Anda di halaman 1dari 59

Proses Audit-2

Dosen Pengampuh : Sofyan Helmi Purba, SE, M.Ak

Mata Kuliah : Pengantar Akuntansi


Pengujian Subtantif
1. PENGERTIAN PENGUJIAN SUBTANTIF
Pengujian Subtantif adalah pengujian terhadap
permasalahan ataupun penyimpangan yang terjadi dengan
tujuan meningkatkan perolehan bukti sehingga diperoleh
hasil yaitu keyakinan penuh terhadap kondisi yang sesuai
dengan kriteria
2. JENIS PENGUJIAN SUBTANTIF
3. HASIL DARI PENGUJIAN SUBTANTIF
Hasil dari Pengujian Subtantif adalah temuan audit yang
berpangkal tolak dari perbandingan kondisi dgn kriteria,
mengungkapkan penyebab dan akibat yg ditimbulkan serta
mencari rekomendasi utk menghilangkan penyebab atau
akibat.
Uji Subtantif Penyajian
Tujuan Audit Contoh Prosedur Substantif
Keterjadian dan hak & kewajiban – Telaah atas kontrak utang untuk
Pengungkapan
kejadian dan transaksi yang diungkapkan menentukan apakah piutang dagang atau
telah terjadi dan disebut dalam entitas aktiva tetap digunakan sebagai jaminan

Kelengkapan – seluruh pengungkapan Pembanding tahun ini dan tahun


yang tercakup dalam laporan keuangan sebelumnya, jumlah daftar dan saldo
sudah dimasukkan cocok, semua yang harus diungkap telah
diungkapkan
Klasifikasi - informasi keuangan Penggolongan aset lancar vs aset tetap,
disajikan dengan baik dan dijelaskan serta dan kewajiban lancar dan kewajiban
diungkapkan dengan jelas jangka panjang telah tepat

Akurasi dan penilaian – informasi Penjumlahan (footing)


keuangan dan lainnya diungkapkan secar
awjaar dan pada jumlah yang tepat
Pengumpulan Bukti Audit
Syarat – Syarat Bukti Audit
Competence (kompeten)

Sufficiency (cukup)

Combined effect (efek gabungan)

Persuasiveness and cost (tingkat keyakinan dan


biaya)
Competence (kompeten)

Bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat


dipercaya atau diyakini kebenarannya . Jika
bukti audit dianggap memiliki kompetensi yang
tinggi maka bantuan audit untuk meyakinkan
auditor bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar adalah sangat besar
Karakteristik bukti yang Competence
(kompeten)

 Relevance
 Independence of provider
 Effectiveness of internal controls
 Auditor’s direct knowledge
 Qualifications of providers
 Degree of objectivity
 Timeliness
Relevance
 Bukti audit harus relevan dengan tujuan audit
yang akan diuji oleh auditor sebelum bukti
tersebut dapat dipercaya

 Bukti audit akan relevan terhadap suatu tujuan


audit tetapi mungkin tidak relevan terhadap tujuan
audit yang lain
Independence of provider
 Bukti audit yang diperoleh dari sumber di luar
entitas akan lebih dapat dipercaya daripada bukti
yang diperoleh dari dalam perusahaan

 Contoh : Bank konfirmasi, bukti dari lawyer atau


dari pelanggan
Effectiveness of internal
controls
 Bukti audit yang diperoleh lebih dapat dipercaya
dari klien yang mempunyai pengendalian internal
(internal control) yang berjalan secara efektif

 Contoh : Bank konfirmasi, bukti dari lawyer atau


dari pelanggan
Auditor’s direct knowledge
 Bukti yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pengujian
fisik, observasi, perhitungan dan inspeksi akan lebih
kompeten daripada informasi yang diperoleh secara tidak
langsung
Qualifications of providers
 Walaupun bukti diperoleh dari pihak independen,
bukti audit tidak akan dapat dipercaya jika yang
menyediakan informasi tidak dapat dipercaya atau
tidak memiliki kualifikasi untuk itu.

 Pengecekan/ pemeriksaan mutu permata oleh auditor


dibandingkan oleh ahli permata
Degree of objectivity
 Bukti yang objektif akan lebih dapat dipercaya
daripada bukti yang membutuhkan pertimbangan
tertentu untuk menentukan apakah bukti tersebut
memang benar.

