Anda di halaman 1dari 13

KONSEP WAKTU LUANG, REKREASI DAN KEGIATAN

WAKTU LUANG
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................2
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
2.1. Konsep Waktu Luang........................................................................................................3
2.2. Rekreasi.............................................................................................................................5
2.3. Kegiatan Waktu Luang.....................................................................................................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Semakin derasnya perkembangan arus teknologi, maka semakin berkembang pula
berbagai sektor tak terkecuali dalam hal pariwisata. Manusia sebagai makhluk sosial
dengan segala aktivitas yang dilakukan tak lepas dari kebutuhan yang harus dipenuhi.
Meminjam apa yang dikemukakan oleh Abraham Maslow dalam teori Hirarki
menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan
fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri. Dahulu kebutuhan primer
hanya mencakup sandang, pangan, dan papan. Namun dewasa ini karena kehidupan
yang semakin kompleks maka ditambahkan pula hiburan bersamaan dengan pendidikan,
kesehatan dan lain-lain.
Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan yang
sifatnya hiburan, salah satunya adalah dengan berwisata. Beragamnya waktu luang yang
dimiliki oleh setiap orang menyebabkan perkembangan pariwisata berjalan secara
dinamis terutama dalam hal frekuensi berkunjung.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep waktu luang?
2. Apa yang dimaksud dengan rekreasi?
3. Bagaimanakah cara untuk mengisi kegiatan waktu luang?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Waktu Luang


Dalam bahasa Inggris waktu luang dikenal dengan sebutan leisure. Kata
leisure sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu licere yang berarti diizinkan (To be
Permited) atau menjadi bebas (To be Free). Kata lain dari leisure adalah loisir yang
berasal dari bahasa Perancis yang artinya waktu luang (Free Time), George
Torkildsen.
Berdasarkan teori dari George Torkildsen dalam bukunya yang berjudul
leisure and recreation management ada beberapa definisi yang berkaitan dengan
leisure antara lain:
a. Waktu luang sebagai waktu (leisure as time)
Waktu luang digambarkan sebagai waktu senggang setelah segala
kebutuhan yang mudah telah dilakukan. Yang mana ada waktu lebih yang
dimiliki untuk melakukan segala hal sesuai dengan keinginan yang bersifat
positif. Pernyataan ini didukung oleh Brightbill yang beranggapan bahwa
waktu luang erat kaitannya dengan kaitannya dengan kategori
discretionary time, yaitu waktu yang digunakan menurut pemilihan dan
penilaian kita sendiri.

b. Waktu luang sebagai aktivitas (leisure as activity)


Waktu luang terbentuk dari segala kegiatan bersifat mengajar dan
menghibur pernyataan ini didasarkan pada pengakuan dari pihak The
International Group of the Social Science of Leisure, menyatakan bahwa:
“waktu luang berisikan berbagai macam kegiatan yang mana seseorang akan
mengikuti keinginannya sendiri baik untuk beristirahat, menghibur diri
sendiri, menambah pengetahuan atau mengembangkan keterampilannya
secara objektif atau untuk meningkatkan keikutsertaan dalam bermasyarakat.

c. Waktu luang sebagai suasana hati atau mental yang positif (leisure as an end
in itself or a state of being)
Pieper beranggapan bahwa : “Waktu luang harus dimengerti sebagai hal
yang berhubungan dengan kejiwaan dan sikap yang berhubungan dengan hal-

3
hal keagamaan, hal ini bukan dikarenakan oleh faktor-faktor yang datang
dari luar. Hal ini juga bukan merupakan hasil dari waktu
senggang, liburan, akhir pekan, atau liburan panjang.

d. Waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti luas (leisure as an all
embracing)
Menurut Dumadezirer, waktu luang adalah relaksasi, hiburan, dan
pengembangan diri. Dalam ketiga aspek tersebut, mereka akan
menemukan kesembuhan dari rasa lelah, pelepasan dari rasa bosan, dan
kebebasan dari hal-hal yang bersifat menghasilkan. Dengan kata lain,
waktu luang merupakan ekspresi dari seluruh aspirasi manusia dalam mencari
kebahagiaan, berhubungan dengan tugas baru, etnik baru, kebijakan baru, dan
kebudayaan baru

e. Waktu luang sebagai suatu cara untuk hidup (leisure as a way of living)
Seperti yang dijelaskan oleh Goodale dan Godbye dalam buku The
Evolution Of Leisure : “Waktu luang adalah suatu kehidupan yang bebas dari
tekanan-tekanan yang berasal dari luar kebudayaan seseorang dan
lingkungannya sehingga mampu untuk bertindak sesuai rasa kasih yang tak
terelakkan yang bersifat menyenangkan, pantas, dan menyediakan sebuah
dasar keyakinan”.

