Anda di halaman 1dari 2

PERSALINAN PRETERM KEGAWATDARURATAN PADA IBU NIFAS ENDOMETRITIS

DEFINISI :
Menurut ACOG : Persalinan preterm adalah persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan
20-37 minggu dihitung dari HPHT.
Menurut WHO : Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau
kurang.

TANDA DAN GEJALA :


* Kontraksi uterus teratur,sekitar 3 – 5 menit sekali selama 45 detik, dalam waktu sekurang-
kurangnya 2 jam.
* Fase aktif : Saat pasien melakukan aktivitas, intensitas dan kontraksi meningkat.
* Anamnesa tentang tanda dan gejala serta faktor risiko.
* Terjadi pada usia kehamilan 20 – 37 minggu, dengan taksiran berat janin sesuai dengan usia
kehamilan.
* Pada persalinan preterm, lebih sering ditemukan presentasi janin abnormal.

FAKTOR DAMPAK DARI KEHAMILAN / PERSALINAN PREMATUR ANTARA LAIN :


* Dampaknya lebih berisiko terhadap janin, dimana janin/bayi yang dilahirkan umumnya
memiliki berat lahir rendah.
* Dampak lainnya adalah janin/bayi juga bisa tidak memiliki kelengkapan fungsi-fungsi organ
vital, seperti paru-paru, otak dan hati, serta juga bisa mengalami kelainan.
* Bayi juga bisa lahir dengan paru-paru yang belum berfungsi sempurna, dimana rongga
pernafasan masih sangat sempit dan sesak (yang disebut sebagai RDS / respiratory distress
syndrome), yang memerlukan perawatan yang optimal dengan menggunakan peralatan incubator
dan respirator.
* Bayi yang lahir prematur bisa mengalami kedinginan yang dapat menimbulkan gejala kuning
dan menyebabkan kematian.

PELAKSANAAN PENANGANAN
a. Pelaksanaan kebidanan pada usia kehamilan belum cukup dengan risiko persalinan prematur :

1) Infeksi :
- Pemberian antibiotika spectrum luas dosis tinggi.
- Pemberian antipiretika untuk ibu dengan demam / hiperpireksia karena keadaan hiperpireksia
dapat berakibat buruk.

2) Kontraksi :
* Perhatikan kontraksi yang berisiko, yaitu kontraksi dengan frekuensi lebih dari 3-4 kali per
jam.
- Selama 48 jam menjeang persalinan, kontraksi akan meningkat hingga 2-4 kali setiap menit.
- Kontraksi tersebut intensitasnya makin kuat,makin lama dan makin sering.
* Untuk kasus dengan kontraksi, ditatalaksana tokolisis obat-obatan beta-agonis (seperti
salbutamol) sambil terus melakukan pengawasan terhadap keadaan ibu dan keadaan janinnya.
* Semua pengobatan diberikan secara intravena (infus) dan dapat diberikan oral apabila ibu
diperbolehkan pulang.
* Pemberian terapi tokolisis dihentikan apabila kontraksi hilang.

3) Pemicu pematangan paru janin : Akselerasi pematangan paru perlu diberikan antara lain
dengan kortikos teroid yang dapat menstimulasi produksi dan sekresi surfaktan di paru janin.

ENDOMETRITIS
1) Konsep Dasar
Endometritis adalah radang pada endometrium, kuman-kuman memasuki endometrium,biasanya
pada luka bekas insertio plasenta,dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh
endometrium.
Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen,radang terbatas pada endometrium.

Jaringan sesidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi nekrotis dan mengeluarkan getah
berbau dan terdiri atas keping-keping nekrotis serta cairan.

2) Gambaran Klinik
Gambaran klinik tergantung jenis dan virulensi kuman,daya tahan penderita, dan derajat trauma
jalan lahir. Kadang-kadang lokia tertahan oleh darah,sisa-sisa plasenta,dan selaput
ketuban,keadaan ini dinamakan lokiometra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu yang segera
hilang setelah diatasi; uterus pada endometritis agak membersar; nyeri pada perabaan ; Uterus
lembek; pada endrometritis tidak meluas pada hari pertama penderita merasa kurang sehat; perut
nyeri; mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi cepat; Lokia kadang-kadang berbau.

3) Penatalaksanaan dan pengobatan (Sesuai Intruksi Dokter)


Jika bidan menemukan kasus ini di tempat praktek lakukan kolaborasi dengan dokter untuk
dilakukan rujukan yang paling penting stabilkan dulu kondisi ibu dengan pemberian cairan jika
kondisi tidak terlalu parah beri minum lewat mulut, kemudian lakukan pemasangan infus
sebelum di rujuk ke rumah sakit.
Dirumah sakit tindakan yang dilakukan setelah lapor dengan dokter segera siapkan transfusi
darah jika ada perdarahan; berikan antibiotik kombinasi sampai ibu bebas demam selama 48 jam:
Ampisilillin 2 g.I.V. setiap 6 jam, ditambah gentamisin 5mg/kg berat badan lewat intra vena(I.V)
tiap 24 jam, ditambah metronidazol 500 mg I.V. tiap 8 jam, Jika demam masih ada 72 jam
setelah terapi, kaji ulang diagnosis. Catatan: antibiotika oral tidak diperlukan setelah terapi
suntikan.

Jika diduga ada sisa plasenta, lakukan eksplorasi digital dan keluarkan bekuan serta sisa
kotiledon, gunakan forseps ovum atau kuret besar jika perlu; Jika tidak ada kemajuan dengan
terapi konservatif, dan ada peritonitas (demam,nyeri lepas.dan nyeri abdomen), lakukan
laparatomi dan drain abdomen; Jika uterus terinfeksi dan nekrotik, lakukan histerektomi subtotal.

Anda mungkin juga menyukai