TUTORIAL 1
PENYAKIT GINJAL
ANATOMI
Anand, MK. Anand’s Human Anatomy for Dental Students, 3 ed. Newdelhi: Jaypee, 2012.p.177-180.
Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 12 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2015.p.354-365.
Little and Falance’s Dental Management of the Medically Compromised Pasient by Jams W. Little. Craig Miller, Nelson L. Rhodus. P.195
Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 12 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2015.p.354-365.
FISIOLOGI
1. Filtrasi --- glomerulus---Darah disaring
Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 13 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2021. p.581
FUNGSI GINJAL
Membuang produk sisa dengan cara pembentukan urin
Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 12 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2015.p.354-365.
Anand, MK. Anand’s Human Anatomy for Dental Students, 3 ed. Newdelhi: Jaypee, 2012.p.177-180.
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
ETIOLOGI
Etiologi Utama
5. AIDS
2. Lupus
eritematou
Faktor keturunan dan
Penyebab
s sistemik
lingkungan :
umum Amyloidosis
lainnya
Penyakit bawaan
Hiperlipidemia
Imunoglobulin A nefropati
4. Paparan silika dan asap
3.
Nefropati Usia > 60 tahun merupakan faktor risiko tertinggi
Neoplasma
obstruktif untuk CKD.
Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller, Nelson L. Rhodus. Pg: 194
PATOGENESIS
Ginjal menyaring sekitar 180 L/hari melalui fungsi sekitar 2 juta nefron.
Kerusakan dan kerusakan fungsi nefron adalah proses patologis yang mendasari
gagal ginjal. Nefron meliputi glomerulus, tubulus, dan pembuluh darah.
Berbagai penyakit mempengaruhi segmen yang berbeda dari nefron pada
awalnya, tetapi seluruh nefron akhirnya terpengaruh. Misalnya, hipertensi
mempengaruhi pembuluh darah terlebih dahulu, glomerulonefritis mempengaruhi
glomeruli terlebih dahulu. Nefron yang hilang tidak pernah diganti.
Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller, Nelson L. Rhodus
pg 193-210
Selama periode insufisiensi ginjal relatif ini,
homeostasis dipertahankan. Pasien tetap
asimtomatik dan menunjukkan kelainan
laboratorium.
Fungsi normal dipertahankan sampai lebih dari
50% nefron rusak. Selanjutnya, mekanisme
kompensasi kewalahan, dan tanda dan gejala
uremia ini muncul.
Dari segi morfologi, ginjal stadium akhir secara
nyata mengecil dalam ukuran, parut, dan nodular
(Gbr. 12.2)
A. Ginjal normal.
Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by
B. Ginjal atrofi dari pasien
James W. Little, Craig Miller, Nelson L. Rhodus pg 193-210 dengan glomerulonefritis
Penurunan fungsi ginjal menyebabkan penurunan hidroksilasi vitamin D, yang
menyebabkan penurunan penyerapan kalsium usus (sehingga berkontribusi
terhadap hipokalsemia).
Rendahnya kadar kalsium terionisasi serum merangsang kelenjar paratiroid
untuk mensekresi hormon paratiroid (PTH), yang menghasilkan
hiperparatiroidisme sekunder.
Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller, Nelson L. Rhodus
pg 193-210
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller,
Nelson L. Rhodus pg 193-210
Memiliki kebiasaan jarang minum air putih sehinga meningkatkan risiko
kekurangan cairan
Berusia lanjut
Memiliki sistem imun yang lemah atau menderita penyakit autoimun
Memiliki kelainan bentuk ginjal
Selain itu, paparan zat kimia tertentu secara berlebihan juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit ginjal.
Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller,
Nelson L. Rhodus pg 193-210
TANDA DAN GEJALA KLINIS
Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller, Nelson L. Rhodus
pg 193-210
Mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan
Sering merasa kelelahan dan sesak nafas
Kulit terasa gatal yang tidak diketahui penyebab pastinya
Peningkatan tekanan darah
Anemia
Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient by James W. Little, Craig Miller, Nelson L. Rhodus
pg 193-210
PEMERIKSAAN LAB
PENYAKIT GINJAL
Pemeriksaan lab berkaitan dengan keurasakan yang terjadi pada fungsi ginjal.
I N E
UR DARA
H
James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
TEST URINE (URINALISIS)
James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
Proteinuria mungkin merupakan tanda disfungsi ginjal yang paling sensitif.
Dilakukan Pengambilan urin 24 jam
Batas protein urin normal adalah 150 mg per hari
Berat jenis diukur untuk menentukan konsentrasi urin.
Pada penyakit ginjal kronis, ginjal pada awalnya kehilangan kemampuannya
untuk mengkonsentrasikan urin dan kemudian kehilangan kemampuannya
untuk mengencerkan urin terjadi ketika 80% dari massa nefron telah rusak.
James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
KREATININ
SERUM
Kreatinin serum bertujuan untuk mengukur kadar kreatinin dalam darah , dimana
ketika kadar kreatinin tinggi dalam darah maka mengindikasikan tanda adanya
gangguan pada ginjal
Tingkat kreatinin serum adalah ukuran kerusakan otot dan kapasitas filtrasi
nefron
Konsentrasi kreatinin sebanding dengan filtrasi glomerulus dan dapat diukur
dalam serum serta urin
James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
Kreatinin serum
Kreatinin adalah produk pemecahan otot, dibebaskan dari jaringan otot dan dikeluarkan
dari urin dengan kecepatan konstan.
Kreatinin di ekskresi melalui ginjal melalui filtrasi glomerulus
Nilai normal kreatinin 0,6-1,2 mg/dL
Didalam ginjal nefron bagian dominan vaskular nefron glomerulus kapiler yang
berfungsi untuk filtrasi sebagian air dan zat terlarut dan darah.
James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
BUN
Blood urea nitrogen (BUN), berguna untuk mengevaluasi tingkat kerusakan ginjal
dan perkembangan penyakit.
Kreatinin serum dan BUN seringkali merupakan penanda penting untuk GFR.
Kedua produk ini adalah produk limbah nitrogen dari metabolisme protein yang
biasanya diekskresikan dalam urin,
Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar ureum di dalam darah , dimana ureum
merupakan zat sisa metabolisme protein yang seharusnya dibuang melalui urin
Nilai normal BUN : L : 8-24 mg/dL
P : 6-21 mg/dL
James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
PEMERIKSAAN HB,HT,MCV,MCH,MCHC
James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
Maka dari itu perlu dilakukan pengecekan darah untuk memastikan lebih lanjut
adakan penyakit lain yang berhubungan dengan darah, ex : anemia.
Pemeriksaan darah meliputi : HB, HT, MCV, MCH, MCHC
HB normal : 14-18 g/dL
HT normal : 37-43%
MCV normal : 80-100 fl
MCH normal : 28-34 pg/sel
MCHC normal : 32-36 g/dL
James, Craig,Nelson. Little and Falace’s Dental Management of the Medically Compromised Patient 9th ed. 2018 St. Louis, Missouri: Elsevier. Page 193-194
Burket’s_Oral_Medicine_pmph_usa;_11_edition_February_1,_2008 P:363-365
INTERPRETASI LAB
Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically CompromisedPatient, 9th Ed, Mosby, St Louis, 2013.Page 199
Pembahasan terkait pemeriksaan
lab berdasarkan kasus skenario:
Hb: 9 g/dL (nilai normal 14-18 g/dL)
James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
Ketika anemia berat
Dimana setiap jaringan
dapat menimbulkan
tubuh pada prinsipnya Suplai oksigen ke dalam
gejala-gejala tertentu
membutuhkan oksigen seluruh jaringan tubuh
yang diakibatkan oleh
dalam melakukan segala dilakukan oleh Hb
tidak normalnya kadar Hb
aktivitas
di dalam darah
James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
Berkurangnya kadar Hb
akan menyebabkan Akibatnya, tubuh
kemampuan sel darah kekurangan pasokan
merah untuk membawa oksigen, sehingga tubuh
oksigen ke seluruh tubuh cepat lemas dan lelah
menjadi berkurang
James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
Mean Corpuscular Volume (MCV): 90 fl (nilai normal 80-100 fl)
James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
Pada kasus, hasil pemeriksaan tes MCV menunjukkan pasien
menderita anemia makrositik, yaitu jenis anemia dengan rata-rata
volume eritrosit lebih besar dari normal.
