Anda di halaman 1dari 63

MK.

REKREASI

OLEH:
DR. BENNY
PENDAHULUAN
• Menurut UU RI No 3 Tahun 2005 Tentang
Sistem Keolahragaan Nasional, yg menjadi
ruang lingkup olahraga meliputi tiga
kegiatan yaitu olahraga pendidikan;
olahraga rekreasi; dan olahraga prestasi
• Olahraga pendidikan diselenggarakan
sebagai bagian dalam proses pendidikan yg
dilaksanakan baik pada jalur pendidikan
formal maupun nonformal melalui kegiatan
intra dan/atau ekstrakurikuler
• Olahraga rekreasi dilakukan sebagai
bagian proses pemulihan kesehatan dan
kebugaran, sedangkan
• olahraga prestasi dimaksudkan sebagai
upaya untuk meningkatkan kemampuan
dan potensi olahragawan dalam rangka
meningkatkan harkat dan martabat
bangsa.
Menurut Para Ahli
• Rekreasi menurut David Gray dalam Butler
(1976:10) mendefinisikan bahwa,
“Recreation is an emotional condition
within an individual human being that flows
from a feeling of well-being and self-
satisfaction”.
• Menurut pendapat sebagian orang rekreasi
merupakan kegiatan yg bertujuan untuk
mencari hiburan, atau sekedar untuk
melepaskan kelelahan setelah dihadapkan
pada berbagai kesibukan dan pekerjaan.
• Olaharaga rekreasi adalah jenis kegiatan
olahraga yg dilakukan pada waktu senggang
atau waktu-waktu luang.
• Menurut Kusnadi (2002:4) Pengertian
Olahraga Rekreasi adalah olahraga yg
dilakukan untuk tujuan rekreasi.
• Menurut Haryono (19978:10) Olahraga
rekreasi adalah kegiatan fisik yg dilakukan
pada waktu senggang berdsarkan
keingginan atau kehendak yg timbul karena
memberi kepuasan atau kesenangan.
• Pengertian rekreasi
olahraga suatu kegiatan yg
menyenangkan yg mengandung
unsur gerak positif.
• Rekreasi Olahraga adalah
aktivitas indoor maupun outdoor
yg didominasi unsure-unsure
olahraga (gerak) sehingga dapat
menyenangkan
• Pendidikan Rekreasi : suatu program
pendidikan non-formal yg
menyediakan kesempatan bagi setiap
individu untuk mengembangkan
keterampilan jasmani, sikap sosial,
mental kebiasaan dan penghayatan
(psiko-sosial) dan keterampilan
intelektual (kognitif) secara harmonis
dan proporsional yg pada gilirannya
nanti akan membentuk kepribadian
serta tingkah laku seseorang.
Prinsip-prinsip Dasar
Olahraga Rekreasi
• aktivitas dilakukan pada waktu senggang,
• aktivitasnya bersifat fisik, mental dan
sosial,
• mempunyai motivasi dan tujuan,
• dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan
dimana saja,
• dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan
fleksibel,
• kegiatannya bermanfaat bagi pelaku dan
orang lain.
Ciri – ciri Rekreasi
• Rekreasi adalah suatu aktivitas yg artinya : kegitan tersebut
dapat bersifat fisik, mental, emosi, social, dan spiritual
• Aktivitas rekreasi tidak berbentuk, artinya : semua kegiatan yg
di lakukan oleh manusia dapat di  jadikan kegiatan rekreasi asal
di lakukan dalam waktu senggang
• Rekreasi adalah universal yg artinya : rekreasi adalah sesuatu
pernyataan lahir dan batin   dari manusia sepanjang masa untuk
semua orang, walaupun tidak semua orang merasakan rekreasi
• Rekreasi adalah fleksibel yg artinya : rekreasi tidak di batasi
oleh tempat, dimana  saja sesuai dengan bentuk dan macam
kegiatan rekreasi yg dapat di lakukan.
Jenis-Jenis Rekreasi
• Pariwisata
• Olahraga
• Permainan
• Hobby
Tujuan rekreasi olahraga
1. Pengisi waktu luang
2. Pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan
3. Sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan
pengganti/pelengkap), contoh pendidikan dan
pekerjaan/bekerja
4. Sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan
untuk kegiatan berkelompok serta rekreasi aktif).
5. Untuk memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yg
menyenangkan
6. Memperoleh kesenangan dengan cara berolahraga
7. Memperkenalkan olahraga bahwa olahraga itu
menyenangkan
Fungsi Pendidikan Rekreasi
• Menambah atau memperkaya pengetahuan dan
wawasan
• Meningkatkan ketangkasan dan keterampilan
• Memperbaharui gairah belajar
• Mananamkan sikap yg kreatif dan social
• Membentuk kepribadian yg lebih baik
• Menanamkan rasa kagum dan syukur terhadap
kebesaran ciptaan Tuhan yg Maha Esa
• Menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsanya
Bentuk Olahraga
Rekreasi
• Olahraga rekreasi bentuknya
bermacam-macam diantaranya, hiking,
jelajah kampung, outbound, camping,
little farmers, arung jeram, fun
offroad,wisata rohani, wisata
olahraga, dan masih banyak lagi.
Selain itu bentuk-bentuk olahraga
tradisional dari suatu daerah pun
dapat dijadikan sebagai olahraga
rekreasi.
A. KONSEP DASAR REKREASI

