Anda di halaman 1dari 40

BADAN GEOLOGI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

HASIL KAJIAN GEOLOGI


DALAM RENCANA PEMBANGUNAN IKN NUSANTARA

Oleh:
Dr. S.S. Rita Susilawati, ST., M.Sc.
Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan

Bandung, 14 Februari 2022

1
DAFTAR ISI

1. Tusi Badan Geologi


2. Peran Badan Geologi dalam Penataan Ruang
3. Hasil Kegiatan Geologi dalam Rencana
Pembangunan IKN Nusantara
4. Kebutuhan Data Geologi Skala Rinci

2
1. TUSI BADAN GEOLOGI
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 15 Tahun 2021 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
yang ditetapkan tanggal 25 Juni 2021
Badan Geologi mempunyai tugas menyelenggarakan
penelitian, penyelidikan, dan pelayanan di bidang sumber
daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi,
air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi.

LINGKUP

3
2. Peran Badan Geologi dalam Penataan Ruang (Dasar Hukum)
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang PERATURAN MENTERI ATR/KEPALA BPN No.11 TAHUN 2021
1. Secara Geografis NKRI berada pada KRB sehingga diperlukan TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENINJAUAN KEMBALI,
2. Penataan Ruang Berbasis Mitigasi Bencana REVISI, DAN PENERBITAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
3. Peruntukan kawasan lindung dan kawasan budidaya meliputi RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI, KABUPATEN, KOTA,
peruntukan ruang untuk kegiatan pelestarian lingkungan, DAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan (Pasal 17
ayat 4) 1. Pengumpulan dan pengolahan data dan juga informasi
karakteristik umum fisik wilayah, potensi rawan bencana alam
PP NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN (termasuk bencana geologi)
PENATAAN RUANG 2. Kawasan peruntukan lindung, meliputi
Proses penyusunan RTRW harus didahului dengan pengumpulan a. Kawasan cagar alam geologi
data diantaranya berupa data daerah rawan bencana dan peta b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah
daerah rawan bencana. (kawasan imbuhan air tanah dan sempadan mata air)

Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2017 tentang RTRWN 3. Penetapan rencana jaringan prasarana, seperti jaringan
1. Kawasan lindung geologi termasuk kawasan lindung persampahan, kelistrikan, air minum, drainase, pengelolaan air
nasional (Pasal 51 huruf e) limbah, dan jaringan prasarana lainnya (seperti jalur dan tempat
2. Kawasan lindung geologi terdiri atas kawasan cagar alam evakuasi) memerlukan data dan informasi geologi lingkungan
geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan 4. Penetapan zona lindung dan zona budidaya memerlukan data
terhadap air tanah (Pasal 52 ayat 4) dan
3. Kawasan cagar alam geologi terdiri atas kawasan keunikan informasi geologi lingkungan
batuan dan fosil, kawasan keunikan bentang alam, dan
kawasan keunikan proses geologi (Pasal 53 ayat 1)

4
Peran Badan Geologi dalam Penataan Ruang
Badan Geologi memberikan gambaran terkait:
SUMBER DAYA GEOLOGI
• Air tanah
• Material konstruksi
• Daya dukung / kestabilan
pondasi bangunan
• Minerba & migas
BAHAYA & KENDALA
Hidrologi GEOLOGI
• KRB: Gempabumi, sesar
aktif, tsunami, gn.api,
longsor, banjir bandang,
Batuan likuifaksi
• Kendala konstruksi

REKOM GEOLOGI
LINGKUNGAN

TATA RUANG

Ruang Aman, Nyaman,


Tektonik Keller, 2012 Produktif, Berkelanjutan

5
Peran Badan Geologi dalam Penataan Ruang

6
Peran Badan Geologi dalam Penataan Ruang
PENGEMBANGAN KAWASAN BARU
KAJIAN KESESUAIAN LAHAN
SITE SELECTION LEVEL MAKRO DALAM PENENTUAN
(TAHUN 2017) LOKASI PENGEMBANGAN
SKALA PETA 1:250 rb s/d 1:50 rb PERKOTAAN BARU SKALA
BESAR

PETA DAN INFORMASI GEOLOGI SEBAGAI PERTIMBANGAN

• Geologi, sebaran tanah dan


batuan, struktur geologi
• Geomorfologi
• Geologi teknik
SITE SELECTION LEVEL MESO • Hidrogeologi, air tanah
(TAHUN 2018) • Minerba & Migas
• Penampang Geolistrik
SKALA PETA 1:50 rb s/d 1:25 rb • Karst (KABK)

REKOM GEOLOGI LINGKUNGAN


• Seismotektonik
• KRB Gempabumi
• Sesar aktif
SITE SELECTION LEVEL • KRB Tsunami
MIKRO • KRB Gn Api
• ZKGT
(TAHUN 2019) • Potensi Likuifaksi
SKALA PETA 1: 25 rb s/d 1:5rb • Kerentanan Erosi
• Swabakar Batubara
• Reservoir Gas Dangkal

7
3. Hasil Kegiatan Geologi dalam Rencana Pembangunan IKN Nusantara

A. Tahun 2017- Juli 2019:


Desk study dan Qiuck Assesment Kesesuaian lahan untuk Calon IKN di 3 Provinsi
di P. Kalimantan
B. Agustus - Desember 2019:
1. Survei Geologi Lingkungan untuk Kesesuaian Lahan
2. Survei, kajian, evaluasi dan analisis data geologi yang sudah ada serta
pemetaan geologi tematik regional untuk memutakhirkan informasi geologi
daerah IKN yang dituangkan ke dalam Atlas
C. Tahun 2020:
1. Survei Geologi Tata Lingkungan
2. Pengeboran Teknik
3. Survei untuk identifikasi Formasi Pamaluan sebagai pembawa gas dangkal

8
PETA ALTERNATIF CALON IKN DI 3 PROVINSI

PALANGKARAYA, dsk.,
KALIMANTAN TENGAH

SAMBOJA-SEPAKU, dsk.,
KALIMANTAN TIMUR

KOTABARU, dsk.,
KALIMANTAN SELATAN

9
HASIL GROUNDCHECK KARAKTERISTIK KESESUAIAN LAHAN CALON LOKASI IKN DI KALSEL

10
KARAKTERISTIK
A. KARAKTERISTIK KESESUAIAN
KESESUAIAN LAHAN LAHAN
BERDASARKAN BERDASARKAN
ASPEK GEOLOGI ASPEK GEOLOGI DI CALON IKN KALSEL
DAYA DUKUNG GEOLOGI KEDALA GEOLOGI
PENGGUNAN LAHAN
SIMBOL KESESUAIAN REKOMENDASI
BENTUK EKSISTING DOMINAN
LAHAN JENIS BATUAN DAN
KETERSEDIAAN PERMUKAAN BUMI KEBENCANAAN KERAPATAN LAHAN
DAYA DUKUNG
AIR TANAH DAN KEMIRINGAN GEOLOGI SUNGAI BASAH
PONDASI
LERENG
- Endapan alluvial :
- Kerentanan
daya dukung pondasi - Permukiman
- Ketersediaan gerakan tanah
relatif rendah - Perkebunan
airtanah sedang - sangat rendah- Pembangunan perkotaan pada daerah ini
- Perselingan - Kebun campuran
tinggi - Datar rendah memerlukan biaya yang rendah, karena :
batulempung dan - Tegalan/ladang
Tinggi - Umumnya muka - Kemiringan lereng - Gempabumi - Morfologi datar tidak memerlukan cut and fill,
batupasir : daya - Rendah - Rawa - Pada beberapa
(139,766 Ha) air tanah dangkal < 5% rendah, skala V kecuali pada daerah rawa perlu dilakukan
dukung pondasi tempat terdapat
< 5 meter - VI MMI rekayasa pondasi
sedang lubang bekas
- Kualitas air tanah - Potensi banjir di - Ketersediaan air tanah sedang-tinggi
- Batu gamping daya tambang yang belum
baik sekitar muara
dukung pondasi direklamasi
sungai
sedang hingga tinggi

Pembangunan perkotaan pada daerah ini


memerlukan biaya yang sedang, karena :
- Perkebunan - Morfologi landai, hanya pada beberapa tempat
- Kebun campuran memerlukan cut and fill
- Ketersediaan
- Kerentanan - Tegalan/ladang - Ketersediaan air tanah relatif kecil, sehingga
airtanah rendah - - Batuan sedimen
- Landai gerakan tanah - Semak belukar perlu mengelola air permukaan
sedang klastik : daya dukung
Sedang - Kemiringan lereng rendah - Rendah - Pada beberapa - Pendirian bangunan pada batugamping
- Muka air tanah pondasi sedang
(443,992 Ha) 5 - 10 %, setempat - Gempabumi sampai - tempat terdapat memerlukan kajian kemungkinan runtuh akibat
sedang 5 - 10 - Batu gamping daya
10 – 15% rendah : skala V sedang lubang bekas adanya rongga-rongga di bawah tanah.
meter dukung pondasi
- VI MMI tambang yang belum - Untuk batugamping yang memiliki kriteria
- Kualitas air tanah sedang hingga tinggi
direklamasi Kawasan Bentang Alam Karst sebagaimana
baik
diatur dalam Permen ESDM No. 17/2012
Tentang Penetapan Kawasan Bentang Alam
Karst, agar dihindari pendirian bangunan
diatasnya, karena harus dilindungi.

Pembangunan perkotaan pada daerah ini


- Ketersediaan
- Kerentanan memerlukan biaya yang tinggi, karena :
airtanah rendah - Hutan
- Batuan malihan dan gerakan tanah - Morfologi terjal sehingga harus melakukan
hingga langka air - Terjal - Semak belukar
Rendah batuan sedimen : daya sedang – tinggi banyak cut and fill
tanah - kemiringan lereng - Tinggi - Pada beberapa
(119,270 Ha) dukung pondasi tinggi - Gempa bumi - - Ketersediaan air tanah langka, sehingga harus
- Muka air tanah umumnya > 15 % tempat merupakan
rendah : skala < mencari sumber air lain
dalam >10 meter lahan bekas tambang
V – VI MMI - Kerapatan sungai tinggi sehingga harus banyak
membangun jembatan
- Kerentanan gerakan tanah menengah sehingga
diperlukan mitigasi fisik

11
HASIL GROUNDCHECK KARAKTERISTIK KESESUAIAN LAHAN CALON LOKASI IKN DI KALTENG

12
KARAKTERISTIK KESESUAIAN LAHAN KARAKTERISTIK KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI DI
CALON IKN KALTENG

13
HASIL GROUNDCHECK KARAKTERISTIK KESESUAIAN LAHAN CALON LOKASI IKN DI KALTIM

14
KARAKTERISTIK KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI DI CALON IKN KALTIM

15
PEMBOBOTAN KESESUAIAN LAHAN

PEMBOBOTAN Nilai

ASPEK PENDUKUNG PENTING POSITIF TINGGI

ASPEK PENDUKUNG KURANG PENTING POSITIF RENDAH

ASPEK KENDALA PENTING NEGATIF TINGGI

ASPEK KENDALA KURANG PENTING BOBOT NOL

16
KRITERIA PENILAIAN GEOLOGI
a. Komponen Daya Dukung Geologi b. Komponen Bahaya Geologi
No. Komponen Bobot Kisaran Kelas Nilai Skor No. Komponen Bobot Kisaran Kelas Nilai Skor Keterangan
Tinggi Baik 3 42 Sangat rendah
Ketersediaan Gempabumi  Baik 0 0
air tanah untuk Rendah
1 memenuhi 14 Sedang Sedang 2 28 1. menggangu stabilitas -4  
Menengah Sedang 1 -4
kebutuhan air konstruksi
bersih Tinggi Buruk 2 -8
Rendah Buruk 1 14
Tsunami (Potensi Tidak Berpotensi Baik 0 0
Datar Landaan)  Rendah Baik 0 0
Baik 3 24 Kejadian potensi
(0 – 5%) 2. kerusakan lahan, -3 Menengah Sedang 1 -3
Morfologi tsunami rendah
(kemudahan bangunan, dan
2 8 Landai Tinggi Buruk 2 -6
konstruksi dan Sedang 2 16 konstruksi)
(5 – 15%)
aksesibilitas) Kerentanan gerakan Sangat rendah Baik 0 0
Terjal tanah  -2
Buruk 1 8 3. Rendah Sedang 1 -2  
(>15%) kemantapan  
Daya dukung Tinggi Baik 3 6 konstruksi Menengah Buruk 2 -4
tanah batuan Aman Baik 0 0
(kemudahan Gunungapi
Tidak ada
fondasi Sedang Sedang 2 4 4. kerusakan lahan -1 Kawasan Rawan I Sedang 1 -1
3 2 gunung api
bangunan dan bangunan Kawasan Rawan II Buruk 2 -2
ringan,
kedalaman < 2 Rendah Buruk 1 2 Kering Baik 0 0
5. Lahan Basah / Rawa -2
Meter) Basah Buruk 1 -2
Kerapatan Sungai Rendah Baik 0 0
c. Aspek perendah (terkait dengan Sedang Sedang 1 -2
6. -2
pembangunan
Banjir  Jika terdapat potensi banjir, infrastruktur) Tinggi Buruk 2 -4
kesesuaian lahan menjadi rendah

