Oleh:
Dr. S.S. Rita Susilawati, ST., M.Sc.
Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan
1
DAFTAR ISI
2
1. TUSI BADAN GEOLOGI
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 15 Tahun 2021 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
yang ditetapkan tanggal 25 Juni 2021
Badan Geologi mempunyai tugas menyelenggarakan
penelitian, penyelidikan, dan pelayanan di bidang sumber
daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi,
air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi.
LINGKUP
3
2. Peran Badan Geologi dalam Penataan Ruang (Dasar Hukum)
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang PERATURAN MENTERI ATR/KEPALA BPN No.11 TAHUN 2021
1. Secara Geografis NKRI berada pada KRB sehingga diperlukan TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENINJAUAN KEMBALI,
2. Penataan Ruang Berbasis Mitigasi Bencana REVISI, DAN PENERBITAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
3. Peruntukan kawasan lindung dan kawasan budidaya meliputi RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI, KABUPATEN, KOTA,
peruntukan ruang untuk kegiatan pelestarian lingkungan, DAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan (Pasal 17
ayat 4) 1. Pengumpulan dan pengolahan data dan juga informasi
karakteristik umum fisik wilayah, potensi rawan bencana alam
PP NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN (termasuk bencana geologi)
PENATAAN RUANG 2. Kawasan peruntukan lindung, meliputi
Proses penyusunan RTRW harus didahului dengan pengumpulan a. Kawasan cagar alam geologi
data diantaranya berupa data daerah rawan bencana dan peta b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah
daerah rawan bencana. (kawasan imbuhan air tanah dan sempadan mata air)
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2017 tentang RTRWN 3. Penetapan rencana jaringan prasarana, seperti jaringan
1. Kawasan lindung geologi termasuk kawasan lindung persampahan, kelistrikan, air minum, drainase, pengelolaan air
nasional (Pasal 51 huruf e) limbah, dan jaringan prasarana lainnya (seperti jalur dan tempat
2. Kawasan lindung geologi terdiri atas kawasan cagar alam evakuasi) memerlukan data dan informasi geologi lingkungan
geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan 4. Penetapan zona lindung dan zona budidaya memerlukan data
terhadap air tanah (Pasal 52 ayat 4) dan
3. Kawasan cagar alam geologi terdiri atas kawasan keunikan informasi geologi lingkungan
batuan dan fosil, kawasan keunikan bentang alam, dan
kawasan keunikan proses geologi (Pasal 53 ayat 1)
4
Peran Badan Geologi dalam Penataan Ruang
Badan Geologi memberikan gambaran terkait:
SUMBER DAYA GEOLOGI
• Air tanah
• Material konstruksi
• Daya dukung / kestabilan
pondasi bangunan
• Minerba & migas
BAHAYA & KENDALA
Hidrologi GEOLOGI
• KRB: Gempabumi, sesar
aktif, tsunami, gn.api,
longsor, banjir bandang,
Batuan likuifaksi
• Kendala konstruksi
REKOM GEOLOGI
LINGKUNGAN
TATA RUANG
5
Peran Badan Geologi dalam Penataan Ruang
6
Peran Badan Geologi dalam Penataan Ruang
PENGEMBANGAN KAWASAN BARU
KAJIAN KESESUAIAN LAHAN
SITE SELECTION LEVEL MAKRO DALAM PENENTUAN
(TAHUN 2017) LOKASI PENGEMBANGAN
SKALA PETA 1:250 rb s/d 1:50 rb PERKOTAAN BARU SKALA
BESAR
7
3. Hasil Kegiatan Geologi dalam Rencana Pembangunan IKN Nusantara
8
PETA ALTERNATIF CALON IKN DI 3 PROVINSI
PALANGKARAYA, dsk.,
KALIMANTAN TENGAH
SAMBOJA-SEPAKU, dsk.,
KALIMANTAN TIMUR
KOTABARU, dsk.,
KALIMANTAN SELATAN
9
HASIL GROUNDCHECK KARAKTERISTIK KESESUAIAN LAHAN CALON LOKASI IKN DI KALSEL
10
KARAKTERISTIK
A. KARAKTERISTIK KESESUAIAN
KESESUAIAN LAHAN LAHAN
BERDASARKAN BERDASARKAN
ASPEK GEOLOGI ASPEK GEOLOGI DI CALON IKN KALSEL
DAYA DUKUNG GEOLOGI KEDALA GEOLOGI
PENGGUNAN LAHAN
SIMBOL KESESUAIAN REKOMENDASI
BENTUK EKSISTING DOMINAN
LAHAN JENIS BATUAN DAN
KETERSEDIAAN PERMUKAAN BUMI KEBENCANAAN KERAPATAN LAHAN
DAYA DUKUNG
AIR TANAH DAN KEMIRINGAN GEOLOGI SUNGAI BASAH
PONDASI
LERENG
- Endapan alluvial :
