Anda di halaman 1dari 32

ASKEP PADA

KLIEN ISOLASI
SOSIAL
Ns Diah Sukaesti m kep Sp kep J
Kemampuan Akhir yang di harapkan
 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan isolasi sosial
 Mahasiswa mampu melakukan analisa data pada klien dengan isolasi sosial
 Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien isolasi
sosial
 Mahasiswa mampu menetapkan tujuan pada diagnosa keperawatan klien
dengan isolasi sosial
 Mahasiswa mampu membuat perencanaan pada klien dengan isolasi sosial
 Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien isolasi sosial
 Mahasiswa mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan
Pengertian

Isolasi sosial adalah keadaan dimana


seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain disekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang
lain.
RENTANG RESPON
Respon Adaptif Respon Mal adaptif

Solitut Kesepian Manipulasi


Otonomi Menarik diri Impulsifitas
Mutuasime Ketergantungan Nasisisme
Interdependen
Rentang respon Sosial
◦ Manipulasi: org lain dianggap sbg obyek; hubungan berkisar ttg isu
kontrol; berorientasi pd pribadinya sendiri; tdk pd org lain.
◦ Narkisisme: harga diri rapuh; mencari pujian dan kekeguman pd
diri; sikap egosentris; iri hati; gusar kalau org lain tdk mendukung.
◦ Impulsifitas: tak mampu merencanakan; tak mampu belajar dr
pengalaman; tak mampu membuat keputusan; tdk ajeg.
Tugas perkembangan Hubungan Interpersonal

◦ Bayi: menegakkan hubungan saling percaya.


◦ Todler: mengembangkan otonomi dan memulai perilaku
independen.
◦ Usia pra sekolah: mulai berinisiatif dan belajar bertanggung jawab
dan mendengar suara hati.
◦ Usia sekolah: belajar kompetisi, kerja sama, dan kompromi.
Tugas perkembangan Interpersonal
◦ Pra remaja: intim dg teman sejenis.
◦ Remaja: intim dengan lawan jenis dan independen dari
ortu.
◦ Dewasa muda: interdependen dengan orang tua, teman;
menikah; punya anak.
◦ Dewasa tengah: belajar “let go”
◦ Dewasa akhir: berduka karena kehilangan,
mengembangkan hubungan dengan budaya .
Faktor Predisposisi

1. Faktor perkembangan: gangguan perkembangan krn


keluarga yang terganggu, pemisahan anak-ortu yg tdk berhasil,
keluarga yang tdk mendorong relasi dg dunia luar, peran
keluarga yang kabur, org tua alkoholisme, child abuse.
2. Faktor biologi: faktor genetis ~ neurotransmiter.
Faktor Predisposisi
◦ Faktor sosial budaya : interaksi sosial, norma yang tidak
mendorong interaksi sosial, penilaian kurang terhadap anggota
masyarakat (manula, sakit kronis, cacat)
Tanda dan gejala Mayor
Subyektif Obyektif

◦ Ingin sendiri ◦ Menarik diri


◦ Merasa tidak nyaman ditempat umum ◦ Menolak melakukan interaksi
◦ Merasa berbeda dengan orang lain ◦ Afek datar
◦ Afek sedih
◦ Afek tumpul
◦ Tidak ada kontak mata
◦ Tidak bergairah atau lesu
Tanda dan gejala Minor
Subyektif Obyektif

◦ Menolak berinterksi dengan orang lain ◦ Menunjukan permusuhan


◦ Merasa sendiri ◦ Tindakan berulang
◦ Merasa tidak diterima ◦ Tindakan tidak berarti
◦ Tidak mempunyai sahabat
Stesor Presipitasi

◦ Stresor sosial budaya: unit klg tdk stabil; perspisahan


dengan orang yang bermakna, seperti akibat hospitalisasi.
◦ Stresor psikologis: ansietas berkepanjangan dan berat
disertai ketidakmampuan menghadapi ansietas tsb.
Sumber Koping

◦ Keterlibatan dengan jaringan keluarga dan pertemanan


◦ Hubungan dengan hewan peliharaan
◦ Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan stres
interpersonal.
Mekanisme Koping

◦ Koping terkait dengan kepribadian anti sosial


◦ 1.Proyeksi
◦ 2.Spiling
◦ 3.Devaluasi orang lain
Diagnosa medis terkait
◦ Skizofrenia
◦ Psikotik akut
◦ Depresi
◦ Penyakit fisik
◦ Perubahan penampilan akibat kecelakaan atau bencana
POHON MASALAH

Resiko GSP : halusinasi

ISOLASI SOSIAL

HARGA DIRI RENDAH


Masalah Keperawatan
◦ Isolasi sosial
◦ Harga diri rendah
◦ Resiko GSp halusinasi
Penatalaksanaan