17
KISARAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN

72 47/46 21/20 -2
TINGGI SEDANG RENDAH

Kesesuaian Tinggi : faktor pendukung tinggi, faktor kendala rendah, mudah dillaksanakan dan biaya rendah
Kesesuaian Sedang : faktor pendukung berimbang dengan faktor kendala, pengerjaan sedang, biaya sedang
Kesesuaian Rendah: faktor pendukung rendah, faktor kendala tinggi, pengerjaan sulit, biaya tinggi

18
Hasil Survei dan Kajian Calon Ibukota Negara TA. 2019 Daftar Peta dan Kajian di dalam Atlas 2019
No Nama Peta
1 Peta Geomorfologi
2 Peta Geologi
3 Peta Anomali Gayaberat (Bouguer dan Residual)
4 Peta Geologi Teknik
5 Peta Penampang Geolistrik
6 Kajian Geologi Kuarter
7 Peta Hidrogeologi
8 Peta Potensi Airtanah
9 Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah
10 Peta Kerentanan Erosi
11 Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi
Pada tahun 2019 Badan Geologi
telah melakukan survei, kajian, 12 Peta Seismotektonik
evaluasi dan analisis data geologi 13 Peta Mikrozonasi
yang sudah ada serta pemetaan 14 Peta Sebaran Reservoar Pembawa Gas Dangkal
geologi tematik regional untuk
memutakhirkan informasi geologi 15 Peta Delineasi Sebaran dan Potensi Swabakar Batubara
daerah IKN, khususnya calon 16 Peta Kesesuaian Lahan
wilayah inti.

19
Peta Geologi Tinjau Skala 1 : 50.000
• Satuan batuan terdiri dari empat formasi dengan arah umum perlapisan formasi
batuan memanjang pada arah Timurlaut - Baratdaya
• Struktur geologi yang ada di daerah IKN adalah lipatan dan sesar
• Lipatan terbentuk sebagai akibat dari pengaruh tektonik mampatan/kompresi di
tepian timur Pulau Kalimantan pada umur Miosen.

1. Pola tinggian anomali dari peta


gayaberat bouguer skala 1 : 50.000
memperlihatkan adanya proses
pelipatan batuan yang membentuk
antiklin dengan sumbu berarah
baratdaya-timurlaut
2. Berdasarkan gradien anomali,
terdapat pensesaran batuan ke arah
horizontal di bagian selatan, yang
diperkirakan berarah baratlaut-
tenggara. Sesar geser tersebut juga
mensesarkan batuan ke arah vertikal.

20
Peta Seismotektonik Skala 1 : 50.000

21
Peta Mikrozonasi Skala 1 : 50.000

• Mikrozonasi daerah inti IKN terbagi kedalam 3 jenis batuan yaitu SE (soft
soil/tanah lunak/warna merah), SD (medium soil/Tanah Sedang/warna
kuning) dan SC (Hard soil/Tanah Keras/warna hijau)
• Hasil pemetaan sebagian besar wilayah IKN digolongkan kedalam Hard
Soil/Tanah keras dengan luasan 62 % dari total luas daerah inti
• Pengukuran dan pengolahan mikrozonasi ini mendapatkan data Vs yaitu
cepat rambat gelombang Shear (S). Makin besar Vs (cepat) maka makin keras
dan stabil tanah di daerah tersebut, makin kecil Vs (lambat) maka makin
lunak dan kurang stabil tanah di daerah tersebut.

22
Peta Delineasi Sebaran dan Potensi
Swabakar Batubara Skala 1 : 100.000

Tingkat Risiko Potensi Bahaya Batubara


• Zona High Risk: Zona terdapatnya
endapan/lapisan batubara baik yang sudah
maupun yang belum ditambang dan memiliki
potensi terjadi swabakar batubara (Bukit Suharto,
Samboja, dsk.)
• Zona Low Risk: Wilayah yang tidak terdapat
endapan/lapisan batubara (daerah Sepaku, dsk.)

Tingkat Swabakar:
• Swabakar Batubara Tinggi : Batubara peringkat
rendah yang berpotensi mudah terbakar setelah
batubara tersingkap ke permukaan
• Swabakar Batubara Rendah : Batubara peringkat
tinggi yang tidak mudah terbakar walaupun telah
tersingkap ke permukaan

23
24
PETA GEOLOGI TATA LINGKUNGAN IKN 2019

25
PROSES PEMBUATAN PETA KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN

Air tanah Daya dukung Morfologi


fondasi

Gempa Gerakan Lahan


bumi tanah basah
rendah

Kerapatan
sungai

Banjir

• Potensi Tsunami relatif rendah dengan


probabilitas kejadian tsunami di pantai Paser dan
Balikpapan dengan tinggi >3 m dalam satu tahun
pada kisaran < 0.1 %. (KNBTs, 2013)

26
RESUME KONDISI GEOLOGI LINGKUNGAN IKN KALTIM, RISIKO PEMBANGUNAN DAN MITIGASINYA

Waktu Pelaksanaan
No Kondisi Geologi Risiko Pembangunan Mitigasi
Mitigasi
1 Kesesuaian Lahan a. Morfologi landai-terjal bergelombang - Cut & fill - Konstruksi
- Untuk mengendalikan banjir pada bagian lembah agar
Sedang difungsikan sebagai tempat penampungan aliran air - Paska operasional
permukaan - Konstruksi
- Pembangunan pada bagian perbukitan harus memperhatikan
BCR

b. Ketersediaan airtanah sangat rendah-langka - Mencari alternatif dan mengelola sumber air permukaan - Konstruksi dan paska
- Membuat bendungan/waduk operasional
2 Pemanfaatan - Penurunan muka air tanah - Pemasangan jaringan sumur pantau - Paska operasional
airtanah - Release gas methane akibat kontak dengan - Monitoring kedudukan MAT dan kandungan gas methane - Paska operasional
berlebihan batubara
3 Daya dukung - Daya dukung pondasi Sedang, dikarenakan adanya - Solusi untuk daya dukung tanah yg sedang pada batulempung - Konstruksi
Tanah/batuan batulempung yang terdapat pada daerah tersebut agar dilakukan rekayasa teknis pada tanah dan bangunan - Paska operasional
diperkirakan memiliki sifat kembang susut yang infrastruktur untuk mengendalikan karaktetistik batulempung
cukup tinggi dan gerakan tanah yg bersifat kembang susut dan gerakan tanah rayapan.

4 Batubara - Asap kebakaran - Untuk Batubara yang sudah terbuka dilakukan monitoring - Paska operasional
secara berkala dan disediakan alat pemadam kebakaran.
- Untuk batubara yang belum terbuka agar dimonitoring.
5 Rawa - menjadi daerah genangan atau banjir - Monitoring - Paska operasional
- Direkayasa untuk dijadikan tempat penampungan air
permukaan (pond)
6 Gempabumi - Gangguan stabilitas tanah dan infrastruktur bangunan - Perlu adanya Kajian Mikrozonasi - Konstruksi
- Penerapan Building Code / Kode Bangunan Tahan Gempa - Paska operasional
dan jalan/jembatan - Sosialisasi dan Edukasi kepada masyarakat
- Monitoring

27
Rangkuman
Kondisi Geologi Calon Wilayah Inti Ibu Kota Negara
berdasarkan Hasil Survei dan Kajian Calon Ibukota Negara TA. 2019