 Istilah rekreasi sering dipahami secara keliru. Rekreasi


cenderung diartikan sebagai kegiatan yg ‘santai’/rileks, dan
kurang bermakna atau menghamburkan waktu secara
percuma.
 Di lingkungan persekolahan kegiatan rekreasi sering
diartikan sebatas kegiatan “wisata” yg dilakukan pada
liburan di akhir semester. Kegiatan wisata ini, cenderung
memerlukan biaya tinggi dan memberatkan.
 Kegiatan wisata bukan berarti tidak rekreasi, tetapi kegiatan
rekreasi bukan hanya wisata satu kali dalam satu semester
dan biaya mahal.
 Kegiatan rekreasi perlu mengutamakan program kegiatan
yg murah, meriah, massal, menyenangkan, memulihkan,
dan bertujuan memelihara kondisi tubuh siswa secara
menyeluruh (jasmani, rohani, sosial, dan moral.)
• Kegiatan rekreasi memiliki banyak fungsi, yaitu sebagai: (1) pelepas
kejenuhan/kebosanan; (2) pemulih keadaan tubuh dari kepenatan
setelah bekerja atau belajar; (3) pereda/selingan dari kegiatan rutin yg
menegangkan; (4) pemeliharaan tubuh; dan (5) penyaluran kelebihan
energi melalui aktivitas bermain (play). Oleh karena itu, rekreasi bagi
anak-anak identik dengan bermain, seperti yg dikemukakan filsuf
Huizinga bahwa manusia sebagai makhluk yg gemar bermain.

• Bermain dalam arti sesungguhnya dan bertujuan positif bagi


pertumbuhan jasmani dan rohani. Seperti permainan tradisional,
elektronika, olahraga, kuis, dan kesenian.

• Sementara ini banyak anak-anak sering berrmain di depan televisi/


computer dalam waktu yg berlebihan, bermalas-malasan, nongkrong di
pinggir jalan, kebut-kebutan di jalanan. Itu semua dipandang sebagai
kegiatan rekreasi yg keliru karena salah satu ciri rekreasi yaitu tidak
mengganggu/melanggar nilai budaya dan norma-norma masyarakat.

• Pendrekmemiliki makna yg lebih dalam, karena memiliki prinsip-prinsip


dan ciri-ciri yg penting untuk pertumbuhan dan perkembangan secara
menyeluruh bagi anak-anak.
1. Waktu Senggang (leisure time)
Secara sederhana waktu senggang adalah waktu yg
tersedia dan dimiliki oleh setiap individu di luar waktu
yg digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
tugas-tugas rutin lainnya.

 Di Negara maju yg memiliki tingkat penggunaan


waktu yg tinggi untuk bekerja, seperti di Negara-
negara Barat, dan Jepang, rata-rata warganya memiliki
waktu senggang antara 1 - 2 jam dalam sehari
(Calhoun;1985). Demikian pula pada anak-anak setiap
hari mereka memiliki waktu senggang selain waktu yg
digunakan untuk belajar, tidur (istirahat), membantu
orang tua, ibadat, makan, dan mandi. Pembagian
waktu tersebut, dapat dilihat pada gambar berikut.
Waktu Senggang

Rekreasi (olahraga,
kesenian, kuis,
nonton, membaca,
dst.)

Waktu untuk kebutuhan biologis Waktu untuk kerja atau belajar


● Tidur (istirahat)
● Makan, minum ● Bekerja
● Pemeliharaan tubuh
(mandi, bersolek) ● Belajar
● Beribadat (sholat dan
sebagainya
 Pada setiap orang atau keluarga bisa saja tidak sama
dalam hal jumlah lamanya dan saat (bisa pagi, siang, atau
sore) waktu senggang yg dimilikinya. Namun, pada anak-
anak sekolah umumnya relatif sama.

 Pentingnya pemanfaatan waktu senggang ini, yaitu agar


anak-anak terbiasa sejak usia dini untuk mengisi waktu
senggang dengan kegiatan positif. Dengan demikian
anak-anak tidak memiliki waktu/peluang melakukan
kegiatan negatif, seperti perilaku menyimpang,
mengkonsumsi obat-obat terlarang (narkoba) dan perilaku
malas lainnya. Karena, gejala terjadinya perilaku
menyimpang, antara lain sebagai akibat adanya waktu
senggang. Hal inilah yg merupakan kekhawatiran semua
orang tua siswa.
2. Bermain
• Istilah bermain sering dipandang sebagi kegiatan yg
kurang bermakna, tetapi lain halnya bagi anak-anak.
Bermain merupakan kebutuhan pokok seperti makan,
minum, tidur, dan belajar.
• Secara sederhana bermain dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan yg dilakukan secara sadar, suka
rela tanpa paksaan dan tidak sungguhan dalam
batas waktu, tempat dan ikatan peraturan (Lutan;
1997).
• Ada beberapa ciri bermain menurut Torkildsen, George
(1999), bahwa bermain merupakan: (a) kegiatan yg
bebas dan suka rela; (b) bukan kehidupan ‘biasa’ atau
‘nyata’; (c) memliki batas ruang dan waktu; (d) kreasi;
(e) kegiatan yg tertib; (f) fleksibel; (g) kegiatan sosial;
(h) simbol; (i) identik dengan rekreasi; (j) kegiatan
rekreasi yg digemari anak-anak dan orang dewasa.
4. Pendidikan rekreasi (Pendrek)

