Anda di halaman 1dari 30

kelompok 3 | 2017 C

P S IKOLOGI ABNORMAL

GANGGUAN
GANGGUAN
i de nti t as gender
&& && & && && &
&&&&&&&&&&

GANGGUAN
GANGGUAN
se ks ual

Dinarayu Aldililla (022) Rizky Ananda A.(090)


Gresya Agung R. (065) Barron Atalarik (085)
GANGGUAN
GANGGUAN
101100011110101111110111100001
s eks ual
010100101111010101101101000101
101100110010011101010111001000
001100100101111110111111101011
100100111011010001000010000000
111001011101100011110101111110
111100001010100101111010101101
101000101101100110010011101010
111001000001100100101111110111
111101011100100111011010001000
010000000111001011101100011110
Sexual
Sexual When our fantasies or
Norms and
Norms and desires begin to affect us
or others in unwanted or
Behavior
Behavior harmful ways, they begin
to qualify as abnormal
Definisi dari perilaku seksual yang
dinilai normal oleh manusia selalu
berbeda berdasarkan waktu dan
Pandangan dipengaruhi oleh:
tempat. Tempat dan waktu akan • Usia
1 0 1 1 0 0 0 1 1 1mempengaruhi
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1sikap,
1 0 0 0 0 1kepercayaan,
0101
• Gender
010111101010110110100010110110011
dan pengalaman manusia dengan • Etnis dan Ras
010011101010111001000001100100101
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1perilaku
1 1 1 0 1 0 1seksual..
11001001110110100 • Keadaan sosioekonomi
100001000000011100101110110001111 • Faktor-faktor lain
101111110111100001010100101111010
011011010001011011001100100111010
1011100100000110010010111111011111
101011100100111011010001000010000
0001110010111011000111101011111101
disfungsi
seksual
1. Gangguan harus
mengakibatkan distres
mendalam atau
menimbulkan masalah
meliputi berbagai gangguan dimana individu tidak
interperseonal
mampu berperan serta dalam hubungan seksual
2. Gangguan tidak ditegakkan
sebagaimana diharapkan.
jika gangguan tersebut
1. Gangguan berupa kekurangan minat diyakini disebabkan
2. Gangguan berupa kekurangan enjoyment sepenuhnya oleh penyakit
3. Gagal dalam respon fisiologis yang dibutuhkan medis atau jika disebabkan
untuk hubungan seksual yang efektif . Penyebab oleh gangguan Aksis 1
dapat dikarenakan gangguan psikosomatik. lainnya
4. Tidak mampu mengendalikan atau mengalami
orgasme
PPDGJ - III
o KURANG/HILANGNYA NAFSU
o GANGGUAN NAFSU SEKSUAL
SEKSUAL
- Hipoaktif: kurang/tidak
Tidak menyingkirkan enjoyment
adanya fantasi & dorongan
dan arousal seksual, tapi
- Kengganan seksual:
aktitivtas berkurang
seseorang secara aktif
o PENOLAKAN & KURANGNYA
menghindari seluruh kontak
KENIKMATAN SEKSUAL
DSM-IV-TR
genital
- Sexual aversion: perasaan
o GANGGUAN GAIRAH SEKSUAL
negatif thdp interaksi seksual
- PR: frigiditas, tidak terjadi
- Kurangnya sexual enjoyment
lubrikasi memadai
o KEGAGALAN RESPON GENITAL
- LK: impotensi
o DISFUNGSI ORGASME
o GANGGUAN ORGASME
Psychogenic anorgasmy
- PR: tidak mencapai
o EYAKULASI DINI
- LK: tertunda & dini
o VAGINISMUS NON-ORGANIK
o GAGGUAN NYERI SEKSUAL
o DISPAREUNIA NON-ORGANIS
- Dispareunia
o DORONGAN SEKSUAL YANG
- Vaginismus
BERLEBIHAN
Penyebab
Gangguan
model teoritis masters & pandangan kontemporer
johnson
1. K e k o l o t a n beragama: Pandangan 1. Ta k u t t e r h a d a p p e r f o r m a ( b i a s a n y a
negatif ada seksualitas dialami orang dengan gangguan
2. Tr a u m a p s i k o s e k s u a l disfungsi seksual, namun belum
3. K e c e n d e r u n g a n h o m o s e k s u a l tentu penyebabnya)
4. K o n s e l i n g y a n g t i d a k a d e k u a t : u c a p a n 2. K e c e m a s a n : h a m b a t a n r e s p o n
konselor tidak benar & destruktif seksual, tertular penyakit kelamin
5. K o n s u m s i a l k o h o l b e r l e b i h a n 3. M a s a l a h i n t e r p e r s o n a l : K o m u n i k a s i
6. B i o l o g i s : p e n y a k i t s o m a t i k & s i s t e m buruk antar pasangan, pikiran &
saraf, kekurangan hormon emosi negatif yang mempengaruhi
7. F a k t o r s o s i o k u l t u r a l : e k s p e k t a s i p e r a n
seksual dari budaya
Terapi Disfungsi Seksual
1. Mengurangi kecemasan: desentisiasi 5. Terapi pasangan: keterampialn
sistematis dan in vivo komunikasi nonseksual
2. Masturbasi terarah (gangguan orgasme 6. Teknik dan Perspektif Psikodinamika:
& nafsu seksual) mengetahui masalah dasar dari gangguan
3. Prosedur mengubah sikap dan pikiran: 7. Prosedur Medis dan Fisiologis: obat
prosedur kesadaran sensori, terapi perilaku antidepresan (jika terdapat depresi), obat
rasional emotif, psikoaktif yang berpengaruh terhadap
4. Pelatihan keterampilan dan responsitivitas seksual
komunikasi: mendorong pasangan untuk
komunikasi apa yang disukai/tidak
Gambaran
Utama
1. Perlu khayalan untuk mendapatkan gairah
seksual.

