Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan zaman dan teknologi sudah memengaruhi berbagai
bidang ilmu pendidikan di indonesia, salah satu diantaranya adalah farmasi.
Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu penyediaan
bahan obat, dari sumber atau sintetik yang sesuai untuk disalurkan dan digunakan
pada pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi mencakup pengetahuan
mengenai identifikasi, pemilahan (selection), aksi farmakologis, pengawetan,
penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan obat (drugs) dan sediaan obat
(medicine).
Farmasi mempelajari berbagai hal mengenai obat-obatan, mulai dari riset
untuk membuat/meracik obat baru, mempelajari hubungan obat-obatan dengan
tubuh dan juga nutrisi hingga bagaimana memasarkan produk obat kepada
masyarakat.
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sis-tem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Obat terbagi
menjadi beberapa bentuk sediaan yaitu larutan, semi padat, dan padat.
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas satu atau lebih zat
terlarut yang berupa padatan, cairan atau gas dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur membentuk sistem termodinamika yang
stabil secara fisika dan kimia dimana zat terlarut terdispersi dalam sejumlah
pelarut. Kelarutan didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat
terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu dan secara kualitatif
didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat membentuk dispersi
molekul homogen. Contoh larutan yaitu sirup, suspensi, emulsi, mouthwash, dan
gargle.
Gargle adalah suatu proses membersihkan mulut dan tenggorokan dengan
menggunakan air atau larutan khusus. Gargle biasanya dilakukan dengan

1
menyiramkan cairan ke dalam mulut dan kemudian menggerakkan cairan tersebut
di dalam mulut dan tenggorokan sebelum dikeluarkan.
Gargle biasanya dilakukan sebagai tindakan pencegahan atau pengobatan
untuk mengurangi peradangan atau infeksi di area mulut dan tenggorokan.
Beberapa bahan yang dapat digunakan untuk membuat larutan gargle antara lain
air garam, cuka, larutan obat-obatan, dan herbal.
Salah satu tujuan dari melakukan gargle adalah untuk membersihkan dan
meredakan peradangan di area mulut dan tenggorokan. Gargle juga dapat
membantu mengurangi infeksi bakteri dan virus di area tersebut, serta mengurangi
gejala sakit tenggorokan, batuk, dan pilek.
Larutan gargle dapat dibuat dari berbagai bahan, seperti air garam, cuka,
obat-obatan, atau herbal. Beberapa bahan herbal yang dapat digunakan sebagai
gargle antara lain teh hijau, peppermint, chamomile, dan sage.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari gargle?
2. Apa persyaratan dalam pembuatan gargle?
3. Bagaimana cara menghitung kelarutan dan dosis gargle?
4. Bagaimana cara memformulasikan sediaan gargle?
5. Bagaimana cara membuat sediaan gargle?
6 Bagaimana cara melakukan evaluasi untuk sediaan gargle?
7. Bagaimana cara membuat kemasan dan brosur gargle dengan benar?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami definisi dari gargle
2. Mahasiswa diharapkan mampu memahami persyaratan dalam pembuatan
gargle
3. Mahasiswa diharapkan mampu menghitung kelarutan dan dosis gargle
4. Mahasiswa diharapkan mampu memformulasikan sediaan gargle
5. Mahasiwa diharapkan mampu membuat sediaan gargle
6 Mahasiswa diharapkan mampu melakukan evaluasi untuk sediaan gargle
7. Mahasiswa diharapkan mampu membuat kemasan dan brosur gargle dengan
benar