 Pendrek merupakan suatu proses pendidikan untuk meningkatkan


pengetahun, sikap, dan kemampuan untuk melaksanakannya dalam
tindakan nyata yg dilakukan dengan sungguh-sungguh pada waktu
senggang.
 Pendrek merupakan pendidikan yg bersifat ekstra-kurikuler yg dapat
dilakukan di lingkungan sekolah dan di luar sekolah.
 Menurut beberapa ahli, Pendrek adalah suatu program pendidikan non-
formal yg menyediakan kesempatan bagi setiap individu untuk
mengembangkan keterampilan jasmani, sikap sosial, mental, kebiasaan,
penghayatan dan keterampilan intelektual secara harmonis dan
proporsional yg pada gilirannya nanti akan membentuk kepribadian serta
tingkah laku seseorang (Saputra: 2000).
 Pendrek, memberikan pengalaman langsung di lapangan, seperti melalui
kegiatan pendidikan di alam terbuka (out door education), perjalanan
lapangan, studi tour, dan pendidikan petualangan di alam terbuka (out
door adventures education), serta kegiatan-kegiatan lainya, seperti
olahraga rekreatif, aktivitas permainan termasuk permainan tradisional,
dan kesenian, kuis, dan jenis-jenis aktivitas jasmani lainnya.
 Kegiatan Pendrek bermanfaat untuk membantu meningkatkan
kualitas hidup anak, termasuk usaha pemulihan tenaga, bahkan juga
berpotensi untuk mencegah tindakan negatif, dan perilaku tanpa
arah atau bertentangan dengan nilai moral masyarakat. Disamping
menjauhkan seseorang dari perbuatan tercela (amoral, pelanggaran,
arogan, dsb.) yg dapat merugikan dirinya atau masyarakat luas.
 Melalui kegiatan rekreasi anak-anak dan pelaku lainnya akan
menguasai suatu kemampuan dan efektivitas kerja di masyarakat
termasuk tugas-tugas di keluarga.
 Oleh karena itu, setiap anak perlu mendapat pendidikan untuk
menguasai keterampilan melaksanakan rekreasi.
 Kegiatan Pendrek pada prinsipnya bertumpu pada diri anak sendiri
sebagai subyek/peserta didik dan proses pembelajaran di alam
terbuka menekankan pada belajar sambil berbuat, belajar sambil
mengulang-ulang dan berusaha untuk memperbaiki serta
menggunakan pendekatan belajar sepanjang hayat.
B. PRINSIP, KARAKTERISTIK, DAN NILAI
PENDIDIKAN REKREASI
1. Prinsip-prinsip Pendrek

 Menurut Meyer; 1964, Butler; 1976, dan Weiskof; 1985, dalam


Hartoto, J.(2001) ada 11 prinsip pendidikan rekreasi, yaitu:

