SAAT DITERIMA
3. LITHUANIA 1993
11 ORG (WANITA) TIDAK BISA MELIHAT (TEMPORER),
KARENA OBAT YANG DITERIMA TIDAK JELAS
LABELNYA, TANPA PRODUK INFORMASI/BROSUR -->
OBAT CACING UNTUK HEWAN
4. BOSNIA-HERZEGONIA 1996
50-60% BANTUAN OBAT YG DITERIMA ( 20.000 TON)
TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
11/25/15

PEDOMAN
PENANGGULANGAN MASALAH GIZI
DALAM KEADAAN DARURAT

LATAR BELAKANG:
Konflik sosial yang terjadi dibeberapa daerah dalam tiga
tahun terkahir menimbulkan banyak masalah
dalam hidup dan kehidupan masyarakat
Salah satu dari masalah tersebut adalah dalam bidang
kesehatan
Sebagai akibat terganggunya kehidupan perekonomian
serta munculnya banyak stresor di masyarakat
menyebabkan timbulnya masalah gangguan gizi
Menyadari bahwa timbulnya gangguan ini dapat
mengancam derajat kesehatan masyarakat, upaya apa
yang dapat dilakukan untuk penanggulangannya?

Jumlah Pengungsi (s/d 2006-2001)


260.583 KK/1.264.136
DI Aceh 18.095 jiwa
NTT
143.803

Sumut
Riau
Jambi
Sumsel
Jabar
Jateng
Jatim I
Jatim II
Bali
NTB

44.939
3.135
2.103
1.700
9.275
12.335
40.013
125.688
2.974
13.013

Kalbar
Sulsel
Sulut
Sultra
Sulteng
Maluku
Malut
Irja

68.934
36.104
39.785
161.226
58.005
300.091
166.318
16.600

MASALAH:
JUMLAH PENGUNGSI MENINGKAT (>1.2 JUTA) DAN
TERSEBAR DI 19 PROVINSI
PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN MAKANAN
UNTUK PENGUNGSI TIDAK TEPAT
MEMBURUKNYA STATUS GIZI PENGUNGSI
KETERBATASAN TENAGA GIZI UNTUK PENGUNGSI

KEADAAN GIZI BALITA DI TEMPAT


PENGUNGSIAN
PENGUNGSI DI NTT
24 % BALITA KURUS (BB/TB < - 2SD)
8 % SANGAT KURUS (BB/TB < - 3 SD)

Sumber : Depkes - UNICEF2000

AMBANG BATAS DAERAH NORMAL


15 %
5%

WASTED
SANGAT KURUS

Sumber : UNHCR

MENCEGAH MEMBURUKNYA DAN


MENINGKATKAN STATUS GIZI MASYARAKAT DI
TEMPAT PENGUNGSI

TERPANTAUNYA STATUS GIZI


TERSELENGGARANYA
PELAYANAN GIZI
TERCIPTANYA KOORDINASI
(LINTAS PROGRAM/SEKTOR)

1. PROFESIONALISME TENAGA LAPANGAN


2. INTERVENSI GIZI BERDASARKAN TINGKAT KEDARURATAN
3. SURVEILANS GIZI
4. KOORDINASI LINTAS PROGRAM/SEKTOR
5. PEMBERDAYAAN PENGUNGSI
6. KOORDINASI DENGAN PELAYANAN KESEHATAN LOKAL

SELURUH MASYARAKAT PENGUNGSI (TERUTAMA


BALITA, BUMIL, BUTEKI, USILA)

PRINSIP PENANGGULANGAN
Menentukan kebutuhan pangan, sesuai
standar kecukupan gizi
Diusahakan untuk menggunakan
bahan pangan setempat.
Sistem distribusi melibatkan keluarga
untuk menyiapkan makanannya sendiri
Menjalin koordinasi dengan program
dan sektor
Melibatkan secara aktif tenaga Ahli Gizi

Dapur umum
merujuk Depsos

PENGUNGSI TIBA DI LOKASI


(SURVEILANS: REGISTRASI PENGUNGSI
FASE I TAHAP PENYELAMATAN DIMULAI
(DAPUR UMUM DIDIRIKAN)

MAKSIMUM 5
HARI
FASE II TAHAP PENYELAMATAN DIMULAI
DAPUR UMUM DIHENTIKAN, DIGANTI RANSUM
(SURVEILANS: PENGUMPULAN DATA DASAR GIZI)
Ransum: 2100 Kkal, 40 gram lemak,
50 gr protein