- Kerentanan
daya dukung pondasi - Permukiman
- Ketersediaan gerakan tanah
relatif rendah - Perkebunan
airtanah sedang - sangat rendah- Pembangunan perkotaan pada daerah ini
- Perselingan - Kebun campuran
tinggi - Datar rendah memerlukan biaya yang rendah, karena :
batulempung dan - Tegalan/ladang
Tinggi - Umumnya muka - Kemiringan lereng - Gempabumi - Morfologi datar tidak memerlukan cut and fill,
batupasir : daya - Rendah - Rawa - Pada beberapa
(139,766 Ha) air tanah dangkal < 5% rendah, skala V kecuali pada daerah rawa perlu dilakukan
dukung pondasi tempat terdapat
< 5 meter - VI MMI rekayasa pondasi
sedang lubang bekas
- Kualitas air tanah - Potensi banjir di - Ketersediaan air tanah sedang-tinggi
- Batu gamping daya tambang yang belum
baik sekitar muara
dukung pondasi direklamasi
sungai
sedang hingga tinggi
11
HASIL GROUNDCHECK KARAKTERISTIK KESESUAIAN LAHAN CALON LOKASI IKN DI KALTENG
12
KARAKTERISTIK KESESUAIAN LAHAN KARAKTERISTIK KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI DI
CALON IKN KALTENG
13
HASIL GROUNDCHECK KARAKTERISTIK KESESUAIAN LAHAN CALON LOKASI IKN DI KALTIM
14
KARAKTERISTIK KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI DI CALON IKN KALTIM
15
PEMBOBOTAN KESESUAIAN LAHAN
PEMBOBOTAN Nilai
16
KRITERIA PENILAIAN GEOLOGI
a. Komponen Daya Dukung Geologi b. Komponen Bahaya Geologi
No. Komponen Bobot Kisaran Kelas Nilai Skor No. Komponen Bobot Kisaran Kelas Nilai Skor Keterangan
Tinggi Baik 3 42 Sangat rendah
Ketersediaan Gempabumi Baik 0 0
air tanah untuk Rendah
1 memenuhi 14 Sedang Sedang 2 28 1. menggangu stabilitas -4
Menengah Sedang 1 -4
kebutuhan air konstruksi
bersih Tinggi Buruk 2 -8
Rendah Buruk 1 14
Tsunami (Potensi Tidak Berpotensi Baik 0 0
Datar Landaan) Rendah Baik 0 0
Baik 3 24 Kejadian potensi
(0 – 5%) 2. kerusakan lahan, -3 Menengah Sedang 1 -3
Morfologi tsunami rendah
(kemudahan bangunan, dan
2 8 Landai Tinggi Buruk 2 -6
konstruksi dan Sedang 2 16 konstruksi)
(5 – 15%)
aksesibilitas) Kerentanan gerakan Sangat rendah Baik 0 0
Terjal tanah -2
Buruk 1 8 3. Rendah Sedang 1 -2
(>15%) kemantapan
Daya dukung Tinggi Baik 3 6 konstruksi Menengah Buruk 2 -4
tanah batuan Aman Baik 0 0
(kemudahan Gunungapi
Tidak ada
fondasi Sedang Sedang 2 4 4. kerusakan lahan -1 Kawasan Rawan I Sedang 1 -1
3 2 gunung api
bangunan dan bangunan Kawasan Rawan II Buruk 2 -2
ringan,
kedalaman < 2 Rendah Buruk 1 2 Kering Baik 0 0
5. Lahan Basah / Rawa -2
Meter) Basah Buruk 1 -2
Kerapatan Sungai Rendah Baik 0 0
c. Aspek perendah (terkait dengan Sedang Sedang 1 -2
6. -2
pembangunan
Banjir Jika terdapat potensi banjir, infrastruktur) Tinggi Buruk 2 -4
kesesuaian lahan menjadi rendah
17
KISARAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN
72 47/46 21/20 -2
TINGGI SEDANG RENDAH
Kesesuaian Tinggi : faktor pendukung tinggi, faktor kendala rendah, mudah dillaksanakan dan biaya rendah
Kesesuaian Sedang : faktor pendukung berimbang dengan faktor kendala, pengerjaan sedang, biaya sedang
Kesesuaian Rendah: faktor pendukung rendah, faktor kendala tinggi, pengerjaan sulit, biaya tinggi
18
Hasil Survei dan Kajian Calon Ibukota Negara TA. 2019 Daftar Peta dan Kajian di dalam Atlas 2019
No Nama Peta
1 Peta Geomorfologi
2 Peta Geologi
3 Peta Anomali Gayaberat (Bouguer dan Residual)
4 Peta Geologi Teknik
5 Peta Penampang Geolistrik
6 Kajian Geologi Kuarter
7 Peta Hidrogeologi
8 Peta Potensi Airtanah
9 Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah
10 Peta Kerentanan Erosi
11 Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi
Pada tahun 2019 Badan Geologi
telah melakukan survei, kajian, 12 Peta Seismotektonik
evaluasi dan analisis data geologi 13 Peta Mikrozonasi
yang sudah ada serta pemetaan 14 Peta Sebaran Reservoar Pembawa Gas Dangkal
geologi tematik regional untuk
memutakhirkan informasi geologi 15 Peta Delineasi Sebaran dan Potensi Swabakar Batubara
daerah IKN, khususnya calon 16 Peta Kesesuaian Lahan
wilayah inti.