a. Rekreasi yg sehat atau positif menjadi kebutuhan dasar dan


merupakan faktor penting untuk mencapai kesejahteraan hidup
semua umat manusia.
Artinya kegiatan rekreasi perlu diprogramkan oleh sekolah dan
keluarga terutama bagi anak-anak melalui pemanfatan waktu
senggang yg postif untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dianjurkan agar guru dan orang tua merancang kegiatan rekreasi yg
berisi kegiatan yg mampu memenuhi kebutuhan dasar, sehingga
menyehatkan jasmani, rohani, sosial, dan mental spritual anak-anak.
Sebaliknya perlu dihindari kegiatan yg bersifat senang-senang yg
dapat membahayakan jasman dan rokhani. Dengan demikian aspek
kesehatan dan keselamatan perlu diutamakan.
b. Setiap individu mempunyai kesempatan yg sama
untuk memperoleh kepuasan serta memperkaya
penggunaan waktu senggang..
c. Rekreasi yg sehat dapat tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat yg demokratis.
Artinya, bahwa hak seseorang terhadap kegemaran
atau hobinya sangat penting diperhatikan sehingga
kegiatan rekreasi yg dilakukannya memuaskan bagi
dirinya. Oleh karena itu, program rekreasi di sekolah
harus sesuai dengan selera dan kegemaran anak-
anak yg tentu saja tidak betrtentangan dengan nilai-
nilai budaya dan norma masyarakat.
d. Rekreasi yg sifatnya hiburan hendaknya mem-
berikan kesempatan kepada setiap orang untuk
tumbuh dan berkembang pada aspek-aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor.
e. Rekreasi yg sehat bukan hanya tanggung jawab
perorangan, tetapi menjadi tanggung jawab bersama
antar keluarga, masyarakat, badan lembaga-lembaga
formal atau non-formal, serta pemerintah disemua
tingkatan.
f. Melalui bantuan para dermawan, rekreasi yg sehat dapat
berkembang dengan baik dalam masyarakat.
g. Kesempatan untuk melakukan kegiatan rekreasi hendaknya
dapat diperoleh sepanjang tahun.
Pendrek menganut pendidikan sepanjang hayat, yakni dari
anak-anak hingga orang tua atau kakek dan nenek
memerlukan kegiatan rekreasi. Disamping itu, rekreasi
bukan hanya seminggu sekali atau sebulan sekali apalagi
setahun sekali, tetapi perlu dilakukan secara teratur paling
tidak dua hingga tiga kali dalam seminggu. Hal ini tentu
saja harus disesuaikan dengan waktu senggang yg dimiliki
oleh pelakunya.
h. Apabila kesempatan rekreasi memang disediakan untuk masyarakat,
maka program rekreasi harus mempertahankan faktor-faktor sbb.:
 (1) Kebutuhan minat serta kompetensi para pesertanya;
 (2) Jenis masyarakat, lokasi, kondisi ekonominya;
 (3) Kerja sama antar badan-badan atau organisasi atau lembaga
di dalam masyarakat;
 (4) Penggunaan sumber-sumber yg ada;
 (5) Kualitas pimpinan rekreasi, khususnya dalam hal menyusun
program sesuai dengan jumlah peserta, lokasi, fungsi alat-
alat, sera ruangan yg ada;
 (6) Perencanaan hendaknya berkelanjutan;
 (7) Rencana pengembangan program rekreasi hendaknya
mengutamakan masalah alat, ruang atau tempat sera
kegiatan rekreasi dalam masyarakat.
i. Kesempatan berekreasi yg memadai hendaknya dapat
diciptakan dalam keluarga, sekolah, atau tempat-tempat
ibadah. Masyarakat hendaknya membantu mendidik
pemanfaatan waktu senggang secara positif.
Pendrek juga bermakna sebagai pendidikan dalam mengelola
waktu/waktu senggang. Jika seseorang pandai memanfaatkan
waktu senggang secara positif, maka orang tersebut tergolong
orang yg sukses dalam kehidupannya (Torkildesn, George
(1999). Pendrek bukan hanya tanggung jawab sekolah tetapi
tanggung jawab keluarga, masyarakat, dan sekolah.
j. Mutu bagi seorang pemimpin rekreasi, lebih-lebih yg sifatnya
sukarela, harus berkualitas tinggi terutama dalam hal
intelektual, penampilan, tanggung jawab, dsb.
k. Uluran tangan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah,
dalam bentuk material atau moral sangat diperlukan untuk
mengembangkan program rekreasi dalam masyarakat sesuai
dengan perkembangan minat dan kebutuhan masyarakat.
• Menurut Torkildsen (1999) ada tiga faktor utama yg
mempengaruhi partisipasi seseorang dalam berekreasi:
• Pertama, faktor pribadi yaitu meliputi; usia; jenis
kelamin, status perkawinan, persepsi terhadap rekreasi,
sikap dan minat, keterampilan dan kemampuan fisik,
sosial, dan intelektual; kepribadian dan percaya diri;
• Kedua faktor sosial dan faktor tidak langsung;
diantaranya: pekerjaan, pendapatan, mobilitas, jumlah
waktu yg tersedia, tempat tinggal dan lingkungan sosial,
teman, dan pendidikan;
• Ketiga, faktor kesempatan meliputi: tipe fasilitas,
kesadaran, instansi, penyebaran fasilitas, lokasi, pilihan
aktivitas, transportasi, biaya, pemasaran, organisasi, dan
program rekreasi.
2. Karakteristik Pendrek
Ada beberapa ciri rekreasi menurut Meyer, at.al, (1964); Buttler,
(1976); dan Torkildsen, (1999) adalah sebagai berikut:

a. Adanya Aktivitas. Aktivitas dalam Pendrek terdiri atas dua


aktivitas besar yaitu aktivitas yg bersifat jasmaniah dan
rokhaniah. Pendrek memiliki bermacam-macam aktivitas yg
tergolong banyak dan lengkap.

 Ross Jennifer dalam Ruskin Hillel dan Fu Frank (2001)


mengelompokkan ke dalam dua kategori besar yaitu, Pertama,
aktivitas yg aktif secara jasmaniah, seperti kegiatan olahraga,
jogging dsb. yg bertujuan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, keterampilan, dan ketahanan tubuh; Kedua, aktivitas yg
pasif secara jasmaniah tetapi aktif secara rokhaniah, seperti
membaca, melihat film, mendengarkan musik, bernyanyi, lomba
intelektual seperti kuis, tebak-tebakan dsb.
• Sejalan dengan diberlakukannya KBK, Pendrek merupakan bentuk
pendidikan yg dipandang penting dalam meningkatkan kompetensi
siswa, seperti memupuk kerjasama, solidaritas, kepemimpinan,
simpati, toleransi, dan ketermpilan hidup. Kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler yg biasa diprogramkan sekolah merupakan kegiatan
Pendrek ang positif dan sangat relevan untuk memenuhi kebutuhan
siswa. Seperti olahraga, kesenian, perkemahan, bakti sosial, studi
banding budaya, cerdas cermat atau kuis, dsb.
• b. Tidak Memiliki Bentuk Permanen.
• c. Adanya Motif.
Rekreasi dilakukan karena terdorong oleh motif untuk mencapau
tujuan tertentu. Para guru dan pemimpin rekreasi perlu memahami
motif-motif siswa dalam melakukan kegiatan rekreasi, yaitu untuk
mengetahui apakah siswa melakukannya karena terdorong oleh
keinginannya sendiri atau oleh keinginan lain. Apabila yg
mendorongnya itu keinginan lain maka rekreasi tidak bermakna lagi
bagi dirinya bahkan bisa berpengaruh negatif bagi pelakunya dan jika
merugikan bagi dirinya apalagi merugikan orang lain, hal ini bukan
rekreasi.
d. Sukarela
e. Dilakukan pada Waktu Senggang
f. Fleksibel.
g. Sungguh-sungguh.
h. Universal (umum). Rekreasi bersifat
umum merupakan ciri yg menyeluruh
dilihat dari pelakunya, kegiatannya, dan
aspek yg ditingkatkannya atau yg
diraihnya.
i. Bermanfaat Positif.
3. Nilai-nilai Rekreasi
Nilai secara sederhana diartikan sebagai harga atau makna yg
melekat pada suatu benda atau objek baik yg konkrit (nyata) dan
abstrak (tak nyata).
Rekreasi merupakan suatu aktivitas memiliki nilai atau harga yg
terkandung di dalamnya, sehingga pelaku rekreasi dapat meraih nilai-
nilai yg berharga bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Menurut
Torkildsen, George (1999), bahwa rekreasi sebagai suatu nilai yg
berharga bagi individu dan masyarakat, karena melalui kegiatan
rekreasi setiap pelakunya akan memperoleh nilai-nilai yg diperlukan
untuk kelangsungan hidupnya.
 Sesuai dengan prinsip dan karakteristik rekreasi, nilai-nilai rekreasi
menurut Meyer dan Brightbill (1964) dalam Torkildsen (1999) adalah
nilai-nilai yg sangat dibutuhkan dan erat kaitannya dengan
pembentukan kepribadian setiap individu. Karena setiap individu
memiliki karakteristik kepribadian yg berbeda, maka nilai-nilai
rekreasi bagi setiap individu juga akan berbeda pula. Selanjutnya
Meyer dan Brightbill (1964) dalam Torkildsen (1999) merinci
sumbangan nilai-nilai rekreasi sebagai berikut:

1) Nilai pendidikan atau pembentukan karakter; 2)
Nilai belajar; 3) Nilai fisik; 4) Nilai kreativitas; 5) Nilai
sosial; 6) Nilai pencegahan dan pemeliharaan
kesehatan; 7) Nilai-nilai kompensasi atau
pelampiasan; 8) Nilai penyehatan kembali
(rehabilitasi); 9) Nilai kompetisi atau persaingan;
10) Nilai kerjasama; 11) Nilai kepuasan; 12) Nilai
keseimbangan; 13) Nilai kebebasan; 14) Nilai
demokratis; 15) Nilai sikap positif; 16) Nilai gaya
hidup aktif; 17) Nilai kebahagiaan; 18) Nilai
pengetahuan atau intelektual.
Atas dasar nilai-nilai itulah, rekreasi dipandang
sebagai proses pendidikan yg di dalamnya
terkandung pembentukan perkembangan
kepribadian anak-anak secara menyeluruh.
2. Potensi-potensi Pendidikan Rekreasi
a. Potensi Pengayaan Pengetahuan atau
Intelektual (kognitif)
b. Potensi Pengembangan Sikap (afektif)
Melalui Pendrek dapat mengembangkan sikap-sikap
berikut ini.
 Sikap Bekerja Sama;
 Sikap Toleran;
 Sikap Mentaati Peraturan;
 Sikap Hidup Sehat;

c. Potensi Keterampilan (psikomotor)


4. RUANG LINGKUP DAN MODEL
PENDIDIKAN REKREASI

a. Ruang Lingkuo Pendidikan Rekreasi.


