Anda di halaman 1dari 28

PENGAUDITAN (1)

“Bukti Audit”
Asersi Manajemen
Keberadaan atau Keterjadia
Apakah aktiva/utang entitas ada pada tanggal tertententu
dan transaksi dicatat pada periode tertentu
Kelengkapan
Apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya tellah
disajikan dalam LK
Hak dan Kewajiban
Apakah aktiva merupak hak dan utang merupakan
kewajiban pada tanggal tertentu
Asersi Manajemen
Penilaian atau Alokasi
Apakah komponen akun dalam LK disajikan pada
jumlah semestinya

Penyajian dan Pengungkapan


Apakah komponen akun dalam LK diklasifikasikan,
dijelaskan, dan diungkapkan semestinya
Tujuan Audit Umum
Asersi Manajemen Tujuan Audit Umum

Keberadaan atau Keterjadian Semua aktiva dan kewjiban ada pada tanggal tertentu,
dan transaksi pendapatan dan biaya biaya dalam periode
teretntu.

Hak dan Kewajiban Aktiva adalah hak entitas dan utang adalah kewajiban
entitas pada tanggal tertentu.

Kelengkapan Semua transaksi dan akun yang seharusnya telah


disajikan pada tanggal tertentu.

Penilaian atau Alokasi Komponen aktiva, pendapatan, dan biaya telah disajikan
dalam LK pada jumlah yang semestinya.

Pengajian dan Pengungkapan Komponen tertentu LK telah digolongkan, digambarkan,


dan diungkapkan secara mestinya.
Bukti Audit
Segala informasi yang mendukung angka-angka
atau informasi lain yang disajikan dalam
laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh
auditor sbg dasar yang layak untuk menyatakan
pendapatnya.
Terdiri dari:
 Data akuntansi
 Informasi penguat (corraborating
information)
Data Akuntansi
Terdiri dari:
 Jurnal
 Buku besar & buku pembantu
 Memo
 Worksheet
 Rekonsiliasi, dsb
Kompetensi data akuntansi  SPI, untuk
menjamin bahwa data akuntansi adalah akurat &
reliabel.
Informasi Penguat
1. Bukti analitis, hasil dari prosedur analitis
2. Bukti dokumen, hasil dari prosedur tracing,
vouching, dan inspeksi dokumen
3. Bukti fisik, hasil dari inspeksi fisik dan
perhitungan fisik, serta prosedur observasi.
4. Bukti matematis, hasil dari pengujian
matematis, seperti perkalian, penjumlahan
dst.
5. Bukti konfirmasi, hasil dari pengujian
konfirmasi.
Informasi Penguat
6. Bukti observasi, hasil dari prosedur observasi atas
suatu proses dan prosedur. Prosedur observasi juga
bisa menghasilkan bukti fisik.
7. Bukti pernyataan tertulis, hasil dari prosedur
wawancara yang diikuti dengan permintaan bukti
tertulis.
8. Bukti pengerjaan ulang, hasil dari pengerjaan ulang
suatu prosedur atau proses yang biasa dilakukan untuk
menghasilkan bukti audit tertentu.
9. Bukti elektronik, hasil dari pengujian proses prosedur
yang dilakukan secara elektronik serta hasil dari
pengujian audit berbantuan komputer.
Informasi Penguat
Kompetensi informasi pengauat:
Relevansi
Bukti audit harus berkaitan dengan
tujuan audit
Sumber
Bukti audit yang berasal dari luar
perusahaan, tingkat kompetensinya
dianggap lebih tinggi
Informasi Penguat
Kompetensi informasi pengauat:
Ketepatan waktu
Penentuan cut-off secara tepat
Objektivitas
Bukti yang bersifat objektif dianggap
lebih reliabel daripada yang bersifat
subjektif
Faktor-faktor Kompetensi Bukti
Kurang Kompeten Faktor Lebih Kompeten
Kompetensi

Relevan tak langsung Relevansi Relevan langsung


Bukti
• Dari dalam perusahaan • Dari pihak luar yang
• SPI Lemah Sumber Bukti independen.
• Tidak memahami • SPI Kuat
langsung • Memahami langsung

Jauh dari tanggal laporan Kemutakhiran Dekat dengan tanggal


keuangan bukti laporan keuangan

Subjektif Objektifitas Objektif


Bukti
Faktor Sirkulasi Bukti
1. Bukti dari luar yang dikirim Lebih Kompeten
langsung ke auditor
2. Bukti dari luar yang diarsip
oleh klien
3. Bukti interen yang dikirim
ke pihak luar (turn-arround
documents).
4. Bukti interen yang tidak
beredar di luar Kurang Kompeten
perusahaan.

12
Contoh Keandalan Bukti Audit
(ISA 500 alinea A31-A33)

• Keandalan informasi dipengaruhi oleh sumber dan sifat


inforasi, dan kondisi dalam mana informasi itu diperoleh,
termasuk pengendalian atas persiapan dan pemeliharaan.
Oleh karena itu, generalisasi keandalan berbagai bukti
pasti akan ada pengecualiannya.

• Informasi dari sumber eksternal pun (yang umumnya


dianggap lebih baik dari sumber internal) bisa dipengaruhi
oleh kondisi yang mungkin memengaruhi keadalannya. Ex:
management’s expert yang tidak objektif
Contoh Keandalan Bukti Audit
(ISA 500 alinea A31-A33)
• Dengan menyadari akan adanya pengecualian, berikut
ini beberap generalisasi tentang keandalan bukti audit:
– Keandalan bukti audit meningkat jika diperoleh dari
sumber-sumber independen di luar entitas.