PREVALENSI
GK:10-14.9%; ATAU
GK: 5-9.9% DISERTAI
FAKTOR PEMBURUK

SURVEILANS:
PENAPISAN GIZI
BURUK

SURVEILANS:
PENAPISAN GIZI KRG &
BRK

DARURAT:
-RANSUM
-PMT DARURAT
-PMT TERAPI

PERLU DIPERHATIKAN
-PMT DARURAT
TERBATAS
-PMT TERAPI

FASE II TAHAP
PENYELAMATAN

MAKSIMUM 14 HARI

DATA DASAR STATUS GIZI DAN PENYAKIT


PENGUNGSI SELESAI DIANALISIS

PREVALENSI
GK>=15%; ATAU
GK: 10-14.9%
DISERTAI FAKTOR
PEMBURUK

FASE I TAHAP
PENYELAMATAN

PREVALENSI
GK: 5-9.9%; ATAU
GK<5% DISERTAI
FAKTOR PEMBURUK

NORMAL TIDAK
PERLU
INTERVENSI KHUSUS
(MELALUI PELAYANAN
RUTIN)

SURVEILANS: PEMANTAUAN DAN EVALUASI

TAHAP TANGGAP
DARURAT

TAHAPAN/PROSES
PENANGANAN
GIZI DARURAT;
SURVEILANS;
PENGORGANISASIA
N

Lihat contoh pada lampiran


buku pedoman

FASE I : PEMBERIAN MAKANAN JADI, PENDATAAN AWAL,


DAPUR UMUM
FASE II : SURVEILANS, MENENTUKAN STRATEGI INTERVENSI,
MERENCANAKAN KEBUTUHAN PANGAN, MENYEDIAKAN
RANSUM

SURVEILANS

MENYELENGGARAKAN PMT SESUAI DENGAN KETENTUAN

PENYULUHAN

PEMANTAUAN

MODIFIKASI INTERVENSI SESUAI TINGKAT KEDARURATAN

BENTUK BANTUAN
1. Memberikan makanan (wet ration)
yang dimasak di dapur umum, dan
langsung dimakan. Setiap sasaran
harus datang, setiap kali makan, setiap
hari.
2.

Memberikan bahan pangan mentah


untuk dibawa pulang (dry ration),
dimasak dan dimakan dirumah. Bahan
pangan biasanya diberikan sekali
untuk satu minggu.

Pemberian Makanan Tambahan


(PMT) pada pengungsi
PMT Darurat
PMT Darurat Terbatas
PMT Terapi

PMT Darurat
Setiap orang (tidak membedakan umur, sex)
menerima jumlah yang sama (2100 Kkal/hari).
Diberikan dalam bahan pangan dengan nilai gizi
seimbang dan dapat diterima oleh anak dan
kelompok resiko lain.
Diusahakan memberikan bahan pangan sesuai
dengan kebiasaan
Terdiri dari 17% lemak dan 10-12% protein (dari
total enersi).
Harus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
Untuk perencanaan dipakai sekurangkurangnya 2100 Kkal/orang/hari

CONTOH BANTUAN PMT DARURAT


Bahan makanan

jumlah per orang per hari (gram)


Tipe.1

Tipe.2

Tipe.3

Tipe.4

Tipe.5

400

420

350

420

450

60

50

100

60

50

25

25

25

30

25

20

30

15

20

20

20

Garam beryodium

Buah2an dan Sayuran

100

50

40

50

Sereal (beras, terigu, jagung,


bulgur)
Kacang-kacangan
Minyak goreng
I kan/ Daging kaleng
Gula

Blended Food (MP ASI )


Bumbu

PMT DARURAT TERBATAS


Bertujuan menurunkan prevalensi Gizi
Kurang dan kematian pada balita dan
kelompok risiko lain.
Memberikan makanan tambahan kepada
kelompok kurang gizi.
Tetap memberikan makanan tambahan
kepada kelompok rIsiko tinggi
Perlu dilakukan identifikasi kelompok
risiko dan status gizi.

CONTOH PMT DARURAT TERBATAS UNTUK ANAK BALITA

Bahan Makanan

J umlah per orang per hari (gram)


Ransum I
100

Ransum I I
-

Ransum I I I
-

Sereal

125

60

Skim Milk

45

Biji-bijian

30

Minyak

30

20

30

Gula

20

15

Energi (kkal)

725

700

700

Protein (% Energi)

10

11

12,5

Blended Food Fortified

Garam

PMT TERAPI
Bertujuan menurunkan kematian pada
bayi dan balita dengan gizi buruk.
PTD dapat dilakukan di rumah sakit,
klinik dan feeding center yang secara
khusus disiapkan.
Merupakan bagian dari Tatalaksana Gizi
Buruk.