19
Peta Geologi Tinjau Skala 1 : 50.000
• Satuan batuan terdiri dari empat formasi dengan arah umum perlapisan formasi
batuan memanjang pada arah Timurlaut - Baratdaya
• Struktur geologi yang ada di daerah IKN adalah lipatan dan sesar
• Lipatan terbentuk sebagai akibat dari pengaruh tektonik mampatan/kompresi di
tepian timur Pulau Kalimantan pada umur Miosen.
20
Peta Seismotektonik Skala 1 : 50.000
21
Peta Mikrozonasi Skala 1 : 50.000
• Mikrozonasi daerah inti IKN terbagi kedalam 3 jenis batuan yaitu SE (soft
soil/tanah lunak/warna merah), SD (medium soil/Tanah Sedang/warna
kuning) dan SC (Hard soil/Tanah Keras/warna hijau)
• Hasil pemetaan sebagian besar wilayah IKN digolongkan kedalam Hard
Soil/Tanah keras dengan luasan 62 % dari total luas daerah inti
• Pengukuran dan pengolahan mikrozonasi ini mendapatkan data Vs yaitu
cepat rambat gelombang Shear (S). Makin besar Vs (cepat) maka makin keras
dan stabil tanah di daerah tersebut, makin kecil Vs (lambat) maka makin
lunak dan kurang stabil tanah di daerah tersebut.
22
Peta Delineasi Sebaran dan Potensi
Swabakar Batubara Skala 1 : 100.000
Tingkat Swabakar:
• Swabakar Batubara Tinggi : Batubara peringkat
rendah yang berpotensi mudah terbakar setelah
batubara tersingkap ke permukaan
• Swabakar Batubara Rendah : Batubara peringkat
tinggi yang tidak mudah terbakar walaupun telah
tersingkap ke permukaan
23
24
PETA GEOLOGI TATA LINGKUNGAN IKN 2019
25
PROSES PEMBUATAN PETA KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
Kerapatan
sungai
Banjir
26
RESUME KONDISI GEOLOGI LINGKUNGAN IKN KALTIM, RISIKO PEMBANGUNAN DAN MITIGASINYA
Waktu Pelaksanaan
No Kondisi Geologi Risiko Pembangunan Mitigasi
Mitigasi
1 Kesesuaian Lahan a. Morfologi landai-terjal bergelombang - Cut & fill - Konstruksi
- Untuk mengendalikan banjir pada bagian lembah agar
Sedang difungsikan sebagai tempat penampungan aliran air - Paska operasional
permukaan - Konstruksi
- Pembangunan pada bagian perbukitan harus memperhatikan
BCR
b. Ketersediaan airtanah sangat rendah-langka - Mencari alternatif dan mengelola sumber air permukaan - Konstruksi dan paska
- Membuat bendungan/waduk operasional
2 Pemanfaatan - Penurunan muka air tanah - Pemasangan jaringan sumur pantau - Paska operasional
airtanah - Release gas methane akibat kontak dengan - Monitoring kedudukan MAT dan kandungan gas methane - Paska operasional
berlebihan batubara
3 Daya dukung - Daya dukung pondasi Sedang, dikarenakan adanya - Solusi untuk daya dukung tanah yg sedang pada batulempung - Konstruksi
Tanah/batuan batulempung yang terdapat pada daerah tersebut agar dilakukan rekayasa teknis pada tanah dan bangunan - Paska operasional
diperkirakan memiliki sifat kembang susut yang infrastruktur untuk mengendalikan karaktetistik batulempung
cukup tinggi dan gerakan tanah yg bersifat kembang susut dan gerakan tanah rayapan.
4 Batubara - Asap kebakaran - Untuk Batubara yang sudah terbuka dilakukan monitoring - Paska operasional
secara berkala dan disediakan alat pemadam kebakaran.
- Untuk batubara yang belum terbuka agar dimonitoring.
