Anda di halaman 1dari 65

PEMBERIAN OBAT YANG LAZIM

DIGUNAKAN DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN

OLEH :

dr. Wa Ode Fitriani


1.ANTI INFEKTIKUM
2.UTEROTONIKA
3.TOKOLITIK
4.ANTI PERDARAHAN
5.ANTI KONVULSI
6.ANTI EMETIK
7.VITAMIN DAN SUPLEMEN
1. ANTI
INFEKTIKUM
AMOXICILLIN
Indikasi :
- Infeksi saluran pernapasan kronik dan akut :
pneumonia, faringitis, bronchitis, laryngitis
- Infeksi saluran cerna : disentri basiler
- Infeksi saluran kemih : gonore tidak
terkomplikasi, urethritis, sistitis, pielonefritis
- Infeksi lain : septikemia, endocarditis
CIPROFLOXACIN

Indikasi Untuk pengobatan :

- Infeksi yang di sebabkan oleh kuman pathogen yang peka


terhadap siprofloksasin pada saluaran kemih kecuali prostatitis;
uretritis dan servitis gonore.
- Infeksi saluran pernafasan kecuali pneumonia oleh streptokokus
- Infeksi kulit dan jaringan lunak
- Infeksi tulang dan sendi
- Infeksi saluran pencernaan termasuk demam tifoid dan
paratifoid.
METRONIDAZOL
Indikasi Metronidazol terutama digunakan untuk
amoebiasis intestinal dan extra intestinal dan
juga trichomoniasi, giardiasis, lambliasis,. Juga
untuk pencegahan dan pengobatan infeksi
bakteri anaerobic
ACYCLOVIR&VALACYCLOVIR

• Acyclovir Indikasi Pengobatan inveksi virus


herpes simplex pada kulit dan selaput lender,
termaksud herpes genitalis inisial dan rekuren.
Pengobatan infeksi herpes zoster varicella.
• Valacyclovir. Indikasi
• a. Herpes zoster
• b. Herpes simplex
COTRIMOXASOL
Indikasi
a. Infeksi saluran kemih seperti pielenofritis dan pielitis oleh
kuman yang sensitive, seperti Escherichia coli, klebsiella,
enterobacter dan proteus.
b. Infeksi saluran pencernaan terutama oleh kuman
salmonella dan shigella, seperti tifoid, paratifoid dan
disentri basiler.
c. Infeksi saluran pernafasan seperti bronchitis akut dan
kronis oleh kuman H. influenza Infeksi lain seperti
toxoplasmosis dan infeksi lainnya dimana obat terpilih
tidak dapat diberikan
NYSTATIN
• Nystasin Indikasi Pengobatan kandidiasis pada
rongga mulut dan kondidiasis intestestinal.
2. Uterotonika
Pengertian

Uterotonika adalah obat-obat yang


memberikan pengaruh kontraksi pada rahim
atau uterus.
• Oksitosin
• Methylergometrin
• Misoprostol (Gastrul, Cytotec)
Injeksi
Tablet
Mekanisme/ Cara Kerja
1. Mempengaruhi otot uterus berkontraksi
terus menerus sehingga memperpendek kala
III
2. Menstimulasi otot-otot polos terutama dari
pembuluh darah perifer dan rahim
3. Pembuluh darah mengalami vasokonstriksi
sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek
oksitosik pada kandungan mature
Efek Samping
1. Kontraksi uterus
Kontraksi dapat terjadi dengan kuat sehingga
resiko retensio plasenta akan meningkat
keadaan ini di sebabkan oleh kontraksi segmen
bawah uterus yang terjadi berurutan sehingga
perlepasan plaenta terhalang.
2. Diare dan Muntah
Kerja methergin menyerupai kerja dopamin yang
sering kali menimbulkan mual dan muntah pada
20-30 % ibu melahirkan
3. Penglihatan kabur
4. Sakit kepala
5. Kejang
6. Hipotermi
7. Nadi lemah dan cepat
8. Bingung
9. Koma
10. Meninggal
KONTRA INDIKASI
1. Persalinan kala 1 dan 2
2. Hipersensitif
3. Penyakit vascular
4. Penyakit jantung parah
5. Penurunan fungsi paru
6. Penurunan hati dan ginjal
7. Hipertensi yang parah
CARA PAKAI
a. ORAL
Mulai kerja setelah 10 menit

b. Injeksi
IV : mulai kerja 40 detik
IM : mulai kerja 7-8 menit
DOSIS
I. ORAL
0,2 – 0,4 mg , 2 – 4 kali sehari selama 2 hari