KAPAN PEMBERIAN MAKANAN DAPAT


DIHENTIKAN ?
TERGANTUNG EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS
PMT DARURAT
PMT DARURAT TERBATAS
PMT TERAPI

PMT DARURAT
TERBATAS PMT TERAPI

PMT TERAPI

BANTUAN
PSIKOSOSIAL
Bantuan psikososial adalah usaha untuk membantu
individu yang mengalami masalah/kesulitan, dengan
meninjau masalah itu dalam kaitan dengan lingkungan
Individu. Masalah tersebut ditelaah dan dipahami dari
sudut pandang psikologis dan sosial orang itu sendiri.
Dari segi psikologis, individu mempunyai kebutuhan
yang berkaitan dengan :
Emosi
Kemampuan belajar
Perkembangan kognitif

Dari segi sosial, individu mempunyai


kebutuhan untuk :
Berinteraksi dengan keluarga
Berinteraksi dengan masyarakat
Beradaptasi dalam lingkungan sosial
Tujuan Pemberian Bantuan Psikososial
1. Memulihkan fungsi psikososial individu
kembali ke taraf semula
2. Mempertahankan fungsi psikososial agar
tetap pada taraf tertentu
3. Meningkatkan fungsi psikososial individu

Jenis Bantuan Psikososial


1. Dukungan psikososial dirancang untuk mempertahankan
dan mendukung aspek positif dari aspek sosial
2. Pemulihkan kognitif diarahkan untuk mengganti,
mengubah atau memodifikasi fungsi sosial
3. Modifikasi lingkungan hal-hal yang mengubah atau
memodifikasi hubungan antara klien dan
lingkungannya.
Semua jenis bantuan psikososial yang disebutkan
diatas dapat diberikan untuk satu individu yang sama

PROSES MEMBANTU ANAK

Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Proses Assessment

Reaksi terhadap trauma

Kecemasan
Rasa tidak
berdaya
Merasa tidak
mampu
mengendalikan
diri

Tujuan
Mengembalikan rasa
aman,
meningkatkan
kendali diri
dan mengurangi
dampak
merugikan dari
ketakutan
dan kecemasan

Perubahan dalam
berbagai
hubungan
Perubahan
kemampuan
untuk akrab/intim
Dukacita

Memulihkan
kelekatan
dan keterkaitan
dengan
orang lain yang
dapat
memberi
dukungan dan
perhatian,
kepedulian
emosional

Harcurnya segala
keyakinan
sebelumnya :
Kehilangan rasa
percaya,
hancurnya makna
dan identitas diri,
berubahnya
pandangan
terhadap masa
depan

Mengembalikan
makna dan
tujuan hidup

Rasa bersalah
Rasa Malu

Memulihkan rasa
harga
diri dan nilai-nilai,
termasuk
mengurangi rasa
bersalah
dan rasa malu yang

Tanda-tanda saat anak perlu


bantuan
profesional

ila gejala-gejala yang tertulis berikut ini tampil terus, tidak


erkurang atau menghilang setelah anak diberi bantuan
sikososial, maka kasus tersebut harus dirujukkan kepada
rofesional kesehatan. Indikasinya adalah :
angisan yang tidak terkendali, amat sering atau reaksi
ekstrem lainnya terhadap kejadian yang hanya
merupakan tekanan yang ringan
angguan tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
ecemasan

Rasa marah
Penyakit fisik yang berkaitan dengan stress :
sakit kepala, sakit perut
Tidak dapat melupakan kejadian traumatik
Terlalu bersibuk diri atau memikirkan terus
satu hal
Emosi yang tumpul
Pikiran atau rencana bunuh diri
Terlalu tergantung atau menggelendot
Mimpi buruk
Mengompol

PRINSIP DAN KETERAMPILAN YANG


DIBUTUHKAN DALAM MEMBENTUK ANAK

Prinsip Penyembuhan
Prinsip Memberi Bantuan
Teknik Memberi Bantuan
Langkah-langkah Umum dalam
Membantu anak
Konseling
Konselor dalam Konseling
Strategi dalam Konseling
Keterampilan dan Sikap Dasar untuk
Konseling anak

Elemen Komunikasi
Teknik Wawancara
Panduan Umum Wawancara Anak
Langkah-langkah Umum dalam
Membantu anak
Konseling Pasca Trauma
Debriefing terhadap Stres akibat Kejadian
Krisis
Konseling Kematian
Cara Lain dalam Proses Pemberian
Bantuan
Kegiatan Bermain dan Prakarya
Memberi Bantuan untuk Kelompok

TERIMA KASIH

11/25/15

Anda mungkin juga menyukai