5 Rawa - menjadi daerah genangan atau banjir - Monitoring - Paska operasional
- Direkayasa untuk dijadikan tempat penampungan air
permukaan (pond)
6 Gempabumi - Gangguan stabilitas tanah dan infrastruktur bangunan - Perlu adanya Kajian Mikrozonasi - Konstruksi
- Penerapan Building Code / Kode Bangunan Tahan Gempa - Paska operasional
dan jalan/jembatan - Sosialisasi dan Edukasi kepada masyarakat
- Monitoring
27
Rangkuman
Kondisi Geologi Calon Wilayah Inti Ibu Kota Negara
berdasarkan Hasil Survei dan Kajian Calon Ibukota Negara TA. 2019
28
PETA DELINEASI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN) CALON IBUKOTA NEGARA (IKN)
(SUMBER: KEMEN ATR/BPN, 2020)
29
Kegiatan Pengeboran Geologi Teknik TA. 2020
30
Hasil Pengeboran Geologi Teknik
31
Karakteristik Batulempung dan Batulanau
tipe 2 Batulempung lanauan, abu-abu kehijauan, klastik, berlaminasi, mudah pecah dan
rapuh Ketika kadar air berubah terutama pada bidang laminasi.
tipe 3 Batulanau, abu-abu, klastik, berlaminasi, relatif kuat, bagian lemah terdapat pada
bidang laminasi yang terisi kalsit.
32
POTENSI SHALLOW GAS HAZARD
SEPAKU
• Shallow gas adalah gas – gas alam yang muncul di kedalaman
kurang dari 1000 m.
• Pada sumur Tengin-1 kemunculan gas tergolong tinggi,
Semoi-1 dengan kandungan antara 3.000 hingga 5.000 unit. Gas
terdeteksi paling dangkal pada kedalaman 398 m.
• zona overpressure paling dangkal pada kedalaman 457 meter,
tergolong sebagai thermogenic gas.
• Unit batuan pembawa gas ditandai sebagai unit N2, N3, N4,
N5 dan N6 masuk ke dalam Formasi Pamaluan yang
Peta Sebaran Reservoir Gas Dangkal Skala 1 : 100.000 menjadi formasi utama di area IKN
Perlu diketahui karakteristik geologi secara detil di dalam Formasi Pamaluan yang
melandasi area calon ibu kota negara, dan menentukan parameter geologi apa saja yang
memicu kemunculan fenomena gas dangkal di kawasan Calon Ibukota Negara dengan
metoda Geo-electric IVEL.
33
KONDISI STRUKTUR GEOLOGI YANG MENGONTROL
BAWAH PERMUKAAN DAERAH IKN
A BELONAK-1 TENGIN-1 B
TW T
A
• Pada sumur Tengin-1 Gas ditemukan dengan jumlah yang signifikan, dengan
kandungan antara 3.000 hingga 5.000 unit. Gas terdeteksi pada beberapa interval
di kedalaman 398 m hingga 1.734,5 m, pada unit batuan N2-N6. Keterdapatan gas
di kedalaman kurang dari 1000 m menunjukkan adanya potensi kemunculan gas
dangkal di area calon inti ibukota negara.
• Keberadaan gas dangkal di area tersebut dapat menimbulkan potensi bencana pada
kegiatan masyarakat dan pengembangan konstruksi sipil. Gas dapat muncul ke
permukaan melalui zona – zona lemah pada daerah patahan atau pada lensa –
lensa batupasir di puncak antiklin.
• Data geokimia juga menunjukkan bahwa hampir semua unit batuan pada sumur ini
dapat menghasilkan hidrokarbon, terutama gas, dimulai dari unit batuan N2 hingga
N6.
35
REKOMENDASI METODE GEOFISIKA UNTUK MENGETAHUI KONDISI BAWAH PERMUKAAN CALON IKN NUSANTARA
37
MATRIKS KENDALA DAN MITIGASI GEOLOGI TATA LINGKUNGAN IKN 2020
Banjir Rob Apabila dijadikan area terbangun maka diperlukan: Pengurugan yang dilakukan menyesuaikan dengan
a. Pengurugan, ancaman bahaya
b. Membangun tanggul,
c. Monitoring dan pemompaan
Ancaman semburan Tidak disarankan melakukan pengeboran hingga kedalaman lebih Penyelidikan geo electric IVEL untuk mengetahui
gas dangkal dari 90 m sebaran dan kedalaman pocket gas dangkal
Zona Lemah Akibat Tidak disarankan mendirikan bangunan maupun infrastruktur jalan Penyelidikan Geotek detail apabila tidak ada
Sesar disepanjang zona ini, karena biaya ancaman longsor-longsor lokal alternatif lain untuk insfrastruktur jalan untuk
akibat sesar maupun gravitasi batuan penyusun. mengurangi ancaman longsor
38
4. Kebutuhan Data Untuk Skala Detail
39
40