Anda di halaman 1dari 28

Pemeriksaan Investigatif

dalam rangka Penghitungan Kerugian


Negara

Presented by

A. Chaeroni
Kepala Sub Auditorat Investigasi Keuangan Daerah
Badan Pemeriksa Keuangan
PEMERIKSAAN INVESTIGATIF
DALAM RANGKA
PENGHITUNGAN KERUGIAN
NEGARA (PKN)
Jenis Pemeriksaan di BPK

Pemeriksaan •Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Memuat


Keuangan •Bertujuan memberikan opini opini

Pemeriksaan atas : Memuat


Pemeriksaan •Economy (Spending Less) Kesimpulan
Kinerja •Efficiency (Spending Well) dan
•Effectiveness (Spending Wisely) Rekomendasi

Pemeriksaan • Pemeriksaan selain keuangan dan kinerja


Memuat
Dengan Tujuan • Misalnya pemeriksaan investigatif dan
Kesimpulan
Tertentu pengendalian intern

3
Dasar Hukum Pemeriksaan Investigatif

• Pasal 13 UU 15/2004
• Pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan
investigatif guna mengungkap adanya indikasi
kerugian negara/daerah dan/atau unsur
pidana
Bagaimana melaksanakan pemeriksaannya?

• Kesesuaian dengan Standar Pemeriksaan


Keuangan Negara (SPKN)
• Petunjuk Pelaksanaan PI dan PKN
• Petunjuk Teknis PI dan PKN
• Pedoman Manajemen PI, PKN dan PKA
Pertimbangan PKN

Instansi yang meminta


adalah APH dan atas Instansi Penyidik
kasus yang dimintakan lainnya belum meminta
PKN tersebut sudah dilakukannya PKN atas
dalam tahap 01 04 kasus yang sama.
Penyidikan di APH
PKN
Dapat
Diterim
a Jika

Adanya kejelasan dan Bukti-bukti yang


keyakinan atas
penyimpangan yang
02 03 diperlukan untuk
menghitung kerugian
mengakibatkan kerugian negara sudah memadai
negara dan pihak-pihak untuk dimungkinkan
yang diduga terkait. dilakukannya PKN

6
Pola Penanganan PI/PKN
PI dalam rangka PKN
Teknik Audit dan Bukti yang Dihasilkan

Tujuh teknik audit yang menghasilkan bukti-bukti audit


sebagai berikut:
1. Physical examination (pemeriksaan/pengujian fisik)
2. Confirmation (konfirmasi)
3. Documentation (pemeriksaan dokumen)
4. Analytical procedures (prosedur analitikal)
5. Inquiries of the client (wawancara)
6. Reperformance (penghitungan kembali)
7. Observation (observasi)
Alvin A. Arens Cs.
Auditing and Assurance Services
9
Bukti Audit
Bukti audit/bukti pemeriksaan adalah informasi yang digunakan oleh
Pemeriksa dalam menentukan kesesuaian hal pokok dengan kriteria
pemeriksaan.

Pertimbangan Pemeriksa atas Bukti Audit

Kecukupan Bukti yang Diperoleh Ketepatan Bukti

Kecukupan bukti pemeriksaan Ketepatan bukti pemeriksaan


merupakan ukuran kuantitas merupakan ukuran kualitas
bukti pemeriksaan, yang bukti pemeriksaan yaitu
dipengaruhi oleh penilaian relevan, valid, dan andal untuk
Pemeriksa atas risiko mendukung hasil pemeriksaan.
pemeriksaan dan kualitas bukti
AUI
pemeriksaan.
10
Sirkulasi Dokumen

(Physical  Sequential)
Panitia Penerimaan Penyedia
Dokumen
e-Tendering
e_ Procurement
Panitia server

Terminal Penyedia

Internet
BOQ YANG DIUPLOAD POKJA ULP DALAM SPSE
DAFTAR KUANTITAS HARGA YANG DIUPLOAD PESERTA LELANG DALAM
SPSE
Alat Bukti Menurut KUHAP

Alat bukti hukum menurut KUHAP Psl 184:


1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa

AUI 15
Hasil Audit sebagai Alat Bukti
Dokumen
• Bukti surat
Berita acara pemeriksaan fisik
• Bukti petunjuk

Laporan hasil audit


• Bukti surat
• Bukti petunjuk

Keterangan auditor di pengadilan


• Bukti keterangan ahli
AUI 16
METODE PENGHITUNGAN
KERUGIAN NEGARA
METODE PKN

1. Kerugian Total (Total Loss)


2. Kerugian Total dengan Penyesuaian
3. Kerugian Bersih (Nett Loss)
4. Harga Wajar
5. Nilai Riil
6. Harga Pokok
7. Penggunaan Appraiser
8. Opportunity Cost
9. Bunga sebagai Unsur Kerugian Negara

18
Kerugian Total (Total Loss)

Seluruhnya dinyatakan sebagai Kerugian Negara

– Penerimaan negara tidak disetorkan seluruhnya


– Pengeluaran negara
• Tujuan tidak tercapai
• Tidak ada prestasi pekerjaan
• Tidak dapat dimanfaatkan
• Jika digunakan dapat membahayakan
kepentingan umum/masyarakat

19
Kerugian Total dengan Penyesuaian

Metode kerugian total dengan penyesuaian ke atas


(Total Loss Adjusted)
• Jika barang yang diperoleh kemudian dimusnahkan, atau ada aktivitas
lain yang memerlukan tambahan biaya, maka dilakukan penyesuaian
ke atas. Dalam hal ini nilai kerugian atas barang ditambah dengan biaya
lain yang diperlukan

20
Kerugian Bersih (Net Loss)

Metode kerugian total dengan penyesuaian ke


bawah:
• Memperhitungkan Salvaging Cost
• Sebagian dari barang yang diterima masih dapat
dijual untuk mengurangi kerugian, atau ada kas
yang masih tersisa.

21
Harga Wajar

Pembanding untuk “harga realisasi”


• Memenuhi kriteria arm’s length transaction
• Banyak tersedia di pasaran dengan memperhatikan:
1. Berasal dari transaksi barang yang sama atau serupa
2. Tanggal transaksi harus berdekatan
3. Struktur pasar yang sama

“apples-to-apples comparison”

22
Nilai Riil

Nilai sesungguhnya dari pengeluaran


• Kelengkapan bukti
• Keyakinan yang tinggi atas bukti

23
Harga Pokok

Biaya untuk memproduksi barang dengan


memperhitungkan kondisi pasar saat
transaksi
• Tidak sama dengan harga jual
• Harga pokok harus disesuaikan (ke atas
atau ke bawah) untuk mencerminkan
harga jual

24
Penggunaan Appraiser

• Nilai ditentukan oleh Appraiser


• Harga yang diperoleh adalah harga wajar
• Kuantitas dan Kualitas Appraiser
menentukan validitas penilaian

25
Opportunity Cost

Melibatkan alternatif dalam pengambilan


keputusan.
• Menilai pengambil keputusan sudah
mempertimbangkan berbagai alternative
• Menilai apakah sudah diantisapasi dari
risiko yang mungkin timbul dan dg
menerapkan pertimbangan yang memadai
sesuai dengan GCG

26
Bunga sebagai Unsur Kerugian Negara

• Pendapatan atas penempatan dana di luar


mekanisme yang berlaku
• Kerugian Negara = Jumlah Pokok + Bunga

27
AUDITORAT UTAMA
INVESTIGASI

Telp. +62-21-255-4900 Ext 3013


Fax. +62-21-570-4398

staftor.investigasi@bpk.go.id

Anda mungkin juga menyukai