 Torkildsen (1999) menganjurkan agar Pendrek bagi
siswa SD bertujuan untuk; (1) memunculkan identitas
diri; (2) menyalurkan kekuatan yg terpendam; (3)
mencari dan menemukan; (4) mencoba melakukan
aktivitas fisik, mental, emosi. Hal ini menurut Ruskin
(2001) dapat ditempuh melalui aktif dan pasif secara
fisik, namun aktif secara psikologis (mental,
intelektual, dan emosional).
 Ruang lingkup Pendrek yg aktif secara fisik
bagi siswa SD meliputi: (1) Pendrek
melalui Olahraga; (2) Pendrek melalui
Kegiatan di Alam Terbuka; (3) Pendrek
melalui Seni dan Budaya;(4) Pendrek
melalui Kegiatan Sosial; (5) Pendrek
melalui Keterampilan
 Ruang Lingkup yg Pasif, misalnya hiburan
tergolong rekreasi pasif, membaca buku
cerita, nonton televisi, pertunjukan seni
budaya tradisional, dan nonton
pertandingan olahraga.
 Meskipun kegiatan ini tampak pasif secara
fisik, namun hiburan memungkinkan
mengajak pelaku rekreasi untuk terlibat
secara psikologis, emosi (sedih dan
gembira), dan turut serta larut dalam
suasana ketegangan.
 Akan tetapi “Awas !!!” tidak semua tontonan
dan buku bacan itu baik bagi anak-anak.
Oleh karena itu, para guru dan terutama
orang tua perlu memperhatikan dan
mendampingi anak-anaknya ketika
menonton acara-acara di televisi, dan
membaca buku.
b. Model Pendrek
Ada dua model Pendrek yg dikemukakan Goldstein (1979) dan
Torkildsen (1999), yaitu:
1) Model Bermain
Model ini dipandang sesuai dengan program pendidikan
rekreasi, karena bermain merupakan kebutuhan bagi anak-
anak. Sesuai dengan filsafatnya bahwa manusia sebagai
makhluk yg gemar bermain (homo ludens). Pendrek dengan
model bermain, artinya bahwa semua aktivitas diprogramkan
dalam bentuk permainan yg menarik sehingga akan mampu
melibatkan partisipasi seluruh anak. Dalam permainan itu
sendiri terkandung nilai perjuangan, kompetisi, kerja sama,
dan sportivitas.
2) Model Terpadu
• Sesuai dengan potensi-potensi yg dapat
dikembangkan melalui Pendrek yaitu
mengembangkan potensi-potensi anak berupa
kawasan: pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),
dan psikomotor, maka model Pendrekdapat
menggunakan model terpadu diantara ketiga
kawasan tersebut.
• Terpadu artinya mempersatukan atau
menggabungkan antara bahan Pendrek yg
bertujuan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kawasan kognitif, psikomotor
dan afektif. Cara penggabungan ini tidak mesti
ketiga kawasan sekaligus, tetapi bisa saja hanya
dua kawasan yg dipadukan. Hal ini tergantung
materi kegiatan rekreasi yg akan disajikan.
 Contohnya sbb: murid-murid diberikan permainan secara
beregu. Tugasnya yaitu setiap regu harus berlari dengan
jarak kira-kira 20 meter menuju sebuah gambar lingkaran.
Kemudian gambar lingkaran itu harus dilengkapi sehingga
menjadi gambar tubuh manusia yg lengkap. Setiap anak
hanya boleh menggambarkan satu organ tubuh saja
(misalnya telinga atau hidung saja). Setiap regu diberi
kesempatan 5 menit untuk melengkapi gambar tersebut.
Regu yg menang dalam permainan itu adalah yg dapat
melengkapi gambar paling cepat atau yg paling lengkap.
Permainan ini merupakan penggabungan antara
pengetahuan tentang panca indera atau tubuh manusia
dengan keterampilan berlari cepat.
 Para guru dan pembina rekreasi dapat mengembangkan
dan membuat permainan lainnya yg disesuaikan dengan
materi pelajaran dan pengetahuan anak-anak sekolah
dasar. (Ingat prinsip DAP).
5. PROGRAM Pendrek DI SD
a. Perencanaan Program Pendrekdi Sekolah Dasar
Ada beberapa langkah penting dalam tahap
perencanaan ini yaitu:
1) Penetapan Tujuan Pendidikan Rekreasi.
Penetapan dan perumusan tujuan umum, dan khusus.
Contoh tujuan Pendrekyg umum sbb.:
a) Membantu mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
praktik hidup sehat;
b) Mengembangkan budaya hidup sehat, baik untuk pribadi
maupun untuk lingkungannya
c) Untuk mengembangkan rasa saling menghargai dan
mencintai lingkungannya
d) Membantu mengembangkan secara positif tingkah laku siswa
serta hubungan sosial setiap individu
e) Membangkitkan kesaradan murid-murid akan pentingnya
membina hubungan timbal balik antara manusia dan
lingkungannya
f) Membantu pelajaran di kelas agar menjadi lebih berarti melalui
pengalaman langsung di lapangan
g) Mempererat persaudaraan dan tumbuhnya saling mendukung
diantara anggota kelompok
h) Menambah dan memelihara kegemaran pribadi dan rasa
kebersamaan dengan anggota kelompok
i) Mendidik siswa agara dapat mengisi waktu senggang dengan
kegiatan positif
j) Membantu dalam menambah jumlah waktu aktif bergerak untuk
meningkatkan kebugaran jasmani dan menyalurkan
kegemarannya
• Berdasarkan tujuan tersebut, para guru dapat merinci
kembali menjadi tujuan khusus. Misalnya, tujuan (butir j);
“Membantu siswa dalam menambah jumlah waktu aktif
bergerak untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan
menyalurkan kegemarannya. Tujuan butir ini dapat dirinci
menjadi beberapa tujuan khusus. Contohnya:
• Siswa dapat melakukan keterampilan gerak lari jarak jauh
(lari ditempat selama 5 menit)
• Siswa dapat melakukan gerakan tubuh untuk
meningkatkan kekuatan dan daya tahan lengan
• Siswa dapat melakukan gerakan tubuh untuk
meningkatkan kekuatan dan daya tahan kaki
• Siswa dapat melakukan gerakan tubuh untuk
meningkatkan kekuatan dan daya tahan perut
• Siswa dapat melakukan gerakan tubuh untuk
meningkatkan kelentukan persendian
• Siswa dapat melakukan gerakan lari jarak pendek (10 –20
m) untuk meningkatkan kecepatan lari
• Dst.
 Tujuan-tujuan tersebut masih mungkin dapat ditambah dengan tujuan
khusus lainnya. Artinya tujuan pada butir ‘j’ dapat dipadukan dengan
tujuan pada butir ‘f’ yaitu “Membantu pelajaran di kelas agar menjadi
lebih berarti melalui pengalaman langsung di lapangan”. Terlebih
dahulu tetapkan mata pelajaran apa yg akan ditingkatkan melalui
pendidikan rekreasi. Untuk anak kelas 6, umpamanya belajar membuat
kalimat pendek secara lisan dalam bahasa Indonesia. Untuk kegiatan
ini guru harus menyiapkan sejumlah suku kata yg harus dibuat dan
disebutkan dalam bentuk kalimat oleh setiap siswa. Antara lain
tujuannya dapat dibuat seperti berikut :
 Melalui permainan dan kompetisi siswa dapat membuat dan
menyebutkan kalimat pendek dalam bahasa Indonesia.
 Melalui permainan dan kompetisi siswa dapat menyebutkan hasil
perkalian (pelajaran berhitung) dan seterusnya.
 Artinya model pembelajaran rekreasi di sekolah dapat dilakukan
dengan menggabungkan/memadukan berbagai kemampuan yg
disajikan dalam permainan yg menarik. Beberapa tujuan tersebut
merupakan penerapan model dalam pendidikan rekreasi. Demikian
pula ciri rekreasi yg fleksibel membantu para guru secara lebih leluasa
untuk menggabungkan dan mengemas kegiatan rekreasi yg lebih
menarik.
2) Pembuatan Jadwal Kegiatan
 Jadwal kegiatan Pendrek harus dibuat dan ditetapkan
oleh guru yg selanjutkan diumumkan kepada siswa.
Jadwal kegiatan ini dapat dibuat untuk: harian;
mingguan; bulanan; akhir semester (6 bulanan); dan
tahunan. Jadwal ini juga berisi tentang waktu
pelaksanaan, jenis kegiatan, pemimpin atau guru yg
bertugas, tempat, dan alat-alat yg diperlukan.
 Dalam penetapan rencana kegiatan Pendrek ini
diupayakan agar tidak memerlukan biaya mahal. Hal ini
untuk menjaga agar orang tua memandang Pendrek
sebagai kegiatan yg positif, murah, meriah,
menyenangkan, menyehatkan, dan banyak manfaatnya.
3) Jenis Kegiatan
• Penetapan jenis kegiatan sangat tergantung pada tujuan
kegiatan rekreasi itu sendiri. Jika tujuannya untuk
“Membantu siswa dalam menambah jumlah waktu aktif
bergerak untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan
menyalurkan kegemarannya. Contoh jenis dan bentuk
kegiataannya sebagai berikut.