 Contoh : bukti konfirmasi piutang, konfirmasi bank,


perhitungan fisik surat berharga dibandingkan saldo
per buku besar (G/L)
Timeliness

 Ketepatanwaktu atas bukti audit adalah bukti yang merujuk


kepada periode waktu yang diaudit. Bukti audit yang
dikumpulkan lebih baik jika dilakukan dekat pada tanggal-
tanggal neraca
Sufficiency (cukup)

 Kuantitas bukti yang diperoleh akan menentukan


kecukupannya.

 Kecukupan bukti umumnya diukur dengan ukuran sample yang


diperoleh oleh auditor

 Dua faktor paling penting adalah ekspektasi auditor atas


kemungkinan salah saji dan efektivitas dari pengendalian intern
yang dapat mempengaruhi kecukupan bukti audit.
Combined effect (efek gabungan)

 Persuasivitas bukti hanya dapat dievaluasi setelah


mempertimbangkan kombinasi antara kompetensi dan
kecukupan.
 Sampel bukti audit yang besar yang disiapkan oleh
pihak independen tidak akan bersifat persuasiv kecuali
bukti tersebut relevan dengan tujuan audit yang
sedang diuji
Persuasiveness and cost (tingkat
keyakinan dan biaya)

Tujuan audit adalah untuk memperoleh


bukti audit yang cukup dan kompeten
dengan tingkat biaya yang terendah yang
paling mungkin dicapai
Cara perolehan bukti
7 jenis bukti yang
digunakan dalam auditing.
Types of Audit Evidence (jenis
perolehan bukti)

1. Physical examination
2. Confirmation
3. Documentation
4. Analytical procedures
5. Inquiries of the client
6. Reperformance
7. Observation
1. Physical examination

 Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor


atas aktiva yang berwujud (tangible assets)

 Jenis bukti ini sering berkaitan dengan persediaan dan kas,


tetapi dapat juga diterapkan pada surat berharga, surat piutang
serta aktiva tetap berwujud
2. confirmation

 Adalah tanggapan baik secara tertulis maupun lisan dari pihak


ketiga yang independen yang memferifikasi keakuratan
informasi sebagaimana yang diminta oleh auditor

Confirmasi positip Confirmasi negatip


-Cocok tidak cocok jawab - Jika cocok saja yang jawab
- nilai per item besar - nilai per item kecil
- jumlah tidak banyak - jumlah banyak
- internal control agak lemah - internal control baik
3. Documentation

 Adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan


klien untuk mendukung informasi yang tersaji atau seharusnya
tersaji dalam laporan keuangan

 Contoh: pemeriksaan faktur, bukti pesanan penjualan


dokumen pengapalan

 Dokumen : internal dan ekternal


 Dokumen internal : tidak disampaikan kepada pihak internal
 Dokumen ekternal : dokumen yang dipegang oleh pihak di
luar klien
4. Analitical procedures

 Menggunakan berbagai perbandingan dan hubungan-


hubungan untuk menilai apakah saldo-saldo akun
atau data lainnya nampak wajar.

 Contoh : Perbandingan laba kotor (gross profit)


antara tahun berjalan dan tahun lalu.

 Prosedur analitis digunakan secara luas dalam praktek


4. Analitical procedures

Tujuan prosedur analitis :

 Memahami industri dan bisnis klien


 Menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas
 Menunjukkan munculnya kemungkinan kesalahan
penyajian dalam laporan keuangan
 Mengurangi pengujian audit rinci (substantive test)
5. Inquiries of the client

 Wawancara dengan klien : adalah upaya untuk


memperoleh informasi baik secara lisan atau tertulis
dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai
pertanyaan yang diajukan oleh auditor

 Walaupunauditor sudah mendapat informasi melalui


wawancara maka perlu dilakukan prosedur lainnya
untuk menguatkan/meyakinkan bukti/informasi
tersebut
6. Reperformance
 Reperformance adalah melakukan pengujian kembali berbagai
perhitungan dan transfer informasi yang dibuat oleh klien tentang
pada suatu periode yang berada dalam periode audit pada sejumlah
sampel yang diambil auditor

 Pengujian adalah untuk menilai keakuratan aritmatis klien

 Contoh : keakuratan pencatatan jurnal penjualan ke buku besar


penjualan, daftar penjualan akan diuji keakuratan dari jumlah
penjualan tersebut
7. observasi
 Adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas-aktivitas
tertentu

 Auditor mempergunakan indera penglihatan, pendengaran, perasa


dan penciumannya dalam mengevaluasi berbagai item yang sangat
beraneka ragam.