Anemia ini terbagi 2 yaitu, anemia megaloblastik (Terjadi karena
defisiensi asam folat atau vitamin B9, B12) dan anemia non-
megaloblastik (Disebabkan oleh liver, alkoholisme)
James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
Hematokrit: 29% (normal 37-43%)
James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
Kreatinin serum: 5 mg/dL (normal 0,6-1,2 mg/dL)
James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
• Kadar kreatinin serum akan meningkat seiring dengan terjadinya
penurunan kemampuan penyaringan glomerulus.
• Kadar kreatinin serum akan menunjukkan kerusakan ginjal.
• Selain itu tingginya kadar kreatinin dalam darah seseorang juga
disebabkan oleh tingginya asupan protein seseorang, serta adanya
dehidrasi yang berlebihan dan kurangnya suplai darah ke ginjal
James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
Laju filtrasi glomerulus (GFR): 45 ml/min (normal: 100-150 ml/min)
James WL et al. Little and Falace’s Dental Management of The Medically Compromised Patient-Ninth Edition. 2018. Elsevier, page: 198-
199.
MANIFESTASI ORAL &
RADIOGRAFI PENYAKIT GINJAL
DAN DIALISIS
Here is where your presentation begins
MANIFESTASI ORAL PENYAKIT GINJAL DAN
DIALISIS
PEMBESARAN
KELENJAR
1 LUDAH 2 MULUT KERING
(ASIMPTOMATIK
)
HIPOPLASIA
EMAIL NODA
7 COKLAT TUA 8 MALOKLUSI GIGI
PADA MAHKOTA
PETECHIAE DAN
11 EKIMOSIS 12 EROSI GIGI
PENDARAHAN INFEKSI
13 DARI GINGIVA 14 KANDIDA
RASA
GLOSITIS
15 TERBAKAR DAN 16 EROSIF
NYERI PADA
MUKOSA
1. • Demineralisasi tulang
2. • Hilangnya trabekulasi tulang
3. • Penampilan ground-glass
4. • Hilangnya lamina dura
5. • Giant cell lesions, “tumor coklat”
6. • Sklerosis soket
7. • Penyempitan dan kalsifikasi pulpa
8. • Mobilitas gigi
9. • Kalsifikasi arteri dan oral
Pengendalian cairan
Pendekatannya Mengendalikan
Mengendalikan
penurunan produk
dan
melalui : hipertensi
nitrogen
ketidakseimbangan
elektrolit
Keadaan seperti
Modifikasi diet (diet
diabetes, hipertensi,
Perbaikannya rendah protein,
membatasi asupan
gagal jantung kongestif
dengan cara : cairan, natrium, dan
kalium)
dan hiperparatiroidisme
di kendalikan sedini
mungkin
Ketika tingkat
kebersihan mulut yang
Instruksi kebersihan
Kebersihan mulut yang dapat diterima telah
mulut dan janji temu
teliti, profilaksis ditetapkan, tidak ada
ingat berkala yang
profesional yang kontraindikasi untuk
sering penting untuk
sering, dan tindakan perawatan gigi rutin,
pemeliharaan
antiplak (klorheksidin asalkan perhatian yang
kesehatan mulut
atau bilasan triclosan) tepat diberikan pada
jangka panjang.
kesehatan sistemik
pasien.
Bleedin
sebelum prosedur invasif. Perhatikan baik-
baik teknik pembedahan yang baik.
Pendarahan berlebihan dapat terjadi pada
g pasien dengan CKD yang tidak diobati atau
tidak terkontrol dengan baik. Gunakan agen
hemostatic topical.
26 Januari 2021
Assalamualaikum Wr.WB
No. Rekam medik : 111213
Pasien : Tn. B,Laki-laki , 67 tahun
Bagian yang dituju : dokter Spesialis Penyakit dalam
Riwayat singkat penyakit : pasien datang dengan keluhan bau mulut, rasa tidak enak saat makan,mulut kering,
mukosa pucat, permukaan lidah licin, kebersihan rongga mulut buruk, terasa mudah lelah, cuci darah rutin 2
kali dalam 1 minggu
Diagnosis kerja : Susp. Chronic Kidney Disease manifestasi oral Xerostemia
Waalaikumsalam Wr. Wb
drg. Sabrina
DIABETES
MELITUS
DIABETES MELITUS
DEFINISI
Diabetes mellitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan ti ngginya kadar glukosa darah (hiperglikemia) dan
keti dakmampuan untuk memproduksi dan/atau menggunakan insulin.
Penyakit ini didefi nisikan oleh kadar dan penggunaan glukosa darah yang
abnormal dan diklasifi kasikan oleh American Diabetes Associati on (ADA)
menjadi empat ti pe umum.
Seti ap ti pe dibedakan oleh mekanisme yang mendasarinya, dan seti ap ti pe
menunjukkan ti ngkat glikemia yang berbeda.
Little, Fallace, Miller, Rhodus. 2018. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9th ed, Pg 230-231
Scully, C. (2016). Scully's handbook of medical problems in dentistry. Pg 109-111
DIABETES MELITUS
ETIOLOGI
DM Tipe 1 :
• Rusaknya sel beta pankreas karena reaksi autoimun pada individu dengan suspek geneti k
tertentu (trigger: virus, diet, stres imunologi)
DM Tipe 2 :
• Idiopati k
• Resistensi insulin dengan defi siensi insulin relati f atau defek sekresi insulin dengan resistensi
insulin
• Geneti k dan Lingkungan
Diabetes Gestati onal :
Little, Fallace, Miller, Rhodus. 2018. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9th ed, Pg 230-231
Scully, C. (2016). Scully's handbook of medical problems in dentistry. Pg 109-111
DM ti pe spesifi k lainnya :
• Defek geneti k fungsi sel beta atau kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati, diabetes yang diinduksi obat atau bahan kimia, infeksi, bentuk yang
jarang dari diabetes yang dimediasi imun, sindrom geneti k lainnya
• Gangguan glukosa puasa (gangguan toleransi glukosa)
• Abnormalitas glukosa puasa (toleransi glukosa abnormal)
Little, Fallace, Miller, Rhodus. 2018. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9th ed, Pg 230-231
Scully, C. (2016). Scully's handbook of medical problems in dentistry. Pg 109-111
DIABETES MELITUS
PATOGENESIS
PATOFISIOLOGI
Little, Fallace, Miller, Rhodus. 2018. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9th ed, Pg 230-231
Scully, C. (2016). Scully's handbook of medical problems in dentistry. Pg 109-111
TANDA DAN GEJALA KLINIS DM
GEJALA DAN TANDA KLINIS
Pada pasien dengan diabetes tipe 1, timbulnya gejala tiba-tiba dan akut, sering berkembang
selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Biasanya, pada anak-anak yang tidak obesitas
atau dewasa muda yang berusia kurang dari 40 tahun; Namun, itu dapat terjadi pada usia
berapa pun.
