Anda di halaman 1dari 14

COMMOND COLD

KELOMPOK:
1. ULITYATINING TIASARI K11015R086
2. AMALIYAH DINA ANGGRAENI K11015R087
3. WIWIK NURYANI K11015R088
4. AGUNG COKRO PRABOWO K11015R089
5. ESTUNINGTYAS AYU HAPSARI K11015R090
6. RISQIE CAHYANING KUSUMASARI K11015R091
7. IRHAMADI MALIK K11015R092
8. YENI MAISYAH K11015R093
9. UMUL BAROROTUSY SYAMS K11015R094
10. UMI NURHAYATI K11015R095
11. RIZKI OCTAVIANA K11015R096
COMMOND COLD

Common cold adalah infeksi


primer di nasofaring dan hidung
yang sering mengeluarkan
cairan, penyakit ini banyak
dijumpai pada bayi dan anak.
Dibedakan istilah nasofaring
akut untuk anak dan common
cold untuk orang dewasa.
Penyebab Commond Cold

 Commond cold merupakan rhinitis akut yang disebabkan


oleh virus “selesma”. Rhinitis berasal dari bahasa latin, yang
terdiri dari kata “Rhino” yang artinya hidung, dan “itis” yang
artinya peradangan. Jadi Rhinitis merupakan peradangan
pada selaput mukosa/lendir hidung. Selaput lendir pada
hidung yang terkena iritasi atau radang akan memproduksi
lebih banyak lendir dan mengembang, sehingga hidung
menjadi tersumbat dan pernafasan jadi sulit.
 Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya
kasus-kasus common cold dengan presentase 30-40% (Aden,
2010).
Gejala Common Cold

o Gejala timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.


o Rasa tidak enak di hidung atau tenggorokan.
o Penderita mulai bersin-bersin, hidung meler dan merasa tidak
enak badan.
o Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam ringan bisa
muncul pada saat terjadinya gejala.
o Hidung mengeluarkan banyak cairan yang encer dan jernih.
o Sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau
dan jumlahnya tidak terlalu banyak.
o Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari,
meskipun batuk dengan/tanpa dahak seringkali berlangsung
sampai minggu kedua
Perbedaan antara Flu dan Common Cold
Penatalaksanaan Common Cold

Saat ini, tidak ada terapi antiviral yang efektif


untuk pengobatan common cold. Oleh karena
common cold merupakan penyakit yang self-
limiting, yaitu sembuh dengan sendirinya, maka
pengobatan hanya ditujukan untuk meredakan
gejala. Terapi yang direkomendasikan adalah obat
yang spesifik untuk gejala tertentu
Lanjutan.....

1. Minum lebih banyak untuk mengencerkan lendir di


tenggorokan.
2. Obat diberikan sesuai dengan gejalanya. Hindari obat yang
berkhasiat menyembuhkan banyak gejala (Batuk,
pilek,hidung tersumbat, demam) dalam kemasan, kecuali
semua gejala itu memang ada pada si kecil.
3. Berikan obat batuk yang bersifat mengencerkan dahak.
Hindari obat batuk yang bersifat menekan batuk karena
akan menghambat lendir yang akan keluar.
4. Hindari memberi obat batuk bebas untuk anak di bawah
usia 2 tahun.
5. Jika dalam waktu 2 hari setelah mengkonsumsi obat bebas
tidak tampak kesembuhan maka segera hubungi dokter.
Farmakologi Terapi

 Anjuran istirahat dan banyak minum sangat penting pada


penyakit ini.
 Pengobatan simtomatis diperlukan untuk menghilangkan
gejala yang terasa berat atau mengganggu.
 Parasetamol 500 mg 3 x sehari atau asetosal 300 – 500
mg 3 x sehari baik untuk menghilangkan nyeri dan
demam.
 Untuk anak, dosis parasetamol adalah : 10 mg/kgBB/kali,
3 – 4 kali sehari.
 Antibiotik hanya diberikan bila terjadi infeksi sekunder.

(Depkes RI, 2007)


(Maheswari, 2012)
Nonfarmakologi Terapi

Berikan minum lebih banyak untuk mengencerkan


lendir di tenggorokanya.
Konsumsi vitamin C, madu, buah-buahan,
sop/bubur hangat, makanan/minuman hangat.
Istirahat cukup
KONSELING

Konseling diberikan kepada pasien dan keluarga untuk:


 Menjaga tubuh selalu dalam keadaan sehat dengan begitu
terbentuknya sistem imunitas yang optimal yang dapat
melindungi tubuh dari serangan zat-zat asing.
 Lebih sering untuk mencuci tangan.
 Memperkecil kontak dengan orang-orang yang telah
terinfeksi.
 Menutup mulut ketika batuk dan bersin.
 Pada anak: karena anak lebih sering memasukkan sesuatu
pada mulut atau hidung maka orang tua perlu
meningkatkan pengawasan terhadap anak dan lebih
berhati-hati meletakkan sesuatu yang mudah dijangkau
anak-anak.
Daftar Pustaka

Aden, R., 2010, Seputar Penyakit dan Gangguan Lain


Pada Anak, Yogyakarta, Hanggar Kreator.
Depkes, 2007, Pedoman Pengobatan Dasar Di
Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Jakarta.
Maheswari, M., 2012, Hubungan Pengetahuan Orang
tua Terhadap Tindakan Swamedikasi Salesma Pada
Anak Kelurahan Grobogan Purwodadi.

Anda mungkin juga menyukai