PARAFILIA 2. Lebih menyukai benda untuk menimbulkan


gairah seksual
3. Aktivitas seksual dengan manusia secara
Gangguan terjadi karna adanya kegairahan berulang yang mencakup
seksual terhadap benda (objek) atau situasi penderitaan/penghinaan, baik yang dibuat-
seksual yang tidak sesuai dengan pola aktifitas buat maupun yang sungguh.
rangsang seksual yang lazim. 4. Aktivitas seksual berulang dengan pasangan
yang tidak menghendaki atau
menginginkannya
Zoofilia | Pedophilia | Transvestisme | Exhibitionism |
Fetishism | Masochism | Sadism seksual
Penyebab
Gangguan
biologis psikologis teori
1. Ketidaknormalan 1. Rangsangan seksual
perilaku
hormon. dipindahkan pada objek.
Hasil pengondisian
2. Adanya
2. Penyalahgunaan klasik: stimulus yang
hambatan/ketidakmampuan
obat dan alkohol untuk menyalurkan tidak biasa menjadi
untuk melepaskan dorongan seksual pada stimulus terkondisi
fantasi tanpa objek seksual yang lazim. yang secara tidak
kesadaran. 3. Peristiwa di masa lalu yang sengaja dihubungkan
menimbulkan pengalihan dengan rangsangan
dorongan seksual.
seksual.
cognitive-behavioral therapy

pelatihan keterampilan sosial,


restrukturisasi kognitif,
pengembangan empati korban
dan desensitisasi imajinal.

pendekatan biologis
TREATMENT
TREATMENT Penelitian mengenai perawatan efektif
untuk paraphilias terbatas.

PARAFILIA
PARAFILIA Pengebirian bedah adalah pengobatan
yang paling umum digunakan untuk
pelanggar seks
Orientasi
Seksual?
In 1973, the American Psychiatric Association (APA)
removed the diagnosis of “homosexuality” from
the second edition of its Diagnostic and Statistical
Manual (DSM). - Drescher, 2015
DI INDONESIA
The American Psychiatric Association and the
Te r m a s u k d a l a m O D M K , o r a n g y a n g b e r e s i k o
American Psychological Association have suggested
for many years now that there is significant mengalami gangguan jiwa. Masuknya kaum
empirical evidence supporting the claim that l e s b i a n , g a y, d a n b i s e k s u a l d a l a m k e l o m p o k
homosexuality is a normal variant of human sexual ODMK bertujuan mengklasifikasi gangguan
orientation as opposed to a mental disorder psikologis macam apa yang dialami mereka
- Kinney, 2015 (karena orientasi seksual itu), dan bukan
menangani orientasi seksual mereka.
“APA telah menyurati Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Kedokteran Jiwa Indonesia untuk
memperitmbangkan ulang kebijakan bahwa homoseksual
masuk dalam kategior masalah kejiwaan” - Dr Danardi Sosrosumihardjo, SpKJ(K), ketua Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia (dalam BBC Indonesia, 2016)
PPDGJ - III
GANGGUAN PSIKOLOGIS & PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN DAN ORIENTASI
SEKSUAL