 Contoh : melakukan observasi pelaksanaan absensi karyawan,


proses produksi, proses pemuatan barang ke kontainer, aktivitas para
teller di counter, dll.
Relationships
Auditing Broad
standards guidelines

Qualifications Evidence
Reporting
and conduct accumulation

Types of Broad
evidence categories
Informasi dan Sumber Data
Information Source
Assets
Cash in bank Bank
Accounts receivable Customer
Notes receivable Maker
Owned inventory out on consignment Consignee
Inventory held in public warehouses Warehouse
Cash surrender value of life insurance Insurance co.
Information Source
Liabilities
Accounts payable Creditor
Notes payable Lender
Advances from customers Customer
Mortgages payable Mortgagor
Bonds payable Bondholder
Information Source
Owners’ Equity
Shares outstanding Registrar and
transfer agent

Other Information
Insurance coverage Insurance co.
Contingent liabilities Bank, lender,
and clients
legal counsel
Bond indenture agreements Bondholder
Collateral held by creditors Creditor
(teknik audit)
Audit Inspection (inspeksi)
objective
Observation (observasi)

Enquiry (permintaan keterangan)


Audit
procedures Confirmation (konfirmasi)

Tracing (penelusuran)
Audit
Vouching (pemeriksaan bukti)
technique
Counting/recalculation
Scanning
Reperforming (pelaksanaan ulang)
Comp Asst audit technique
Modul 4
- Pelaporan Audit
Temuan Audit
1. Teknik Penentuan Temuan Audit

 Kondisi (apa yg sebenarnya terjadi)


 Kriteria (apa yg seharusnya terjadi)
 Sebab (mengapa terjadi perbedaan kondisi dan
kriteria)
 Rekomendasi (apa yg dpt dilakukan utk memperbaiki)
a) Kondisi
Kondisi menunjukan realita yg ada dari suatu pelaksanaan kegiatan yg mencakup apa,
siapa, kapan, dimana dan bagaimana, utk menyatakan kondisi auditor hrs mengumpulkan
bukti yg relevan, kompeten, cukup dan material

b) Kriteria
 Peraturan perUUan yg berlaku
 Ketentuan manajemen yg hrs dilaksanakan
 Pengendalian manajemen yg handal
 Tolok ukur keberhasilan, efisiensi dan kehematan
 Standar dan norma/kaidah
c) Sebab
Materi penyebab mrp hal yg penting apabila ditinjau dari tujuan
audit ytu menghasilkan rekomendasi ke arah perbaikan di masa yg
akan datang.
Beberapa TEMUAN
Umum
1. Tidak memiliki SOP yang terdokumentasi
2. Format Laporan Akuntansi untuk lembaga tidak
sesuai dengan PSAK no. 45
3. Kelengkapan dokumen keuangan (dokumen
pendukung dan otorisasi)
4. Kepatuhan terhadap ketentuan dari Donor,
Pemerintah, internal lembaga ataupun yang
berlaku umum di Indonesia
5. Tidak sesuai antara laporan keuangan dengan
laporan narasi program
6. Penyimpangan realisasi biaya terhadap anggaran
yang disepakati
Pembahasan Hasil Audit
Membahas HASIL
Audit
• Secepat mungkin, lengkapi dokumen yang masih bisa
diusahakan, untuk menurunkan temuan.
• Jelaskan pada auditor hal-hal yang berkaitan dengan
temuan yang belum diketahui auditor.
• Bahas draft bersama tim baik dari auditor maupun
lembaga.
• Jangan memengaruhi auditor.
• Menanggapi permintaan data tambahan.
• Menanggapi temuan auditor dengan menyiapkan
dokumen-dokumen yang dipermasalahkan.
Opini Audit
OPINI Auditor
UNQUALIFIED OPINION

1 Pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian

UNQUALIFIED OPINION WITH

2 EXPLANATORY PARAGRAPH
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
dengan tambahan Bahasa Penjelas

3
QUALIFIED OPINION
Pendapat Wajar Dengan Pengecualian

4
DISCLAIMER OF OPINION (NO OPINION)
Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat

5
ADVERSE OPINION
Pendapat Tidak Wajar
Pembuatan Laporan Audit
Pengauditan Laporan Keuangan
Wajarkah?
1.Apakah sesuai dengan PABU?
Laporan
2.Apakah tidak ada salah saji
Keuangan material?
3.Apakah didukung dengan
bukti yang valid?v

1. Memahami dan menguji SPI


2. Mengumpulkan bukti
Audit pendukung yang kompeten dan
Laporan cukup
3. Melakukan pengujian :
Keuangan a. Validitas bukti
b. Ketepatan akuntansi
(pencatatan dan pelaporan)
Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan
• Laporan keuangan adalah tanggungjawab
manajemen, meskipun laporan keuangan
telah diaudit. Auditor hanya
bertanggungjawab atas pendapat yang
diberikan berdasarkan audit yang
dilakukannya.
• Saran-saran dan bantuan auditor selama
proses audit tidak mengubah atau
mengalihkan tanggungjawab manajemen
atas laporan keuangan yang disajikannya.
Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan

Catatan:

• Hasil audit bukan garansi dapat


terungkapnya seluruh
penyimpangan material yang
terjadi dalam laporan keuangan,
terutama yang sengaja
dimanipulasi oleh manajemen.
Management Responsibility Report

Management responsibility report


(Laporan Pertanggungjawaban
Manajemen) berfungsi untuk
memperjelas pemisahan tanggung
jawab antara manajemen dengan
auditor independen.

Laporan Pertanggunjawaban
Manajemen dilampirkan dalam laporan
tahunan perusahaan yang ditujukan
kepada pemegang saham.
Kesenjangan Ekspektasi

• Tugas auditor adalah merencanakan


dan melaksanakan audit dengan
cermat dan seksama, untuk
mempersempit gap antara hasil audit
dan harapan penggunan laporan
audit.
Audit Failure & Business Failure

• Audit failure adalah kegagalan audit dalam


mengungkap salah saji material, yang
disebabkan karena pelanggaran standar
audit.
• Business failure adalah kegagalan bisnis
yang disebabkan oleh faktor eksteren dan
faktor interen, yang tidak ada kaitannya
dengan pendapat auditor atas laporan
keuangan.
Kertas Kerja Auditor
54 03/24/24

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN


(AUDIT WORKING PAPERS)

•PENGERTIAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN


•TUJUAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
•JENIS-JENIS KERTAS KERJA
•INDEKS KERTAS KERJA
•SUSUNAN KERTAS KERJA
55 03/24/24

PENGERTIAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN


Kertas kerja pemeriksaan adalah semua berkas-berkas yang
di kumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan,
yang berasal :
1. Dari pihak client
2. Dari analisa yang di buat oleh auditor
3. Dari pihak ke tiga
56 03/24/24

TUJUAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN


1. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.
2. Sebagai bukti bahwa auditr telah melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan standar profesional akuntan publik
3. Sebagai referensi dalam hal ada pertanyaan dari :
a. Pihak Pajak
b. Pihak Bank
c. Pihak Client
4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim
audit ) sehingga dapat dibuat evaluasi menegnai kemampuan asisten
sampai dengan partner, sesudah selesai suatu penugasan.
5. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya

DTE/dte-FINANCIAL AUDITING
57 03/24/24

JENIS-JENIS KERTAS KERJA PEMERIKSAAN

Kertas kerja pemeriksaan biasanya di kelompokkan


dalam:
a. Current file (Berkas tahun berjalan)
b. Permanent file (Berkas permanen)
c. Correspondence file (Berkas surat menyurat)

DTE/dte-FINANCIAL AUDITING
58 03/24/24

INDEKS KERTAS KERJA

Ada tiga metode pemberian indeks terhadap kertas


kerja:
1. Indeks angka
2. Indeks kombinasi angka dan huruf
3. Indeks angka berurutan

DTE/dte-FINANCIAL AUDITING
59 03/24/24

SUSUNAN KERTAS KERJA

1. Draft laporan audit (audit report)


2. Laporan keuangan auditan
3. Ringkasan informasi bagi reviewer
4. Program audit
5. Laporan keuangan atau lembar kerja yang di buat oleh
klien
6. Ringkasan jurnal adjustment
7. Working trial balance
8. Skedul utama
9. Skedul pendukung

Anda mungkin juga menyukai