II. IV
0,2 mg

III. IM
0,2 mg, boleh diulang 24 jam bila perdarahan hebat
OKSITOSIN
Hipofisis posterior menyimpan dan melepaskan
oksitosin dan hormon ADH.
Oksitosin merangsang frekuensi dan kekuatan
kontraksi otot polos uterus dan kelenjar mamae .
Efek ini tergantung dari kadar estrogen
Uterus imatur kurang peka terhadap oksitosin
Reseptor oksitosin terletak pada miometrium
dalam membran plasma sel otot polos .
Oksitosin
 sediaan
1) Suntikan pitocin berisi 10 unit USP / ml dapat
diberikan dengan cara IM/IV
2) Semprot hidung berisi 40 unit USP/ml
3) Sub lingual berisi 200 unit USP per tablet
nasal injeksi
Indikasi Oksitosin
• Induksi partus aterm
 10 unit oksitosin dilarutkan dalam 1 L dekstrose 5 % = 10 mili unit
/ ml diberikan melalui infus dengan kecepatan 0,2 ml per menit
 Jika tidak ada respon selama 15 menit keepatan dinaikan sampai
2 ml/menit.

• PPH  40 unit dalam 1 liter dextrose 5%

• Penanganan aktif kala III  10 unit,IM


Misoprostol
• Adalah suatu analog protaglandin elsintetik yang
menghambat sekresi asam lambung dan menaikan
proteksi mukosa lambung

• Diindikasikan sebagai pengobatan ulkus lambung karena


induksi AINS

• Kontraindikasi :
untuk wanita hamil  uterotonik
Sediaan
• Cytotec, Gastrul, Invitec, Cytostol, Noprostol

• Kemasan : Tablet 200 mcg


3. Tokolitik
PENGERTIAN
• Tokolitik merupakan obat yang digunakan untuk
menekan kontraksi uterus sehingga dapat menunda
persalinan sampai tujuh hari sejak terapi diberikan.

• Berbagai obat yang mempunyai efek sebagai tokolitik


adalah beta-agonist, calcium channel blockers,
prostaglandin synthetase inhibitors,nitric oxide donors,
dan oxytocins receptor antagonist.
INDIKASI
Persalinan prematur merupakan penyebab utama dari morbiditas
dan mortalitas perinatal. Obat-obat tokolitik sangat efektif dalam
menurunkan angka persalinan yang sepertinya akan terjadi dalam
24 sampai 48 jam, tetapi tidak akan menurunkan seluruh resiko
akibat persalinan prematur.