gangguan maturitas orientasi seksual gangguan jalinan seksual


seksual egodistonik

1. Individu menderita karena


ketidakpastian tentang identitas
jenis kelaminnya atau orientasi
1. Identitas jenis kkelamin atau
seksualnya, yang menimbulkan 1. Kelainan dalam identitas jenis
preferensi seksual yang tidak
kecemasan atau depresi kelamin atau preferensu seksual
diragukan, tetapi individu
2. Sering terjadi pada remaja yang
mengharapkan yang lain merupakan penyebab kesulitan
bingung apakah mereka
disebabkan oleh gangguan dalam membentuk atau
homoseksual, heteroseksual atau
psikologis dan perilaku, serta memelihara jalinan (relatioship)
biseksual. Atau pada individu
mencari pengobatan untuk dengan mitra seksual
yang sesudah suatu periode
orientasi seksual yang tampak mengubahnya
stabil, seringkali dalam jalinan
hubungan yang telah berlangsung
lama, menemukan bahwa
orientasi seksualnya berubah
Penyebab keluarga
Orientasi
Seksual
Trauma yang didapatkan dari anggota
keluarga lainnya yang menyebabkan anak
tersebut menutup diri kepada lawan

Menyimpang
jenisnya.

lingkungan
Dipengaruhi oleh lingkungan yang
melibatkan dan mendukung LGBT
TERAPI
Pemberian terapi kognitif merupakan salah satu cara untuk
menyembuhkan LGBT. Terapi ini dimaksudkan untuk
menumbuhkan kesadaran bahwa hal yang dilakukannya salah, tanpa
menyudutkan. Terapi ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan
motivasi kepada seseorang. Kemudian pemberian terapi Behavior
dengan memasukkan orang yang “bersih dan baik” kedalam
linkungan tersebut untuk membentuk ulang perilakunya. Dalam hal
ini peran orang lain menambil peran besar dalam terapi kepada
LGBT
-Prof Malik Badri (pendiri International Association of Muslim
Psychologists
0010111101010110110100010110110011
0010011101010111001000001100100101

pemerkosaan
1111101111111010111001001110110100
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 111 0 0 1 0 111 0 11 0 0 0 1111
0 1 0 111111 0 1111 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1111 0 1 0 / rape
1011011010001011011001100100111010
1011100100000110010010111111011111 harmful form of sexual behavior
1101011100100111011010001000010000
0 0 0 111 0 0 1 0 111 0 11 0 0 0 1111 0 1 0 111111 0 1
111000010101001011110101011
Forced Rape Statutory Rape

Hubungan Hubungan seksual


seksual yang dilakukan
yang terhadap anak di
dilakukan bawah usia yang
terhadap dapat memberikan
orang lain consent secara
yang tidak bertanggung jawab
memberikan (< 18 tahun)
ketersediaan
*tidak ada panduan diagnosis untuk mendiagnosa tendensi
seseorang untuk melakukan pemerkosaan

Karakteristik Trait Pelaku


MENUNJUKKAN KEBENCIAN/PERMUSUHAN KEPADA PEREMPUAN
MENUNJUKKAN RESPON (SEXUAL AROUSAL) TERHADAP GAMBAR-GAMBAR
YANG MENUNJUKAN PEMAKSAAN AKTIVITAS SEKSUAL

CENDERUNG MENUNJUKKAN TRAITS GANGGUAN ANTISOCIAL AND


GANGGUAN KEPRIBADIAN IMPULSIF
CENDERUNG MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL 1 0 11 0 0 0 1111 0 1 0 111111 0 111
110100010110110011001001
KONSUMSI MEDIA PORNOGRAFI YANG MENUNJUKKAN KEKERASAN
1 0 111111 0 1111111 0 1 0 111 0 0
DALAM AKTIVITAS SEKSUAL
011100101110110001111010
BERASAL DARI BUDAYA DIMANA KONFLIK DISELESAIKAN DENGAN
110101011011010001011011
KEKERASAN 0 0 0 11 0 0 1 0 0 1 0 111111 0 11111
000100000001110010111011
010100101111010101110110
TREATMENT
TREATMENT UNTUK
UNTUK
PELAKU
PELAKU PEMERKOSAAN
PEMERKOSAAN

ditujukan agar pelaku


psychological treatment bertanggung jawab
• Teknik kognitif untuk mengubah atas
kepercayaan yang keliru dan sikap perilaku
agresifnya
negatif terhadap perempuan biological treatment
• Meningkatkan empati terhadap
korban Pemberian obat untuk
• Meningkatkan anger management mengurangi dorongan untuk
0 11 0 0 0 1111 0 1 0 111111 0 1111 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
• Meningkatkan harga diri berperilaku seksual dengan cara
1110101011011010001011011001100100111
1 0 1 0 1 1 1 0 0•1 0Mengurangi
0 0 0 0 1 1 0 0 1 0penyalahgunaan
0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1zat
111
menurunkan level hormon yang
0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 berbahaya
011101101000100001000000011 mendorong perilaku seksual
0010111011000111101011111101111000010
0100101111010101101101000101101100110
GANGGUAN
GANGGUAN
ide nt itas gender
101100011110101111110111100001
010100101111010101101101000101
101100110010011101010111001000
001100100101111110111111101011
100100111011010001000010000000
111001011101100011110101111110
111100001010100101111010101101
101000101101100110010011101010
111001000001100100101111110111
111101011100100111011010001000
010000000111001011101100011110
DSM-IV-TR Criteria for Gender Identity Disorder
anak-anak dewasa

Gender
Gender
Identity
Identity /
= Sexual
Orientation

Mengidentifi-
kasikan diri Preferensi
sebagai laki- ketertarikan
laki atau seksual
perempuan
The diagnosis of GID is only applicable when
the desire to be a member of the opposite sex
causes significant distress or impairment
PPDGJ - III
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

transeksualisme transvestisme peran gangguan identitas jenis


ganda kelamin pada anak-anak
1. Harus sudah meneap minimal 2
tahun, harus bukan gejala gangguan
juwa lain seperti skizofrenia, 1. Keinginan mendalam dan
kelainan interseks, genetik atau 1. Mengenakan pakaia dari lawan menetap untuk menjadi atau
kromosom jenis sebagai bagian dari percaya bahwa dirinya adalah
2. Gambaran: eksistensi dirinya untuk
- Adanya hasrat untuk hidup dan jenis kelamin lawan jenisnya,
menikmati sejenak pengalaman disertai penolakan atribut jenis
diterima sebagai anggota dari
sebagai anggota lawan jenis kelaminnya
kelompok lawa jenis, biasanya
2. Tanpa hasrat untuk mengubah 2. Pertama timbul sebelum usia
disertai perasaan
risih/ketidakserasian dengan jenis kelamin secara permanen pra-sekolah dan gangguan
anotomi seksualnya 3. Tidak ada ransangan seksual sebelum pubertas
- Adanya keinginan mendapatkan yang menyertai pemakaian 3. Penyangkalan terhadap struktur
terapi hormonal & pembedahan pakaian lawan jenis tersebut anotomi
untuk membuat tubuhnya menjadi 4. Menyangkal bahwa dirinya
seperti lawan jenis terganggu
FAKTOR PENYEBAB
GENETIK NEUROBIOLOGIS PSIKOSOSIAL
Jika perilaku peran
Anak perempuan dengan tingkat
Beberapa studi paparan androgen yang tinggi semasa
gender dibentuk oleh
lingkungan, maka GID
menunjukkan dalam kandungan, cenderung
bisa terjadi dibentuk
bahwa ada menampilkan lebih banyak perilaku
oleh lingkungan juga
dan sikap maskulin
beberapa gejala (Berenbaum, 1999).

identitas gender “pengua-


diwariskan Anak laki-laki yang ibunya tan
secara moderat mencerna hormon wanita dengan perilaku
tingkat tinggi saat hamil, lintas
(Bailey, Dunne, & Martin, cenderung kurang atletis dan lebih gender”
2000; van Beijsterveldt, jarang bersikap kasar (Green,
Hudziak, & Boomsma, 2006). dibandingkan teman sebaya 1987)
lainnya
(Yalom, Green, & Fisk, 1973)
treatment
treatmen
CHANGING BEHAVIORAL
THE BODY TREATMENT
Individu yang akan menggunakan
hormon/operasi untuk mengubah membentuk perilaku
fitur seksual, umumnya diminta spesifik, seperti
untuk menjalani bulan hidup
pertama sebagai jenis kelamin perangai dan perilaku
yang diinginkan/mengambil interpersonal menjadi
bagian dalam psikoterapi untuk
mengatasi perasaan tentang peran lebih maskulin
gender
(Harry Benjamin International Gender Dysphoria
(Barlow, Reynolds, &
Association, 2001)
Agras, 1973).