Kondisi Fisik Dasar Potensi Kebencanaan


• Geomorfologi calon wilayah inti Ibu Kota Negara (IKN) tersusun oleh • Calon wilayah inti termasuk dalam kategori gerakan tanah rendah. Namun, atas perlapisan
bentuklahan punggungan, lereng dan lembah. batulempung dan batupasir ini berpotensi menjadi bidang gelincir longsoran bila mengalami
• Batuan penyusun calon wilayah inti terdiri dari Formasi Pamaluan (Omp), jenuh air.
Formasi Bebulu (Nmbl), Formasi Pulaubalang (Nmpb) dan Endapan Aluvial • Kerentanan erosi yang ada umumnya dipengaruhi oleh faktor alami seperti kemiringan dan
(Qa). panjang lereng, curah hujan, kondisi struktur geologi serta kedalaman tanah, tetapi perubahan
• Struktur geologi yang ada di daerah IKN adalah lipatan dan sesar dengan arah fungsi lahan dapat merubah klasifikasi kerentanan erosi.
umum timurlaut – baratdaya, Sesar naik di bagian baratlaut, dicirikan oleh • Kawasan rawan bencana gempa bumi rendah, berpotensi terlanda guncangan gempa bumi
pola anomali gayaberat residual bergradien relatif tinggi. dengan skala intensitas sekitar V - VII MMI. Survei seismotektonik menunjukkan bahwa daerah ini
termasuk dalam zona potensi bencana gempa bumi rendah – sedang, tetapi pada daerah
baratlaut berada pada zona potensi bencana gempa bumi tinggi.
Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan • Struktur geologi yang dijumpaiberdasarkan seismotektonik dan mikrozonasi adalah 3 segmen
• Calon wilayah inti tersusun atas batulempung bersisipan batupasir. Patahan naik aktif dan normal aktif Tembinus. Usaha mitigasi yang dapat dilakukan antara lain
Pengukuran kekuatan tanah dan batuan (CPT) menunjukkan keterdapatan membuat kajian sepadan gawir dan lembah.
lapisan keras (qc > 150 kg/cm2) berkisar antara 2,0 – 4,0 m di bawah • Sebaran unit batuan yang kemungkinan mengandung gas dijumpai di daerah Kecamatan Sepaku.
permukaan tanah dan setempat dapat mencapai 5,8 m. Rata-rata kedalaman Apabila pada suatu saat beban di permukaan bertambah dengan bertambahnya bangunan,
lapisan keras pada kawasan tersebut menunjukkan daya dukung dikhawatirkan terjadi keretakan yang dapat menyebabkan munculnya gas bertekanan tinggi ke
tanah/batuan yang cukup tinggi bagi pembangunan infrastruktur seperti permukaan dengan tekanan yang tinggi.
bangunan ringan, jalan dan sebagainya. • Sebaran potensi swabakar batubara di calon wilayah inti tergolong dalam zona low risk,
• Perencanaan penataan kawasan ibukota memerlukan perhatian tertentu
sedangkan zona high risk berada di sebelah timur dan utara wilayah inti.
dalam hal keberadaan muka air tanah dan potensi air tanah yang terbatas
untuk mendukung ketersediaan sumber air bersih.
• Pengamatan lapangan memperlihatkan proses infiltrasi air hujan ke dalam Arahan Tata Ruang
tanah umumnya rendah sehingga diperlukan penataan penyaluran air larian • Karakteristik kesesuaian lahan calon wilayah inti berdasarkan aspek geologi termasuk dalam
permukaan (runoff drainage) untuk mengatasi ancaman banjir. kesesuaian lahan sedang hingga rendah. Pembangunan perkotaan di daerah ini memerlukan biaya
sedang hingga tinggi karena kebutuhan air sulit terpenuhi, morfologi landai hingga terjal dan
kondisi keterdapatan batulempung yang bersifat kembang susut. Pembangunan infrastruktur dan
fasilitas agar memperhatikan kategori resiko sesuai SNI 1726:2012.

28
PETA DELINEASI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN) CALON IBUKOTA NEGARA (IKN)
(SUMBER: KEMEN ATR/BPN, 2020)

29
Kegiatan Pengeboran Geologi Teknik TA. 2020

Titik Bor BG-01

Titik Bor BG-02

Titik Bor BG-03

>>> 3 Titik Bor @100 meter depth

30
Hasil Pengeboran Geologi Teknik

Hasil Uji SPT


• Ketebalan lapisan tanah pada lokasi BG-1: 6,5m; lokasi BG-2: 4 m; lokasi BG-
SPT BG-1
3: 2m. SPT 1 2m N=14
• Tanah pelapukan pada lokasi pengeboran tersusun oleh lempung hingga SPT 2 4,45m N=25
SPT 3 6m N=49
lanau berwarna cokelat kemerahan hingga abu-abu, dengan plastisitas tinggi SPT 4 10m N=>60
hingga sedang dan konsistensi sangat lunak hingga kaku.
• Batuan pada lokasi pengeboran didominasi oleh batulempung dan SPT BG-2
SPT 1 2m N=18
batulanau berwarna abu-abu, batupasir dan batugamping dijumpai sebagai SPT 2 4,45m N=>60
sisipan tipis.
• Air tanah tidak dijumpai pada ketiga lokasi pengeboran.
• Nilai RQD pada umumnya 75-90% (baik). SPT BG-3
SPT 1 2m N=22
SPT 2 4m N=>60

31
Karakteristik Batulempung dan Batulanau

Jenis Batuan Deskripsi Foto


tipe 1 Batulempung , abu-abu, klastik, masif, sangat mudah pecah dan rapuh ketika kadar air
dalam batuan berubah.

tipe 2 Batulempung lanauan, abu-abu kehijauan, klastik, berlaminasi, mudah pecah dan
rapuh Ketika kadar air berubah terutama pada bidang laminasi.

tipe 3 Batulanau, abu-abu, klastik, berlaminasi, relatif kuat, bagian lemah terdapat pada
bidang laminasi yang terisi kalsit.

tipe 4 Batulanau, abu-abu, klastik, berlaminasi, relatif kuat.

tipe 5 Batulanau pasiran, abu-abu, klastik, masif, sangat kuat.