2
1.4 Prinsip Praktikum
Pembuatan gargle dari sari lemon dengan pelarut utama aquadest dan etanol
serta beberapa zat tambahan seperti flavoring agent, pengawet, zat warna dan
pewangi. Melakukan evaluasi terhadap pH, viskositas, organoleptis, dan
homogenitas pada sediaan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Obat Kumur
Obat kumur adalah sediaan berupa larutan, umumnya dalam bentuk pekat
yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. dimaksudkan untuk digunakan
sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan (Yulineri. 2005)
Menurut definisi yang lain, obat kumur adalah larutan yang biasanya
mengandung bahan penvegar nafas. astringen, demulsen. atau surfaktan. atau
antibakteri untuk menyegarkan dan membersihkan saluran pernafasan yang
pemakaiannya dengan berkumur (Backer. 2001).
Obat kumur sudah digunakan seiak dahulu dengan tujuan untuk
mengurangi mikroba dalam rongga mulut Semua obat kumur merupakan cairan
vang berupa larutan dalam air yang digunakan pada mulut. Tetapi tidak semua
obat kumur tersedia dalam bentuk tersebut. Beberapa produk dalam bentuk
padatan atau cairan pekat yang harus diencerkan terlebih dahulu sebelum
digunakan. Secara umum. obat kumur dapal berupa kosmetik, astringen,
konsentrat, buffer, dan deodoran. Selain itu juga terdapat obat kumur yang
didesain untuk membunuh mikroba normal yang ditemukan dalam jumlah banyak
di mulut dan tenggorok, serta yang didesain untuk terapi. Produk obat kumur
dapat berupa kombinasi dari klasifikasi tersebut (Azmi. 2006).
Komposisi obat kumur secara umum adalah zat aktif, air (pelarut), dan
pemanis (perasa). Sebagai pemanis sering digunakan sorbitol, sucrase, sakarin Na,
atau xylitol (yang juga memberikan aktivitas penghambatan pertumbuhan
mikroba) (Azmi. 2006).
Secara garis besar, menurut Sagarin (2008), obat kumur dalam
penggunaannya dibedakan menjadi tiga macam. yaitu :
1. Sebagai kosmetik; hanya membersihkan, menyegarkan, dan/atau
penghilang bau mulut
2. Sebagai terapeutik; untuk perawatan penyakit pada mukosa, penceganan
karies gigi atau pengobatan infeksi saluran pernapasan.

4
3. Sebagai kosmetik dan terapeutik.
Berdasarkan komposisinya, Sagarin (2008) menggolongkan obat kumur
dalam berbagai jenis, yaitu:
1. Obat kumur untuk kosmetik; terdiri dari air (dan biasanya alkohol), flavor,
dan zat pewarna. Biasanya juga mengandung surfaktan dengan tujuan
meningkatkan kelarutan minyak atsiri.
2. Obat kumur yang mempunvai tujuan utama untuk menghilangkan atau
membunuh bakteri yang biasanya terdapat dalam jumlah besar di saluran nafas.
Komponen antiseptik dari obat kumur ini memegang peranan utama untuk
mencapai tujuan tersebut.
3. Obat kumur yang bersifat sebagai adtringent, dengan maksud memberi
efek langsung pada mukosa mulut, juga untuk mengurangi flokulasi dan
presipitasi protein ludah sehingga dapat dihilangkan secara mekanis.
4. Obat kumur yang pekat, pada penggunaannya perlu diencerkan terlebih
dahulu.
5. Obat kumur yang didapar, aktivitasnya tergantung pada pH larutan. Pada
suasana alkali dapat mengurangi mucinous deposits dengan dispersi dari
6. Obat kumur untuk deodoran, tergantung dari aktivitas antibakteri atau
dengan mekanisme alam untuk mendapatkan efek tersebut
7. Obat kumur untuk terapeutik, diformulasi untuk meringankan infeksi,
mencegah karies gigi, atau untuk meringankan beberapa kondisi patologis pada
mulut, gigi, atau tenggorokan.
2.1.2 Pengertian Gargle
Gargle adalah suatu proses membersihkan mulut dan tenggorokan dengan
menggunakan air atau larutan khusus. Gargle biasanya dilakukan dengan
menyiramkan cairan ke dalam mulut dan kemudian menggerakkan cairan tersebut
di dalam mulut dan tenggorokan sebelum dikeluarkan (Mehta. 2013).
Gargle biasanya dilakukan sebagai tindakan pencegahan atau pengobatan
untuk mengurangi peradangan atau infeksi di area mulut dan tenggorokan.
Beberapa bahan yang dapat digunakan untuk membuat larutan gargle antara lain
air garam, cuka, larutan obat-obatan, dan herbal (Sood. 2013).