Penatalaksanan Keperawatan :
Penatalaksanaan o terapi individu : generalis

Medis : oTerapi individu spesialis


oTerapi kelompok
Psikofarmaka
Electro Convulsive
Theraphy (ECT)
Tujuan

◦ Klien mampu :
◦ 1. Membina hubungan saling percaya
◦ 2. Menyadari perilaku isolasi sosial
◦ 3. Melakukan interaksi secara bertahap
◦ 4. Melakukan interaksi secara berkelompok
◦ 5. melakukan interaksi dalam kegiatan sosial.
◦ Klien mampu :
◦ 1. Membina hubungan saling percaya
◦ 2. Menyadari perilaku isolasi sosial
◦ 3. Melakukan interaksi secara bertahap
◦ 4. Melakukan interaksi secara berkelompok
◦ 5. melakukan interaksi dalam kegiatan sosial.
Tindakan Keperawatan

◦ Bina hubungan terapeutik


◦ Kaji tanda dan gejala isolasi social serta penyebabnya
◦ Bantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial :
◦ Diskusikan keuntungan berinteraksi dengan orang lain
◦ Diskusikan tentang kerugian bila tidak berinteraksi dengan
orang lain.
Tindakan keperawatan

◦ Latih klien berkenalan secara bertahap satu orang.


◦ Latih klien berkenalan dengan dua orang
◦ Latih klien dalam kegiatan kelompok
◦ Latih klien bercakap-cakap dalam kegiatan sosial.
Tindakan keperawan
◦ Latih Pasien Berinteraksi dengan Orang Lain Secara Bertahap
◦ Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien
◦ Latih pasien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sosial misalnya : belanja ke
warung, ke pasar, ke kantor pos, ke bank dan lain-lain
◦ Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain.
Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan
terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.
Tindakan keperawatan Spesialis
1.Latihan ketrampilan social (social Skill training)
◦Sesi 1 : Latihan bersosialisasi
◦Sesi 2 : Latihan menjalin persabatan
◦Sesi 3 : Latihan bekerjasama dalam kelompok
◦Sesi 4 : Latihan menghadapi situasi sulit
◦Sesi 5 : evaluasi kemampuan bersosialisasi
2. Terapi perilaku
Tindakan keperawatan pada keluarga
Tindakan ners Tindakan keperawatan spesialis

1. Kaji masalah yang dirasakan keluarga dalam ◦ Psiko edukasi keluarga


mengatasi masalah
2. Jelaskan proses terjadinnya isolasi social
3. Mendiskusikan cara merawat klien dengan
isolasi social dan memutuskan cara merawat
4. Memodifikasi lingkungan dalam melatih klien
bersosialisasi
5. Menggunakan fasilitas pelayanan Kesehatan
Strategi pelaksanaan
Fase orietasi :
1.1 Salam
“Selamat pagi, perkenalkan saya I, perawat A. Ibu bisa panggil saya ibu I

“Nama ibu siapa?”


“Oo… ibu R, senang dipanggil apa?”
“Baik… Jadi senangnya dipanggil ibu R ya?
1.2. Evaluasi :
“Apa yang ibu R rasakan saat ini?”
“Oo.. Jadi ibu R sering merasa kesepian?”
“Sudah berapa lama ibu R sering merasa kesepian?
1.3. Validasi :
“Apa yang telah ibu R lakukan untuk mengatasi perasaan kesepian ibu?”
“Bagaimana hasilnya?”
Strategi pelaksanaan fase kerja
2.3. Tindakan Keperawatan
2.3.1. Bantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial
Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan
mereka
“Menurut ibu R, apa saja manfaat jika kita memiliki banyak teman?”
“Benar sekali ibu R, jika memiliki banyak teman, maka…….., ……….., ………….
Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang
lain
“Menurut ibu R, apa saja kerugiannya jika kita tidak bergaul dengan orang lain?”
Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien
2.3.2. Latih pasien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
Jelaskan kepada pasien cara bercakap-cakap dengan orang lain
“Jika kita telah mengenal orang yang akan diajak bercakap-cakap, kita dapat
langsung menghampiri, menyapa dan mengajaknya bercakap-cakap”
“Jika kita belum mengenal orang yang akan diajak bercakap-cakap, maka hal
pertama yang dilakukan adalah berkenalan dengan orang tersebut”
Latih pasien cara berkenalan dengan orang lain
“Sekarang kita latihan berkenalan dulu yaa…”
(Latih pasien cara berkenalan dan mengembangkan topik pembicaraan)
Latih bercakap cakap dengan anggota keluarga
Fase Terminasi
3.1. Evaluasi Subjektif :
“Bagaimana perasaan ibu R setelah latihan cara berkenalan ”
3.2. Evaluasi Obyektif :
“coba sebutkan kembali cara berkenalan”
3.3. Rencana Tindak lanjut pasien
' mau berapa kali dalam sehari cara berkenalan”
3.4 Rencana tindak lanjut perawat
“ baik lah tidak terasa waktu hampir 30 menit, besok kita akan pertemu kembali
Bercakap-cakap cara berkenalan dengan orang lain
3.5 Salam
“semoga cepet sehat”

Anda mungkin juga menyukai