Anda di halaman 1dari 14

BAB 3

FILOSOFI
ETIKA
Louisa Nia Savira
B12.2019.04160
Roda zaman selalu bergulir dan jumlah manusia bertambah.

Kaidah/norma tercantum dalam agama, sering tidak mendapat jawaban yang


jelas atas realitas kehidupan yang berkembang.

Kaidah agama masalah kini dilanjutkan oleh para ahli pemuka agama dengan
menciptakan filsafat tentang etika.

Para ahli hukum menciptakan aturan-aturan tentang keadilan, kepastian, dan


kemanfaatan.

Jika kebaikan etis sudah diangkat ke ranah hukum, penilaian selanjutnya berupa
kesimpulan benar atau salah.
Hak Asasi Manusia
Dikaitkan dengan hubungan antara
Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, negara dan dan warganya.
hak asasi manusia diartikan sebagai seperangkat
hak yang melekat pada hakikat setiap
keberadaan manusia yang merupakan makhuk
Tuhan yang Maha Esa.

Pelaksanaan HAM harus Hak asasi warga negara wajib


berdasarkan pada konsep keadilan dilindungi oleh negaranya.
UTILITARIAN
ISME
● Utilitarianisme adalah filsafat etika yang mendasarkan pada tujuan yang ingin dicapai
dalam mencapai suatu perbuatan dan cara untuk mencapainya
● Bertens (2013:63) menjabarkan lebih lanjut mengenai teori utulitarianisme dengan
mengambil kata “utils” dari bahasa Yunani yang berarti manfaat.
● Teori utilitarianisme sering juga disebut teori teleologi dan juga teori konsekuensi
Lanjutan…

● Tujuan hidup dijabarkan dalam bentuk tercapainya kebahagiaan yang kemudian


dielaborasikan lagi menjadi kesengangan dan manfaat.
● Cara yang digunakan untuk mencapai tujuan harus berupa cara yang etis.
● Walaupun tujuan hidup telah didasarkan oleh kebahagiaan masyarakat keseluruhan,
tetapi utilitarianisme belum mengeksplorasi lebih lanjut tentang pembagian kebahagiaan
di antara anggota masyarakat sehingga dapat tercapai rasa keadilan didalamnya.
DEONTOLOGI

Deontologi berasal dari kata Teori deontologi mengukur Kententuan yang bersifat
Yunani “deon” yang berarti baik-buruk berdasarkan ada universal tidak harus berasal
tugas (duty) atau kewajiban tidaknya prinsip-prinsip dari atau disebabkan oleh
(obligation). universal yang aturan-aturan yang pasti
mengharuskan adanya tugas atau karena organisasi atau
dan kewajiban tersebut. peran.
Lanjutan…

• Saat melaksanakan hak dan kewajuban, perlu diperhatikan keseimbangan antara hak dan
kewajiban diri sendiri dan kewajiban dan hak orang lain.
• Menghormati hak dan kewajiban orang lain adalah kunci dari perbuatan etis.
• Asas timbal balik dalam perlakuann sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiiban harus
dipertimbangkan
HAK DAN
KEADILAN

• Teori hak dan keadilan melihat etika dari sudut pembagian (alokasi)
sumber daya yang terbatas dengan mengacu pada tujuan keadilan
(justice) dan kewajaran (fairness) bagi seluruh masyarakat

• Teori tentang hak dan keadilan mendasarkan baik-buruknya tindakan pada ada
atau tidaknya hak serta cara penentuannya yang harus berkeadilan.

• Perlu ada mekanisme dalam mengalokasikan manfaat dan beban dalam


masyarakat, sehingga muncul konsep keadilan.
2 Aspek Dalam
Keadilan

Keadilan Prosedural
Berkaitan dengan masalah Keadilan Distributif
administrasi yang dicerminkan dalam Berkaitan dengan pembagian atau
sistem hukum yang adil alokasi sumber daya, manfaat, atau
(Keadilan administratif) beban. Diacu oleh keadilan
substantif.
3 Kriteria Untuk Mencapai
Keadilan Distributif

1 2 3
Kebutuhan Kesamaan Perhitungan Kepantasan
(needs) (arithmetic equality) (merit)
Lanjutan…

Keadilan distributif akan tercapai jika alokasi


atau pembagian sumber daya, manfaat atau
beban didasarkan atas kebutuhan atau
kemampuan dari penerimanya

Kepantasan dapat diukur dengan kontribusi


Keadilan distributif tercapai jika cara dan
atau kinerjanya terhadap perolehan sumber
ukuran perhitungan telah disepakati oleh
daya, manfaat, atau beban yang menjadi subjek
pihak yang terlibat.
pembagian.
Etika keutamaan (virtue
Keidupan baik diartikan
ethics) bermula dari
sebagai kebahagiaan tetapi
Aristoteles
bukan bersifat hedonistic
(384-322 SM)

VIRTUISME

Aristoteles mengeksplorasi Etika keutamaan lebih


sifat(nature) dari kehidupan menekankan pada karakter
baik. moral daripada
konsekuensi tindakan
• Virtuisme dijabarkan dalam karakter (watak), hubungan,
perilaku, nilai-nilai, dan keyakinan yang melekat pada diri
manusia yang berintegritas
• Virtuisme membangun budaya dan sistem nilai tentang
kehidupan yang lebih utuh yang diinginkan dan yang
memberikan manfaat pada orang lain
• Faktor-faktor kualitatif seperti rasa aman, kebersamaan, dan
bebas dari rasa takut dapat menjadi hal yang membuat kehidupan
terasa lebih utuh atau kepedulian serasa bermanfaat
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai