Anda di halaman 1dari 94

SK 2

TUTORIAL 1
PENYAKIT GINJAL
ANATOMI
Anand, MK. Anand’s Human Anatomy for Dental Students, 3 ed. Newdelhi: Jaypee, 2012.p.177-180.
Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 12 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2015.p.354-365.
Little and Falance’s Dental Management of the Medically Compromised Pasient by Jams W. Little. Craig Miller, Nelson L. Rhodus. P.195
Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 12 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2015.p.354-365.
FISIOLOGI
1. Filtrasi --- glomerulus---Darah disaring

2. Reabsorpsi--- terjadi disepanjang tubulus--- mengubah


konsentrasi dengan proses untuk membentuk urin.

3. Sekresi zat--- Pengumpulan urin dimulai dari bagian tubulus


kontortus distal dan tubulus kolektivus.

Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 13 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2021. p.581
FUNGSI GINJAL
Membuang produk sisa dengan cara pembentukan urin

Produksi dan aktivasi hormon

Menjaga keseimbangan internal (homeostatis)

Produksi sel darah dan kontrol tekanan darah

Fungsi endokrin dan mengeluarkan hormonuur

Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 12 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2015.p.354-365.
Anand, MK. Anand’s Human Anatomy for Dental Students, 3 ed. Newdelhi: Jaypee, 2012.p.177-180.
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
ETIOLOGI
Etiologi Utama

1. Nefritis Glomerulonefri Penyakit ginjal


interstisial Diabetes Hipertensi
tis kronis polikistik
tubulus mellitus (44%) (28%)
(16%) (4,5%)

5. AIDS
2. Lupus
eritematou
Faktor keturunan dan
Penyebab
s sistemik
lingkungan :
umum  Amyloidosis
lainnya
 Penyakit bawaan
 Hiperlipidemia
 Imunoglobulin A nefropati
4.  Paparan silika dan asap
3.
Nefropati  Usia > 60 tahun merupakan faktor risiko tertinggi
Neoplasma
obstruktif untuk CKD.

Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller, Nelson L. Rhodus. Pg: 194
PATOGENESIS

 Ginjal menyaring sekitar 180 L/hari melalui fungsi sekitar 2 juta nefron.
 Kerusakan dan kerusakan fungsi nefron adalah proses patologis yang mendasari
gagal ginjal. Nefron meliputi glomerulus, tubulus, dan pembuluh darah.
 Berbagai penyakit mempengaruhi segmen yang berbeda dari nefron pada
awalnya, tetapi seluruh nefron akhirnya terpengaruh. Misalnya, hipertensi
mempengaruhi pembuluh darah terlebih dahulu, glomerulonefritis mempengaruhi
glomeruli terlebih dahulu. Nefron yang hilang tidak pernah diganti.

Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller, Nelson L. Rhodus
pg 193-210
 Selama periode insufisiensi ginjal relatif ini,
homeostasis dipertahankan. Pasien tetap
asimtomatik dan menunjukkan kelainan
laboratorium.
 Fungsi normal dipertahankan sampai lebih dari
50% nefron rusak. Selanjutnya, mekanisme
kompensasi kewalahan, dan tanda dan gejala
uremia ini muncul.
 Dari segi morfologi, ginjal stadium akhir secara
nyata mengecil dalam ukuran, parut, dan nodular
(Gbr. 12.2)

A. Ginjal normal.
Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by
B. Ginjal atrofi dari pasien
James W. Little, Craig Miller, Nelson L. Rhodus pg 193-210 dengan glomerulonefritis
 Penurunan fungsi ginjal menyebabkan penurunan hidroksilasi vitamin D, yang
menyebabkan penurunan penyerapan kalsium usus (sehingga berkontribusi
terhadap hipokalsemia).
 Rendahnya kadar kalsium terionisasi serum merangsang kelenjar paratiroid
untuk mensekresi hormon paratiroid (PTH), yang menghasilkan
hiperparatiroidisme sekunder.

PTH memiliki tiga fungsi utama:


• Menghambat reabsorpsi fosfor di tubulus
• Merangsang produksi vitamin D oleh ginjal yang diperlukan untuk metabolism
kalsium
• Meningkatkan penyerapan vitamin D di dalam usus

Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller, Nelson L. Rhodus
pg 193-210
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Ada beberapa faktor yang secara umum bisa meningkatkan risiko terjadinya


penyakit ginjal, yaitu:
 Menderita diabetes, hipertensi, penyakit jantung, atau penyakit hati
 Memiliki keluarga yang juga menderita penyakit ginjal
 Mengalami infeksi saluran kemih atau infeksi ginjal yang berulang
 Menderita obesitas
 Memiliki pola makan yang tinggi kandungan garam atau gula

Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller,
Nelson L. Rhodus pg 193-210
 Memiliki kebiasaan jarang minum air putih sehinga meningkatkan risiko
kekurangan cairan
 Berusia lanjut
 Memiliki sistem imun yang lemah atau menderita penyakit autoimun
 Memiliki kelainan bentuk ginjal
Selain itu, paparan zat kimia tertentu secara berlebihan juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit ginjal.

Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller,
Nelson L. Rhodus pg 193-210
TANDA DAN GEJALA KLINIS

Secara umum, ada beberapa gejala yang bisa mengindikasikan gangguan


pada ginjal, yaitu:
 Penurunan volume urine
 Perubahan warna pada urine, termasuk urine keruh atau bercampur darah
 Muncul nyeri pada punggung bagian bawah, nyeri nya dapat menjalar ke
perut bawah atau selangkangan
 Muncul nyeri saat buang air kecil
 Muncul kram kram otot dan kedutan

Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller, Nelson L. Rhodus
pg 193-210
 Mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan
 Sering merasa kelelahan dan sesak nafas
 Kulit terasa gatal yang tidak diketahui penyebab pastinya
 Peningkatan tekanan darah
 Anemia

Gejala-gejala di atas bisa muncul secara tiba-tiba atau secara bertahap,


sesuai dengan jenis penyakit ginjal yang diderita.

Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller, Nelson L. Rhodus
pg 193-210
PEMERIKSAAN LAB
PENYAKIT GINJAL
Pemeriksaan lab berkaitan dengan keurasakan yang terjadi pada fungsi ginjal.

I N E
UR DARA
H

James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
TEST URINE (URINALISIS)

 Urinalisis Aspek terpenting dari pemeriksaan urin.


 Pada pasien dengan penyakit ginjal  dilakukan pengecekan urine untuk 
mendeteksi apakah ada protein atau darah dalam urine.
 Ciri-ciri disfungsi ginjal yang terdeteksi oleh urinalisis adalah hematuria dan
proteinuria.
 Hematuria  adanya darah dalam urine
 Proteinuria  adanya protein dalam urine

James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
 Proteinuria mungkin merupakan tanda disfungsi ginjal yang paling sensitif.
 Dilakukan Pengambilan urin 24 jam
 Batas protein urin normal adalah 150 mg per hari
 Berat jenis diukur untuk menentukan konsentrasi urin.
 Pada penyakit ginjal kronis, ginjal pada awalnya kehilangan kemampuannya
untuk mengkonsentrasikan urin dan kemudian kehilangan kemampuannya
untuk mengencerkan urin  terjadi ketika 80% dari massa nefron telah rusak.

James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
KREATININ
SERUM
 Kreatinin serum bertujuan untuk mengukur kadar kreatinin dalam darah , dimana
ketika kadar kreatinin tinggi dalam darah maka mengindikasikan tanda adanya
gangguan pada ginjal
 Tingkat kreatinin serum adalah ukuran kerusakan otot dan kapasitas filtrasi
nefron
 Konsentrasi kreatinin sebanding dengan filtrasi glomerulus dan dapat diukur
dalam serum serta urin

James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
Kreatinin serum
 Kreatinin adalah produk pemecahan otot, dibebaskan dari jaringan otot dan dikeluarkan
dari urin dengan kecepatan konstan.
 Kreatinin di ekskresi melalui ginjal melalui filtrasi glomerulus
 Nilai normal kreatinin  0,6-1,2 mg/dL
 Didalam ginjal  nefron  bagian dominan vaskular nefron  glomerulus  kapiler yang
berfungsi untuk filtrasi sebagian air dan zat terlarut dan darah.

Hubungan GFR dengan penyait ginjal


 GFR me nilai jumlah jaringan ginjal yang berfungsi dan dapat dihitung secara tidak langsung dengan
tes klirens kreatinin.
 Hal ini menghasilkan konsentrasi plasma yang stabil dari 0,7 hingga 1,5 mg/dL (seringkali sedikit
lebih tinggi pada pria karena peningkatan massa otot).
 Kreatinin 100% disaring oleh glomerulus dan tidak direabsorbsi oleh tubulus
 beberapa bentuk penyakit akut ginjal, GFR menurun di bawah kisaran normal 100 hingga 150
mL/min
James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
The National Kidney Foundation mendefinisikan sistem klasifikasi
lima stage untuk CKD berdasarkan laju filtrasi glomerulus (GFR)

Stage 1 : GFR normal asimtomatik ,penurunan (10% -20%) fungsi


ginjal (≥90mL/min)
Stage 2 : GFR yang sedikit menurun atau ringan (60-89mL/min)
Stage 3 : GFR yang menurun sedang (30-59 mL / menit),
hilangnya 50% atau lebih fungsi ginjal normal
Stage 4 : GFR yang sangat menurun (15-29 mL / menit)
Stage 5 : Gagal ginjal GFR <15 mL / menit dialisis

James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
BUN

 Blood urea nitrogen (BUN), berguna untuk mengevaluasi tingkat kerusakan ginjal
dan perkembangan penyakit.  
 Kreatinin serum dan BUN seringkali merupakan penanda penting untuk GFR.
 Kedua produk ini adalah produk limbah nitrogen dari metabolisme protein yang
biasanya diekskresikan dalam urin,
 Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar ureum di dalam darah , dimana ureum
merupakan zat sisa metabolisme protein yang seharusnya dibuang melalui urin
 Nilai normal BUN : L : 8-24 mg/dL
P : 6-21 mg/dL

James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
PEMERIKSAAN HB,HT,MCV,MCH,MCHC

Hubungan Anemia dengan gangguan fungsi ginjal


Kerusakan fungsi ginjal menyebabkan ginjal tidak bisa memproduksi hormon
eritropoetin (EPO)  hormon yang mengatur pembentukan sel darah merah.
Berkurang nya jumlah EPO  Jumlah sel darah merah akan semakin sedikit proten
hemoglobin untuk mengalirkan oksigen ke tubuh  Anemia
Faktor predisposisi : Defisiensi zat besi, kekurangan vitamin, nutrisi buruk

James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
 Maka dari itu perlu dilakukan pengecekan darah untuk memastikan lebih lanjut
adakan penyakit lain yang berhubungan dengan darah, ex : anemia.
 Pemeriksaan darah meliputi : HB, HT, MCV, MCH, MCHC
 HB normal : 14-18 g/dL
 HT normal : 37-43%
 MCV normal : 80-100 fl
 MCH normal : 28-34 pg/sel
 MCHC normal : 32-36 g/dL

James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
INTERPRETASI LAB

Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically CompromisedPatient, 9th Ed, Mosby, St Louis, 2013.Page 199
Pembahasan terkait pemeriksaan
lab berdasarkan kasus skenario:
Hb: 9 g/dL (nilai normal 14-18 g/dL)

 Apabila kadar hemoglobin pasien CKD di bawah dari normal


(Laki-laki: <14 mg/dL, Perempuan: <12 mg/dL), maka
mengindikasikan pasien CKD juga mengidap anemia.
 Pada kasus skenario pasien menderita anemia sedang

James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
Ketika anemia berat
Dimana setiap jaringan
dapat menimbulkan
tubuh pada prinsipnya Suplai oksigen ke dalam
gejala-gejala tertentu
membutuhkan oksigen seluruh jaringan tubuh
yang diakibatkan oleh
dalam melakukan segala dilakukan oleh Hb
tidak normalnya kadar Hb
aktivitas
di dalam darah

Hb termasuk protein yang


mengandung zat besi
(Fe), sehingga dapat Pengikatan oksigen oleh Selanjutnya HB02
mengikat oksigen dari dialirkan ke seluruh
Hb membentuk HB02
udara pada saat kita jaringan tubuh oleh darah
melakukan pernapasan

James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
Berkurangnya kadar Hb
akan menyebabkan Akibatnya, tubuh
kemampuan sel darah kekurangan pasokan
merah untuk membawa oksigen, sehingga tubuh
oksigen ke seluruh tubuh cepat lemas dan lelah
menjadi berkurang

James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
Mean Corpuscular Volume (MCV): 90 fl (nilai normal 80-100 fl)

 Pemeriksaan darah ini dilakukan untuk menentukan jenis anemia yang


diderita oleh pasien setelah memeriksa Hb-nya, dengan tes ini dapat
diketahui jenis pengobatan yang cocok dilakukan. Nantinya nilai lab
yang mengukur ukuran dan volume rata-rata sel darah merah.
 Pemeriksaan ini sangat dibutuhkan ketika pasien timbul gejala
kelelahan, perdarahan tidak biasa, kulit pucat, tangan dan kaki dingin

James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
 Pada kasus, hasil pemeriksaan tes MCV menunjukkan pasien
menderita anemia makrositik, yaitu jenis anemia dengan rata-rata
volume eritrosit lebih besar dari normal.
 Anemia ini terbagi 2 yaitu, anemia megaloblastik (Terjadi karena
defisiensi asam folat atau vitamin B9, B12) dan anemia non-
megaloblastik (Disebabkan oleh liver, alkoholisme)

James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
Hematokrit: 29% (normal 37-43%)

Hematokrit (Ht) adalah persentase


tingginya eritrosit dalam plasma yang
Pada kasus skenario pasien
ditentukan setelah darah disentrifuse
menderita anemia dan CKD, dimana
dalam suatu tabung. Pemeriksaan ini
nilai Ht-nya adalah di bawah rata-rata
bertujuan untuk menentukan anemi
dan nilai rata-rata eritrosit

James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
Kreatinin serum: 5 mg/dL (normal 0,6-1,2 mg/dL)

 Pada skenario dibuktikan bahwa kadar kreatinin serum pasien tergolong


tinggi dari nilai normal.
 Kadar kreatinin yang meningkat terjadi karena adanya penurunan fungsi
nefron yang progresif.
 Biasanya ketika kreatinin serum ini meningkat banyak pasien yang tidak
menyadarinya, karena masih sebatas merasakan keluhan asimtomatik.

James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
• Kadar kreatinin serum akan meningkat seiring dengan terjadinya
penurunan kemampuan penyaringan glomerulus.
• Kadar kreatinin serum akan menunjukkan kerusakan ginjal.
• Selain itu tingginya kadar kreatinin dalam darah seseorang juga
disebabkan oleh tingginya asupan protein seseorang, serta adanya
dehidrasi yang berlebihan dan kurangnya suplai darah ke ginjal

James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
Laju filtrasi glomerulus (GFR): 45 ml/min (normal: 100-150 ml/min)

Tes GFR dilakukan untuk mengetahui


kemampuan ginjal dalam menyaring
zat sisa metabolisme dan juga
menentukan stadium penyakit ginjal

Pada skenario pasien digolongkan


mempunyai hasil GFR dalam rentang
45-59, dimana ini dikategorikan
adanya gangguan fungsi ginjal ringan

James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
MANIFESTASI ORAL &
RADIOGRAFI PENYAKIT GINJAL
DAN DIALISIS
Here is where your presentation begins
MANIFESTASI ORAL PENYAKIT GINJAL DAN
DIALISIS
PEMBESARAN
KELENJAR
1 LUDAH 2 MULUT KERING
(ASIMPTOMATIK
)

BAU UREA SAAT


3 BERNAFAS 4 RASA LOGAM

Burket's Oral Medicine 11th Ed.P.373-376


MANIFESTASI ORAL PENYAKIT GINJAL DAN
DIALISIS
PENINGKATAN
5 PEMBENTUKAN 6 TINGKAT KARIES
KALKULUS RENDAH

HIPOPLASIA
EMAIL NODA
7 COKLAT TUA 8 MALOKLUSI GIGI
PADA MAHKOTA

Burket's Oral Medicine 11th Ed.P.373-376


MANIFESTASI ORAL PENYAKIT GINJAL DAN
DIALISIS
PERADANGAN
9 MUKOSA PUCAT 10 GINGIVA
TINGKAT
RENDAH

PETECHIAE DAN
11 EKIMOSIS 12 EROSI GIGI

Burket's Oral Medicine 11th Ed.P.373-376


MANIFESTASI ORAL PENYAKIT GINJAL DAN
DIALISIS

PENDARAHAN INFEKSI
13 DARI GINGIVA 14 KANDIDA

RASA
GLOSITIS
15 TERBAKAR DAN 16 EROSIF
NYERI PADA
MUKOSA

Burket's Oral Medicine 11th Ed.P.373-376


Burket's Oral Medicine 11th Ed.P.373-376
RADIOGRAPHIC
MANIFESTATIONS
OF RENAL
DISEASE AND
DIALYSIS

Burket's Oral Medicine 11th Ed.P.373-376


MANIFESTASI RADIOGRAFI

1. • Demineralisasi tulang
2. • Hilangnya trabekulasi tulang
3. • Penampilan ground-glass
4. • Hilangnya lamina dura
5. • Giant cell lesions, “tumor coklat”
6. • Sklerosis soket
7. • Penyempitan dan kalsifikasi pulpa
8. • Mobilitas gigi
9. • Kalsifikasi arteri dan oral

Burket's Oral Medicine 11th Ed.P.373-376


Mandibular anterior loss Loss of lamina dura
of trabeculation.

Burket's Oral Medicine 11th Ed.P.373-376


PENATALAKSANAAN & DENTAL
MANAGEMENT
PENATALAKSANAAN

Medical Perawatan konservatif → memperlambat


Management perkembangan penyakit

Pengendalian cairan
Pendekatannya Mengendalikan
Mengendalikan
penurunan produk
dan
melalui : hipertensi
nitrogen
ketidakseimbangan
elektrolit

Keadaan seperti
Modifikasi diet (diet
diabetes, hipertensi,
Perbaikannya rendah protein,
membatasi asupan
gagal jantung kongestif
dengan cara : cairan, natrium, dan
kalium)
dan hiperparatiroidisme
di kendalikan sedini
mungkin

Little and Falance’s Dental Management of the Medically Compromised Pasient


9th Edition. 2018. page : 199
TREATM EN T P LANN IN G
MOD IFICATION S

Ketika tingkat
kebersihan mulut yang
Instruksi kebersihan
Kebersihan mulut yang dapat diterima telah
mulut dan janji temu
teliti, profilaksis ditetapkan, tidak ada
ingat berkala yang
profesional yang kontraindikasi untuk
sering penting untuk
sering, dan tindakan perawatan gigi rutin,
pemeliharaan
antiplak (klorheksidin asalkan perhatian yang
kesehatan mulut
atau bilasan triclosan) tepat diberikan pada
jangka panjang.
kesehatan sistemik
pasien.

Little and Falance’s Dental Management of the Medically Compromised Pasient


9th Edition. 2018. page : 205-206
DENTAL MANAGEMENT

Mengevaluasi dan menentukan apakah ada


penyakit ginjal.
Patient Evaluation and Risk
Assessmen
Dapatkan konsultasi medis jika penyakit
pasien tidak terkontrol dengan baik, jika
tanda dan gejala menunjukkan kondisi
yang tidak terdiagnosis, atau jika
diagnosisnya tidak pasti.

Little and Falance’s Dental Management of the Medically Compromised Pasient


9th Edition. 2018. page : 202
• Penyesuaian dosis mungkin terjadi ketika
Potential Issues and Factors of
GFR<50 mL/menit. Hindari penggunaan
Concern Analgesi jangka panjang dari NSAID pada CKD.
k Hindari narkotika pada CKD karena obat
ini dapat menyebabkan sedasi
berkepanjangan dan depresi pernafasan.

• Skrining untuk gangguan perdarahan

Bleedin
sebelum prosedur invasif. Perhatikan baik-
baik teknik pembedahan yang baik.
Pendarahan berlebihan dapat terjadi pada
g pasien dengan CKD yang tidak diobati atau
tidak terkontrol dengan baik. Gunakan agen
hemostatic topical.

Blood • Pantau tekanan darah dengan


cermat karena hipertensi sering
pressur terjadi pada CKD. Rujuk pasien
untuk evaluasi dokter jika BP
e meningkat.
Little and Falance’s Dental Management of the Medically Compromised Pasient
9th Edition. 2018. page : 202
SURAT RUJUKAN

26 Januari 2021
Assalamualaikum Wr.WB
No. Rekam medik : 111213
Pasien : Tn. B,Laki-laki , 67 tahun
Bagian yang dituju : dokter Spesialis Penyakit dalam
Riwayat singkat penyakit : pasien datang dengan keluhan bau mulut, rasa tidak enak saat makan,mulut kering,
mukosa pucat, permukaan lidah licin, kebersihan rongga mulut buruk, terasa mudah lelah, cuci darah rutin 2
kali dalam 1 minggu
Diagnosis kerja : Susp. Chronic Kidney Disease manifestasi oral Xerostemia

Mohon evaluasi dan tatalaksana sesuai bidang TS.

Waalaikumsalam Wr. Wb

drg. Sabrina
DIABETES
MELITUS
DIABETES MELITUS

DEFINISI
 Diabetes mellitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan ti ngginya kadar glukosa darah (hiperglikemia) dan
keti dakmampuan untuk memproduksi dan/atau menggunakan insulin.
 Penyakit ini didefi nisikan oleh kadar dan penggunaan glukosa darah yang
abnormal dan diklasifi kasikan oleh American Diabetes Associati on (ADA)
menjadi empat ti pe umum.
 Seti ap ti pe dibedakan oleh mekanisme yang mendasarinya, dan seti ap ti pe
menunjukkan ti ngkat glikemia yang berbeda.  
Little, Fallace, Miller, Rhodus. 2018. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9th ed, Pg 230-231
Scully, C. (2016). Scully's handbook of medical problems in dentistry. Pg 109-111
DIABETES MELITUS

ETIOLOGI
 DM Tipe 1 :

• Rusaknya sel beta pankreas karena reaksi autoimun pada individu dengan suspek geneti k
tertentu (trigger: virus, diet, stres imunologi)
 DM Tipe 2 :

• Idiopati k
• Resistensi insulin dengan defi siensi insulin relati f atau defek sekresi insulin dengan resistensi
insulin
• Geneti k dan Lingkungan
 Diabetes Gestati onal :

• Seti ap ti ngkat toleransi glukosa abnormal selama kehamilan diabetes

Little, Fallace, Miller, Rhodus. 2018. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9th ed, Pg 230-231
Scully, C. (2016). Scully's handbook of medical problems in dentistry. Pg 109-111
 DM ti pe spesifi k lainnya :

• Defek geneti k fungsi sel beta atau kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati, diabetes yang diinduksi obat atau bahan kimia, infeksi, bentuk yang
jarang dari diabetes yang dimediasi imun, sindrom geneti k lainnya
• Gangguan glukosa puasa (gangguan toleransi glukosa)
• Abnormalitas glukosa puasa (toleransi glukosa abnormal)

Little, Fallace, Miller, Rhodus. 2018. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9th ed, Pg 230-231
Scully, C. (2016). Scully's handbook of medical problems in dentistry. Pg 109-111
DIABETES MELITUS

PATOGENESIS
PATOFISIOLOGI

 Kegagalan sel beta pankreas menghasilkan insulin→ glukosa↑ di dalam


darah
 Kerusakan reseptor insulin→ resistensi → glukosa↑ di dalam darah
 Glukosa ti dak mampu diserap sel tubuh untuk menghasilkan energi-
mudah lelah- penurunan berat badan- polyphagia
 Polyuria dan polydpsia: hiperglikemia-↑osmolaritas darah dan urin

Little, Fallace, Miller, Rhodus. 2018. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9th ed, Pg 230-231
Scully, C. (2016). Scully's handbook of medical problems in dentistry. Pg 109-111
TANDA DAN GEJALA KLINIS DM
GEJALA DAN TANDA KLINIS

 Pada pasien dengan diabetes tipe 1, timbulnya gejala tiba-tiba dan akut, sering berkembang
selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Biasanya, pada anak-anak yang tidak obesitas
atau dewasa muda yang berusia kurang dari 40 tahun; Namun, itu dapat terjadi pada usia
berapa pun.
 Tanda dan gejala termasuk polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan berat badan, kehilangan
kekuatan, iritabilitas yang nyata, mengompol berulang kali, mengantuk, malaise, dan
penglihatan kabur. Pasien juga dapat datang dengan ketoasidosis, yang jika parah disertai
dengan muntah, sakit perut, mual, takipnea, kelumpuhan, dan kehilangan kesadaran.
 Diabetes tipe 2 umumnya terjadi setelah usia 40 tahun dan lebih sering menyerang individu
yang obesitas. Onset gejala pada diabetes tipe 2 biasanya tidak terlihat, dan manifestasi dan
gejala utama (polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan berat badan, dan kehilangan
kekuatan) lebih sedikit. umum terlihat.
 Tanda dan gejala lain yang berhubungan dengan komplikasi diabetes termasuk lesi kulit,
katarak, kebutaan, hipertensi, nyeri dada, dan anemia. Onset cepat miopia pada orang
dewasa sangat sugestif dari diabetes mellitus.

Little,James W.,et al.2018.LITTLE AND FALACE’S DENTAL MANAGEMENT of the Medically Compromised Patient.9 TH ED. Elsevier. Pg:235
DIABETES MELITUS

TEMUAN LABORATORIS
TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)
• Pemeriksaan glukosa darah sewaktu, kadar glukosa darah puasa, kemudian diikuti
dengan Tes Toleransi Glukosa Oral standar.