5
Salah satu tujuan dari melakukan gargle adalah untuk membersihkan dan
meredakan peradangan di area mulut dan tenggorokan. Gargle juga dapat
membantu mengurangi infeksi bakteri dan virus di area tersebut, serta mengurangi
gejala sakit tenggorokan, batuk, dan pilek (Adesina. 2017).
Larutan gargle dapat dibuat dari berbagai bahan, seperti air garam, cuka,
obat-obatan, atau herbal. Beberapa bahan herbal yang dapat digunakan sebagai
gargle antara lain teh hijau, peppermint, chamomile, dan sage (Adesina. 2017).
2.1.3 Macam-Macam Gargle
Berikut adalah beberapa macam gargle menurut Van (2015) yang dapat
digunakan untuk membersihkan dan meredakan peradangan di area mulut dan
tenggorokan:
1. Gargle dengan air garam
Gargle dengan air garam dikenal sebagai salah satu cara alami untuk
meredakan peradangan dan sakit tenggorokan. Larutan air garam dapat membantu
membersihkan bakteri dan virus di area mulut dan tenggorokan serta membantu
mengurangi pembengkakan. Gargle dengan air garam dapat membantu
mengurangi gejala radang tenggorokan dan sakit gigi, serta mempercepat proses
penyembuhan.
2. Gargle dengan larutan antiseptik
Larutan antiseptik seperti chlorhexidine atau povidone-iodine dapat
digunakan sebagai gargle untuk membantu membersihkan bakteri dan virus di
area mulut dan tenggorokan. Gargle dengan larutan antiseptik biasanya
direkomendasikan untuk pencegahan infeksi pasca-operasi atau untuk pengobatan
infeksi bakteri dan virus di tenggorokan. Gargle dengan larutan chlorhexidine
dapat membantu mengurangi jumlah bakteri di tenggorokan dan mempercepat
proses penyembuhan.
3. Gargle dengan larutan herbal
Beberapa bahan herbal seperti chamomile, peppermint, sage, dan teh hijau
dapat digunakan sebagai gargle untuk membantu meredakan peradangan dan sakit
tenggorokan, serta membersihkan bakteri di area mulut dan tenggorokan. Gargle
dengan larutan herbal dapat membantu mengurangi plak gigi dan radang gusi.

6
2.1.4 Kondisi Medis Yang Dapat Diatasi Dengan Gargle
Beberapa kondisi medis menurut Bhargava (2016) yang dapat diatasi
dengan gargle antara lain:
1. Radang tenggorokan: Gargle dengan air garam dapat membantu
meredakan peradangan dan sakit tenggorokan yang disebabkan oleh radang.
Infeksi bakteri atau virus di tenggorokan: Gargle dengan larutan antiseptik atau
herbal dapat membantu mengurangi jumlah bakteri atau virus di tenggorokan,
sehingga membantu mempercepat pemulihan.
2. Bau mulut: Gargle dengan larutan bahan-bahan seperti cuka atau herbal
tertentu dapat membantu mengurangi bau mulut yang disebabkan oleh bakteri di
mulut.
3. Sakit gigi atau gusi: Gargle dengan larutan obat-obatan tertentu atau herbal
dapat membantu meredakan sakit gigi atau gusi, terutama jika disebabkan oleh
infeksi.
2.2 Studi Preformulasi Zat Akif
Flavonoid (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Buah belimbing wuluh
Nama lain : Averhoa bilimbi L.
Berat Molekul : 284 gr/mol
Rumus Molekul : C6H3C6
Rumus struktur :

pH :-
pKa :-
Pemerian : Mengandung flavonoid, tanin, saponin yang
berkhasiat sebagai antibakteri
Kelarutan : Mudah larut dalam pelarut polar
Stabilitas : Dipengaruhi oleh proses pengeringan
Inkompatibilitas : Bersifat sebagai antimikroba
Efek Farmakologi : Flavonoid merupakan golongan terbesar golongan

7
Terbesar dari senyawa fenol. Fenol mempunyai
Sifat yang efektif dapat menghambat pertumbuhan
virus, bakteri, dan jamur
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tanggal Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Maret 2023, pada pukul
07.00 – 10.00, di Laboratorium Teknologi Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas
Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang kami gunakan pada praktikum ini yaitu batang pengaduk,
corong, gelas kimia, gelas ukur, kertas perkamen, lumpang dan alu, neraca
analitik, pH meter, pipet tetes, spatula, sudip, dan viskometer brookfield.
3.2.2 Bahan
Bahan yang kami gunakan pada percobaan kali ini yaitu alkohol 70%,
aquadest, botol dan kemasan obat, etiket dan label, gliserin, menthol, natrium
benzoat, sari belimbing wuluh, dan tween 80.
3.3 Rancangan Formula
Sari belimbing wuluh 10,5% (Zat Aktif)
Gliserin 2,5% (Humektan)
Tween 80 5% (Emulgator)
Menthol 0,1% (Pemanis)
Natrium Benzoat 0,4% (Pengawet)
Aquadest Ad 60 ml (Pelarut)
3.4 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan alat dengan alkohol 70%
3. Ditimbang semua bahan yang akan digunakan
4. Diukur semua sediaan larutan
5. Dimasukkan sari buah belimbing wuluh kedalam gelas kimia
6. Dilarutkan natrium benzoat dengan sedikit air lalu aduk homogen
7. Ditambahkan natrium benzoat yang telah larut dan gliserin kedalam sari
buah belimbing wuluh

9
8. Digerus mentol dan tambahkan tween 80 kemudian digerus hingga rata
9. Ditambahkan larutan mentol kedalam sari buah belimbing wuluh dan
diaduk hingga homogen
10. Ditambahkan aquadest dan diaduk hingga homogen
11. Di uji evaluasi
12. Dimasukkan kedalam botol yang telah disediakan
3.5 Pendekatan Formula
3.5.1 Gliserin (Rowe, 2009)
Nama Resmi : GLISEROLUM
Nama Lain : Glycerol, glycerin, croderol
Berat Molekul : 92,09
Rumus Molekul : C3H8O3
Rumus struktur :

pH : 6-7
pKa : 14,2
Konsentrasi : 10%
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa
manis, hanya berbau khas lemah (tajam atau tidak
enak). Netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol. Tidak
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak
menguap
Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis, gliserin murni, tidak
rentan terhadap oksidasi oleh atmosfer dibawah
kondisi penyimpanan biasa, tetapi terurai pada
pemanasan dengan evolusi akrolein beracun,
campuran dari gliserin dengan air, etanol 95% dan
propilen glikol stabil secara kimiawi
Inkompatibilitas : Gliserin dapat meledak bila dicampurkan dengan

10
oksidator kuat seperti kromium trioksida, potasium
klorat, atau potasium permanganat. Dalam pelarut
encer, proses reaksi pada tingkat yang lebih lambat
dengan beberapa produk oksidasi yang terbentuk.
Warna hitam gliserin terjadi karena paparan
cahaya, atau kontak dengan seng oksida atau dasar
bismut nitrat
Kegunaan : Pemanis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
3.5.2 Tween 80 (Rowe, 2009)
Nama Resmi : Polyxyethylene 20 sorbitan monooleate
Nama Lain : Polysorbate 80, Cemophor PS 80
Berat Molekul : 1310 g/mol
Rumus Molekul : C64H124O26
Rumus struktur :

pH : 6-8
pKa :-
Konsentrasi : 1-15%
Pemerian : Memiliki bau yang khas dan hangat, rasanya
pahit, bentuk cairan minyak kuning (pada suhu
25°C)
Kelarutan : Larut dalam etanol, tidak larut dalam minyak
mineral, tidak larut dalam minyak sayur, larut
dalam air
Stabilitas : Polisorbat stabil untuk elektrolit dan asam lemah
dan basa; saponifikasi bertahap terjadi dengan
asam kuat dan basa. Polisorbat bersifat
higroskopik dan harus diperiksa kandungan airnva

11
sebelum digunakan dan dikeringkan jika perlu.
Penyimpanan yang lama dapat menyebabkan
pembentukan peroksida.
Inkompatibilitas : Akan berubah warna dan mengendap dengan
phenol atau tannin
Kegunaan : Agen pengemulsi, surfaktan nonionic, agen
kelarutan, pembasah, agen pendispersi/ suspending
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, lindungi dari cahaya,
ditempat sejuk dan kering
3.5.3 Menthol (Dirjen POM, 2979)
Nama resmi : MENTHOLUM
Nama lain : Mentol
Berat Molekul : 156,30 g/mol
Rumus Molekul : C10H20O
Rumus struktur :

pH :-
pKa :-
Konsentrasi : 29%
Pemerian : Berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau
tajam seperti minyak permen rasa panas dan
aromatic diikuti rasa dingin
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah dalam etanol
(95%) adalah Kloroforump dan eter P mudah larut
dalam parafin cair P dan dalam minyak aksin.
Stabilitas : Stabil pada suhu ruang dapat disimpan selama 18
bulan
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan butil kloralhidrat, kamper,
kloralhidrat, kromium trioksida, fenol, kalium
permanganat, dan thymol

12
Kegunaan : Korigen digunakan untuk memperbaiki bau obat
utama dan antiritan adalah obat yang digunakan
untuk menghilangkan iritasi yang disebabkan
bakteri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan tempat yang sejuk
3.5.4 Natrium Benzoat (Dirjen POM, 1995)
Nama resmi : NATRII BENZOAT
Nama lain : Sodium benzoat
Berat Molekul : 144,11 mg/mol
Rumus Molekul : C7H5NaO2
Rumus struktur :

pH : 2,5-4.0
pKa :8
Konsentrasi : 0,1-0,5%
Pemerian : Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau
praktis tidak berbau, stabil diudara
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol. dan lebih mudah larut dalam etanol 90%
Stabilitas : Larutan berairnya mungkin harus disterilisasi
dengan autoclaf
Inkompatibilitas : Incom dengan komponen quarter, gelatin, garam
feri, garam kalsium dan garam dari heavy metalis
termasuk silver, leat dan menty. aktivitas
preserfative mungkin jarang jika berinteraksi
dengan kaolin ataupun surfaktan nonionik
Fungsi : Pengawet
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

13
3.5.5 Aquadest (Rowe, 2009)
Nama resmi : AQUADESTILLATA
Nama lain : Air Suling
Berat Molekul : 18,02 mg/mol
Rumus Molekul : H₂O
Rumus struktur :

pH :7
pKa : 15,7
Konsentrasi :-
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,tidak berbau, tidak
berasa
Kelarutan : Larut dengan sebagian besar pelarut polar
Stabilitas : Air secara kimiawi stabil di semua keadaan fisik
(es, cairan, dan uap).
Inkompatibilitas : Solusi terkonsentrasi dalam wadah logam,
termasuk beberapa grade dari stainless steel, dapat
berubah warna pada penyimpanan.
Kegunaan : Pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
3.6 Perhitungan Bahan
10 ,5
a. Sari Lemon 10,5% = × 100 ml
l 00
= 10,5 ml
2 ,5
b. Gliserin 2,5% = × 100 ml
100
= 2,5 ml
5
c. Tween 80 5% = × 100 ml
100
= 5 ml

14
0,1
d. Menthol 0,1% = × 100 ml
100
= 0,1 gr
0,4
e. Na Benzoat 0,4% = × 100 ml
100
= 0,4 gr
h. Aquadest = 100 - (10,5+2,5+5+0,1+0,4)
= 100 – 18,5
= 81,5 ml

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
NO GAMBAR UJI HASIL SYARAT
1. Organoleptis Warna : Warna menarik, bau
Kekuningan sedap, dan rasa
Rasa : Menthol manis (Dirjen
Bau : Mint POM, 1979)
Struktur fisik : Cair
2. pH pH zat aktif : 1-15 pH antara 5-7
pH sediaan : 3,12 (Dirjen POM, 1979)

3. Homogenitas Homogen Jernih (Dirjen


POM, 1979)

4. Viskositas 122 cP Nilai viskositas


untuk sediaan
gargle antara 50-
1000 cP

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini kami membuat gargle dari sari belimbing wuluh yang
berkhasiat untuk membersihkan gigi dan sebagai antibakteri. Selain mengandung
sari belimbing wuluh, terdapat juga etanol dan aquadest yang berfungsi sebagai
pelarut, natrium benzoat sebagai pengawet, tween 80 sebagai peningkat
viskositas, giserin sebagai humektan, serta mentol sebagai perasa.
Langkah pertama dalam pembuatan gargle adalah dibersihkan alat dan
bahan dengan menggunakan alkohol 70% karena menurut Sudarmo (2016) kadar

16
70% alkohol adalah cairan pembersih yang ampuh membunuh kuman maupun
bakteri. Saat alkohol dengan konsentrasi 70% mengenai kuman, maka secara
lambat alkohol akan menembus sepenuhnya ke dalam sel dan membuat kuman
atau bakteri mati. Dimasukkan sari buah belimbing kedalam gelas kimia,
kemudian ditambahkan natrium benzoat yang telah larut dan gliserin kedalam sari
buah belimbing, kemudian diaduk hingga homogen. Penambahan natrium benzoat
dan gliserin lebih dulu pada sari belimbing pada sediaan gargle bertujuan untuk
meningkatkan stabilitas dan viskositas produk. Natrium benzoat berfungsi sebagai
pengawet yang mencegah pertumbuhan mikroorganisme, sedangkan gliserin
berfungsi sebagai agen pelembut dan pengental (Sudha, 2014). Setelah itu
dicampurkan mentol dan tween 80 kemudian diaduk hingga rata. Penambahan
mentol dan Tween 80 pada sediaan gargle dilakukan untuk meningkatkan efek
penyegar dan khasiat produk tersebut (Dhingra. 2020). Kemudian ditambahkan
campuran mentol dan tween 80 kedalam sari buah belimbing dan diaduk hingga
homogen. Penambahan mentol dan Tween 80 pada sediaan gargle biasanya
dilakukan setelah penambahan natrium benzoat dan gliserin, agar pH sediaan
sudah stabil dan tidak berubah saat mentol dan Tween 80 ditambahkan (Mohizea,
2011). Setelah homogen, ditambahkan aquadest dan diaduk hingga homogen.
Penambahan air suling pada gargle dilakukan pada tahap akhir setelah semua zat
dicampur untuk memastikan distribusi partikel yang merata, mengatur viskositas
suspensi, dan memudahkan penggunaan gargle (British, 2018).
Setelah sediaan gargle dari sari belimbing dibuat, selanjutnya dilakukan
evaluasi sediaan meliputi uji organoleptis yang menghasilkan bentuk sediaan cair
dikarenakan didalam formula suspensi terdapat pelarut (aquadest), menghasilkan
bau mint dan rasa yang dingin karena kami menggunakan menthol. Mentol
merupakan senyawa organik yang memiliki sifat pendingin dan memberikan
sensasi dingin pada kulit atau selaput lendir. Ketika mentol ditambahkan ke dalam
sediaan seperti obat kumur atau sediaan gargle, ia memberikan sensasi rasa dingin
yang menyegarkan pada mulut dan tenggorokan (Pramod, 2010). Mengenai warna
yang dihasilkan adalah kekuningan.