Tanda dan gejala termasuk polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan berat badan, kehilangan
kekuatan, iritabilitas yang nyata, mengompol berulang kali, mengantuk, malaise, dan
penglihatan kabur. Pasien juga dapat datang dengan ketoasidosis, yang jika parah disertai
dengan muntah, sakit perut, mual, takipnea, kelumpuhan, dan kehilangan kesadaran.
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi setelah usia 40 tahun dan lebih sering menyerang individu
yang obesitas. Onset gejala pada diabetes tipe 2 biasanya tidak terlihat, dan manifestasi dan
gejala utama (polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan berat badan, dan kehilangan
kekuatan) lebih sedikit. umum terlihat.
Tanda dan gejala lain yang berhubungan dengan komplikasi diabetes termasuk lesi kulit,
katarak, kebutaan, hipertensi, nyeri dada, dan anemia. Onset cepat miopia pada orang
dewasa sangat sugestif dari diabetes mellitus.
Little,James W.,et al.2018.LITTLE AND FALACE’S DENTAL MANAGEMENT of the Medically Compromised Patient.9 TH ED. Elsevier. Pg:235
DIABETES MELITUS
TEMUAN LABORATORIS
TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)
• Pemeriksaan glukosa darah sewaktu, kadar glukosa darah puasa, kemudian diikuti
dengan Tes Toleransi Glukosa Oral standar.
• Untuk kelompok resiko tinggi DM, seperti usia dewasa tua, tekanan darah tinggi,
obesitas, dan adanya riwayat keluarga, dan menghasilkan hasil pemeriksaan negatif,
perlu pemeriksaan penyaring setiap tahun.
• Bagi beberapa pasien yang berusia tua tanpa faktor resiko, pemeriksaan penyaring dapat
dilakukan setiap 3 tahun
Little and falace dental Management of the Medically compromised Patient. Hal. 235
A. Price, Sylvia, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
• Pada keadaan sehat, kadar glukosa darah puasa individu yang dirawat
jalan dengan toleransi glukosa normal adalah 70 – 110 mg/dl. Setelah
pemberian glukosa, kadar glukosa akan meningkat, namun akan
kembali ke keadaan semula dalam waktu 2 jam.
• Kadar glukosa serum yang < 200 mg/dl setelah ½. 1, dan 1 ½ jam
setelah pemberian glukosa, dan <140 mg/dl setengah 2 jam setelah
pemberian glukosa ditetapkan nilai TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)
normal.
Little and falace dental Management of the Medically compromised Patient. Hal. 235
A. Price, Sylvia, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
Tes Benedict
• Tes ini lebih ke arah kinerja dan kondisi ginjal, karena pada keadaan DM kadar glukosa
darah amat tinggi sehingga dapat merusak pembuluh kapiler.
• Jika keadaan ini dibiarkan tanpa adanya penanganan yang benar untuk mengurangi
kandungan glukosa darah yang tinggi, maka akan terjadi berbagai komplikasi sistemik
yang pada akhirnya menyebabkan kematian.
o Interpretasi (mulai dari tabung paling kanan) :
o 0 = Berwarna Biru. Negatif. Tidak ada Glukosa. Bukan
DM
o +1 = Berwarna Hijau . Ada sedikit Glukosa. Belum
pasti DM, atau DM stadium dini/awal
o +2 = Berwarna Orange. Ada Glukosa. Jika
pemeriksaan kadar glukosa darah
mendukung/sinergis, maka termasuk DM
o +3 = Berwarna Orange tua. Ada Glukosa. Positif DM
o +4 = Berwarna Merah pekat. Banyak Glukosa. DM
kronik
Little and falace dental Management of the Medically compromised Patient. Hal. 235
A. Price, Sylvia, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)
• Pemeriksaan glukosa darah sewaktu, kadar glukosa darah puasa, kemudian diikuti
dengan Tes Toleransi Glukosa Oral standar.
• Untuk kelompok resiko tinggi DM, seperti usia dewasa tua, tekanan darah tinggi,
obesitas, dan adanya riwayat keluarga, dan menghasilkan hasil pemeriksaan negatif,
perlu pemeriksaan penyaring setiap tahun.
• Bagi beberapa pasien yang berusia tua tanpa faktor resiko, pemeriksaan penyaring dapat
dilakukan setiap 3 tahun
Little and falace dental Management of the Medically compromised Patient. Hal. 235
A. Price, Sylvia, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
• Pada keadaan sehat, kadar glukosa darah puasa individu yang dirawat
jalan dengan toleransi glukosa normal adalah 70 – 110 mg/dl. Setelah
pemberian glukosa, kadar glukosa akan meningkat, namun akan
kembali ke keadaan semula dalam waktu 2 jam.
• Kadar glukosa serum yang < 200 mg/dl setelah ½. 1, dan 1 ½ jam
setelah pemberian glukosa, dan <140 mg/dl setengah 2 jam setelah
pemberian glukosa ditetapkan nilai TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)
normal.
Little and falace dental Management of the Medically compromised Patient. Hal. 235
A. Price, Sylvia, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
Tes Benedict
• Tes ini lebih ke arah kinerja dan kondisi ginjal, karena pada keadaan DM kadar glukosa
darah amat tinggi sehingga dapat merusak pembuluh kapiler.
• Jika keadaan ini dibiarkan tanpa adanya penanganan yang benar untuk mengurangi
kandungan glukosa darah yang tinggi, maka akan terjadi berbagai komplikasi sistemik
yang pada akhirnya menyebabkan kematian.
o Interpretasi (mulai dari tabung paling kanan) :
o 0 = Berwarna Biru. Negatif. Tidak ada Glukosa. Bukan
DM
o +1 = Berwarna Hijau . Ada sedikit Glukosa. Belum
pasti DM, atau DM stadium dini/awal
o +2 = Berwarna Orange. Ada Glukosa. Jika
pemeriksaan kadar glukosa darah
mendukung/sinergis, maka termasuk DM
o +3 = Berwarna Orange tua. Ada Glukosa. Positif DM
o +4 = Berwarna Merah pekat. Banyak Glukosa. DM
kronik
Little and falace dental Management of the Medically compromised Patient. Hal. 235
A. Price, Sylvia, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
MANIFESTASI ORAL DM
PERIODONTITIS
Farah, C. S., In Balasubramaniam, R., & In McCullough, M. J. (2019). Contemporary oral medicine: A comprehensive approach to clinical practice. Page 1576-
Respon inflamasi yang berlebihan
Individu dengan diabetes tipe 2
dengan kesulitan untuk
yang tidak terkontrol memiliki
penyembuhan dan perbaikan yang
respons inflamasi yang berlebihan
tepat dapat meningkatkan reaksi
terhadap bakteri yang khas pada
inflamasi dan kerusakan
periodontitis.
periodontal pada pasien.
Farah, C. S., In Balasubramaniam, R., & In McCullough, M. J. (2019). Contemporary oral medicine: A comprehensive approach to clinical practice. Page 1576-
GINGIVITIS
Hiperglikemia meningkatkan
kadar glukosa dalam cairan
sulkus gingiva
Tergantung pada tingkat kontrol
glikemik, DM memicu inflamasi
gingiva sebagai respons Gingivitis pada pasien dengan diabetes mellitus
terhadap plak bakteri tipe 2 yang tidak terkontrol. Pembengkakan,
jaringan marginal gingiva yang eritematosa
diperburuk oleh OH yang buruk dan akumulasi
plak.
Green Berg. Glick. Ship. 2008. Burket’s Oral Medicine. Eleventh Edition. Page: 510
XEROSTOMIA
Little Falace’s Dental Management Of The Medically Compromisad Patient 8 th Ed. page.251-252
BURNING MOUTH
Efek hiperglikemia menyebabkan peningkatan jumlah urin, yang menguras cairan ekstraseluler
dan mengurangi sekresi air liur, yang mengakibatkan mulut kering.