• Untuk kelompok resiko tinggi DM, seperti usia dewasa tua, tekanan darah tinggi,
obesitas, dan adanya riwayat keluarga, dan menghasilkan hasil pemeriksaan negatif,
perlu pemeriksaan penyaring setiap tahun.

• Bagi beberapa pasien yang berusia tua tanpa faktor resiko, pemeriksaan penyaring dapat
dilakukan setiap 3 tahun

Little and falace dental Management of the Medically compromised Patient. Hal. 235
A. Price, Sylvia, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
• Pada keadaan sehat, kadar glukosa darah puasa individu yang dirawat
jalan dengan toleransi glukosa normal adalah 70 – 110 mg/dl. Setelah
pemberian glukosa, kadar glukosa akan meningkat, namun akan
kembali ke keadaan semula dalam waktu 2 jam.

• Kadar glukosa serum yang < 200 mg/dl setelah ½. 1, dan 1 ½ jam
setelah pemberian glukosa, dan <140 mg/dl setengah 2 jam setelah
pemberian glukosa ditetapkan nilai TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)
normal.

Little and falace dental Management of the Medically compromised Patient. Hal. 235
A. Price, Sylvia, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
Tes Benedict
• Tes ini lebih ke arah kinerja dan kondisi ginjal, karena pada keadaan DM kadar glukosa
darah amat tinggi sehingga dapat merusak pembuluh kapiler.

• Jika keadaan ini dibiarkan tanpa adanya penanganan yang benar untuk mengurangi
kandungan glukosa darah yang tinggi, maka akan terjadi berbagai komplikasi sistemik
yang pada akhirnya menyebabkan kematian.
o Interpretasi (mulai dari tabung paling kanan) :
o 0 = Berwarna Biru. Negatif. Tidak ada Glukosa. Bukan
DM
o +1 = Berwarna Hijau . Ada sedikit Glukosa. Belum
pasti DM, atau DM stadium dini/awal
o +2 = Berwarna Orange. Ada Glukosa. Jika
pemeriksaan kadar glukosa darah
mendukung/sinergis, maka termasuk DM
o +3 = Berwarna Orange tua. Ada Glukosa. Positif DM
o +4 = Berwarna Merah pekat. Banyak Glukosa. DM
kronik
Little and falace dental Management of the Medically compromised Patient. Hal. 235
A. Price, Sylvia, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)
• Pemeriksaan glukosa darah sewaktu, kadar glukosa darah puasa, kemudian diikuti
dengan Tes Toleransi Glukosa Oral standar.

• Untuk kelompok resiko tinggi DM, seperti usia dewasa tua, tekanan darah tinggi,
obesitas, dan adanya riwayat keluarga, dan menghasilkan hasil pemeriksaan negatif,
perlu pemeriksaan penyaring setiap tahun.

• Bagi beberapa pasien yang berusia tua tanpa faktor resiko, pemeriksaan penyaring dapat
dilakukan setiap 3 tahun

Little and falace dental Management of the Medically compromised Patient. Hal. 235
A. Price, Sylvia, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
• Pada keadaan sehat, kadar glukosa darah puasa individu yang dirawat
jalan dengan toleransi glukosa normal adalah 70 – 110 mg/dl. Setelah
pemberian glukosa, kadar glukosa akan meningkat, namun akan
kembali ke keadaan semula dalam waktu 2 jam.

• Kadar glukosa serum yang < 200 mg/dl setelah ½. 1, dan 1 ½ jam
setelah pemberian glukosa, dan <140 mg/dl setengah 2 jam setelah
pemberian glukosa ditetapkan nilai TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)
normal.

Little and falace dental Management of the Medically compromised Patient. Hal. 235
A. Price, Sylvia, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
Tes Benedict
• Tes ini lebih ke arah kinerja dan kondisi ginjal, karena pada keadaan DM kadar glukosa
darah amat tinggi sehingga dapat merusak pembuluh kapiler.

• Jika keadaan ini dibiarkan tanpa adanya penanganan yang benar untuk mengurangi
kandungan glukosa darah yang tinggi, maka akan terjadi berbagai komplikasi sistemik
yang pada akhirnya menyebabkan kematian.
o Interpretasi (mulai dari tabung paling kanan) :
o 0 = Berwarna Biru. Negatif. Tidak ada Glukosa. Bukan
DM
o +1 = Berwarna Hijau . Ada sedikit Glukosa. Belum
pasti DM, atau DM stadium dini/awal
o +2 = Berwarna Orange. Ada Glukosa. Jika
pemeriksaan kadar glukosa darah
mendukung/sinergis, maka termasuk DM
o +3 = Berwarna Orange tua. Ada Glukosa. Positif DM
o +4 = Berwarna Merah pekat. Banyak Glukosa. DM
kronik
Little and falace dental Management of the Medically compromised Patient. Hal. 235
A. Price, Sylvia, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
MANIFESTASI ORAL DM
PERIODONTITIS

 Periodontitis adalah peradangan kronis yang


mengakibatkan kerusakan progresif jaringan
pendukung gigi serta pembentukan poket,
resesi, atau keduanya, yang dapat
menyebabkan kehilangan gigi akibat kerusakan
tulang alveolar
 Pasien dengan diabetes tipe 2 lebih rentan
Penyakit periodontal dan abses periodontal
terhadap periodontitis  Di Amerika Serikat, pada gigi molar pertama kanan mandibula
diperkirakan prevalensi penyakit periodontal yang berkembang pada pasien dengan
diabetes mellitus tipe 2
pada individu Afrika-Amerika dengan diabetes
tipe 2 mendekati 60%

Farah, C. S., In Balasubramaniam, R., & In McCullough, M. J. (2019). Contemporary oral medicine: A comprehensive approach to clinical practice. Page 1576-
Respon inflamasi yang berlebihan
Individu dengan diabetes tipe 2
dengan kesulitan untuk
yang tidak terkontrol memiliki
penyembuhan dan perbaikan yang
respons inflamasi yang berlebihan
tepat dapat meningkatkan reaksi
terhadap bakteri yang khas pada
inflamasi dan kerusakan
periodontitis.
periodontal pada pasien.

Faktor lain menunjukkan bahwa Selanjutnya, keadaan inflamasi


bakteremia yang diinduksi kronis yang disebabkan oleh
periodontitis menghasilkan periodontitis yang tidak diobati 
peningkatan sitokin inflamasi dan faktor penting yang berkontribusi
radikal bebas  resistensi insulin. terhadap resistensi insulin.

Farah, C. S., In Balasubramaniam, R., & In McCullough, M. J. (2019). Contemporary oral medicine: A comprehensive approach to clinical practice. Page 1576-
GINGIVITIS

 Hiperglikemia meningkatkan
kadar glukosa dalam cairan
sulkus gingiva
 Tergantung pada tingkat kontrol
glikemik, DM memicu inflamasi
gingiva sebagai respons Gingivitis pada pasien dengan diabetes mellitus
terhadap plak bakteri tipe 2 yang tidak terkontrol. Pembengkakan,
jaringan marginal gingiva yang eritematosa
diperburuk oleh OH yang buruk dan akumulasi
plak.

Green Berg. Glick. Ship. 2008. Burket’s Oral Medicine. Eleventh Edition. Page: 510
XEROSTOMIA

 Efek hiperglikemia menyebabkan peningkatan


jumlah urin, yang menguras cairan
ekstraseluler dan mengurangi sekresi air liur,
yang mengakibatkan mulut kering.
 Persentase tinggi pasien diabetes datang
dengan xerostomia dan kadar kalsium, fosfat,
dan fluoride saliva yang rendah. Mulut kering pada pasien
dengan diabetes

Little Falace’s Dental Management Of The Medically Compromisad Patient 8 th Ed. page.251-252
BURNING MOUTH

Efek hiperglikemia menyebabkan peningkatan jumlah urin, yang menguras cairan ekstraseluler
dan mengurangi sekresi air liur, yang mengakibatkan mulut kering.

Permukaan mukosa kering yang disebabkan oleh produksi saliva yang tidak mencukupi mudah
teriritasi, menyebabkan ulserasi mukosa minor

sensasi terbakar pada rongga mulut

Little Falace’s Dental Management Of The Medically Compromisad Patient 8 th Ed. page.251-252
HIPOFUNGSI KELENJAR SALIVA

 Obat yang diminum oleh pasien DM untuk kondisi sistemik dapat menyebabkan
hipofungsi saliva
 Perawatan dapat dilakukan dengan menghindari obat penyebab atau meminimalkan
paparan jangka panjang terhadap kelompok obat tertentu.
 Mengedukasi pasien untuk menghindari makanan berkafein, kering, manis, asam, atau
asin dan menghilangkan stimulan, seperti tembakau dan alkohol, dapat mengurangi
mulut kering.
 Perawatan tambahan seperti merangsang air liur dengan permen karet tanpa gula

Farah, C. S., In Balasubramaniam, R., & In McCullough, M. J. (2019). Contemporary oral medicine: A comprehensive approach to clinical practice. Page 1576-
ORAL CANDIDIASIS

 Diabetes mellitus dapat menyebabkan


xerostomia pada oral sehingga mulut menjadi
kering.
 Permukaan mukosa kering yang disebabkan
oleh produksi saliva yang tidak mencukupi
mudah teriritasi, menyebabkan ulserasi
mukosa minor, sensasi terbakar pada rongga Kandidiasis oral pada pasien
dengan diabetes. Lesi putih kecil
mulut, dan peningkatan kemungkinan
multipel pada mukosa bukal
pertumbuhan berlebih dari organisme jamur. dapat diseka.
 Sehingga dapat menyebabkan oral candidiasis

Little Falace’s Dental Management Of The Medically Compromisad Patient 8 th Ed. page.251-252
ORAL LICHEN PLANUS

 Meskipun pasien OLP tampaknya tidak memiliki

peningkatan risiko diabetes, penderita diabetes


dilaporkan memiliki peningkatan frekuensi lesi
atrofi-erosive pada OLP, terutama pada lidah.
Namun, ini tidak dikonfirmasi dalam penelitian
lebih lanjut.