32
POTENSI SHALLOW GAS HAZARD

• Badan Geologi telah melakukan kajian potensi shallow gas


Belonak-1
hazard di area calon Ibukota Negara, dan menampilkannya
Kontur sebaran unit batuan pembawa gas
dangkal di sekitar Tengin-1 dalam Atlas IKN. Namun kajian tersebut hanya dilakukan
berdasarkan keterdapatan 4 sumur yang ada di sekitar area,
yaitu : Tengin-1, Semoi-1, Belonak-1, dan Loa Haur-1.
TENGIN-1

SEPAKU
• Shallow gas adalah gas – gas alam yang muncul di kedalaman
kurang dari 1000 m.
• Pada sumur Tengin-1 kemunculan gas tergolong tinggi,
Semoi-1 dengan kandungan antara 3.000 hingga 5.000 unit. Gas
terdeteksi paling dangkal pada kedalaman 398 m.
• zona overpressure paling dangkal pada kedalaman 457 meter,
tergolong sebagai thermogenic gas.
• Unit batuan pembawa gas ditandai sebagai unit N2, N3, N4,
N5 dan N6 masuk ke dalam Formasi Pamaluan yang
Peta Sebaran Reservoir Gas Dangkal Skala 1 : 100.000 menjadi formasi utama di area IKN

Perlu diketahui karakteristik geologi secara detil di dalam Formasi Pamaluan yang
melandasi area calon ibu kota negara, dan menentukan parameter geologi apa saja yang
memicu kemunculan fenomena gas dangkal di kawasan Calon Ibukota Negara dengan
metoda Geo-electric IVEL.

33
KONDISI STRUKTUR GEOLOGI YANG MENGONTROL
BAWAH PERMUKAAN DAERAH IKN
A BELONAK-1 TENGIN-1 B

TW T
A

• Daerah Calon IKN Nusantara merupakan daerah yang terlipat-lipat


(antiklinorium).

• Pembentukan struktur terbagi menjadi empat fase, yaitu fase


pembentukan sesar normal 1, fase pembentukan sesar naik, fase
pembentukan sesar – sesar geser, dan fase pembentukan sesar – sesar
normal 2 yang merupakan release gaya dari fase tektonik kompresi yang
masih berlangsung hingga sekarang.

• Fase kompresional yang membentuk zona antiklinorium mengontrol


pembentukan morfologi perbukitan bergelombang dan perbukitan curam
di area penelitian, serta mengontrol pula terjadinya erosi di puncak –
puncak antiklin 34
BATUAN INDUK MIGAS DAN POTENSI KEMUNCULAN GAS DANGKAL DI AREA TENGIN-1
CALON IKN NUSANTARA

• Formasi Pamaluan merupakan batuan induk yang terbukti telah menghasilkan


minyak dan gas bumi di Cekungan Kutai. Beberapa sumur yang ada di lokasi IKN
menunjukkan keberadaan gas pada kedalaman < 1000 m, seperti Tengin-1, Semoi
A1-1, Loa Haur 1, dan Belonak.

• Pada sumur Tengin-1 Gas ditemukan dengan jumlah yang signifikan, dengan
kandungan antara 3.000 hingga 5.000 unit. Gas terdeteksi pada beberapa interval
di kedalaman 398 m hingga 1.734,5 m, pada unit batuan N2-N6. Keterdapatan gas
di kedalaman kurang dari 1000 m menunjukkan adanya potensi kemunculan gas
dangkal di area calon inti ibukota negara.

• Keberadaan gas dangkal di area tersebut dapat menimbulkan potensi bencana pada
kegiatan masyarakat dan pengembangan konstruksi sipil. Gas dapat muncul ke
permukaan melalui zona – zona lemah pada daerah patahan atau pada lensa –
lensa batupasir di puncak antiklin.

• Data geokimia juga menunjukkan bahwa hampir semua unit batuan pada sumur ini
dapat menghasilkan hidrokarbon, terutama gas, dimulai dari unit batuan N2 hingga
N6.

35
REKOMENDASI METODE GEOFISIKA UNTUK MENGETAHUI KONDISI BAWAH PERMUKAAN CALON IKN NUSANTARA

• Kami merekomendasikan dilakukannya survei geofisika


untuk memetakan secara detil keberadaan kantong –
kantong gas tersebut, menggunakan metode IVEL. Survei
didahulukan di area – area dengan prioritas utama
Bappenas.

• Metoda IVEL (Inversion Vertical Electrical Logging) adalah


suatu pengembangan metoda geo-electric yang salah satu
penggunaannya dimaksudkan untuk mengetahui indikasi
keberadaan dan penyebaran batuan berpori pembawa
hydrocarbon pada lapisan batuan di bawah permukaan,
menggunakan pendekatan “Pseudo Anisotrophy“, yang
dengan cara tersebut dapat diinversikan ““True” m (Rho
Media) pada tiap kedalaman yang diinginkan.

• Data Log resistivity yang telah didapatkan dari hasil


pengukuran lapangan tersebut kemudian dapat
diasumsikan menjadi ”Citra” resistivity dibawah
permukaan, dengan demikian dapat dideteksi
kemungkinan keberadaan batuan berpori pembawa
AREA USULAN DAN RANCANFAN LINTASAN IVEL Hydrocarbon salah satunya yaitu pocket gas dangkal.
36
PETA GEOLOGI TATA LINGKUNGAN IKN 2020

37
MATRIKS KENDALA DAN MITIGASI GEOLOGI TATA LINGKUNGAN IKN 2020

Simbol Kendala geologi Mitigasi Keterangan


Daya dukung tinggi 1. Dapat didirikan bangunan 2 lantai Pendirian bangunan 2 lantai atau lebih dan
2. Untuk bangunan lebih 2 lantai dan pemanfaatan ruang bawah Penyelidikan geotek area tapak mengikuti
tanah diperlukan penyelidikan geotek area tapak, hal ini untuk ketentuan SNI
kehati-hatian potensi tanah retak
Daya dukung 1. Dapat didirikan bangunan 2 lantai, namun tidak untuk kepadatan
menengah tinggi.
2. Tidak disarankan untuk:
a. Pendirian bangunan yang digunakan menampung banyak
orang dan/atau bangunan vital
b. Pemanfaatan ruang bawah tanah
Daya dukung rendah 1. Dapat didirikan bangunan 2 lantai, dengan kepadatan rendah Jenis pondasi dangkal tertentu mengikuti
2. Untuk mengurangi potensi perosokan tanah dengan ketentuan SNI
menerapkan jenis pondasi dangkal tertentu
Banjir Apabila area dijadikan wilayah terbangun maka dilakukan:
a. Monitoring saat musim hujan
b. Tinggi genangan banjir (muka air tertinggi) menjadi dasar faktor
keamanan bangunan
c. Membuat kolam penampung air dan drainase yang baik beserta
pemompaan

Banjir Rob Apabila dijadikan area terbangun maka diperlukan: Pengurugan yang dilakukan menyesuaikan dengan
a. Pengurugan, ancaman bahaya
b. Membangun tanggul,
c. Monitoring dan pemompaan
Ancaman semburan Tidak disarankan melakukan pengeboran hingga kedalaman lebih Penyelidikan geo electric IVEL untuk mengetahui
gas dangkal dari 90 m sebaran dan kedalaman pocket gas dangkal
Zona Lemah Akibat Tidak disarankan mendirikan bangunan maupun infrastruktur jalan Penyelidikan Geotek detail apabila tidak ada
Sesar disepanjang zona ini, karena biaya ancaman longsor-longsor lokal alternatif lain untuk insfrastruktur jalan untuk
akibat sesar maupun gravitasi batuan penyusun. mengurangi ancaman longsor
38
4. Kebutuhan Data Untuk Skala Detail

Kebutuhan Data Geologi Skala Rinci (RDTR):


1. Pendetailan atau Kesepakatan Versi Struktur Geologi (Patahan dan Lipatan)
2. Updating pendetailan Peta ZKGT / kerawanan longsor pada skala 1:10.000
3. Daya Dukung tanah/batuan untuk Pondasi, Bahaya Kembang Susut,
Miksrozonasi dan Rekomendasi Maksimal Intensitas Pemanfaatan Ruang
(Jumlah Lantai, KDB, KLB), serta stabilitas lereng
4. Pendetailan Potensi Banjir dan Data Pasang Surut
5. Reservoir Gas Dangkal (Peta Bahaya Semburan Lumpur/Blow Out/Mud Volcano)
6. Antisipasi Pemanfaatan Ruang Dalam Bumi (Subsurface Geology, peta
kedalaman bedrock).

39
40

Anda mungkin juga menyukai