– Keandalan bukti audit yang dihasilkan secara internal


akan meningkat, jika pengendalian terkait berfungsi
sebagaimana mestinya.
Contoh Keandalan Bukti Audit
(ISA 500 alinea A31-A33)
– Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor.
Ex: pengamatan langsung atas aplikasi SPI lebih
handal daripada bertanya tentang aplikasi tsb.

– Bukti audit dalam bentuk dokumen lebih handal


dari keterangan lisan.

– Bukti audit dalam bentuk dokumen asli lebih handal


dari fotokopi dan sejenisnya.
Kecukupan Bukti Audit

Materialitas & Risiko


Faktor Ekonomi
Ukuran & Karakteristik Populasi
Materialitas dan Risiko

Saldo akun semakin besar, maka


jumlah bukti audit semakin banyak
Risiko salah saji suatu akun semakin
besar, maka jumlah bukti audit
semakin banyak
Ukuran & Karakteristik Populasi
Semakin besar populasi, maka jumlah bukti
audit semakin banyak
Populasi yang homogen membutuhkan
jumlah bukti audit lebih kecil daripada
populasi yang heterogen
Faktor Ekonomi

 Waktu dan Biaya


Penambahan sampel dipandang tidak
akan mempengaruhi kesimpulan
auditor.
Berapa Banyak Bukti Audit Dibutuhkan?
(ISA 500)
• Hal ini tergantung dari:
– Penilaian auditor (kuantitatif-kualitatif) terhadap
risiko salah saji yang meterial. Semakin besar
risikonya semakin banyak bukti audit yang
diperlukan.
– Mutu dari bukti. Semakin tinggi mutu bukti audit,
semakin sedikit bukti yang diperlukan. Tidak ada
gunanya mengumpulkan bukti yang banyak, jika
mutunya rendah.
Pertimbangan Kelayakan Bukti

 Pertimbangan Profesional
 Integrasi Manajemen
 Kepemilikan Publik vs Terbatas
 Kondisi Keuangan
Prosedur Audit

 Prosedur audit adalah langkah-langkah


yang ditempuh oleh auditor untuk
mengumpulkan dan menguji bukti audit.
Prosedur Audit
1. Prosedur analitis, adalah prosedur pengujian yang
dilakukan dengan cara membandingkan angka objek
audit dengan angka pembanding, seperti: angka periode
sebelumnya, angka anggaran, dan angka rata-rata
industri.
2. Prosedur tracing, adalah prosedur pengujian dengan
cara menelusur dari bukti transaksi ke bukti
pembukuan.
3. Prosedur vouching, adalah prosedur pengujian dengan
cara menelusur dari bukti pembukuan ke bukti transaksi.
Prosedur Audit
4. Prosedur inspeksi, adalah prosedur
pengujian/pemeriksaan langsung terhadap bukti audit,
misalnya pemeriksaan fisik aset dan pemeriksaan fisik
dokumen.
5. Prosedur matematis, adalah prosedur pengujian
kebenaran perhitungan matematis, seperti
penjumlahan, perkalian, dan pembagian.
6. Prosedur penghitungan, adalah prosedur pengujian
dengan cara melakukan penghitungan ulang objek
audit, seperti penghitungan fisik aset tetap dan
penghitungan fisik persediaan.
Prosedur Audit
7. Prosedur konfirmasi, adalah prosedur pengujian dengan cara
mempertanyakan secara tertulis kepada pihak ketiga tentang
kebenaran objek audit, misalnya konfirmasi piutang dan
konfirmasi persediaan yang disimpan di gudang umum.
8. Prosedur observasi, adalah prosedur pengujian dengan cara
menyaksikan suatu proses pelaksanaan kegiatan untuk
menghasilkan bukti audit tertentu, misalnya proses
perhitungan fisik persediaan.
9. Prosedur pengerjaan ulang, adalah prosedur pengujian
dengan cara mengerjakan oleh suatu proses yang biasa
dilakukan untuk menghasilkan bukti audit tertentu.
Prosedur Audit
9. Prosedur wawancara, adalah prosedur pengujian bukti audit
yang dilakukan dengan melakukan wawancara dengan
petugas/perjabat yang terkait. Untuk bisa menjadi bukti
audit, wawancara harus dilakukan secara tertulis.
10. Prosedur audit berbantuan komputer (computer assisted
audit techniques/CAAT), adalah prosedur pengujian yang
dilakukan dengan bantuan komputer terhdap bukti audit
yang diproses dengan menggunakan komputer.

11. Lihat Gambar 3.4 Tipe Bukti Audit dan Prosedurnya


Prosedur Vouching vs Tracing
Arah Pengujian Asersi

VOUCHING Eksistensi atau


(Menguji potensi overstatement) terjadinya

Bukti Buku
Jurnal
Transaksi Besar

TRACING
(Menguji potensi understatement) Kelengkapan
Hubungan SPI-Risiko
dan Bukti Audit

Kondisi Bukti Audit


SPI Kuat Sedikit Sebaliknya
Risiko Besar Banyak Sebaliknya

Anda mungkin juga menyukai