Dengan banyaknya definisi waktu luang, dapat disimpulkan bahwa


waktu luang adalah waktu yang mempunyai posisi bebas penggunaannya dan
waktu tersebut berada diluar kegiatan rutin sehari-hari sehingga dapat
dimanfaatkan secara positif guna meningkatkan produktifitas hidup yang
efektif dan pengisian waktu luang dapat diisi dengan berbagai macam kegiatan
yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri baik untuk
beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau
mengembangkan keterampilannya secara objektif.

2.2. Rekreasi
Rekreasi (bahasa Latin, re-creare) secara harfiah berarti membuat ulang, adalah
kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal
ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang di samping bekerja. Kegiatan yang

4
umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, bermain, dan hobi.
Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan.
Rekreasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang secara sengaja
sebagai kesenangan atau untuk kepuasan, umumnya dalam waktu senggang. Rekreasi
memiliki banyak bentuk aktivitas di mana pun tergantung pada pilihan individual.
Beberapa rekreasi bersifat pasif seperti menonton televisi atau aktif seperti olahraga.
Sejak tahun 1940-an, rekreasi telah menjadi unsur penting dalam kehidupan
modern. Pendapatan, kondisi pekerjaan dan perkembangan transportasi yang semakin
baik telah memberi orang lebih banyak uang, waktu dan pergerakan yang lebih tinggi
untuk melakukan rekreasi. Pada saat ini, rekreasi telah menjadi industri besar. Rekreasi
umumnya berdampak pada rasa senang tingkat kesehatan fisik dan mental manusia.
Rumah sakit pun sering mengadakan aktivitas rekreasi terapi untuk pasien.
Dengan kata lain, terdapat beberapa jenis rekreasi, antara lain :
a. Rekreasi di rumah (Based-home recreation), yaitu individu dapat melakukan
aktifitas berkebun, membaca, menonton telivisi, bersosialisasi dan seluruh
kegiatan yang berada di lingkungan rumah,
b. Waktu senggang (Daily Leisure), yaitu individu dapat melakukan aktifitas
menonton film, berolah raga, jalan-jalan atau kegiatan lain yang dilakukan di
rumah dan lingkungannya,
c. Bepergian (Day Trip), yaitu individu dapat mengunjungi museum atau taman
di kotanya, piknik, melihat pertunjukan sirkus dan seluruh kegiatannya yang
bersifat regional.
d. Wisata (Tourism), merupakan aktivitas sementara dari daerah asal individu ke
daerah tujuan dan individu tersebut melakukakan aktivitas diluar aktivitas
rutin mereka selama mereka di perjalanan dan terdapat fasilitas-fasilitas yang
disediakan untuk kebutuhan mereka selama melakukan perjalanan, seperti
perhotelan untuk bermalam, restoran, fasilitas umum telepon, cinderamata,
dan seluruh kegiatannya dilakukan di lingkungan yang lebih luas yang bersifat
regional, nasional, dan internasional.

Disisi lain seorang pelancong (Excursionists) yang mengunjungi suatu tempat


kurang dari dua puluh empat jam dan tidak bermalam belum tentu disebut sebagai
wisatawan meskipun mereka menggunakan fasilitas wisata lainnya dan mengadakan
perjalanan selama itu, misalnya seperti para pelancong yang berasal dari kapal pesiar

5
yang singgah di suatu pelabuhan atau dermaga guna hanya untuk mengisi bahan bakar
atau alasan lain.

2.3. Kegiatan Waktu Luang


Berdasarkan definisi teori waktu luang yaitu waktu luang sebagai aktivitas yaitu
waktu yang berisikan berbagai macam kegiatan baik untuk beristirahat, menghibur diri
sendiri, menambah pengetahuan serta menggunakan keterampilan secara objektif untuk
meningkatkan keikutsertaan dalam bermasyarakat setelah melepaskan diri dari segala
pekerjaan rutinnya, keluarga dan lingkungan sosial dan waktu luang sebagai relaksasi,
hiburan, dan pengembangan diri.
Beberapa kegiatan mengisi waktu luang diantaranya melakukan wisata-wisata
seperti :
A. Wisata Olahraga
Wisata Olahraga adalah pariwisata dimana para wisatawan mengadakan
kunjungan untuk kegiatan berolahraga. Olahraga memiliki berbagai macam
organisasi, baik organisasi yang bersifat nasional maupun internasional. Dan di
dalam olahraga terdapat dua pembedaan, yaitu pertandingan olahraga dan
olahraga sebagai kegiatan olahraga. Banyak pertandingan internasional yang
menarik pengunjung dalam jumlah yang besar akan tetapi yang dimaksud
menjadi wisatawan olahraga adalah mereka yang berolahraga bukan mereka
yang menyaksikan kegiatan olahraga.
Contoh: Olahraga paralayang. Olahraga paralayang yang bertempat di
Pantai Pandawa, Kuta Selatan ini dikunjungi wisatawan berkisar 100 hingga
200 orang setiap hari, dan mengalami peningkatan pada akhir pekan berkisar
800 wisatawan per hari.