 Hubungan OLP, diabetes mellitus, dan hipertensi

terkait dengan obat yang digunakan untuk


mengelola hipertensi atau diabetes, biasa disebut
dengan sindrom Grinspan

Farah, C. S., In Balasubramaniam, R., & In McCullough, M. J. (2019). Contemporary oral medicine: A comprehensive approach to clinical practice. Page 1576-
PENATALAKSANAAN
ASPEK PENTING PERAWATAN

Tingkat keparahan penyakit & tingkat kontrol


glikemik, adanya atau tidak komplikasi dari diabetes
→ perawatan gigi yang tepat dapat diberikan.

pengetahuan tentang kadar glukosa darah pasien


pada saat perawatan gigi diberikan.

Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9thed, Mosby, St Louis, 2018. Page.
629
MEDICAL MANAGEMENT

ADA dan ACE untuk manajemen Glikemik


PARAMETER NORMAL ADA ACE

Plasma Glukosa Sebelum < 100 (rata-rata 90) 90-130 <110


Makan (mg/dL)

Glukosa Plasma < 140 < 180 < 140


Postprandial (mg/dL)

A₁ᴄ 4%-6% <7%¹ <6,5%

Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9thed, Mosby, St Louis, 2018. Page.
629
PENATALAKSANAAN GIGI PASIEN DENGAN DIABETES AKUT DAN INFEKSI MULUT
1. Pasien dengan insulin tidak terkontrol → butuh insulin; diindikasikan konsultasi ke dokter.

2. Pasien dengan insulin terkontrol → butuh peningkatan dosis insulin, diindikasikan konsultasi
ke dokter.
3. Pasien yang menerima insulin tinggi → mempunyai kultur yang diambil dari area infeksi untuk
test sensitivitas antibiotik
a. Kultur dikirim untuk pengujian
b. Terapi antibiotik dimulai
c. Dalam kasus respon klinis yang buruk terhadap antibiotik pertama, maka dipilih antibiotik
yang lebih efektif sesuai dengan tes sensitivitas
4. Infeksi diobati dengan menggunakan metode :
a. Berkumur
b. Insisi dan drainase
c. pulpotomi, pulpektomi dan ekstraksi
d. Antibiotik

Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9thed, Mosby, St Louis, 2018. Page.
ELEMEN KUNCI DARI RENCANA MANAJEMEN KOMPREHENSIF UNTUK PASIEN DM

Perubahan gaya hidup Kontrol faktor metabolik yang Perawatan pencegahan


dapat dimodifikasi

a. Diet sehat a. Glukosa a. Pemeriksaan kesehatan


rutin
b. latihan aerobik b. Lemak b. Skrining rutin untuk
albuminuria
c. Kontrol berat badan c. Tekanan darah c. Pemeriksaan oftalmologi
rutin
d. Berhenti merokok d. Profilaksis aspirin pada d. Pemeriksaan podiatrik dan
padapasien beresiko tinggi pemeriksaan mandiri

e. Pengurangan stress e. Pemeriksaan gigi teratur

f. Vaksinasi influenza tahunan


& pneumokokus

Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9thed, Mosby, St Louis, 2018. Page.
629
PENATALAKSANAAN KASUS

Pseudomembran
Candidiasis

Penggunaan antijamur poliena


Faktor predisposisi dihilangkan topikal nistatin atau
 jika memungkinkan amfoterisin, atau imidazol seperti
mikonazol atau flukonazol.
Neville BW, Damm DD, Allen CM et al. Oral & maxillofacial pathology, 4 ed. Philadelphia:Saunders, 2015
AGEN ANTI JAMUR YANG DIGUNAKAN DALAM
PENGOBATAN KANDIDIASIS ORAL 

IV = Intravenously

Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 12 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2015.p.83
Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 12 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2015.p.83
Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 12 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2015.p.83
ANGULAR CHEILITIS

Kebiasaan merokok harus dihentikan dan


penyakit sistemik yang mendasari harus diobati.

pengobatan topikal (mis, krim atau salep


nistatin/triamsinolon asetonid, krim
hidrokortison/iodokuinol) untuk sudut mulut

Identifikasi dan koreksi faktor predisposisi dan


penghapusan infeksi sekunder dan peradangan

Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9thed, Mosby, St Louis, 2018. Page.
629
SURAT RUJUKAN

27 Januari 2022
Assalamualaikum Wr.Wb
No. Rekam medik : 300501
Pasien : Ny. C ,Perempuan, 60 tahun
Bagian yang dituju : dokter Spesialis Penyakit dalam
Riwayat singkat penyakit : pasien datang dengan keluhan mulut kering, lengket, terkadang ada sensasi panas,
sering merasa lapar dan haus, sering berkemih terutama pada malam hari.
Diagnosis kerja : Susp. Diabetes Mellitus manifestasi oral Pseudomembrane candidiasis & Angular
Cheilitis

Mohon evaluasi dan tatalaksana sesuai bidang TS.

Wassalamualaikum Wr. Wb

drg. Yuni Shara


KOMPLIKASI

Pasien diabetes yang menjalani perawatan gigi mungkin tidak


terdiagnosis dan berisiko mengalami komplikasi seperti tidak sadarkan
diri, infeksi, perdarahan, interaksi obat, dan efek samping.

Dokter gigi harus mampu mengidentifikasi pasien ini, menilai risiko


berdasarkan riwayat dan temuan klinis, dan bekerja sama →
mengembangkan rencana manajemen gigi yang efektif dan aman bagi
pasien.

Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9thed, Mosby, St Louis, 2018. Page.
629

Anda mungkin juga menyukai