Pertimbangan untuk memberikan terapi tokolitik pada wanita yang


pernah mengalami persalinan prematur ketika ada perlunya untuk
menunda persalinan prematur seperti :
1. ketika akan merujuk pasien ke tempat rujukan untuk lebih
mendapatkan pelayanan yang sempurna.
2. untuk pemberian terapi kortikosteroid selama 48 jam untuk
pematangan paru.
RASIONALISASI PENGGUNAAN TOKOLITIK
1. Pastikan pasien benar-benar mengalami ancaman persalinan
prematur karena obat ini merupakan obat yang berbahaya dan
poten.
2. Pasien yang menerima tokolitik harus diawasi ketat, terutama
pada saat terapi intravena.
3. Keseimbangan cairan harus hati-hati diawasi untuk mencegah
edema pulmonal, yang merupakan satu dari komplikasi yang
paling serius dan berbahaya dari terapi tokolitik.
4. Mengetahui kapan harus menghentikan tokolitik.
5. Denyut nadi ibu harus diperiksa hati-hati, terutama pada pasien
yang menerima obat-obat β-adrenergik agonis parenteral.
6. Mereka yang merawat pasien-pasien ini harus sangat terbiasa
dengan obat-obat tokolitik dalam jumlah yang terbatas.
7. Infeksi dan abruptio plasenta harus dipertimbangkan sebagai
penyebab persalinan prematur yang resisten atau tidak dapat
dielakkan.
8. Penggunaan terapi tokolitik pemeliharaan menggunakan β agonis
yang lama setelah tokolitik intravena telah terbukti tidak efektif
dalam mengurangi insiden berulangnya persalinan prematur atau
insiden kelahiran prematur atau memperpanjang interval menuju
kelahiran.
9. Persalinan prematur yang dialami oleh sebagian besar pasien
dapat dikontrol melalui terapi intravena dalam waktu 24-48 jam.
10.Pasien seringkali ”gagal” tokolitik dan melahirkan. Pasien yang
melahirkan selagi menerima terapi tokolitik atau segera setelah
dihentikan pemakaiannya akan mengalami peningkatan resiko
untuk terjadinya perdarahan postpartum menyangkut obat yang
digunakan, sehingga kita harus siap dengan kemungkinan atonia
uteri.
11.Jika pasien diberikan terapi tokolitik, maka juga diberikan
kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru janin.
12.Ketika perlu dilakukan tirah baring untuk antepartum yang lama
dan rawat inap untuk tokolitik, kenali stress yang akan dialami
pasien.
1. β AGONIS SEBAGAI TOKOLITIK

• β Agonis adalah golongan tokolitik yang secara struktur sama


dengan katekolamin endogen, epinefrin dan nor-epinefrin. Obat ini
bekerja dengan merangsang reseptor β adrenergik pada uterus.
• Terbutalin dan Ritodrin sekarang yang paling banyak digunakan
sebagai tokolitik pada golongan ini di Amerika Serikat dibandingkan
dengan Hexoprenalin, Fenoterol, Salbutamol dan lain-lain, tetapi
hanya Ritodrin yang direkomendasikan oleh FDA sebagai tokolitik
dari golongan ini.
Kontraindikasi dan Penggunaan Klinik
Maternal :
• Penyakit jantung
• Diabetes melitus yang tidak terkontrol
• PEB dan eklampsia
• Hipertiroid
• Perdarahan ante partum
 
Fetal :
• Gawat janin
• Korioamnionitis
• Janin mati
• IUGR
Pemberian dosis obat haruslah mulai dari dosis terkecil.Ritodrin
biasanya diberikan intravena dengan dosis awal 50-100μg/m dan
ditingkatkan 50μg/m setiap 15-20 menit sampai kontraksi uterus
berhenti, dengan dosis maksimum 350μg/m
Efek-efek Terhadap Ibu
Berikut adalah efek-efek maternal akibat terapi tokolitik dengan
golongan β- Adrenergik agonis :
Fisiologi :
• Agitasi
• Sakit kepala
• Mual
• Muntah
• Demam
• Halusinasi
 
Metabolik :
• Hiperglisemia
• Diabetik ketoasidosis
• Hiperinsulinemia
• Hiperlaktasidemia
• Hipokalemia
• Hipokalsemia
Jantung :
• Edema pulmonum
• Takikardi
• Palpitasi
• Hipotensi
• Gagal jantung
• Aritmia, dll

Efek Terhadap Janin dan Neonatus


Fetal :
• Takikardi
• Aritmia
• Iskemik otot jantung
• Hipertropi otot jantung
• Gagal jantung
• Hiperglisemia
• Hiperinsulinemia
Neonatal :
• Takikardi
• Hipokalsemia
• Hiperbilirubinemia
• Hipoglikemi
• Hipotensi
• Aritmia
2. OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID SEBAGAI
TOKOLITIK

Indomethacin adalah obat dari golongan ini yang memiliki potensi


untuk digunakan sebagai tokolitik. Obat ini dimetabolisme di hati
dan diekskresi melalui urin.