17
Yang kedua yaitu uji pH. pH yang dihasilkan adalah 3,12. pH tidak sesuai
dengan literatur yaitu pada kisaran 5-7 (Dirjen POM, 1979) hal ini disebabkan
karena sediaan mengandung bahan tambahan seperti bahan pengemulsi, bahan
pengental, dan bahan pengawet. Beberapa bahan tambahan ini dapat memiliki
pengaruh pada pH sediaan gargle, sehingga pH sediaan gargle mungkin tidak
sesuai dengan syarat tertentu (Allen, 2014).
Selanjutnya uji viskositas dengan menggunakan viskometer brookfield
dengan nomor spindel 3 dan kecepatan 100 Rpm. Nilai cP yang dihasilkan adalah
112. Nilai ini sesuai dengan syarat nilai viskositas untuk sediaan gargle yaitu
antara 50-1000 cP. Hal ini disebabkan karena pada sediaan gargle melalui
formulasi yang tepat dan penggunaan bahan tambahan yang sesuai (Banker,
2013).
Yang keempat yaitu uji homogenitas dengan menggunakan gelas kimia.
Hasil yang didapat yaitu sediaan homogen, hal ini memenuhi syarat yaitu Jernih
(Dirjen POM, 1979).
Kemungkinan kesalahan yaitu ketidaktepatan dalam mengukur dan
menimbang bahan-bahan yang akan digunakan.

18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pratikum yang telah ditentukan, maka di peroleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dapat disimpulkan yaitu kita mempu memahami definisi dari sediaan
gargle
2. Dapat disimpulkan kita mampu memahami persyaratan dalam pembuatan
gargle
3. Dapat disimpulkan yaitu kita mampu menghitung bahan pada sediaan
gargle
4. Dapat disimpulkan yaitu kita bisa tau cara mempreformulasikan sediaan
gargle
5. Dapat disimpulkan kita bisa tau cara pembuatan gargle tahap per tahap
dengan cara menentukan zat aktif dan exipien, menimbang bahan mencampurkan
bahan hingga melakukan pengujian evaluasi pada sediaan.
6. Dapat disimpulkan kita mampu mengevaluasi sediaan gargle dengan
menggunakan evaluasi uji organoleptik, viskositas, homogenitas, dan pH
7. Dapat disimpulkan kita mampu membuat kemasan serta brosur dari
sediaan gargle
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Jurusan
Jurusan diharapkan agar dapat melengkapi fasilitasnya berupa alat-alat dan
bahan bahan yang menunjang dalam proses praktikum, agar praktikum yang
dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar.
5.2.2 Saran Untuk Laboratorium

19
Untuk laboratorium, alat-alat yang ada di laboratorium lebih diperhatikan
lagi dan dirawat lagi agar pada proses praktikum praktikan dapat menggunakan
alat dengan baik tanpa ada hambatan.

5.2.3 Saran Untuk Asisten


Asisten diharapkan agar kerja sama antara asisten dengan praktikan lebih
ditingkatkan dengan banyak memberi wawasan tentang sediaan likuida dan semi
solida
5.2.4 Saran Untuk Praktikan
Praktikan diharapkan dipraktikum selanjutnya bisa melaksanakan
praktikum lebih baik lagi dan tidak membuat kesalahan.

20

Anda mungkin juga menyukai