Permukaan mukosa kering yang disebabkan oleh produksi saliva yang tidak mencukupi mudah
teriritasi, menyebabkan ulserasi mukosa minor
Little Falace’s Dental Management Of The Medically Compromisad Patient 8 th Ed. page.251-252
HIPOFUNGSI KELENJAR SALIVA
Obat yang diminum oleh pasien DM untuk kondisi sistemik dapat menyebabkan
hipofungsi saliva
Perawatan dapat dilakukan dengan menghindari obat penyebab atau meminimalkan
paparan jangka panjang terhadap kelompok obat tertentu.
Mengedukasi pasien untuk menghindari makanan berkafein, kering, manis, asam, atau
asin dan menghilangkan stimulan, seperti tembakau dan alkohol, dapat mengurangi
mulut kering.
Perawatan tambahan seperti merangsang air liur dengan permen karet tanpa gula
Farah, C. S., In Balasubramaniam, R., & In McCullough, M. J. (2019). Contemporary oral medicine: A comprehensive approach to clinical practice. Page 1576-
ORAL CANDIDIASIS
Little Falace’s Dental Management Of The Medically Compromisad Patient 8 th Ed. page.251-252
ORAL LICHEN PLANUS
Farah, C. S., In Balasubramaniam, R., & In McCullough, M. J. (2019). Contemporary oral medicine: A comprehensive approach to clinical practice. Page 1576-
PENATALAKSANAAN
ASPEK PENTING PERAWATAN
Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9thed, Mosby, St Louis, 2018. Page.
629
MEDICAL MANAGEMENT
Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9thed, Mosby, St Louis, 2018. Page.
629
PENATALAKSANAAN GIGI PASIEN DENGAN DIABETES AKUT DAN INFEKSI MULUT
1. Pasien dengan insulin tidak terkontrol → butuh insulin; diindikasikan konsultasi ke dokter.
2. Pasien dengan insulin terkontrol → butuh peningkatan dosis insulin, diindikasikan konsultasi
ke dokter.
3. Pasien yang menerima insulin tinggi → mempunyai kultur yang diambil dari area infeksi untuk
test sensitivitas antibiotik
a. Kultur dikirim untuk pengujian
b. Terapi antibiotik dimulai
c. Dalam kasus respon klinis yang buruk terhadap antibiotik pertama, maka dipilih antibiotik
yang lebih efektif sesuai dengan tes sensitivitas
4. Infeksi diobati dengan menggunakan metode :
a. Berkumur
b. Insisi dan drainase
c. pulpotomi, pulpektomi dan ekstraksi
d. Antibiotik
Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9thed, Mosby, St Louis, 2018. Page.
ELEMEN KUNCI DARI RENCANA MANAJEMEN KOMPREHENSIF UNTUK PASIEN DM
Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9thed, Mosby, St Louis, 2018. Page.
629
PENATALAKSANAAN KASUS
Pseudomembran
Candidiasis
IV = Intravenously
Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 12 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2015.p.83
Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 12 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2015.p.83
Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket's oral medicine, 12 ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc, 2015.p.83
ANGULAR CHEILITIS
Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9thed, Mosby, St Louis, 2018. Page.
629
SURAT RUJUKAN
27 Januari 2022
Assalamualaikum Wr.Wb
No. Rekam medik : 300501
Pasien : Ny. C ,Perempuan, 60 tahun
Bagian yang dituju : dokter Spesialis Penyakit dalam
Riwayat singkat penyakit : pasien datang dengan keluhan mulut kering, lengket, terkadang ada sensasi panas,
sering merasa lapar dan haus, sering berkemih terutama pada malam hari.
Diagnosis kerja : Susp. Diabetes Mellitus manifestasi oral Pseudomembrane candidiasis & Angular
Cheilitis
Wassalamualaikum Wr. Wb
Little, Fallace, Miller, Rhodus. Dental Management in Medically Compromised Patient, 9thed, Mosby, St Louis, 2018. Page.
629