Kontraindikasi dan Penggunaan Klinik


Indomethacin dapat dapat diberikan peroral atau peranal, dosis yang
digunakan sebagai terapi pada persalinan prematur adalah 150-300
mg/hari, dengan dosis awal adalah 100-200 mg peranal atau 50-
100 mg peroral dan kemudian 25-50 mg setiap 4-6 jam. Setelah
pemberian dosis awal kadar optimal dicapai dalam 1-2 jam yang
dapat dicapai oleh pemberian dengan cara peranal.
Indomethacin dikontraindikasikan untuk ibu-ibu yang menderita
kerusakan ginjal, hati, asma, oligohidramnion, ulkus peptikum dan
alergi.
Efek-efek Terhadap Ibu
Bila dibandingkan dengan magnesium sulfat atau ritodrin, efek samping
maternal indomethacin lebih minimal dan jarang terjadi. Kemungkinan efek
yang paling sering terjadi adalah iritasi gastrointestinal termasuk mual, sakit
lambung, heartburn, dan muntah yang berkaitan dengan terapi oral obat ini.
Antasida dapat membantu bila gejala-gejala ini terjadi. Akan tetapi, kebanyakan
pasien dapat mentoleransi indomethacin oral dan hanya mengalami sedikit efek
samping.

Efek Terhadap Janin dan Neonatus


Indomethacin telah ditemukan berkaitan dengan adanya morbiditas pada bayi
baru lahir, terutama jika terapi tokolitik tidak berhasil dan bayi dilahirkan
prematur atau obat digunakan lebih dari 2 hari. Laporan-laporan ini dan
lainnya menunjukkan bahwa bila terapi indomethacin ini melebihi 48 jam,
maka terjadi peningkatan resiko bagi neonatus untuk mengalami enterokolitis
nekrotikans, perdarahan intraventrikuler, peningkatan resiko displasia
bronkhopulmoner, gagal napas, disfungsi ginjal, dan insiden yang lebih tinggi
untuk terjadinya penutupan duktus arteriosus yang dini akibat indomethacin
setelah lahir. Konstriksi duktus arteriosus, oligohidramnion, merupakan efek
samping yang paling serius berkaitan dengan penggunaan obat ini.
3. OAINS Lain Sebagai Tokolitik
• Seperti yang kita ketahui OAINS bekerja primer sebagai
penghambat cyclooxygenase (COX) yang mempunyai 2 tipe yaitu
COX-1 dan COX-2. Indomethacin adalah OAINS yang bekerja pada
kedua tipe ini.
• Pada manusia peningkatan kadar COX tipe 2 diyakini lebih
bermakna terhadap terjadinya persalinan prematur dibanding
COX tipe 1. Contoh obat-obat yang dapat digunakan sebagai
tokolitik dari golongan ini adalah Nimesulid dan Celecoxib.
• Nimesulid dapat dipakai sebagai tokolitik tetapi juga dapat
menyebabkan terjadinya gagal ginjal stadium akhir pada manusia
sehingga hal inilah yang membatasi penggunaannya.
• Sedangkan celecoxib dengan dosis 50, 10, 1 mg/kgbb dapat
digunakan sebagai tokolitik yang dapat menunda persalinan
dibandingkan tanpa celecoxib dengan efek samping penutupan
dini dari duktus arteriosus yang lebih kecil dibanding
indomethacin.
4. MAGNESIUM SULFAT (MgSO4) SEBAGAI TOKOLITIK

MgSO4 sudah lama dikenal dan dipakai sebagai anti kejang pada
penderita preeklamsia sebagai anti kejang yang juga bersifat sebagai
tokolitik.
Obat ini dipakai sebagai obat tokolitik utama karena murah,
mudah cara pemakaiannya dan resiko terhadap sistem
kardiovaskuler yang rendah serta hanya menghasilkan efek
samping yang minimal terhadap ibu, janin dan neonatal.
• Intoksikasi MgSO4 dapat dihindari dengan memastikan bahwa
pengeluaran urin memadai, refleks patella ada dan tidak ada
depresi pernapasan dan tersedia Ca glukonas
Efek Terhadap Ibu
Komplikasi yang terlihat berupa edema pulmonal, nyeri dada, nausea
berat atau kemerahan, mengantuk, dan pandangan kabur. Namun,
secara keseluruhan, efek samping terhadap ibu jarang terjadi.
Efek samping yang paling signifikan dari terapi magnesium sulfat
adalah berkembangnya edema pulmonal

Efek Terhadap Janin dan Neonatus


Sebagian besar, penggunaan terapi infus magnesium sulfat intravena
hanya memiliki resiko yang sedikit terhadap janin dan neonatus.
Terapi tokolitik magnesium sulfat terbukti aman dan bermanfaat
terhadap janin dan ibu. Namun, perubahan tulang yang terlihat
melalui rontgen terlihat pada neonatus dari pasien yang menerima
infus magnesium sulfat jangka panjang (lebih dari 1 minggu).
Perubahan-perubahan ini termasuk abnormalitas tulang secara
radiografi seperti perubahan dari tulang panjang, penipisan tulang
parietal, dan mineralisasi tulang yang abnormal.
5. PERANAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER
(NIFEDIPINE) SEBAGAI TOKOLITIK
Antagonis kalsium merupakan relaksan otot polos yang menghambat
aktivitas uterus dengan mengurangi influks kalsium melalui kanal
kalsium yang bergantung pada voltase.

Farmakokinetik
Nifedipin diabsorbsi cepat di saluran pencernaan setelah pemberial
oral ataupun sublingual. Konsentrasi maksimal pada plasma
umumnya dicapai setelah 15-90 menit setelah pemberian oral,
dengan pemberian sublingual konsentrasi dalam plasma dicapai
setelah 5 menit pemberian. Lama kerja obat pada pemberian dosis
tunggal dapat sampai 6 jam dan tidak terjadi efek komulatif pada
pemberian oral setiap 6 jam. Absorpsi secara oral tergantung dari
keasaman lambung. Nifedipine dimetabolisme di hepar, 70-80% hasil
metabolismenya dieksresikan ke ginjal dan sisanya melalui feses.
Kontraindikasi dan Penggunaan Klinik
Dosis nifedipine untuk terapi pada persalinan prematur pada percobaan klinik
bervariasi. Dosis inisial 30mg per oral atau 30mg ditambah 20mg peroral dalam
90 menit atau 10mg sublingual setiap 20 menit, dengan diikuti oleh 4 dosis
tambahan sebanyak 20mg peroral setiap 4-8 jam untuk terapi tokolitik. Sebagai
dosis perawatan 10-20mg setiap 4-12 jam. Pemberian nifedipine
dikontraindikasikan untuk penderita penyakit hati dan hipotensi.
 
Efek Terhadap Ibu
Nifedipin menghasilkan hipotensi sistemik dengan menyebabkan vasodilatasi
perifer. Obat ini telah digunakan dalam terapi hipertensi selama kehamilan atau
post partum. Secara klinis, ketika digunakan untuk terapi persalinan prematur,
obat ini memiliki efek terhadap kardiovaskular yang minimal.

Efek Terhadap Janin dan Neonatus


Obat ini mencapai kepopuleran sebagai obat tokolitik lini kedua ketika terapi lini
pertama gagal.
Tidak terdapat morbiditas janin atau neonatus yang signifikan dari penggunaan
klinis nifedipin sebagai obat tokolitik
6. ANTAGONIS OKSITOSIN SEBAGAI TOKOLITIK

• Antagonis oksitosin salah satu contohnya adalah atosiban dapat


menjadi obat tokolitik di masa depan.
• Obat ini merupakan alternatif menarik terhadap obat-obat
tokolitik saat ini karena spesifisitasnya yang tinggi dan kurangnya
efek samping terhadap ibu, janin atau neonatus.
• Atosiban adalah obat sintetik baru pada golongan obat ini dan
telah mendapat izin penggunaannya sebagai tokolitik di Eropa.
• Atosiban menghasilkan efek tokolitik dengan melekat secara
kompetitif dan memblok reseptor oksitosin.
4. Anti Perdarahan
DIFINISI
Obat Antiperdarahan (Hemostatik) adalah :
 Obat/zat yang digunakan untuk
menghentikan perdarahan
 Hemostatik digunakan untuk
menghentikan perdarahan yang luas
 Pemilihan obat sesuai dengan
patogenesis perdarahan
OBAT HEMOSTATIK
(Antiperdarahan)

Obat Hemostatik adalah :


 Obat/zat yang digunakan untuk menghentikan
perdarahan
 Digunakan untuk perdarahan yang luas
 Pemilihan obat disesuaikan dengan
patogenesis perdarahan
 Perdarahan kecil :  hanya diperlukan
tindakan fisik (penekanan, pendinginan atau
kauterisasi)
JENIS OBAT
ANTI PERDARAHAN
• Methylergometrin
Indikasi
a. penaganan aktif pada tahap 3 kelahiran.
b. b. perdarahan uterin yang terjadi setelah
pemisahan plasenta,uterin atony
c. subinvolusi dari puerperal
uterus ,lochiometra .
d. d. pendarahan uterin karena abors
• Tranexamid acid
Indikasi
a. untuk fibrionolisis local
seperti:epistaksis,prostatektomi,konisasi
serviks.
b. Perdarahan abnormal sesudah oprasi d.
Perdarahan sesudah operasi gigi pada pen
derita hemophilia
VASOKONSTRIKTOR
• Indikasi :
Untuk menghentikan perdarahan kapiler suatu
permukaan
• Contoh :
 Epinefrin dan Norepinefrin
 Vasopresin (dihasilkan oleh hipofisis, banyak ESO 
tidak digunakan lagi)
• Cara penggunaan :
Oleskan kapas yang telah dibasahi dengan laruatan
1 : 1.000 obat tersebut pada permukaan yang
berdarah
HEMOSTATIK SISTEMIK
1. TRANSFUSI DARAH
 Transfusi darah merupakan obat terbaik
untuk menghentikan perdarahan, karena
didalam darah terdapat faktor pembekuan
yang dibutuhkan.
 Dapat memperbaiki volume sirkulasi
 Indikasi :
Perdardahan yang disebabkan kurangnya
faktor pembekuan darah
VIT K
 Tidak dapat digunakan untuk menghentikan
perdarahan akut.
 Diperlukan untuk sintesis faktor VII, IX, X
 Sumber :  Bahan dari alami :
 Vit K1 (Phyronadione) dan Vit K2 disintesa oleh
flora usus normal
 Vit K3 dan Bahan dari alam : Vit K4 (Menadiol)
disintesa
INDIKASI & SEDIAAN
INDIKASI :
 Defisiensi Vit K
 Terapi over dosis antikoagulan oral

SEDIAAN :
 Tablet Phytomenadion 5 mg/tablet; 10
mg/tablet
 Injeksi
5. Anti Konvulsi
Anti Konvulsi

Digunakan terutama untuk mencegah


dan mengobati epilepsi. Golongan obat
ini lebih tepat dinamakan ANTI EPILEPSI,
sebab obat ini jarang digunakan untuk
gejala konvulsi penyakit lain.
KEJANG PADA KASUS EKLAMPSI
• Pada kasus Eklampsia dapat diberikan MgSO42
gr/jam dalam drip infus Dextose 5% untuk
pemelihaan sampai sampai kondisi / tekanan
darah stabil (140-150 mmHg).
• Bila timbul kejang, berikan dosis tambahan
MgSO4 2 gr iv sekurang-kurangnya 20 menit
setelah pemberian terakhir. Bila masih tetap
kejang, berikan fenobarbital 250 mg im atau
Diazapam 10 mg iv atau amobarbital 3-5
mg/kgBB iv.
6. Anti Emetik
• Domperidone
• Metoclopramide hcl
• Promethazine
• Ondansentron
• Doksilamin yang dikombinasikan dengan 10
mg vitamin B6 untuk hiperemis gravidarum
6. Vitamin &
Suplemen
• Asam folat Indikasi Asam folat berperan dalam
pertumbuhan janin yang normal serta membantu
memelihara kesehatan tubuh.
• Cyanocobalamin
• Zat besi Indikasi Terapi pencegahan defisiensi zat besi
selama masa kehamilan.
• Calsiumlactate Indikasi Membantu memenuhi
kebutuhan kalsium.
• Dososahexanoicacis (DHA) Indikasi Memelihara
kesehatan wanita hamil,menyusui
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai