Anda di halaman 1dari 46

MOUTHWASH

(PEMBERSIH MULUT)
Mouthwash didefinisikan sebagai larutan dengan rasa
yang enak (mengandung germisida) yang digunakan
sebagai penyegar mulut .
Mouthwash merupakan bentuk produk yang ideal
untuk menghantarkan bahan aktif ke dalam mulut, gusi,
atau ke gigi.
Secara umum, mouthwash terbagi dalam empat tipe
yaitu:
1.Antibakteri, mengandung agen germisida untuk
menurunkan jumlah bakteri di dalam mulut.
2.Floride, membantu memperkuat lapisan gigi.
3.Kosmetik, dengan tujuan menyegarkan bau mulut.
4.Larutan kumur sebelum menggosok gigi, yang
berguna untuk memudahkan pasta gigi dan sikat gigi
menghilangkan plaque.
Produk antibakteri dapat dibagi lagi menjadi dua tipe
yaitu tipe dengan dasar fenolik, biasa disebut dengan
mouthwash antiseptik dan tipe dengan dasar
antimikroba.
Mouthwash antiseptik tidak terlalu diminati di Inggris,
namun di Amerika dan negara lain tipe mouthwash ini
terkenal dan banyak dipakai.
Umumnya, mouthwash yang ada di Amerika diformulasi
dan dapat digunakan langsung,
Sedangkan mouthwash yang ada di negara Eropa
kebanyakan digunakan setelah dilarutkan terlebih
dahulu.
Mouthwash sebaiknya merupakan cairan yang
mempunyai viskositas yang cukup ketika digunakan
(tidak terlalu kental atau encer) dengan rasa yang dapat
diterima.
Mouthwash juga sebaiknya aman digunakan setiap hari
dan tidak mendukung pertumbuhan bakteri.
Mouthwash sebaiknya jernih dan terdiri dari satu fase
serta berbusa untuk mendorong konsep pembersihan
mulut.
Selain itu, mouthwash juga sebaiknya stabil pada
berbagai temperatur.
Mouthwash bisa berupa larutan siap pakai, larutan
konsentrat, atau bubuk yang dapat ditambahkan air.
Mouthwash sebaiknya mempunyai fungsi di bawah
ini :
1.Membersihkan derbis dari rongga mulut
2.Menyegarkan nafas
3.Meninggalkan rasa segar

Mouthwash, tergantung tipe, juga harus dapat :


1.Menurunkan jumlah mikroorganisme dalam mulut
2.Menghantarkan bahan aktif seperti flouride
3.Menghilangkan plaque gigi
Mouthwash berbeda dengan sediaan gargarisma.
Menurut FI III, gargarisma atau obat kumur adalah
sediaan berupa larutan, umumnya dalam pekat yang
harus diencerkan dahulu sebelum digunakan,
dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau
pengobatan infeksi tenggorok.
Pada etiket gargarisma harus tertera:
a. Petunjuk pengenceran sbl digunkan
b. Hanya untuk kumur, tidak ditelan
Tujuan utama penggunaan obat kumur adalah
dimaksudkan agar obat yang terkandung di dalamnya
dapat langsung terkena selaput lendir sepanjang
tenggorokan; dan tidak dimaksudkan agar obat itu
menjadi pelindung selaput lendir.
Karena itu, obat berupa minyak yang memerlukan zat
pensuspensi dan obat yang bersifat lendir tidak sesuai
untuk dijadikan obat kumur. 
Sedangkan menurut T. Mitsui dalam bukunya New
Cosmetic Science fungsi mouthwash adalah untuk
membersihkan rongga mulut, mencegah bau mulut
yang tidak segar dan menyegarkan bau mulut.
Ada 3 tipe mouthwash, tipe langsung dipakai, tipe
konsentrat dan tipe bubuk.
Walaupun tipe langsung dipakai adalah bentuk yang
paling sering digunakan. 
Tipe-tipe Mouthwash menurut New Cosmetic
Science adalah :
a. Tipe langsung pakai --> Tipe ini digunakan langsung
tanpa ada perlakuan tertentu. Sangat mudah
digunakan dan banyak diaplikasikan
b. Tipe konsentrat --> Larutan dasar ditambahkan
dengan sejumlah air ketika ingin digunakan
Keuntungannya adalah kompak dan ringan; mulut
dapat dicuci berkali-kali dengan 1 botol
c. Tipe bubuk --> Bubuk dilarutkan dalam sejumlah air
tertentu ketika ingin digunakan. Mudah dibawa-bawa
Komponen Mouthwash
Bahan yang digunakan dalam pasta gigi dan
mouthwash relatif mirip, maka dari itu penjelasan
berikut adalah bahan-bahan yang hanya digunakan
khusus dalam pembuatan mouthwash 

a.Pelarut
Air adalah bahan utama pada semua mouthwash tipe
siap pakai (langsung) dan tipe konsentrat.
Air yang dimurnikan dengan kualitas tinggi, telah
didestilasi atau telah diionisasi umumnya dipakai untuk
mencegah adanya interaksi dengan bahan lain dan
untuk menyediakan basis netral untuk mouthwash.
Alkohol atau alkohol terdenaturasi digunakan
kebanyakan pada tipe mouthwash siap pakai.
Alkohol membantu untuk mencapai kesegaran mulut
dan bahkan pada level rendah dapat membantu
mengsolubilisasi atau mengemulsifikasi rasa, serta
menurunkan titik beku formulasi.
Alkohol juga membantu mengstabilkan produk
terhadap petumbuhan mikroba.
Contoh yang umum dipakai adalah SD (Specially
Denaturated) alcohol. 
b.Perasa
Perasa adalah penentu pemilihan mouthwash oleh
kebanyakan konsumen.
Mereka mengharapkan adanya rasa “menyenangkan”
atau “medisinal/antiseptik” selama penggunaan dan
ada perubahan pada bau mulut setelah penggunaan.
Rasa dominan yang digunakan untuk tipe kosmetik
adalah mint seperti spearmint, peppermint.
Perasa tersebut biasanya tidak langsung mengambil
dari minyak namun merupakan perasa buatan dengan
berbagai modifikasi.
Herbal, floral atau medisinal juga merupakan rasa
yang biasa digunakan dalam mouthwash.
Selain untuk memberikan rasa dalam formulasi, perasa
ini dapat bertindak untuk menutupi atau memodifikasi
persepsi bau mulut.
Dalam kasus ini, penelitian harus dilakukan untuk
menentukan keefektifitas dari kandidat perasa dalam
menutupi atau mengubah persepsi bau tersebut.
Penelitian sebaiknya dilakukan menggunakan
konsumen, bau yang ditutupi sebagai objek yang dinilai,
dan ahli penciuman.
c.Senyawa fenolik
Senyawa fenolik termasuk timol, eucalyptol, metil
salisilat, dan mentol.
Banyak orang menggangap bahan ini untuk menambah
karakteristik “medisinal” arau “antiseptik” pada rasa di
dalam mouthwash.
Metil laktat atau turunan ester dari mentol telah
digunakan dalam beberapa produk untuk menambah
efek sejuk walaupun tidak mempunyai efek perasa yang
kuat seperti menthol tersebut sendiri.
Metil salisilat sama seperti fenil salisilat dan fenolik
lain telah digunakan baik sebagai bahan tunggal
ataupun bagian dari perasa buatan.
Pemanis buatan biasanya ditambahkan pada
mouthwash untuk membuat mouthwash lebih
disukai.
Dua senyawa yang umumnya dipakai adalah sodium
sakarin dan potasium acesulfame.
d.Humektan
Humektan dalam mouthwash digunakan untuk
menambah solubilisasi dari perasa, untuk memodifikasi
rasa mulut, untuk menambahkan tingkat kemanisan,
dan untuk meningkatkan tekanan osmotik dari
mouthwash guna menurunkan resiko pertumbuhan
mikroba.
Humektan yang digunakan pada mouthwash sama
dengan yang digunakan pada pasta gigi.
Humektan umumnya : gliserin, sorbitol, hydrogenated
starch hydrolysate, propilen glikol, dan xylitol.
e.Solubilizers / emulsifiers
Untuk mencapai produk akhir jernih, formulasi
mouthwash menempatkan emulsifier atau solubilizer
untuk menggabungkan rasa dari bahan lain yang tidak
larut air.
Emulsifier ini juga berperan dalam efek pembersih
mulut pada mouthwash.
Kombinasi dari emulsifier yang digunakan juga sering
digunakan untuk mencapai produk akhir yang jernih. 
Tipe surfaktan poloxamer telah banyak digunakan dan
penggunaan senyawa tersebut terus bertambah,
termasuk penggunaan poloxamer 407, poloxamer 338,
dan poloxamer 124.
Contoh lain, polysorbat, juga digunakan luas dalam
emulsifier dasar dalam formulasi mouthwash.
PEG-40 terhidrogenasi, minyak jarak juga digunakan
sebagai emulsifier sama seperti bagian tar tobacco. 
Emulsifier kationik dahulu digunakan dalam beberapa
produk namun tidak lagi diperbolehkan mengingat
bahan ini menutupi rasa dari mouthwash tersebut.
Emulsifier anionic, seperti contoh sodium lauril sulfat
telah digunakan dalam mouthwash dan biasanya
dikombinasi dengan emulsifier noninik.
 Namun emulsifier anionic tidak dikombinasikan
bersama emulsifier kationik karena terkait dengan
masalah inkompabilitas.
f.Antimikroba
Selain untuk membunuh bakteri, fungsi antimikroba
adalah untuk menghilangkan bau mulut, plak dan
gingivitis.
Antimikroba yang biasa dipakai adalah senyawa fenolik
(telah dibahas sebelumnya) dan antibakteri kationik
kuarterner seperti cetilpyridinium chloride (CPC) dan
domiphen bromida.
CPC biasa digunakan sebagai antibakteri tunggal,
sedangkan domiphen bromida biasanya digunakan
dengan kombinasi dengan CPC.
Chlorhexidine dipercaya memiliki aktivitas antimikroba
spektrum luas dan digunakan dalam obat kumur di
Amerika sebagai agen antiplak dan antigingivitis.
Ekstrak Sanguinaria canadensis digunakan dalam
mouthwash karena efeknya sebagai antimikroba,
antiplak dan efeknya sebagai antigingivitis.
Triclosan di Amerika tidak diijinkan untuk dipakai,
namun mouthwash dengan bahan aktif ini telah banyak
diformulasikan dan populer di seluruh dunia.
Tidak mungkin dan juga tidak diinginkan untuk
mencapai tujuan sterilisitas dalam rongga mulut.
Penggunaan antibiotik, sebagai contoh, dapat
menghancurkan flora normal dan mendorong
pertumbuhan organisme opportunistik yang tidak
diinginkan.
Pengurangan dan pengaturan jumlah bakteri dalam
level yang rendah, selalu menggunakan antibakteri.
Antibakteri kationik secara normal mempunyai sifat
ini.
Uji lapisan jaringan buccal dapat dilakukan sebagai
teknik persyaratan standar untuk penilaian ini.
Efek antimikroba total dari formulasi merupakan
kombinasi dari beberapa faktor :
a. efek mekanik dari menggosok derbis dan
mikroorganisme mulut, kemungkinan ditingkatkan
dengan adanya surfaktan;
b. efek agen antimikroba pada flora normal dan
c.efek yang dapat muncul dari komponen perasa dan
alkohol jika terdapat pada jumlah yang banyak.
d. Efek sinergis juga dapat muncul dan harus segera
dievaluasi
g. Bahan aktif
Hidrogen peroksida (1.5%) dapat digunakan sebagai
agen pengoksidasi di mouthwash.
Hidrogen peroksida, cukup reaktif dan dapat
berinteraksi dengan bahan formula lain, dan produk
yang mengandung bahan ini harus dibuat dengan
pengawasan yang ketat.
Klorin dioxida, atau sumbernya, sodium klorit,
digunakan sebagai agen pengoksidasi di mouthwash.
Bahan pengoksidasi ini digunakan untuk menurunkan
bau mulut namun juga dapat memberikan efek
antibakteri jika diformulasi dengan baik.
Garam zinc, seperti zinc klorida dan garam zink lain
yang larut, telah digunakan dalam mouthwash selama
beberapa tahun sebagai astrigen untuk mengatasi
pendarahan gusi.
Garam zinc diketahui bereaksi dengan komponen sulfur
yang mudah menguap dan selanjutnya berperan untuk
menyegarkan nafas.
Ada pula penelitian yang mengindikasikan bahwa
senyawa tersebut mempunyai aktivitas antiplak.
Formulasi yang mengandung zink klorida
mengharuskan pH sekitar 4.5 atau di bawah untuk
menjaga garam dari presiptasi.
h.Buffer
Buffer digunakan dalam beberapa produk untuk
mengatur pH dalam range tertentu untuk membantu
kestabilan dan meningkatkan efektifitas dari beberapa
produk.
Beberapa contoh adalah asam benzoat dan sodium
benzoat, sodium fosfat, dan disodium fosfat.
i.Fluoride
Di Amerika, mouthwash yang mengandung florida
diregulasi di FDA.
Pembatasan fluorida dan perijinan diberikan dalam
peraturan dan harus ditinjau dengan cermat sebelum
pengembangan formulasi.
Sodium florida dengan mudah diformulasi dengan
bahan mouthwash yang lain dan seharusnya tidak
memberikan masalah ketika ditambahkan dalam
kebanyakan mouthwash.
j.Bahan-bahan lain
Masih banyak komponen lain yang dapat ditemui di
mouthwash.
Termasuk macamnya surfaktan, antibakteri lain,
pengawet dan bahkan ekstrak biologis.
Dua bahan yang juga diproduksi dalam pembersih
sebelum menggosok gigi adalah tetrasodium pirofosfat
dan xanthan gum.
Tetrasodium pirofosfat biasanya digunakan karena
mempunyai efek antikalkulus namun pada kasus
mouthwash digunakan sebagai antiplak
Xanthan gum digunakan karena sifat pembentuk film
untuk mengstabilkan busa daripada surfaktan dan
kemungkinan dapat menghilangkan plak pada debris.
Selain itu sodium bikarbonat atau baking soda
digunakan dalam beberapa mouthwash karena sifat
mengurangi bau.
Fungsi Komponen, Efek dan Aktivitas
Air Air yang telah dimurnikan Pengatur kekentalan,
konsistensi, volume, dsb
Pelarut Etanol, dll Melarutkan zat perasa, memberikan
rasa sejuk
Humektan Gliserin, dll Melembabkan mulut,
membantu disolusi dari zat perasa
Solubilizer Natrium lauryl sulfat
Polioksietilen-polioksipropilenglikol Melarutkan zat
perasa, membersihkan mulut bagian dalam.
Perasa Natrium sakarin, Mentol, eugenol, minyak
pepermint, dll Memberikan rasa sejuk
Pengawet Etilparaoksibenzoat, Na-benzoat Mencegah
penurunan kualitas produk.
Pewarna Karamel, dsb Membuat penampilan sediaan
semakin menarik.
Pengatur pH Garam asam fosfor, garam asam nitrat
Mengatur pH.
Pharmaceutical agent membersihkan rongga mulut,
mencegah bau mulut yang tidak segar dan
menyegarkan bau mulut
Pembuatan Mouthwash
Kebanyakan mouthwash dibuat dalam tiga tahap.
Pada tahap pertama, fase air dan bahan yang larut air
disiapkan; dan
Pada tahap selanjutnya bahan yang tidak larut air
ditambahkan dengan emulsifier.
Kedua fase ini kemudian dicampur bersama.
Berdasarkan pengalaman dalam pembuatan mouthwash, fase
non-air lebih baik ditambahkan ke dalam fase air.
Tahapan terakhir dalam pembuatan adalah filtrasi dengan
beberapa lapis filter, dan lapisan terakhir yang dipakai adalah
filter tipe submikron.
Produk yang jernih dan berkilau dipercaya lebih dipilih
konsumen. 
Pengujian Mouthwash 
Uji terhadap konsumen
Pengujian penerimaan konsumen biasanya
dimulai di laboratorium dengan mencoba
formulasi tersebut.
Pengujian ini dapat lebih jauh lagi, dengan
meminta pendapat sejumlah konsumen target,
biasanya apabila rasanya enak maka dipilih untuk
diproduksi. 
Uji keamanan
Sama seperti produk kesehatan pada umumnya,
toksiksitas akut atau LD50 harus dilakukan untuk
keamanan manusia.
Juga disarankan test iritasi dan sensitifitas terhadap
komponen perasa, surfaktan, dan bahan aktif lain
yang terdapat pada formulasi.
Uji bakteriologi
Semua tipe mouthwash harus diuji apakah mereka
dapat mendorong pertumbuhan mikrobiologi, dan
Produk tipe antibakteri juga harus diperiksa
kejelasannya dalam bagaimana antibakteri tersebut
berkerja (misalnya membunuh bakteri selama x jam).
Uji pengurangan bau mulut
Banyak tersedia prosedur uji dengan alat yang
didasarkan pada kromatografi gas-cair, detektor bau yang
didasarkan pada hal tersebut, dan metode deteksi lain.
Manfaat dengan adanya uji yang dilakukan antara
panelis konsumen dengan ahli bau adalah menetapkan
bau target yang sering menjadi masalah (misalnya nafas
ketika bangun pagi atau bau bawang putih) telah banyak
dilakukan untuk menambah nilai jual, biasanya dalam
iklan televisi semenjak masalah tersebut lebih sering
dihadapi pada situasi nyata
Uji klinik
Tipe uji klinik yang dilakukan belakangan ini terhadap
mouthwash sangat bervariasi karena banyaknya jenis
produk yang ada.
Uji ini berkisar antara uji konvensional antikaries untuk
penghilangan plak dengan larutan pembersih sebelum
menyikat gigi.
Banyak waktu, tenaga, dan dana yang harus dikeluarkan
di uji screening untuk menyelesaikan serangkaian uji
klinik yang diberlakukan pada mouthwash.
Contoh Formulasi Mouthwash 
Mouthwash kosmetik bebas alkohol :

Air 86.01 %
Asam benzoat 0.04 %
Sodium benzoat 0.15 %
Poloxamer 407 1.25 %
Gliserin 12 % 
Sodium sakarin 0.05 %
FD&C biru no 1 0.0002 %
Flavor 0.25 %
Polysorbat 20 0.25 %
Mouthwash antimikroba mengandung alkohol 
Air 76.18 %
Gliserin 8%
Sodium benzoat 0.1 %
Asam benzoat 0.04 %
Sodium sakarin 0.08 %
Setilpiridinum klorida 0.05 %
FD&C biru no 1 0.0002 %
SDA alkohol 38-B 15 %
Perasa 0.25 %
Polysorbat 80 0.3 %
Mouthwash tipe langsung 

Etanol 15 %
Gliserin 10 %
Polyoksietilen-hydrogenated castor oil 2 % 
Na-sakarin 0.15 %
Na-benzoat 0.05 %
Perasa q.s.
Na-fosfat 0.1 %
Pewarna q.s.
Air murni 72.7 %
Cara pembuatan
Larutkan gliserin dan polyoksietilen-hydrogenated
castor oil dalam air.
Larutkan perasa dalam etanol dan tambahkan pada
campuran sebelumnya, campur hingga larut
sempurna.
Selanjutnya larutkan Na-sakarin, Na-benzoat, Na-
fosfat, dan pewarna ke dalam campuran kemudian
saring.
Selesai  

Anda mungkin juga menyukai