Contoh: International Franchise, License & Business Concept Expo &


Conference (IFRA). Menurut data dari Asosiasi Franchise Indonesia (AFI),
B. Wisata Bisnis
Wisata Bisnis adalah kegiatan wisata yang dilakukan bersamaan dengan
kegiatan bisnis yang dikerjakan. Ada kunjungan bisnis, pertemuan bisnis, ada

6
pameran dagang yang perlu dikunjungi, semua peristiwa itu mengundang
kedatangan orang-orang bisnis dengan demikian arus wisatawan bertambah
besar pada saat kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan.

C. Wisata Konvensi
Wisata Konvensi adalah perjalanan wisata yang timbul karena
mengadakan pertemuan untuk membicarakan berbagai macam permasalahan,
seperti pelestarian hutan, pemberantasan penyakit atau sekedar pertemuan
rutin para ahli.
Contoh: Kunjungan untuk kegiatan penelitian di GWK. Menurut data
yang diberikan oleh Pengawas Pelayanan Jasa dan Tiketing GWK. Pada Bulan
Februari 2017 jumlah pengunjung sebanyak 4.500 dan pada hari Kamis
jumlahnya meningkat menjadi 12.500, hari Jumat jumlah pengunjung
sebanyak 10.000, pada hari Sabtu jumlah pengunjung meningkat drastis
menjadi 25.000 pengunjung.

D. Wisata Sosial
Wisata Sosial adalah kegiatan pariwisata yang perjalananya dilaksanakan
dengan bantuan pihak-pihak tertentu yang diberikan secara sosial atau kegiatan
wisata yang bertarif rendah. Bantuan sosial tersebut bisa berupa kendaraan,
tempat penginapan seperti homestay, penginapan (bungalows)
Contoh : Berwisata ke Pura Tanah Lot. Menurut Kepala pengawas wisata
di Tanah Lot, jumlah kunjungan pada hari biasa sekitar 500 pengunjung per
hari. Sedangkan pada akhir pekan meningkat mencapai 1.000 pengunjung.

Motif Dalam Berwisata


Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata itu tidak
terbatas dan tidak dapat dibatasi. Di Indonesia sendiri ada salah satu kebiasaan untuk
menentukan perjalanan wisata berdasarkan modal atraksi wisata misalnya seperti wisata
alam, wisata bahari, wana wisata, dan lain-lain yang berdasarkan atas modal alam, laut,

7
hutan, dan sebagainya. Dan hubungannya seperti modal laut dapat dikembangkan
menjadi atraksi wisata rekreasi, olahraga, dan lain sebagainya.
Motif-motif umum dalam melakukan wisata-wisata untuk mengisi kegiatan waktu
luang, antara lain :
A. Motif Bersenang-Senang atau Tamasya
Motif bersenang-senang adalah motif yang melahirkan tipe wisata tamasya
(pleasure tourism). Wisatawan tipe ini ingin mengumpulkan pengalaman
sebanyak-banyaknya, mendengarkan dan menikmati apa saja yang menarik
perhatian . Wisatawan tamasya berpindah-pindah dari tempat yang satu ke
tempat lain dengan menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat,
pesta rakyat. Dan intinya wisatawan tamasya itu ingin memanfaatkan waktu
luang guna mengganti pemandangan atau wisatawan tamasya berpindah-
pindah tempat.

B. Motif Rekreasi
Motif rekreasi merupakan tipe wisata rekreasi (recreation tourism).
Rekreasi ialah kegiatan yang menyenangkan guna untuk memulihkan
kesegaran jasmani dan rohani manusia. Kegiatan-kegiatannya dapat berupa
olahraga (tenis, berkuda, mendaki gunug,dll) ataupun mengerjakan hobi juga
dapat diisi dengan perjalanan tamasya singkat untuk menikmati keadaan
sekitar tempat menginap (sightseeing). Dan bagi negara-negara industri maju
motif rekreasi ini sangat penting. Tipe wisatawan rekreasi itu biasanya
menghabiskan waktunya di satu tempat saja.

C. Motif Kebudayaan
Motif kebudayaan merupakan tipe wisata kebudayaan (culture tourism)
dimana orang tidak hanya sekedar mengunjungi suatu tempat untuk
menyaksikan akan tetapi lebih dari itu dimana orang itu datang untuk
mempelajari sesuatu bahkan mengadakan penelitian tentang keadaan
setempat. Biasanya para seniman sering mengadakan perjalanan wisata untuk
memperkaya diri, menambah pengalaman dan mempertajam kemampuan

8
penghayatannya. Dalam wisata budaya itu juga termasuk kunjungan
wisatawan ke berbagai peristiwa khusus (special events) seperti upacara
keagamaan, pertunjukan rombongan kesenian yang terkenal, dan sebagainya.

D. Motif Spiritual
Motif spiritual atau wisata spiritual (spiritual tourism) merupakan salah
satu tipe wisata yang tertua. Sebelum orang mengadakan perjalanan untuk
rekreasi, bisnis, olahraga, dan sebagainya, orang sudah mengadakan
perjalanan untuk berziarah atau untuk keperluan keagamaan lain.
Jika di Indonesia merupakan tipe wisata spiritual yang penting, biasanya
seperti hari-hari besar nasional salah satu caranya yaitu berziarah ke makam
pahlawan.

E. Motif Interpersonal
Maksud dari motif interpersonal dimana orang dapat mengadakan
perjalanan untuk bertemu dengan orang lain. Orang dapat tertarik oleh orang
lain untuk mengadakan perjalanan wisata atau dalam kepariwisataan
istilahnya adalah atraksi wisata. Pada umumnya orang yang menarik
kedatangan orang lain ialah orang-orang yang istimewa karena kedudukannya,
pengaruhnya, keseniannya, prestasinya disuatu bidang dan sebagainya. Seperti
jika ada suatu panggung atau pertunjukkan dimana akan menampilkan artis
yang terkenal maka banyak warga masyarakat berbondong-bondong datang
untuk menyaksikan acara tesebut.

F. Motif Kesehatan
Wisata kesehatan merupakan tipe wisata yang juga penting sekali. Dahulu
selalu ada kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata di tempat-tempat
sumber air mineral (spa) yang dianggap memiliki khasiat untuk
menyembuhkan penyakit. Namun sekarang sudah lain ceritanya kebanyakan
orang Indonesia sering berobat ke Singapura, Jepang, Amerika dan lainnya.

9
Perjalanan pasien-pasien itu adalah wisata kesehatan. Sementara itu spa
kini telah tumbuh menjadi pusat kebugaran jasmani yang diselaraskan secara
ekologis dengan alam yang sehat.

1
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Waktu luang/ senggang (leisure time) mempunyai keterkaitan erat dengan
rekreasi dan pariwisata. Waktu luang/ senggang (leisure time) adalah suatu periode
dimana orang tidak melakukan lagi kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha guna
kepentingan kehidupan primernya. Sedangkan rekreasi dengan pariwisata adalah dua
istilah yang tidak sama. Rekreasi dapat diartikan suatu aktivitas yang bersifat fisik,
mental, maupun emosionil yang dapat dilakukan pada waktu luang/ senggang (leisure
time) dan tanpa adanya paksaan (bebas). Sementara Pariwisata mempunyai pengertian
yaitu suatu bentuk kegiatan manusia dan sebagai pernyataan dari usaha-usaha manusia
untuk memenuhi sesuatu keinginan ataupun kebutuhan hidupnya.
Hal yang membedakan adalah Pariwisata merupakan sebuah kata yang berakar
dari kata wisata yang berarti mengadakan perjalanan, berkelana, ataupun mengembara.
Jadi bisa dikatakan bahwa Pariwisata mengandung unsur rekreasi di dalamnya.
Sedangkan jika hanya sekedar rekreasi, tidak harus dilakukan dengan melakukan
perjalanan tetapi bisa jadi cukup melakukan kegiatan di waktu senggang/ luang (leisure
time).
Waktu luang/ senggang (leisure time) ini berkaitan erat dengan tingkat rekreasi
dan pariwisata karena semakin banyak waktu luang yang ada pada masyarakat maka
semakin naik dinamika rekreasi dan pariwisata masyrakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa
naiknya dinamika pariwisata dipengaruhi oleh banyaknya waktu luang/ senggang
(leisure time) masyarakat.

1
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2015). Konsep waktu luang.


eprints.uny.ac.id/9557/2/bab%202%20-NIM%2005104241015.pdf
Anonim. (2016). Waktu luang dan dinamika kepariwisataan.
http://crateridea.blog.uns.ac.id/2016/09/09/waktu-luang-dan-dinamika-kepariwisataan/
Tabe, T. (2012). Pemahaman waktu senggang rekreasi dan wisata.
https://tabeatamang.wordpress.com/2012/09/16/pemahaman-waktu-senggang-rekreasi-
dan-wisata/
Wikipedia. (2016). Rekreasi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Rekreasi

Anda mungkin juga menyukai