kebanyakan orang dengan GID


operasi penggantian kelamin dipilih oleh
lebih banyak pria daripada wanita tidak tertarik dengan treatment
ini
11101010111001000001100100101111110111
11110101110010011101101000100001000000
11100101110110001111010111111011110000
01010010111101010111011000111101011111
10111100001010100101111010101101101000
1 0 11 0 11 0 0 11 0 0 1 0 0 111 0 1 0 1 0 111 0 0 1 0 0 0 0 0 11 0
1 0 0 1 0 111111 0 1111111 0 1 0 111 0 0 1 0 0 111 0 11 0 1
00010000100000001110010111011000111101
11111101111000010101001011110101011011
01000101101100110010011101010111001000
01100100101111110111111101011100100111
01101000100001000000011100101110110001
11010111111011110000101010010111101010
11
Review Jurnal
Review Jurnal
Review Jurnal
Review Jurnal
Review Jurnal
Review Jurnal
Review Jurnal
r e v i e w j u r n a l
PEDOFILIA DAN KEKERASAN SEKSUAL:
MASALAH DAN PERLINDUNGAN
TERHADAP ANAK
TUJUAN
kajian literatur untuk memberikan gambaran mengenai pedofilia sebagai
kekerasan seksual terhadap anak, & diharapkan mampu menjadi titik tolak
pembuatan kebijakan perlindungan anak dari kekerasan seksual.

KESIMPULAN HASIL
1. Kekerasan pada anak dikarenakan banyak faktor & dapat berdampak trauma
pada anak
2. Korban dipahamkan bahwa ia bukan pihak yang bersalah dalam kejadian
tersebut sehingga rasa percaya diri anak meningkat dan dapat mengatasi
trauma yang dialami.  
3. Perlindungan dilakukan melalui jaminan hukum yang tegas, penyediaan
fasilitas yang ramah anak, penanaman pendidikan seks sejak dini, dan
dukungan moral serta sosial.
4. Media massa juga berperan untuk membangun budaya sehat, menciptakan
masyarakat yang berpengetahuan luas, berpikir, dan berperilaku sehat melalui
informasi yang disebarkannya.
r e v i e w j u r n a l
STUDI FENOMENA TENTANG
PEMBENTUKAN IDEAL DIRI
TRANSGENDER DI DAERAH
YOGYAKARTA
TUJUAN
menemukan pola pembentukan ideal diri pada transgender di wilayah
perempatan lampu merah Sagan Yogyakarta melalui indepth interview

KESIMPULAN HASIL
1. Sejak kecil lebih menyukai permainan perempuan dan menyukai laki-
laki, sehingga menimbulkan konflik peran. 
2. Di awal, aktualisasi diri sangat terhambat karena partisipan tidak tahu
potensi dirinya, masih ragu dan takut sehingga menyesuaikan dengan
norma sosial.
3. Adanya lingkungan yang mendukung (ponpes waria, orang tua tidak
menentang) membuat partisipan merasa bebas mengekspresikan diri
idealnya
4. Pembentukan diri ideal: berdandan dan mengubah fisik
5. Partisipan menyebutkan kemungkinan dapat kembali pada gender awal
110110011001001110101011100100000110
111111 0 1111111 0 1 0 111 0 0 1 0 0 111 0 11 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 111 0 0 1 0 111 0 11 0 0 0 1111 0 1 0 111111 0 1
101010010111101010110001111010111111
000101010010111101010110110100010110
0 0 1 0 0 111 0 1 0 1 0 111 0 0 1 0 0 0 0 0 11 0 0 1 0 0 1 0 111
111110101110010011101101000100001000
001011101100011110101111110111100001
101111010101101101000101101100110010
101110010000011001001011111101111111
001001110110100010000100000001110010
0 0 1111 0 1 0 111111 0 1111 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 111
10101011
Review Kasus
Review Kasus
Review Kasus
Review Kasus
Review Kasus
Review Kasus
Review Kasus
1. X (20 thn) adalah laki-laki dengan orientasi seksual gay. Ayahnya meningga ketika
ia SD & ia adalah satu-satunya anak laki-laki .
2. Ketika berusia 9 tahun, teman laki-lakinya yang berusia sama menyentuh
kemaluan X. Kejadian yang berlangsung tidak hanya sekali itu membuat X
merasa bingung dan tidak mengerti apa maksud dari semua ini, namun X tidak
berani mengungkapkan ke orang lain. Hingga akhirnya, X berani melawan dan
kejadian tersebut berhenti.
3. Setelah berselang beberapa tahun, X merasakan ada yang salah dengan dirinya.
Kasus Gangguan
Dia merasa dia tidak sama dengan yang lainnya. Pada saat itu, si X masih berusaha Psikologis &
melawan perasaannya, beberapa kali dia mengencani perempuan untuk
membuatknya lupa akan perasaannya. Dalam waktu yang bersamaan dia mulai Perilaku yang
Berhubungan
mencari infomasi menenai LGBT dan ia menjadi merasa bagian dari mereka.
Sejak SMK, ia mulai menjalin pertemanan dengan sesama gay.
4. Setelah lulus, ia bekerja di Bali. Ia semakin sering bertemu dan berhubungan
dengan turis asing dengan orientasi seksual yang sama. Namun, X masih memiliki
dengan
keyakinan untuk dapat menjadi normal, ingin membangun keluarga dengan seorang
perempuan dan memilki keturunan seperti laki-laki lainnya. Hal tersebut membuat
Perkembangan
X merasa bimbang dan tertekan. dan Orientasi
Seksual
Dalam PPDGJ III, homseksualitas masuk dalam kelompok ODMK (Orang
dengan Masalah Kejiwaan). Mengkalsifikasikan gangguan psikologis yang
disebabkan orientasi seksualnya.

gangguan maturitas
seksual 1. Saat kecil, X merasa bingung & Kasus Gangguan
tidak mengerti & tidak berani
mengungkapkan ke orang lain Psikologis &
1. Individu menderita karena
Perilaku yang
karena pelecehan seksual yang
ketidakpastian tentang dilakukan teman laki-lakinya.
identitas jenis kelaminnya
atau orientasi seksualnya.
2. Pada usia remaja tengah-akhir,
X merasakan ada yang salah
Berhubungan
2. Pada masa remaja, merasa
bingung termasuk
dengan dirinya. X masih
berusaha melawan. Setelah itu ia
dengan
homoseksual, heteroseksual menerima. Perkembangan
atau biseksual. Setelah 3. Namun, X masih memiliki
suatu periode orientasi keyakinan untuk dapat menjadi dan Orientasi
seksual, merasa perubahan normal.
atas orientasi seksualnya. Seksual
Kasus GID
“Dena Rachman”
“Dena Rachman”
1. Dena Rachman adalah seorang artis cilik dengan nama asli
Renaldy Denada Rachman yang berubah dari laki-laki menjadi
perempuan
2. Sejak kecil, ia merasa dirinya sebagai perempuan
meskipun memiliki jenis kelamin laki-laki (lebih menyukai
permainan perempuan, suka berdandan) dan ingin berubah
menjadi perempuan, ia menjadi merasa tidak sesuai
dengan identitas gendernya dulu
3. Merasakan keanehan tersebut, ia mulai mencari tahu tentang
hal yang dialaminya
4. Ia berpenampilan sebagai perempuan (operasi implan
payudara, berpakaian dan berdandan seperti perempuan)
5. Setelah berubah, ia berkata bahwa orang sekitarnya
menyebutkan ia menjadi lebih kalem, percaya diri, dan lebih
nyaman.
Kasus GID
“Dena Rachman”
“Dena Rachman”
Sejak kecil, ia merasa dirinya sebagai perempuan meskipun
memiliki jenis kelamin laki-laki (lebih menyukai permainan
perempuan, suka berdandan) dan ingin berubah menjadi
perempuan, ia menjadi merasa tidak sesuai dengan identitas
gendernya dulu

1. Keinginan mendalam
menjadi lawan jenis atau
merasa bahwa dirinya
adalah lawan jenis. Tidak
ada rangsangan seksual
dari pakaian
2. Gangguan tampak
sebelum pubertas

DSM-IV-TR anak-anak PPDGJ III anak-anak

Anda mungkin juga menyukai