• Lihat tabel 1 dan 2


Tabel 1: Contoh Matriks Tujuan dan Kegiatan
Pendidikan Rekreasi

Tujuan Jenis & Bentuk Kegiatan

(a) Melalui permainan dan kompetisi 1. Permainan beregu


siswa dapat melakukan keteram- 2. Kompetisi antar regu
pilan gerak lari jarak jauh (lari 3 Lari ditempat selama 5
ditempat selama 5 menit) menit diiringi musik dangdut
(b) Melalui permainan dan kompetisi 1. Permainan beregu
siswa dapat melakukan gerakan 2. Kompetisi antar regu
tubuh untuk meningkatkan 3 Melakukn push-up selama
kekuatan dan daya tahan lengan satu menit

Dst….
Tabel 2: Contoh Matriks Tujuan dan Kegiatan
Pendrek Secara Terpadu

Tujuan Jenis & Bentuk Kegiatan

(c) Melalui permainan dan 1. Permainan beregu


kompetisi siswa dapat 2. Kompetisi antar regu
melakukan gerakan lari jarak 3. Lari cepat bolak balik dan
pendek (10 –20 m) untuk beranting (estafet),
meningkatkan kecepatan
(d) Melalui permainan dan kom- Di tempat pembalikan guru
petisi siswa dapat membuat dan menyebutkan satu suku kata, dan
menyebutkan kalimat pendek siswa membuat kalimat pendek
dalam bahasa Indonesia. dalam bahasa Indonesi. Selesai
menyebutkan kalimat lari cepat
lagi ke tempat start untuk
disambung oleh pelari
 Jenis dan bentuk kegiatan yg terdapat dalam tabel
di atas, perlu dibuat petunjuk pelaksana-annya,
peraturan, dan pemberian skor sehingga siswa
mudah melakukan kegiatan tersebut, dan guru
juga akan mudah dalam memberi skor dan menilai
kegiatan.
 Di samping itu, jenis kegiatan rekreasi pada tabel
1 tersebut harus dilakukan secara berurutan yaitu
berupa permainan yg berangkai (circuit playing).
Dengan demikian guru harus menetapkan
kegiatan dalam beberapa pos. Umpamanya pos 1
lari di tempat , pos 2 push-up dan seterusnya.
4) Tempat Kegiatan
• Alangklah baiknya untuk Pendrek harian atau mingguan
dilakukan di sekitar lingkungan sekolah atau mungkin saja
di dalam ruangan khusus (gedung olahraga) yg ada di
sekolah. Hal ini untuk menjaga keamanan, dan
keselamatan siswa yg harus diutamakan. Jika tempat di
lingkungan sekolah kurang memadai atau sempit, jumlah
kegiatan bisa dukurangi dan sebaliknya jika luas ditambah.
5) Fasilitas
• Upayakan fasilitas dan alat-alat kegiatan Pendrek yg
murah atau memanfaatkan yg ada, kalau harus membuat
usahakan memanfaatkan barang-barang atau benda bekas
yg tidak terpakai. Seperti botol plastik bekas air minum
mineral dapat digunakan untuk ‘pin’ atau sasaran
melempar bola plastik. Kaus kaki bekas bisa digunakan
untuk belajar melempar dan menangkap setelah
sebelumnya diisi benda lunak (kain bekas) atau bola tenis
bekas dan sebagainya. Musik pengiring boleh saja jika
tersedia alat-alatnya.
2) Pelaksanaan Program Pendrek di Sekolah Dasar
 Pada tahap pelaksanaan, para guru harus sudah siap
dengan petunjuk pelaksanaan kegiatan, peraturan,
penyekoran dan penentuan regu pemenang. Ketika
pengumuman pemenang, juara 1, 2, dan 3, bisa saja
ditambah, sebaiknya disampaikan dalam upacara
penghormatan pemenang. Pada acara itu, regu yg kalah
diberi tugas untuk menyampaikan ucapan selamat dan
tepuk tangan. Sebaliknya regu yg menang juga harus
menyampaikan ucapan terimakasih oleh pemimpin regu
kepada regu yg kalah sambil menyampaikan kesan dan
pesan. Hal ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai
‘fair play’ yakni adanya saling menghargai di antara
siswa.
 Sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan di dalam
ruangan atau di luar ruangan, bahkan dapat dilakukan
ketika sedang di gunung dan tempat rekreasi lainnya.
3) Evaluasi Program Pendrek di SD

 Penilaian ini terutama bertujuan untuk mengetahui tingkat


partisipasi siswa dalam kegiatan pendidikan rekreasi.
Kemenangan, keterampilan, kebugaran jasmani, serta
aspek-aspek sosial-psikologis yg diraih dari kegiatan itu
dengan sendirinya akan menyertainya jika kegiatan itu
dilakukan dengan partisipasi atau keterlibatan yg didasari
oleh suka rela dan sungguh-sungguh. Oleh karena itu,
penilaian program Pendrek ini dapat ditempuh dengan
cara evaluasi program secara rasional melalui pengamatan
(observasi)
a) Evaluasi Program secara Rasional
 Tetapkan aspek-aspek yg akan dinilai dari program
rekreasi tersebut, seperti tingkat kehadiran, kesungguhan
atau keseriusan, dan raihan lainnya. Contoh format
penilaian program Pendrek ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3: Format Penilaian Program Pendidikan
Rekreasi

No. Unsur Penting yg Diamati % Ket.


1. Kehadiran siswa
2. Keterlibatan siswa dalam kegiatan
3. Kesungguhan dalam melakukan
4. Mampu melakukan kegiatan
5. Tidak mampu melakukan kegiatan
6. Dan seterusnya
b) Revisi Program
 Jika persentase hasil penilaian program Pendrek itu rendah,
maka guru dan pemimpin rekreasi harus segera memperbaiki
atau merevisi program tersebut. Kemungkinan, program itu,
terlalu sulit untuk diikuti, tidak menarik, atau dari segi biaya
memberatkan.
4. Contoh-contoh Kegiatan Pendrek di SD
a) Maraton Mini
b) Permainan Bola Pantul
c) Penjelajahan di Alam Terbuka
d) Lempar Bola ke Sasaran( Permainan “Bowling’)
e) Mengisi Teka-Teki Silang (TTS)
f) Melengkapi Gambar
• Sekian dan Terima kasi
• Sampai Jumpa !!!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai